NovelToon NovelToon
Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:248.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.

Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.

Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Bahan Obat

Pagi harinya, desa menjadi lebih ramai dari biasanya. Warga berbondong-bondong menuju sungai kecil dengan penuh semangat. Beberapa pria membawa perangkap bambu yang mereka buat kemaren, sementara anak-anak berlarian kegirangan.

Linlin berjalan di samping Yi Hang, membawa satu perangkap di tangannya. Ia menoleh ke arah kepala desa, Xi Yang, yang berjalan di depan rombongan dengan ekspresi penuh antusias.

“Kita akan lihat apakah rencana ini berhasil,” kata Xi Yang sambil tersenyum. “Kalau berhasil, kau benar-benar membawa berkah bagi desa ini, Nona Linlin.”

Linlin tertawa kecil. “Ini hasil kerja keras kita semua, paman.”

Sesampainya di sungai, warga segera berkumpul di tepian. Airnya jernih, memantulkan sinar matahari pagi. Ikan-ikan kecil berenang lincah di dalamnya.

Linlin berdehem, menarik perhatian semua orang. “Baik, seperti yang sudah kita bahas, kita akan meletakkan perangkap ini di tempat yang agak dalam, tapi tidak terlalu deras alirannya. Kita juga perlu menaruh umpan di dalamnya.”

Beberapa pria segera turun ke sungai, memasang perangkap sesuai arahan Linlin. Yi Hang ikut membantu, memastikan perangkap tertanam dengan baik di dasar sungai.

Seorang pria tua, Paman Wu, mengangguk puas. “Kalau ini berhasil, kita tidak perlu repot-repot menangkap ikan dengan tangan lagi.”

Anak-anak di pinggir sungai bersorak. “Semoga banyak ikan yang masuk ke perangkap!”

Setelah semua perangkap dipasang, warga kembali ke daratan.

“Kita biarkan semalaman,” kata Linlin. “Besok pagi kita periksa hasilnya.”

Warga tampak bersemangat meskipun harus menunggu. Beberapa orang mulai membicarakan bagaimana metode ini bisa menjadi solusi jangka panjang bagi desa.

Xi Yang menepuk bahu Yi Hang. “Aku tidak menyangka kau membawa seseorang secerdas ini ke desa kita.”

Yi Hang hanya tersenyum tipis. “Dia memang penuh kejutan.”

Linlin pura-pura tidak mendengar, tetapi dalam hatinya ia merasa bangga.

Setelah memastikan perangkap ikan telah terpasang dengan baik, para warga pulang kembali ke rumah masing-masing.

Linlin menatap Yi Hang dengan penuh pertimbangan.

“Kau tidak keberatan jika kita tidak langsung pulang?” tanya Linlin.

Yi Hang mengangkat alis. “Kau ingin pergi ke mana?”

Linlin tersenyum samar. “Ke gunung. Aku perlu mencari beberapa tanaman obat untukmu.”

Yi Hang sempat terdiam, tetapi kemudian mengangguk. “Hari ini? Baiklah, aku akan menemanimu.”

Mereka berdua berangkat ke arah gunung yang lebih dalam, menjauhi desa. Jalannya tidak terlalu sulit, tetapi semak-semak dan pepohonan semakin rapat. Matahari pagi menyinari hutan lebat, menciptakan bayangan yang bergerak pelan tertiup angin.

Saat berjalan, Linlin diam-diam memanggil sistem medisnya. "Sistem, daftar bahan obat yang dibutuhkan untuk menangkal racun Yi Hang."

Sejurus kemudian, sebuah daftar transparan muncul di hadapan Linlin. Nama-nama herbal dan tanaman langka terpampang jelas. Beberapa di antaranya memiliki tanda hijau, menandakan bahwa mereka bisa ditemukan di sekitar gunung ini. Namun, ada juga beberapa bahan dengan tanda merah—tidak tersedia di tempat ini.

[Pemilik, ini daftar bahan yang dibutuhkan, seperti kata pemilik. Namun, tidak semua bisa ditemukan di sini.]

Linlin menghela napas dalam hati. "Aku sudah menduganya. Tapi yang bisa kita ambil di sini, ambil dulu. Racun Yi Hang terlalu berbahaya jika dibiarkan terlalu lama."

