Leona Sarasmitha tiba-tiba terbangun di dunia asing dan merasuki tubuh seorang bangsawan yang tak memiliki sihir?
Leona Arathena Castallio, di kenal sebagai sampah karena tidak memiliki sihir dan diabaikan keluarganya.
Bagaimana kehidupan nya setelah di dunia aneh ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Matatabi no Neko-chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Leona duduk di belakang pintu kereta dengan menopang dagu dengan malas. Sikap duduknya tidak mencerminkan seorang bangsawan wanita yang anggun membuat prajurit itu menatapnya dengan sedikit mencemooh.
"Maaf telah mengganggu waktu kalian. Silahkan melanjutkan perjalanan kalian." Ucap prajurit itu.
"Hn." Leona segera menutup pintu kereta dengan kencang lalu kereta itu kembali melanjutkan perjalanannya.
'BRAAKK!'
Perilaku Leona menarik beberapa warga dan bangsawan yang melintas di sana membuatnya menjadi bahan pembicaraan. Leona mengabaikannya dan kembali duduk di depan Jim dengan melipat kakinya.
"Kau berhasil menarik perhatian dengan tingkah bobrokmu itu. Setelah ini aku akan mencarikan guru tata krama karena tidak mencerminkan sikap seorang lady." Ucap Jim sambil tersenyum menyeringai.
Tupai kecil yang berada di pundak Leona mencicit seolah-olah menyetujui ucapan Jim.
"Paman lupa, ya? Atau ingatanmu sedangkal ikan mas? Sebentar lagi aku akan mendapatkan misi dan pulang dalam jangka waktu lama." Sahut Leona sambil mengejek membuat Jim tersulut emosi.
"Bocah, kau ngajak ribut?"
Leona hanya menjulurkan lidahnya dan menarik bagian bawah matanya membuat Jim geram dan kesal. Ingin sekali pria itu menghajar keponakan kesayangannya itu.
💠💠💠
Mereka tiba di tempat pesta yang telah di penuhi oleh tamu yang hadir. Penampilan dan cara berjalan mereka yang seperti model catwalk sukses membuat para tamu menatap ke arah mereka tanpa kedip. Terlihat Jim memasuki aula pesta dengan menggandeng Leona diikuti dua pria tampan di belakangnya yang berjalan dengan elegan. Pandangan para bangsawan tertuju pada makhluk mungil yang bertengger anteng di bahu gadis itu, yang tak lain seekor tupai.
Keluarga Castallio yang melihat kedatangan mereka hanya bisa menatapnya dari jauh. Mereka ingin menghampiri Leona dan meminta maaf padanya. Khususnya Calvian, melihat bagaimana penampilan gadis itu membuatnya tersentil. Selama dia tinggal di kediaman Castallio, dia sama sekali tidak pernah membelikan gadis itu apapun dan selalu fokus dengan Iris.
Iris yang melihat kedatangan Leona hanya bisa menatapnya dengan iri. Meskipun dia diusir dari keluarga Castallio, namun dia terlihat lebih cantik dan di kelilingi pria tampan. Leona yang tak sengaja melihat tatapan itu mendengus. Dia belum memikirkan cara untuk membalas Iris dan keluarganya, namun pembalasannya akan membuat mereka tidak akan melupakannya seumur hidup mereka.
Leona mengabaikan bisik-bisik itu dan tak sengaja melihat teman-temannya berada di pojokan. Leona segera berpamitan pada Jim dan kedua laki-laki siluman itu.
"Baiklah. Kau bersenang-senang lah bersama teman-teman mu." Ucap Jim sambil menepuk-nepuk kepala Leona hangat.
"Selamat bersenang-senang, Leona-sama." Ucap Ken dan Kazuma kompak.
Leona segera undur diri dan bergabung dengan teman-temannya membuat para bangsawan menatapnya dengan tatapan merendah.
"Ku kira kau bersama keluarga Castallio, taunya kau bersama pamanmu yang tampan." Ucap Kiara dengan nada menggoda.
"Aku memang tinggal bersamanya sejak di usir dari rumah. Lagipula aku tidak peduli lagi dengan mereka." Sahut Leona cuek dan menyomot hidangan yang tertata dihadapan mereka.
