Menantu Yang Tidak Diinginkan sebuah cerita yang dialami seorang wanita yang tidak diinginkan oleh mertuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Asiseh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Mereka berempat pun menghabiskan makanannya. Seperti yang Surya ucapkan dirinya membantu Fifi untuk berjalan.
“Kamu pegangin aku mas, kaki aku terasa kaku banget” ucap Fifi
Surya memegang tangan Fifi dan membantunya berjalan pelan-pelan. Fifi bersorak senang ketika Surya membantunya apalagi di sana juga ada Nita yang melihatnya.
Nita yang melihat itu geram, ingin rasanya dia menarik Fifi dari dekapan Surya meski ia tahu Surya hanya membantunya tapi Fifi mengambil kesempatan dari sini.
Nita menghampiri Surya dan Fifi yang sedang berjalan perlahan.
“Biar aku saja mas, kamu seperti capek kamu duduk saja, aku kuat kok” ucap Nita
Fifi yang mendengarnya merasa tidak senang, ia mencoba mencari alasan agar Surya tetap mau menemaninya.
“Aku takut kalo sama kamu nanti jatuh Nit, apalagi kamu perempuan tenaga kamu tidak seperti mas Surya” ucap Fifi
“Meski tenaga aku tidak sekuat mas Surya aku masih bisa membantu kamu, kamu tenang saja Fi” Nita menaik turunkan alisnya seolah mengerti kalau Fifi memang ingin Surya yang membantunya agar bisa dekat-dekat dengannya “Dan lagi berdekatan dengan suami orang itu dosa Fi, kamu mau dosa kamu bertambah” imbuh Nita
Surya yang mendengarnya pun mengiyakan permintaan Nita “Ya sudah kamu temani Fifi ya Nit, aku masih ada pekerjaan yang belum selesai dan besok harus sudah selesai” ucap Surya
“Tapi aku-“ belum sempat Fifi melanjutkan ucapannya Nita memotongnya
“Sudah Fi, kamu tenang saja kamu kan mau cepat sembuh jadi kamu harus sering-sering berlatih dan aku yang akan membantu kamu” ucap Nita
Ya sudah aku ke kamar ya”
“Iya mas”
Surya pun masuk ke dalam kamarnya, kini hanya ada Nita dan Fifi karna Dara sudah berada di dalam kamarnya.
“Ayo Fi, katanya mau belajar jalan kenapa kesal begitu?” ajak Nita
Nita memegang tangan Fifi dan membantunya berjalan perlahan, terlihat jelas wajah Fifi tidak suka Nita yang membantunya. Tiba-tiba Fifi tersenyum seperti memiliki rencana.
Braak
Suara orang jatuh yang terdengar oleh Surya dan Dara sampai mereka keluar untuk mengeceknya.
“Fifi!” ucap Dara dan Surya bersamaan
Mereka langsung berlari menghampiri Fifi yang sudah tersungkur.
“Kamu tidak apa-apa Fi?” tanya Dara
“Sakit tante” jawab Fifi menunjukkan muka yang kesakitan
“Kamu ngapain Fifi Nita?!” bentak Dara
“Aku tidak-“ Nita tak sempat melanjutkan ucapannya tiba-tiba Surya menamparnya
Plaak
Nita hampir saja terjatuh karna tamparan yang cukup keras dari Surya, Fifi dan Dara yang melihat itu kaget sekaligus senang, apalagi Fifi. Ia bersorak gembira di dalam hatinya karna Surya membelanya dan menampar Nita, padahal ini adalah rencananya untuk berpura-pura jatuh agar Surya kembali dan mau membantunya lagi.
