NovelToon NovelToon
Ternyata Aku Istri Keduanya

Ternyata Aku Istri Keduanya

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Lari Saat Hamil / Hamil di luar nikah / Pembantu
Popularitas:290.9k
Nilai: 5
Nama Author: TK

Rania terjebak dalam buayan Candra, sempat mengira tulus akan bertanggung jawab dengan menikahinya, tapi ternyata Rania bukan satu-satunya milik pria itu. Hal yang membuatnya kecewa adalah karena ternyata Candra sebelumnya sudah menikah, dan statusnya kini adalah istri kedua. Terjebak dalam hubungan yang rumit itu membuat Rania harus tetap kuat demi bayi di kandungannya. Tetapi jika Rania tahu alasan sebenarnya Candra menikahinya, apakah perempuan itu masih tetap akan bertahan? Lalu rahasia apakah itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon TK, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

25 Menyelesaikan Kesalahpahaman

"Mama tahu bagaimana ceritanya sampai aku menikahi dia?" tanya Candra pada mertuanya.

"Ya sudah pasti lah kalau dia yang godain kamu duluan, dulu dia kerja jadi pembantu kan di villa kamu?"

"Gimana kalau sebaliknya?"

"Apa?"

"Begini, biar aku perjelas saja. Rania tidak goda aku duluan, malahan aku yang mabok sampai perkosa dia. Saat dia hamil dan aku akan bertanggung jawab pun, Rania sempat menolak karena dia takut pada aku. Bagaimana bisa Mama menyimpulkan dia seperti itu?"

Tatapan Gina memicing tidak suka, "Candra, kamu saat itu berpikir tidak kalau kamu itu sudah punya Livia?" desis nya.

"Aku sadar, aku juga memikirkan ini baik-baik. Dan ya aku pikir ini sepertinya memang keputusan yang tepat."

"Apa maksud kamu? Kamu tidak memikirkan perasaan Livia. Dia pasti sakit hati dan sedih saat suaminya menikah lagi."

"Tapi dia memberikan aku izin."

"Mama yakin dia terpaksa karena terus kamu tekan. Livia itu selalu saja menurut sama kamu, untuk masalah ini juga dia bodoh sekali memberikan kamu izin."

"Lagi pula sudah terjadi, bahkan sebentar lagi aku akan punya anak setelah sekian lama menunggunya."

"Cih tapi anak itu lahir di luar nikah, kamu bangga akan punya anak yang lahir dari perempuan kampung seperti dia?"

"Yang penting dia kan darah daging aku," jawab Candra enteng, "Aku juga ingin Mama untuk tidak bersikap semena-mena lagi pada Rania, apalagi sampai melakukan hal kasar."

"Dia memang pantas mendapatkannya."

"Lihat saja kalau sampai bayi di perut Rania kenapa-napa, Mama buat perhitungan sama aku," desis Candra.

"Kamu ancam Mama?!" tanya Gina marah.

"Katakan saja begitu, aku tidak mau bayi itu kenapa-napa. Mama tahu sendiri aku sudah menantikan dia bertahun-tahun, karena anak Mama itu tidak bisa memberikannya untuk aku."

Gina terdiam dengan dada berdenyut sakitnya mendengar itu. Padahal yang dikatakan Candra benar jika Livia tidak bisa memberikan keturunan karena mandul, tapi tetap saja hatinya sakit mengetahui kekurangan dari putrinya itu.

"Jadi alasan itu kamu menikahi Rania? Karena ingin anaknya saja?"

"Mama tidak perlu terlalu ikut campur dengan rumah tangga aku, aku tidak suka di atur-atur."

"Tapi saya itu Mama kamu juga Candra, merasa harus menasehati kamu jika ada yang salah."

Candra tertawa sinis, "Kenapa jadi bersikap sok paling benar? Memangnya Mama tidak sadar kalau Mama juga harus memperbaiki sikap di sini?"

Candra tahu bicaranya ini tidak sopan, tapi emosinya sudah tidak bisa dibendung. Ia juga ingin menunjukan dominannya di sini, agar mertuanya itu tidak suka seenaknya.