Sementara yang lainnya menyapa Leona ramah dan kembali hanyut dalam pembicaraan mereka. Karena ini adalah pesta debutante sekaligus mengenalkan siswa akademi Moon Shadow, baik rakyat biasa maupun bangsawan yang terbuang harus hadir ke alun-alun kota meskipun mereka enggan.
"RAJA SEANTHURIA BESERTA RATU, PERMAISURI, PUTRA MAHKOTA, PANGERAN KEDUA SERTA PARA PUTRI TIBA DI AULA." Teriak penjaga membuat semua tamu yang hadir menoleh dan memberi hormat.
"Salam pada Raja, Ratu, Permaisuri, Yang Mulia Putra Mahkota, Yang Mulia Pangeran dan Putri. Semoga panjang umur dan dewa memberkati." Ucap mereka serempak.
Setelah mereka menerima salam, raja menyuruh mereka bangun dan mempersilahkan acaranya.
Sesaat kemudian penjaga kembali berteriak memberitahukan kepada para tamu yang hadir. "KAISAR TELAH TIBA!"
Muncul seorang pria tampan dengan retina mata menyerupai kucing. Garis mata atas dan bawah bewarna hitam pekat dengan mata biru saphire yang indah. Rambut merah jabrik dengan sebuah pierching di bawah bibirnya yang sedikit tebal bewarna pink, dan dua buah pierching di telinga kanannya.
Di belakangnya datang dua asistennya, seorang pria bertubuh tegap dengan kulit sedikit gelap, wajah tampan dengan mata emas yang indah. Lalu seorang gadis cantik dengan kulit kuning langsat yang bersinar dengan mata onyix, rambut digelung rapi dan memiliki rambut hijau gelap.
"Salam pada matahari kekaisaran. Semoga berumur panjang dan dewa memberkati." Seru mereka kompak.
Setelah kaisar menerima salam, mereka kembali melanjutkan acara. Bahkan beberapa gadis bangsawan mulai mencari perhatian sang kaisar, termasuk putri Cosette dan Iris yang berakhir diabaikan.
Kaisar lebih memilih mencumbu sebuah dokumen yang dibawa oleh asistennya untuk membaca beberapa data di sana, mengabaikan tatapan memuja serta bisik-bisik yang mengganggunya.
💠💠💠
Acara debutante dimulai. Jim menghampiri Leona dan mengulurkan tangannya yang langsung disambut dengan senang hati oleh gadis itu. Mereka berdansa dengan indah membuat penonton terpukau dengan penampilan mereka.
Calvian dan Emillio hanya bisa menatap Leona dengan tertegun. Debutante adalah acara sakral dan dilakukan sekali seumur hidup. Dansa pertama dilakukan bersama keluarga mereka, baik ayah maupun saudara laki-laki. Mereka ingin sekali berdansa dengan Leona, namun mereka tidak sanggup berhadapan dengan gadis itu mengingat semua perlakuan mereka yang melukai Leona.
"Kau telah menjadi dewasa, Leona. Semoga kau berumur panjang." Ucap Jim tulus.
"Terimakasih, Paman. Aku mengira kau akan melamarku." Gurau Leona yang membuat Jim mendengus.
"Aku bisa cepat mati jika menikah denganmu. Emosi ku selalu naik saat berdebat denganmu, bocah." Geram Jim kesal yang hanya dibalas dengan kekehan ringan dari Leona.
Setelah menyelesaikan dansa pertama, kini Leona berdansa dengan Kazuma dan Kei. Setelah itu dilanjutkan berdansa dengan pasangan masing-masing bagi yang memiliki pasangan.
Mereka berdansa dengan pasangannya masing-masing kecuali Leona. Gadis itu malah asyik berdansa waltz dengan seekor tupai yang membuatnya menjadi pusat perhatian.
"Aku tak menyangka jika Leona sangat aneh." Celetuk salah satu teman Leona.
"Benar. Ku pikir selain malas berlatih dia juga suka membuat ulah."
"Aku pikir dia menyukai hewan itu daripada manusia."