“Mas” ucap Nita lirih
“Kamu pasti sengaja kan Nit, kamu sengaja membiarkan Fifi terjatuh pantas saja kamu mau membantu dia karna kamu punya rencana seperti ini, aku tidak menyangka kalau kamu seperti ini” ucap Surya
“Jadi benar kamu sengaja?! Aku kira kamu baik tapi ternyata kebaikan kamu yang ditunjukkan di depan aku palsu, aku tahu Fifi hanya menumpang di sini tapi jangan kamu perlakukan semena-mena seperti ini!” bentak Dara
“Rasain kamu siapa suruh mencari gara-gara” Fifi menyeringai
“Tapi aku tidak menjatuhkan Fifi mas, bu. Dia yang jatuh sendiri” Nita membela diri
“Ya wajar Fifi jatuh karna kakinya belum bisa jalan dengan sempurna dan seharusnya kamu menahannya bukan malah membiarkannya jatuh” ucap Dara
“Lebih baik kamu masuk ke kamar, biar aku yang membantu Fifi” ucap Surya
Nita pun masuk ke dalam kamarnya, ia tak menyangka suami yang selama ini selalu lembut dan perhatian dengan teganya menamparnya di depan perempuan lain, bahkan ia menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi.
“Hiks hiks kamu tega mas” Nita memegang pipinya
Sakit di pipinya tak terasa dari pada sakit di hati Nita, selama ini Surya tak pernah bermain tangan padanya dan sekarang Surya tega menampar Nita hanya karna wanita lain yang belum jelas kesalahannya siapa.
Nita merebahkan tubuhnya, air matanya masih mengalir deras di pipinya.
Nita masih bersabar ketika Surya menyuruhnya untuk melakukan semua yang diperintahkan ibunya, ia tak pernah sedikit pun membantah karna Nita tak mau berdebat dan nantinya akan membuat hubungannya dengan Surya renggang.
Sekarang, Nita tak tahu bagaimana perasaannya. Hatinya sakit ketika Surya dengan sadar menampar dirinya dan membentaknya.
Lelah menangis, Nita tertidur dengan sendirinya.
Sedangkan Surya baru saja selesai menemani Fifi berjalan, ia masuk ke dalam kamarnya dan melihat Nita membelakangi dirinya. Surya merasa bersalah, ia tak menyangka jika durinya berbuat seperti itu. Semua di luar kehendaknya, ia seperti tidak bisa mengontrol tubuhnya dan langsung menampar Nita.
“Maaf Nit” ucap Surya yang duduk di samping Nita
Surya juga ikut tidur bersama Nita.
Hubungannya dengan Nita seperti semakin berjarak apalagi kehadiran Fifi yang menambah keduanya semakin jauh.
Keesokan harinya.
Semua orang sudah berada di meja makan, Dara melihat mata Nita sembab.
“Nita, kamu ke pasar setelah ini beli semua bumbu dapur yang hampir habis dan juga kalau mau beli ikan tambah lagi sekarangkan sudah ada Fifi di sini” ucap Dara
Nita tak menyahut, entah karna malas atau dirinya sedang melamun.
Dara yang melihat Nita tak merespons ucapannya merasa kesal.
“Nita!” teriak Dara
Cenning
Sendok yang dipegang Nita terjatuh ke piring karna kaget. Nita melihat ke ara Dara yang berteriak padanya.
“Ada apa bu?” tanya Nita
“Ya ampun Nita, kalau orang bicara itu dengarin bukannya malah bengong . Lagian ngapain sih bengong” omel Dara
“Maaf bu” ucap Nita
Surya dan Fifi hanya mendengarkan saja tanpa ada niat untuk menyahutinya.
“Kamu ke pasar nanti beli semua bahan yang hampir habis dan juga tambah persediaan ikan dan juga lainnya sekarang sudah ada Fifi di sini jadi masaknya juga nambah satu porsi, kamu dengar Nit?!” ucap Dara tegas
“Iya bu, aku dengar” jawab Nita
“Aku berangkat” ucap Surya
“Kamu mau berangkat mas, hati-hati ya” ucap Fifi menunjukkan senyum manisnya.
“Iya Fi, kamu kalau mau jalan bisa tunggu aku atau sama ibu kalau ibu kuat tapi lebih baik kamu tunggu aku saja” ucap Surya
“Iya mas, terima kasih ya mas, aku tidak tahu kalau kamu tidak ada. Aku beruntung banget mas” ucap Fifi sendu
“Kamu bicara apa sih Fi, anggap saja kami keluarga lagian kamu dan Surya sudah berteman dari kecil jadi wajar kalau kami saling membantu” ucap Dara
“Ibu benar Fi, jadi kamu jangan sungkan sama kami” tambah Surya
Maaf ya, author jarang update, karna lagi sakit.