"Mama seharusnya bersyukur aku jadi menantu Mama, kenapa? Karena Mama bisa merasakan kemewahan setelah selama ini selalu memimpikannya. Mama bisa nikmati, aku berikan. Tapi ingat syaratnya, jangan ikut campur masalah rumah tangga aku," tegas Candra.

Kedua tangan Gina terkepal merasa kesal mendengar sikap Candra yang sombong, kurang ajar sekali pikirnya menantunya itu. Tetapi Gina bodohnya lagi hanya bisa diam karena tidak berdaya membantah, itu berarti yang dikatakan Candra benar jika dirinya terlalu matre?

"Kalau sampai Rania dan bayinya kenapa-napa lagi karena Mama, aku akan blokir kartu atm Mama," ancam Candra.

Gina langsung terbelak, "Jangan dong Candra," protesnya.

"Baiklah, tapi jadilah Ibu yang baik. Mengerti?"

"Hah baiklah, Mama tidak akan ganggu Rania lagi."

"Aku pegang janjinya."

Candra berbalik dan keluar dari ruangan itu dengan senyuman penuh kepuasan nya. Sebenarnya mudah saja menurunkan ego mertuanya itu hanya dengan uang, karena Gina ini kalau tentang kemewahan selalu memilih yang paling utama. Akhirnya patuh juga di bawahnya.

Setelah satu jam lamanya pergi dari kantor, Candra memutuskan kembali karena sebentar lagi ada meeting. Perasaannya sudah sedikit lega karena masalahnya selesai, ke khawatiran nya pun sudah hilang karena bayinya baik-baik saja. Waktu berjalan cepat, dan sudah saatnya pulang kerja.

"Mbok Nina boleh pulang," ucap Candra.

"Iya Tuan. Oh iya, dokter bilang besok pagi Nona Rania sudah boleh pulang."

"Iya, nanti dia akan pulang dengan saya."

"Apa malam ini Tuan akan menginap di sini?"

"Sepertinya, kasihan Rania kalau sendirian."

"Baik Tuan, kalau begitu bibi izin pulang dulu."

"Iya."

Candra masuk ke ruang rawat itu, langsung tersenyum melihat Rania yang sedang duduk sambil memakan buburnya. Tetapi Candra melihat isi buburnya masih banyak, perempuan itu pun memakannya dengan tidak nafsu.

"Baru makan?" tanyanya.

"Iya, tapi gak terlalu enak."

"Makanan rumah sakit emang gak terlalu enak, makanya cepet sembuh biar bisa makan enak di rumah."

Rania tersenyum tipis, "Tapi tadi dokter bilang besok aku sudah boleh pulang."

"Iya besok pulang, tapi malam ini tetap di rawat untuk memulihkan."

"Aku gak terlalu betah di rumah sakit, apalagi baunya bikin mual."

"Benaran?"

"Iya, tapi aku coba tahan aja."

"Terus perutnya gimana? Kalau gak enak, bilang aja."

"Gak papa kok, dia sudah anteng lagi."

"Syukurlah kalau begitu."

Rania lalu melihat penampilan pria itu, "Mas Candra baru pulang kerja ya?"

"Iya, langsung kesini."

"Berarti belum makan malam dong?"

"Belum."

"Kalau gitu mending Mas pulang aja dulu, mandi ganti baju terus makan."

"Enggak papa, nanti ada yang anterin kok. Malam ini mau nginep di sini, nungguin kamu."

"Eh serius? Bukan mbok Nina?"

"Jadi kamu maunya ditemenin mbok dari pada sama aku?"

"Bukan gitu, aku gak masalah mau ditemenin siapa aja. Kalau sama Mas takutnya malah gak enak."

"Gak enak kenapa?"

"Nanti Mas tidurnya mau dimana? Di sini kan gak ada ranjang."

Candra lalu menunjuk sofa panjang, "Di sana juga bisa, cuma ya kayanya panjangnya gak setinggi badan saya."

"Kayanya gak bakalan nyaman tidur di sana."

