NovelToon NovelToon
SANG PEBINOR

SANG PEBINOR

Status: tamat
Genre:Tamat / Selingkuh / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:614.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: sendi andriyani

Tak semua perjodohan membawa kebahagiaan, hal ini terjadi pada Melisa Prameswari dan Dion Mahessa.


Keduanya menikah atas kesepakatan antara keluarga. Namun, setelah bertahun-tahun membina rumah tangga, tak ada kebahagiaan sama sekali.


Hingga satu hari, Dion dan Melisa pindah ke rumah baru dan saat itulah Melisa seolah menjadi sosok berbeda setelah bertemu dengan seorang pemuda bernama Arvino Sanjaya.


Puncaknya, saat Dion dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan perselingkuhan istri dan tetangga nya itu.


Bagaimanakah nasib pernikahan Dion dan Melisa? Apakah akan berakhir atau sebaliknya, ataukah Melisa malah memilih Arvin?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25 - SANG PEBINOR

"Aku pulang dulu ya?" Ucap Melisa pada Arvin yang baru saja selesai mandi di pagi hari, barusan dia habis olahraga, seperti biasa lari pagi ke arah lapangan di sekolah tempat Dion mengajar. 

"Yahh, kok pulang sih yang?"

"Aku belum masak, sayang. Kalau Mas Dion pulang gimana?" 

"Suami tukang bohong juga tetep aja di inget-inget." Ucap Arvin sambil memeluk Melisa dari belakang, tangan nya bergerak aktif di dada kenyal sang wanita. Sesekali, dia menciumi leher Melisa membuat wanita itu bergerak-gerak kegelian.

"Sayang, geli. Kamu gak bisa diem apa ya?" Tanya Melisa, sambil menepuk tangan Arvin yang masih bergerilya di dada nya.

"Hangat, kamu juga wangi, sayang."

"Mana ada wangi, aku belum mandi sayang." 

"Wangi banget, sampe si junior bangun. Nih rasain." Arvin menggesekan junior nya yang sudah menegang itu di pantaat Melisa, membuat tubuh wanita itu membeku karena benda yang mengeras di bagian belakang tubuh nya.

"Aawww, keras banget yang." 

"Iya, udah pengen masuk sarang dia tuh. Kamu masih lama datang bulan nya, yang?" 

"Tinggal sedikit sih, paling besok selesai." 

"Besok berarti ya?" 

"Apa nya?" Tanya Melisa, dia sedang mencuci piring saat ini, tentu nya dengan Arvin yang berada di belakang tubuh nya, memeluk nya dengan erat. 

"Main nya dong, sayang."

"Hmmm, lihat besok aja ya?" 

"Kok gitu sih, gak kasian apa sama dia? Udah beberapa hari, cuma kena prank terus. Udah bangun tapi gak di masukin juga." Ucap Arvin, terdengar seperti rengekan.

Melisa hanya menggelengkan kepala nya melihat tingkah Arvin yang menurut nya sangat manja, tapi dia menyukai nya. Karena ini pertama kali nya ada sosok pria yang manja seperti ini padanya. 

"Sayang, ihhh kok malah diem sih?" 

"Ya, terus aku harus jawab apa, sayang?"

"Iya, sayang. Besok kita main, kamu harus jawab gitu."

"Iya sayang, besok kita main ya." 

"Beneran?" Tanya Arvin dengan wajah berbinar, sudut bibir nya terangkat ke atas membentuk sebuah senyuman manis.

"Iya, beneran." 

"Yes, akhirnya junior ku akan sejahtera besok." Jawab Arvin, pemuda itu kembali menduselkan wajah nya di leher Melisa, mengendus aroma yang membuat nya candu.

"Aku harus beli jamu sih, biar kamu puas."

"Gak usah, sayang."

"Harus, pokok nya aku harus bisa puasin kamu. Aku pastikan, besok kamu keluar berkali-kali saat kita bermain." Ucap Arvin membuat Melisa terkekeh. Ya, setelah menikah dengan Dion selama tiga tahun ini, dia tak pernah merasakan apa yang di namakan klimaaks. Karena apa? 

Suami nya terlalu egois, setelah dia keluar langsung mencabut senjata nya dan menyelesaikan permainan, tanpa peduli istrinya sudah keluar atau belum. Tentu saja, hal itu membuat Melisa tidak puas dengan suami nya. 

Namun selama ini, dia menahan nya. Kalau sedang ingin, dia akan memainkan inti nya dengan tangan, miris sekali memang. Dia punya suami, tapi jika menginginkan kepuasan, jari adalah jalan keluarnya. 

"Hmmm, kalau gitu aku pulang dulu ya?"

"Iya, sayangku." Jawab Arvin, dia pun harus melepaskan Melisa untuk pulang ke rumah nya. Tentu nya, sebagai salam perpisahan Arvin sempat mencium bibir Melisa dengan mesra. 

