Become An Idol By System

Rainy mengamati Oichi dari kejauhan dengan penuh selidik dan kewaspadaan.

"Tidak secantik aku! Aku pasti akan mengalahkannya!! Apalagi aku sudah cukup lama menjadi seorang trainee!! Dia hanya anak baru yang beruntung karena memiliki sebuah bakat saja! Dan tentu saja semua harus diasah dengan latihan yang yang baik. Dan tentu saja semua itu tidak instan! Semua membutuhkan waktu yang tidak singkat!!" gumam Rainy penuh dengan keyakinan.

Rainy dan teman-temannya melenggang dengan anggun. Mereka memasuki ruang latihan dan kebetulan berpapasan dengan Oichi yang sedang menuju ke pintu keluar karena jam berlatihnya sudah habis.

Rainy menyilangkan kedua tangannya di bawah dadanya dan masih saja mengamati Oichi penuh rasa tidak suka.

Oichi yang berpapasan dengan para seniornya membungkukkan badannya untuk menghormati mereka sebagai senior. Sedangkan Rainy dan teman-temannya hanya tersenyum miring menatap kecut Oichi seakan mereka tidak menyukainya.

"Dia memiliki etika dan sopan santun yang lumayan juga. Ahaha ..." samar-samar Oichi mendengarkan rombongan para gadis cantik itu berkata.

"Dia memang harus seperti itu! Bukankah aturan di dalam Agensi ini seperti itu? Junior harus selalu menghormati seniornya, jika tidak dia akan mendapatkan hukuman dan pengurangan poin." timpal gadia yang lainnya dengan tawa kecil.

Oichi yang mendengarkan semua itu hanya tersenyum tipis saja. Namun dia tetap melangkahkahkan kakinya untuk meninggalkan ruang berlatih ini.

Dia meraih ponselnya dan berusaha untuk mengirimkan pesan untuk Ken.

Aku sudah selesai berlatih. Kita bertemu di Yummy Cafe ya! Aku akan segera tiba disana kira-kira 15 menit. Oichi

Oichi mengirimkan pesan itu untuk Ken. Dan hanya dalam beberapa detik saja, ponsel Oichi sudah bergetar lagi. Setelah memeriksanya, ternyata Ken langsung membalasnya.

Okay!! Ken.

Balas Ken sangat singkat dan hemat. Tidak seperti saat bertemu dan berbincang langsung dengan Ken. Dia akan sangat ramah dan banyak berbincang.

Oichi mulai keluar dari Diamond Entertaiment dan berniat untuk mengjadang sebuah taxi. Namun tiba-tiba saja sebuah motor balap berwarna hitam metalik berhenti di hadapannya.

Sang pengendara mulai melepaskan helm hitamnya. Dan betapa terkejutnya Oichi saat menyadari jika pemuda itu adalah Ken.

"Ken? Kamu ... mengapa ada disini? Bukankah kita sudah janji akan bertemu di kafe?" tanya Oichi kebingungan.

"Hehehe ... kamu benar, Oichi. Tapi kebetulan aku sedang berada di wilayah sini, jadi aku mampir saja. Makanya aku datang ke sini untuk menjemputmu saja deh." ucap Ken disertai dengan tawa kecil seperti biasanya yang begitu ramah dan ceria.

"Oh begitu ya. Baiklah! Ayo kita ke Yummy Cafe. Aku akan segera mentraktirmu. Atau kita mau ke tempat lainnya saja?" ucap Oichi berbalik bertanya dengan ramah.

"Tidak kok. Ke tempat itu saja tidak masalah. Terkadang aku juga sering mengunjungi kafe itu kok. Makanannya lumayan lezat dan sangat sesuai dengan kantong pelajar. Baiklah cepat naik dan kita segera berangkat." ucap Ken lagi sambil melemparkan sebuah helm berwarna hitam untuk Oichi.

Dengan gelagapan Oichi menangkap helm itu, karena dia takut jika helm itu akan terjatuh dan rusak. Yang Oichi khawatirkan adalah harga helm yang pastinya cukup mahal. Dan tentu saja dia khawatir akan kesulitan untuk mengganti rugi jika dia tidak bisa menangkapnya dengan sempurna.

"Ken! Bagaimana jika helm ini jatuh dan rusak?" sungut Oichi memasang wajah cemberut dan mulai menaiki motor besar Ken, duduk di belakang Ken lalu mulai memakai helm itu.

