Saat istri lain mendengar suaminya akan menikah lagi, akan marah. Tetapi berbeda dengan Karina, dengan senang hati, ia menikahkan suaminya dengan wanita lain.
Terdengar mustahil, tapi ini terjadi didalam kehidupan seorang wanita yang bernama Karina.
"Katakan, siapa wanita yang akan kamu nikahi, mas. Aku akan menikahkan kalian."
Dengan tersenyum lebar, Karina menerima keputusan suaminya yang akan menikah lagi.
Sebenarnya, apa yang membuat Karina memutuskan itu? Ayok baca!
Instagram: Coretanluka65
FB: Pena Tulip
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tempat indah
"Al," sapa Jesicca.
"Jes, kapan kamu kesini?" tanya Alana.
"Baru saja, kenapa kamu melamun sendiri?" kata Jesicca.
"Aku hanya sedang mendinginkan tubuhku," jawab Alana tersenyum.
"Al, kamu tidak bisa bohong denganku, jujur saja," kata Jesicca.
"Aku serius, aku tidak kenapa-kenapa," jawab Alana tersenyum.
"Kamu gak percaya sama aku?" tanya Jesicca.
Alana menghela napas panjang.
"Sebenarnya, ada yang membuat perasaanku gelisah," ucap Alana.
"Ada apa, apa mantan suamimu mengganggu dirimu?" tanya Jesicca.
"Tidak, bukan itu," jawab Alana.
"Lalu apa yang mengganggu pikiranmu?" tanya Jesicca lagi.
"Seperti yang kamu tahu, kalo aku akan segera menikah dengan Ethan, apa menurutmu itu tidak kecepatan?" ujar Alana bingung.
"Kamu yang akan menikah, jadi kamu yang berhak memutuskan itu semua," kata Jesicca,
"Apa kamu tidak yakin, dengan Ethan?"
"Bukan masalah yakin atau tidak, tapi rasa takutku masih ada, akan hal pernikahan," jawab Alana.
"Saranku, katakan ketakutanmu kepada Ethan, supaya dia tidak melakukan yang kamu takutkan selama ini," ujar Jesicca, dia memberikan pendapat, menurut pandangannya.
"Apa Ethan tidak akan tersinggung? Maksudku. Aku takut kalo Ethan mengira, aku belum melupakan masalaluku," kata Alana bingung.
"Tidak, dia sangat mencintaimu, Ethan akan melakukan apapun untuk kebaikanmu, jangan takut," jawab Jesicca.
"Nanti akan aku katakan dengannya, akhir-akhir ini dia sangat sibuk, jarang mempunyai waktu denganku," kesal Alana.
"Ceritanya rindu nih?" goda Jesicca.
"Jes, jangan seperti itu."
Alana mencubit perut Jesicca, dia malu dengan godaan yang Jesicca lontarkan.
"Eh iya, aku mau menanyakan sesuatu denganmu, aku harap. Kamu berkata jujur," ucap Alana.
"Ya, aku akan jujur," jawab Jesicca.
"Kan kamu tahu, alasan aku menutupi identitas asliku, yang ingin aku tanyakan, kenapa kamu menutup identitasmu dan kenapa kamu kenal dengan Ethan?" tanya Alana.
"Harus banget, di jawab?" goda Jesicca.
"Jes!" geram Alana.
Jesicca tertawa, saat melihat ekspresi wajah Alana yang terlihat kesal.
"Oke, aku ceritakan denganmu," ucap Jesicca,
"Jadi, sebenarnya aku sudah bersama Ethan dan juga Baron, mereka sudah menjagaku sejak kecil, karena ayahku, adalah adik dari bibi Jennifer.."
"Jadi kalian masih saudara? Terus apa lagi?" tanya Alana, dia semakin penasaran.
"Aku mempunyai saudara, satu kakak dan dua adik, tapi nahasnya mereka terbunuh, entah siapa yang membunuh mereka, sampai sekarang, aku masih mencari pembunuhnya," kata Jesicca.
"Sebentar, keluargamu terbunuh, tanpa kamu tahu, siapa yang membunuhnya?"
Alana sedikit tidak mengerti dengan apa yang Jesicca katakan.
"Ya, alasanku menutup identitasku, karena aku sedang mencari tahu, siapa dalang pembunuhan itu," kata Jesicca.
"Ternyata nasibmu lebih tragis, aku sangat sedih mendengarnya," ucap Alana, dia langsung memeluk Jesicca.
"Sudah, aku tidak apa-apa, bantu aku, mencari tahu, siapa orang yang sudah tega, membunuh keluarga," kata Jesicca.
"Aku akan membantu sebisa aku," jawab Alana.
"Aku curiga dengan salah satu orang yang kita kenal," ucap Jesicca.
"Dengan siapa?" tanya Alana penasaran.
"Amir, dan juga Sem, orang yang sudah menculik kita beberapa hari yang lalu," ujar Jesicca.