Wanita itu membuka pintu belakang, lalu masuk dan mematikan semua lampu. Membuka jendela juga gorden nya, namun pintu depan terkunci. Seperti nya Dion mengunci nya semalam, karena menyangka kalau dia pergi ke tempat yang jauh. Namun, sepertinya dia lupa mengecek pintu belakang.

"Keterlaluan, kalau aku beneran pergi ke tempat yang agak jauh, gimana aku masuk ke rumah kalo kunci nya di bawa? Bener-bener egois sekali, Mas Dion tuh." Gumam Melisa. Terpaksa, dia pun keluar lewat jendela untuk membeli sayuran karena stok sayur di dalam kulkas nya sudah semakin menipis.

Meskipun Dion tak memberi nya uang, tapi Arvin memberikan nya. Jadi, dia bisa makan dengan enak tanpa harus memikirkan suami nya dulu. Karena, Arvin melarang keras jika dia membelikan uang itu untuk Dion.

"Pagi, Bu ibu." Sapa Melisa, membuat ibu-ibu menatap nya dengan tatapan keheranan. 

"Neng Meli habis dari mana saja?"

"Gak kemana-mana, di rumah aja. Kenapa memang nya, Bu?" Balik tanya Melisa, seolah dia tak tahu apa-apa.

"Itu, semalem suami kamu nyariin lho. Katanya kamu gak ada di rumah, kemana?"

"Hah? Aku di rumah kok, gak kemana-mana. Malahan aku yang pusing sendiri karena pintu depan di kunci, terus kunci nya di bawa." Jawab Melisa.

"Terus, sekarang bisa keluar lewat mana, Neng?"

"Jendela Bu, hehe." Jawab Melisa sambil cengengesan, dia menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. 

"Kok bisa ya, Neng Meli ada di rumah tapi suami Neng malah nyariin."

"Saya kurang tahu, Bu. Tapi saya gak kemana-mana kok, memang nya saya mau kemana malem-malem." Jawab Melisa lagi.

"Belum datang tukang sayur nya, Bu ibu?" Sapa Arvin dari teras rumah nya.

"Belum nih, gak tau kemana dulu kok siang ya." Jawab Bu Ratmi sambil celingukan, mereka sudah hampir setengah jam menunggu disini tapi belum ada tanda-tanda kedatangan tukang sayur itu akan datang.

"Malah anak-anak keburu berangkat sekolah kalo gini." 

"Iya nih, goreng telur dulu lah dari pada anak-anak gak sarapan. Nanti, kalo Abang sayur nya udah datang, panggil saya ya, Bu." Ucap Bu Amel, dia pun buru-buru pulang terlebih dulu ke rumah nya. 

Arvin duduk di samping Bu Ratmi, beberapa kali pemuda itu nampak curi-curi pandang ke arah Melisa, namun Melisa tidak menunjukkan reaksi apapun.

Tak lama kemudian, tukang sayur pun datang. Melisa dan yang lain nya pun langsung membeli bahan-bahan untuk memasak. Hari ini, Melisa membeli sayap dan ceker untuk di buat seblak. Hari ini, entah kenapa dia ingin sekali memakan makanan yang berkuah pedas. 

"Mau masak apa, Neng?"

"Seblak, lagi pengen makan yang pedes-pedes." Jawab Melisa, membuat Arvin mendelik. Dia tak suka kalau wanita nya mengkonsumsi makanan yang pedas. 

"Wahh, enak tuh."

"Iya, udara nya juga cukup sejuk. Jadi enak kalo makan yang pedes." Jawab Melisa. Tak lupa, dia juga membeli setengah kilo ikan mujair untuk suami nya. Tentu nya, anggaran uang nya berbeda. 

"Jangan terlalu banyak makan yang pedes, mbak. Nanti sakit perut." Ucap Arvin sedikit ketus. Meskipun laki-laki, dia selalu belanja setiap pagi nya, karena dia tinggal sendirian jadi harus mandiri. 

Arvin di tuntut untuk bisa masak sendiri, karena kesendirian nya. Tapi, pagi ini dia takkan memasak karena Melisa sudah memasakan nya sebelum pulang tadi. Dia belanja sayur, untuk makan nanti sore hingga esok hari.

Melisa hanya terdiam ketika mendengar ucapan Arvin yang seolah menunjukkan ketidaksukaan nya. Akhirnya, Melisa pun tahu kalau pria itu tak suka jika dia makan-makanan yang pedas.

"Kalo gak pedes, kayak ada yang kurang. Iya gak sih, Bu ibu?" Celetuk Bu Amel sambil terkekeh.

"Iya bener, suami saya kalo gak ada sambel kurang lahap makan nya." 

"Yang penting jangan banyak-banyak aja makan pedes nya, kalo secukupnya ya gapapa." Jawab Melisa sambil tersenyum, membuat Arvin juga tersenyum kecil, karena merasa senang wanita nya peka, jadi dia tak perlu repot-repot menjelaskan.

"Saya sudah selesai, bang."

"Total nya 62 ribu, Neng." 