"Beli lagi donk! Hehe ..." jawabnya dengan santai dan tersenyum lebar. "Pegangan yang erat! Kamu terlalu kurus, bisa-bisa kamu akan terbang nanti." imbuhnya masih dengan tawa kecil.

Dengan ragu-ragu Oichi mulai berpegangan pada jaket Ken. Dan Ken mulai melajukan motor balapnya dengan cukup kencang.

NGUNG ...

Setelah kira-kira 10 menit, Ken mulai menepikan motornya di depan sebuah kafe kecil dengan desain yang cukup unik. Kafe ini juga ramai akan pengunjung.

Mereka masuk ke dalam dan memesan beberapa makanan untuk makan malam mereka.

"Bagaimana rasanya menjadi seorang trainee di Diamond Entertaiment?" tanya Ken membuka perbincangan sambil menikmati segelas smoothie anggur yang lebih dulu diantarkan oleh seorang pelayan wanita.

"Cukup ketat dan melelahkan. Namun aku menyukainya dan menikmatinya kok." sahut Oichi yang juga mulai menikmati jus jeruknya.

"Oh ya? Baguslah jika seperti itu. Aku dengar dalam waktu dekat ini Diamond Entertaiment akan mendebutkan seorang idol ya? Aku harap kamu bisa beruntung dan terpilih ya." ucap Ken dengan tulus.

"Hehe ... sebenarnya aku masih terlalu jauh untuk bermimpi soal itu, Ken. Karena aku masih seorang pemula. Bahkan junior dari para junior." jauh di dalam hatinya sebenarnya beginilah yang dirasakan oleh Oichi.

Karena untuk menjadi seorang idol itu tidaklah mudah. Mereka harus berlatih dengan giat dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Tidak hanya sehari atau dua hari semua bisa dikuasai dengan baik.

Namun tidak munafik, Oichi juga ingin sekali mendapatkan kesempatan itu. Karena dengan menjadi seorang idol, dia akan menunjukkan kepada semua orang.

Jika dia juga layak untuk berdiri di puncak dan memberikan tamparan nyata dengan tindakannya untuk mereka yang pernah menginjak-injak dirinya dan menganggapnya seorang pecundang sampah.

"Tapi ... jujur saja, Ken. Aku juga ingin menjadi sukses dan berhasil. Aku ingin memperlihatkan kepada semua, jika aku juga layak untuk sukses." imbuh Oichi dengan senyum yang mulai memudar, karena kembali teringat disaat semua orang selalu saja menindasnya dan jijik kepada dirinya.

Rasa sakit dan sesak itu sampai saat ini masih membekas nyata di hatinya. Umpatan dan cacian kasar itu akan selalu diingat oleh Oichi di seumur hidupnya.

"Kamu pasti bisa. Kamu harus yakin dan percaya dengan dirimu sendiri ... ganbatte, Oichi-chan!!" ucap Ken menyemangati Oichi dengan mengepalkan kedua tangannya dan tersenyum lebar.

"Hai. Ganbarimasu, Ken-kun! ( Ya. Aku akan berusaha, Ken!)" jawab Oichi yang juga tak kalah semangat.

Namun hanya dalam hitungan detik saja, Oichi mulai lesu kembali karena mengingat sesuatu.

"Sebenarnya aku tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang idol sebelumnya ... aku hanya ingin menjadi lebih baik dan diakui oleh semua orang saja. Aku ingin mereka menganggap keberadaanku. Itu saja ..." gumamnya lirih sambil mengaduk-aduk jus jeruknya dengan wajah murung.

Ucapan Oichi membuat Ken mengkerutkan keningnya karena tak mengerti. Dia tidak pernah tau jika Oichi memiliki masa lalu yang sangat berat.

"Lalu mengapa kamu memutuskan untuk menjadi seorang idol, Oichi?" tanya Ken penasaran.

"Bukan aku yang memutuskannya. Semua terlintas begitu saja ketika aku hampir bunuh diri saat itu." gumam Oichi tanpa sadar.

"Eh? Bunuh diri? Ta-tapi ... kenapa?" seketika Ken menjadi sangat syok mendengar semua itu, hingga dia menatap Oichi dengan sepasang mata yang membulat sempurna.

Bersambung ....

...🍁🍁🍁...

Hari ini bonus visual Ken ya, visual Ken masih sama dengan novel sebelah. Hanya saja disini lebih unyu-unyu karena masih sangat muda. Di sebelah udah kaya rocker dia, lebih sangar.🤭