Lalu mereka semua melirik ke arah Jim yang hanya di balas dengan mengendikkan bahu pertanda acuh.
"Ahaha, dia memang seperti itu." Sahut Jim dan dibalas senyuman manis oleh Kei dan Kazuma. Dia sendiri tidak pernah paham jalan pikiran gadis itu meski telah bersama selama beberapa waktu.
Setelah selesai berdansa, Leona segera menuju stand makanan dan mengisi perutnya yang keroncongan. Sesekali gadis itu menyuapi tupai manis itu dengan mesra membuat orang-orang hanya bisa menatapnya aneh.
Leona mengabaikan itu dan sibuk menyuapi tupai nya dengan beberapa buah yang terhidang di sana.
"Berhenti bertingkah aneh, Leona. Semua orang tengah memperhatikan mu." Tegur Jim. Yang kini duduk di hadapan Leona bersama Kei dan Kazuma.
"Bodo amat." Sahut Leona acuh sambil memakan makanannya dengan anggun. Sesekali mereka berdebat membuat keluarga Castallio memperhatikan mereka dengan tatapan berbeda.
Saat tengah asik menikmati acara, tiba-tiba sebuah anak panah melesat dan mendarat tepat di meja makan yang nyaris membunuh tupai kesayangan Leona. Tupai itu melompat kaget kearah gadis itu dan menatap sekeliling dengan waspada.
Seketika suasana mendadak hening dan beberapa prajurit datang ke area pesta.
"Hmm? Apakah hidangannya anak panah?" Celetuk Leona santai dan menatap tupai yang yang kini mencicit seolah-olah sedang memaki. Sementara mereka yang mengenal tingkah aneh Leona hanya bisa menghela nafas.
"Jangan takut, Kaze. Aku akan bersenang-senang dengan pelakunya saat tertangkap nanti." Leona mencoba memenangkan tupainya. Tupai itu menatap Leona dan mengangguk paham lalu segera melompat ke saku Jim untuk bersembunyi.
"Ada penyusup! Lindungi Kaisar dan keluarga kerajaan!" Seru prajurit sambil memegang gagang pedang mereka. Sementara beberapa prajurit pengawal bangsawan segera berdiri melindungi majikan mereka.
Tak berapa lama muncul beberapa orang berpakaian serba hitam dengan wajah tertutup cadar menodongkan pedang kearah mereka. Sepertinya mereka pembunuh bayaran. Leona melirik para bangsawan dan keluarga kerajaan, matanya tak sengaja melihat permaisuri menyeringai tipis lalu kembali memasang wajah ketakutan.
Leona segera berdiri dari tempat duduknya dan berjalan beberapa langkah mendekati pembunuh bayaran itu.
"Wah~ Lihat ini! Sekumpulan pengecut nyasar yang membawa pedang ke tempat pesta! Apakah kalian ini hanyalah sekumpulan orang tak memiliki otak? Jangan pura-pura jadi pria, dasar banci!" Leona memprovokasi mereka dengan nada mengejek. Jim dan orang yang mengenal Leona hanya bisa menepuk jidat dengan kelakuannya, sementara para bangsawan dan prajurit hanya bisa melongo tak percaya saat mendengar perkataan gadis itu.
"Astaga, sempat-sempatnya dia memprovokasi disaat seperti ini." Geram Jim kesal.
"Aku berharap tidak se team dengannya nanti." Batin teman-temannya.
"Siapa yang kau sebut banci, Nona?!" Bentak salah satu dari orang berpakaian hitam tertutup itu dengan emosi.
"Oho~ Apa aku berkata seperti itu, Tuan?" Ejek Leona yang membuat mereka emosi.
"Sialan! Ayo bunuh dia!"
Leona hanya menyeringai dengan tatapan berbinar. Beberapa orang datang mendekat kearah Leona dan berdiri di belakang gadis itu.
"Jangan bersenang-senang seorang diri, Leona." Ucap Eura sambil menggulung lengan pakaiannya.
"Kita ini kelas E, jadi kita juga bersenang-senang bersama." Lanjut Kiara.
"Baiklah, ayo kita berpesta!!" Seru Leona dan memberi aba-aba pada teman-temannya.