"Ini uang nya." Melisa mengeluarkan uang seratus ribuan, dan setelah mendapatkan kembalian nya, Melisa pun pulang. Dia langsung membersihkan ikan juga membumbui nya, lalu menyimpan nya di kulkas. Dia juga sekalian membersihkan sayap dan juga ceker ayam yang dia beli, lalu merebus nya dengan daun salam dan serai agar tidak berbau amis. 

Tak lama berselang, Dion pulang dengan wajah kusut nya, dia merogoh kunci rumah dari saku celana nya dan masuk.

"Lho, Mel.."

"Apa, Mas?" Tanya Melisa sambil berbalik.

"Kok kamu bisa masuk sih?"

"Bisa masuk apa nya? Dari tadi malem aku di rumah kok." 

"Hah? Aku nyariin kamu lho semalam, kamu gak ada di rumah pas aku pulang."

"Emang kamu pulang? Aku kira kamu gak pulang, soalnya makanan di meja utuh, gak ada yang makan." Jawab Melisa berbohong, padahal dia tidak memasak sama sekali kemarin. Dia sibuk bersama Arvin kemarin.

"Pulang sebentar, makan, mandi terus berangkat lagi. Nanti juga begitu."

"Kamu keliatan nya sibuk sekali, Mas."

"Hmmm, aku di percaya menjadi pengawas." Jawab Dion sambil duduk di kursi.

"Ohh ya sudah, tapi ingat jangan sampai lupa pulang ya, Mas."

"Hmmm, masak apa hari ini?" Tanya Dion.

"Ikan goreng, sama sambel." 

"Itu saja, hah?" Tanya Dion dengan nada sedikit meninggi.

"Memang kamu ingin apa, kamu lupa tidak memberi aku uang belanja beberapa hari ini?" Tanya Melisa, membuat Dion bungkam seketika. Harusnya, ada ikan saja dia sudah bersyukur karena dia tak memberikan uang belanja.

"Terus, dari mana kamu punya uang buat beli itu?" Tunjuk Dion pada panci yang berisi sayap dan ceker yang sedang di rebus.

"Dari Arvin." Jawab Melisa keceplosan, namun dengan lihai nya dia menutupi rasa gugup nya itu.

"Maksud mu?"

"Waktu itu, dia minjam uang 30 ribu. Nah, dia kembalikan tadi." 

"Terus, kenapa kamu malah beli itu. Kamu tahu sendiri kalau aku tak suka makan itu?" Bentak Dion.

"Kalau kamu gak suka, yaudah. Lagi pula, aku membeli nya untuk ku sendiri." Jawab Melisa dengan berani, membuat Dion kehilangan kata-kata nya, lalu pergi dengan langkah tegap nya, dia marah hanya karena ada satu menu saja untuk nya sarapan hari ini.

"Pria egois, memang nya dia saja yang ingin makan enak, aku juga kali." Ketus Melisa, sambil memperhatikan punggung suami nya dengan tatapan kesal.

.......

🌻🌻🌻🌻

1
Nur Aidi Athi
Kecewa
Nur Aidi Athi
Buruk
Norleha Arsad
malas baca perempuan curang sama lelaki lain
Nining Chili
👍👍
Rini Haryati
bagus
Aya'Na Soraya
Jeleeeeek
siapa aku: Waduuh... org baru mampir 😅
total 1 replies
Umiati Ati
rebut aja Vin....,buat Melisa bahagia
Umiati Ati
hahaha muka pas-pasan senjata mungil ,suka kdrt lagi .... hadeeh
Nimas Kartika Sari
Luar biasa
Crystal
Bisa2nya celana dalam ketinggalan. Berarti Dion pulang ga pake CD dong😂
Crystal
Ga ngaruh kali Thor, lubang pipis beda sm lubang yg dimasukkin Arvin
Crystal
Lahhh Melisa juga bekas orang loh, Vin. Ya meskipun bekas suaminya sendiri.
Crystal
Astaga mungil, biasanya kan keras besar panjang. Ngakak, Thor😂😂
Fhebrie
di tunggu season duanya
Istrinya Jungkook🌻: season keduanya sudah launching ya dengan judul Ayunda, Istri Rahasia Presdir☺️
total 1 replies
Fhebrie
nangis terharu aku Thor seneng lihat arvin baik sama papahnya
Fhebrie
akhirnya tak kirain papa daren cm pura pura baik ga taunya tulus juga
Fhebrie
iy Thor bener karna sebelumnya masih menunjukan seorang Muslim tp di pernikahan kayak non muslim
Fhebrie
dulu istrinya daren kan juga orang biasa
Fhebrie
makin kesini alurnya dr cara nikahnya ini aturan non islam ya Thor... dr bab sebelumnya kan pernah menyebutkan KUA juga klo ga salah
Fhebrie
nah gitu dong pak daren... anak cm satu otomatis mentingin kebahagiaan anaklah.. harta juga sdh banyak mau apa lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!