"Kenapa kamu bisa menyimpulkan itu, apa kamu mempunyai bukti?" tanya Alana.
"Aku memang tidak mempunyai bukti, tapi perasaanku mengatakan itu, karena gelagat mereka sangat mencurigakan," ujar Jesicca.
"Kamu harus menjaga dirimu, mereka sudah tahu kami siapa," ucap Alana cemas.
"Aku bisa menjaga diriku, kamu tenang saja," jawab Jesicca tersenyum,
Jesicca merasa beruntung, karena sudah dipertemukan dengan sosok Alana yang sangat baik, dan sekarang. Dia akan segera menjadi saudaranya.
Saat keduanya sedang membahas sesuatu, tiba-tiba Anna masuk kedalam kamar.
"Kak Jes, sejak kapan disini?" tanya Anna.
"Belum lama," jawab Jesicca.
Anna langsung memeluk Jesicca, karena sudah lama tidak bertemu dengannya.
"Kakak kemana saja, aku merindukan kakak," ucap Anna.
"Kakak sedang ada kesibukan, yang tidak bisa kakak katakan," jawab Jesicca.
"Syukurlah kalo kakak baik-baik saja, aku khawatir dengan kakak, karena ponsel kakak tidak bisa di hubungi," kata Anna.
"Ponsel kakak rusak, jadi tidak bisa kebuka, maaf ya," ucap Jesicca.
"Tidak apa-apa, karena sekarang kakak sudah berada disini," ujar Anna senang,
Sekarang, dia mempunyai dua teman sekaligus, Anna tidak akan kesepian lagi.
"Mommy memanggil kalian, katanya waktunya makan siang," kata Anna.
"Kami akan keluar," jawab Jesicca.
"Yasudah, ayok bersama," ajak Anna.
Alana dengan Jesicca, mengikuti langkah Anna, mereka akan makan siang bersama keluarga Carlos.
"Ayok waktunya makan," kata Jennifer.
"Tante, Ethan belum pulang?" tanya Alana.
"Katanya hari ini tidak akan pulang, apa dia tidak menghubungimu?" ujar Raymond.
"Mungkin aku belum cek ponsel, jadi aku tidak tahu," jawab Alana tersenyum.
"Makan dulu, jangan memikirkan dia yang tidak penting," kata Raymond.
Alana duduk di dekat kakek Raymond, karena setelah Alana pindah ke mansion, dia menjadi sangat dekat dengan kakek Raymond.
"Makanlah, supaya kamu cepat sembuh," ucap Raymond tersenyum.
Alana mengangguk pelan, sembari tersenyum, lalu Alana menikmati makanan itu, meskipun rasanya terasa hambar, karena tidak bersama Ethan.
Sudah seminggu lamanya, Alana tidak bertemu dengan Ethan, meskipun mereka tinggal dalam satu atap, tapi Ethan sangat sibuk, bahkan sering bermalam di kantornya.
"Aku harus menghiburnya, sepertinya dia sedih karena jarang mempunyai waktu dengan kekasihnya," gumam Raymond
Setelah menghabiskan makan siangnya, Alana langsung berpamitan kepada semua orang, tetapi Raymond mencegahnya.
"Ikut kakek, ada hal yang ingin kakek katakan denganmu," kata Raymond.
"Baik kakek," jawab Alana tersenyum,
Meskipun dia sedang tidak mood untuk bicara dengan siapapun, tapi tidak mungkin, Alana menolak ajakan sang kakek. "Bisa gak direstui lagi."
Raymond membawa Alana ke sebuah tempat rahasia, tempat kesukaan mendiang istrinya semasa hidup.
"Wah, indah sekali," puji Alana, dia sangat kagum dengan bangunan yang terpisah dari mansion. Tetapi tidak jauh.
"Ini tempat kesukaan mendiang istri kakek, semasa hidupnya, dia menghabiskan waktu disini, bahkan ketika dia menghembuskan napas terakhirnya, dia berada disini," kata Raymond.
Alana bingung, dia harus mengatakan apa dengan sang kakek Raymond, karena takut akan salah bicara.
"Tapi itu semua sudah berlalu, kakek sudah menerima dengan ikhlas, atas kepergian mereka," ucap Raymond tersenyum.
Alana hanya membalas dengan senyuman.
"Jennifer bukan tipe wanita yang suka dengan suasana alam, dia lebih suka berbisnis, jadi tempat ini jarang di kunjungi, setelah kepergiannya," ucap Raymond.
"Padahal ini sangat indah sekali, aku sangat suka dengan tempat ini," ujar Alana sumringah.
"Sekarang, ini menjadi milikmu," kata Raymond.
Sontak saja Alana melototkan matanya, karena kaget.
"Kakek percaya, kalo kamu bisa menjaga dengan baik, tempat ini," ucap Raymond.
"Apa kakek serius?" tanya Alana tak percaya.
Raymond mengangguk, sembari tersenyum kearah Alana.
***
Maaff yaa Jessica 😂🙏🙏🙏