Tapi setidaknya, ia bisa mengumpulkan bahan yang tersedia terlebih dahulu.

“Sebaiknya kita mulai dari area yang lebih lembap,” kata Linlin. “Biasanya tanaman obat tumbuh lebih subur di sana.”

Yi Hang tidak banyak bertanya, hanya mengikuti langkahnya dengan sabar.

Dengan bantuan sistem medis, Linlin berhasil menemukan beberapa tanaman yang ia butuhkan. Ia mengumpulkan daun, akar, dan biji-bijian dengan cekatan. Setiap kali ia menemukan tanaman langka, ia juga mengambil beberapa anakan pohon untuk ditanam di ruang dimensinya.

“Kenapa kau mengambil begitu banyak bibit?” tanya Yi Hang, memperhatikan Linlin yang memasukkan beberapa tunas kecil ke dalam kantongnya.

Linlin berpikir cepat sebelum menjawab, “Aku ingin menanamnya sendiri nanti. Tanaman ini cukup sulit ditemukan, jadi lebih baik aku menyimpannya.”

Yi Hang mengangguk, menerima jawabannya tanpa curiga.

Ketika mereka semakin masuk ke dalam hutan, Linlin menemukan beberapa anakan pohon buah yang ia kenali dari dunia asalnya. Ia tersenyum kecil dan segera mengambil beberapa untuk dibawa pulang.

Saat tengah mengumpulkan herbal, Linlin tiba-tiba berhenti.

Matanya tertuju pada sebuah tanaman dengan bunga ungu kecil yang tersembunyi di balik semak-semak. Sistem medis segera mengidentifikasinya sebagai salah satu bahan yang bisa membantu memperlambat efek racun Yi Hang.

Linlin segera mengambilnya dengan hati-hati. “Akhirnya, satu bahan penting sudah kutemukan.”

Yi Hang menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. “Tanaman ini sangat penting?”

Linlin mengangguk. “Ya, ini bisa membantumu.”

Yi Hang terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, “Terima kasih.”

Linlin hanya tersenyum kecil.

Yi Hang menatap keranjang yang penuh dengan berbagai tanaman obat yang baru mereka kumpulkan. Dengan sigap, ia mengambil alih dan membawanya di pundaknya.

Setelah beberapa jam di gunung, mereka memutuskan untuk kembali sebelum hari terlalu siang.

Hutan mulai terasa lebih terbuka saat mereka mendekati jalur yang lebih sering dilewati oleh warga desa. Cahaya matahari menyelinap di antara pepohonan, menandakan hari sudah semakin siang.

Setelah beberapa saat berjalan dalam diam, Linlin akhirnya berkata, “Tidak semua bahan yang kubutuhkan untuk menghilangkan racunmu bisa ditemukan di gunung.”

Yi Hang meliriknya sekilas sebelum bertanya, “Lalu bagaimana cara mendapatkannya?”

Linlin berpikir sejenak sebelum menjawab, “Mungkin di toko obat ada.”

Yi Hang mengangguk tanpa ragu. “Kalau begitu, kita akan pergi ke kota untuk membelinya.”

Linlin sedikit terkejut dengan reaksinya yang cepat. “Kau tidak keberatan?”

Yi Hang menatapnya dengan serius. “Kau sudah melakukan banyak hal untukku. Ini racunku sendiri, sudah seharusnya aku ikut berusaha untuk menyembuhkannya.”

Linlin tersenyum samar. “Kalau begitu, kita harus merencanakan perjalanan ke kota.”

Yi Hang mengangkat keranjang di pundaknya sedikit lebih tinggi. “Kalau begitu, ayo cepat pulang.”

Sesampainya di rumah, Yi Hang meletakkan keranjang berisi tanaman di atas meja. Linlin segera menghampiri dan mulai memilah-milah tanaman yang mereka bawa. Beberapa tanaman ia sisihkan untuk segera diolah untuk obat Yi Hang, sementara yang lain ia lempar ke ruang dimensi nya, untuk di tanam nanti.

“Yang ini ramuan obat Yi Hang, dan yang ini nanti aku tanam agar cepat berbuah dan banyak.”

Setelah memastikan semuanya dalam kondisi baik, Linlin menoleh ke Yi Hang. “Aku butuh kertas dan kuas.”