"Ya sudah kalau gitu tidur di ranjang sama kamu aja."

"Hah?"

Melihat wajah merona Rania membuat Candra terkekeh kecil merasa lucu saja setiap Rania itu sedang panik. Lalu tidak lama ekspresi wajahnya jadi malu-malu sambil tersenyum. Candra sampai harus menahan diri untuk tidak mencubit pipi nya.

"Tadi siang aku sudah bicara dengan Mama, dia bilang tidak akan aneh-aneh lagi sama kamu," cerita Candra.

"Mas bicara apa saja dengan Bu Gina? Gak marahin dia, kan?"

"Memangnya kenapa kalau misal aku marahin?"

"Jangan, ini kan bukan salah dia sepenuhnya. Aku aja ngerti kok pasti seorang Ibu ikut sakit hati saat tahu anaknya di dua kan begitu."

Walaupun memang kata-kata Gina itu sangat keterlaluan dan terus merendahkannya, tapi Rania tidak se dendam itu. Bayinya juga tidak kenapa-napa. Selain itu, Rania takutnya jika Candra menegur Gina dengan tidak baik malah membuat wanita itu semakin tidak menyukainya.

"Kamu tenang saja, kami menyelesaikannya dengan baik-baik kok," ucap Candra menghilangkan ke khawatiran nya.

1
Nor Asikin
Luar biasa
Astrid Kusuma Wardhani
refleks bukan repleks.
Nora♡~
Waaaaww... hebat.... Tahniah yaa thor dan terus lah berkarya...
Benita Lestiyorini
Sudah cepetan nikah, bikin adek. Daffin biar diasuh Papanya sama Mama Livia.
Benita Lestiyorini
Ya iyalah Yoga... Chandra itu ayah kandungnya. Kamu blm apa2 sdh mengenalkan dirimu panghil Papa untuk si Daffin.
Benita Lestiyorini
Makanya Rania kamu sbg ibunya hrsnya dari bayi mengenalkan papa aslinya, bukan Papa Yoga.
Benita Lestiyorini
Apalagi Chandr dg Livia tdk akan bisa punya anak. Daffinlah satu2 nya tumpuan harapan Chandra. Kasihan bila dipisahkan dr Papanya.
Benita Lestiyorini
Kalau sy malah berharap Daffin tetap berada dalam asuhan ke dua org tunya.
Benita Lestiyorini
Meski tk ngapa2in itu tdk boleh.
Benita Lestiyorini
Heiy...Yoga tunggu sampai Rania resmi berpisah dg suaminya dulu. Heran ya kelg Rania ini memang ky ngebebasin Rania yg msh status suami org bisa bebas di kamar dg pria lain.
Benita Lestiyorini
Ingat Rania, kamu dinikahi sah oleh Chandra, bayi itu darah daging Chandra, sampai detik melahirkan pun kalian belum reami beecerai, kok kamu sdh berani menjalin hub dg pria.
Benita Lestiyorini
Bagaimanapun tidak etis seorang wanita melahirkan ditungguin bukan mahromnya.
Benita Lestiyorini
Kalau aq tetap berharap anak Chandra akan diasuh ayah kandungnya kalau Chandra sehat lg.. Bukn ayah tiri.
Benita Lestiyorini
Ih Rania, begitu mudahnya nempel laki ya. Ingat kamu hamil tua, anak Chandra, orngnya msh koma. Kamu sdh mesra2an sm laki laki lain. Bener memalukan.
Benita Lestiyorini
Aslinya hati Rania msh tertambat pd Chandra, begitupun sebaliknya Chandra jg ada rasa sm Rania, apalagi ada anak sbg ikatan mereka.
Benita Lestiyorini
Katanya seminggu lagi Rania mau lahiran ?
Benita Lestiyorini
Sudah tepat Rania. Demi kebahagiaan rumah tangga Chandra.
Benita Lestiyorini
Akhirnya damai
Benita Lestiyorini
Jangan2 itu jebakan saja Rania.
Benita Lestiyorini
Bukannya Rania belum ceri dari Chandra ?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!