Yi Hang mengangguk dan mengambil beberapa lembar kertas, kuas serta batu tinta, dari dalam lemari kayu di sudut ruangan. Ia meletakkannya di atas meja, lalu duduk di seberang Linlin, memperhatikannya dengan penuh rasa ingin tahu.

“Ini kertas, kuas dan batu tinta nya, Linlin.”

Linlin, yang baru saja hendak duduk, tiba-tiba tertegun. Matanya menatap kertas dan alat tulis itu dengan sedikit keterkejutan.

“Kertas? Kuas? Batu tinta?” ucap Linlin dalam hati.

Setahu dan sepemahamannya, barang-barang ini sangat mahal di zaman ini. Bahkan di kalangan orang berpendidikan atau keluarga kaya, kertas bukan sesuatu yang bisa digunakan sembarangan. Namun, Yi Hang mengambilnya seolah-olah itu hal yang biasa.

Linlin menoleh padanya dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. “Kau memiliki ini semua? Aku dengar semua ini sangat mahal di sini. Ku kira kau akan meminjam di kepala desa.”

Yi Hang, yang sedang menggosok batu tinta, meliriknya sekilas sebelum tersenyum tipis. “Ini bukan milikku. Seorang teman memberikannya padaku.”

Linlin semakin ingin tahu. “Temanmu?”

Yi Hang mengangguk sambil terus menggosok batang tinta. “Dia orang yang cukup berpengaruh. Kadang-kadang, dia memberiku beberapa barang berharga.”

Linlin mengerutkan kening. “Kenapa dia memberimu barang-barang mahal seperti ini?”

Yi Hang tersenyum samar, tampaknya tidak ingin membahas lebih jauh. “Anggap saja sebagai bentuk rasa terima kasih.”

Linlin mengangguk lalu mengambil kuas yang sudah dicelupkan ke dalam tinta dan mulai menulis daftar bahan yang masih kurang. Tangannya bergerak cekatan, menuliskan nama-nama herbal yang harus dibeli di kota.

Yi Hang memperhatikannya dengan diam, lalu berkomentar, “Tulisanmu cukup rapi.”

Linlin hanya tersenyum tipis. Namun, dalam hati ia bergumam, “Rapi dari mana? Kalau di duniaku, tulisan dokter saja sulit dibaca kecuali oleh orang di bidangnya…”

Ia menyelesaikan daftar itu dengan cepat, lalu meniupnya perlahan agar tinta mengering.

“Selesai.” Linlin menyerahkan kertas itu pada Yi Hang.

Yi Hang menerima kertas itu, membacanya sekilas sebelum mengangguk.

1
Laya Anita
Recomended parah !!!!
EsTehPanas SENJA
wakakaa akhirnya saling inget yah 🤣
Rifal Taura
kasi banyak kak
Tri Wahyuanta
terus semangat
Maima Elfaam
Kecewa
Maima Elfaam
Buruk
Gibran Ganteng
jgn pisahkan mereka thor
Efa Arfa
Aamiin... semoga dilancarkan...
panty sari
lanjut
Osie
wuuuaaaww puaaass bacanya..keren lilin.. gak sabar akunu ggu action lilin menghempas para pengkhianat kekaisaran
Osie
preeet keluarga sampah..blm tau aja kalian siapa itu linln..sekali hempas habis dah kalian semua
Tiara Bella
wow....romantisnya
Osie
iyyaacch ini si putri menteri sok jumawa ntar nyungsep ndiri baru nyahok
Mineaa
yang ke empat...kira kira cahaya nya berbentuk apa ya.... penisirin akuh....,
MIA,ER
dalam mimpi😏
Mineaa
ha...ha..ha....., dasar si Linlin...bisa bisa nya...bikin kehebohan seantero kekaisaran....
Duwianto
q kasih kopi kak biar semangat ngetiknya 🤭🤭
Paramitha Tikva
Wiiiuh hari ini crazy up,, thank you Thor
Besuk isinya manipulasi
Srie Ncii Herdiansyah
jangan² nanti ada eposod linlin kembali ke dunia modern,dan yihang mencari cara supaya bisa menyusul kesana 🤣🤣
Sribundanya Gifran
thor up bnyak lagi dah tak ksih kopi menemani harimu
lanjut💪💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!