Sovia dan Angga baru menikah beberapa Minggu, ayah Angga kemudian menikah dengan seorang wanita yang usianya sana seperti Angga. pernikahan Sovia di penuhi kebahagiaan, namun setahun setelah itu tiba-tiba banyak kejadian yang mencurigakan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Inggrid menghina Sofia.
Sofia menatap Inggrid yang juga berada di dapur, Sofia menatap Inggris yang tatapan matanya nampak fokus menatap Angga. namun berbeda dengan Angga, Dia terlihat tersenyum kepada Sofia, dia mematikan kompornya kemudian membagi makanan yang baru dia masak.
"Apa kamu mau juga, Erna?" tanya Angga.
"Boleh mas, tapi kalau dikasih sih." jawab Erna sembari tersenyum.
Sofia tersenyum menatap Erna yang usianya mungkin sama, namun Erna adalah sosok wanita yang begitu ceria juga blak-blakan kalau berbicara.
"Ayo kita makan." ajak Angga.
Inggrid yang juga berada di dapur nampak dia tidak dihiraukan sama sekali, bahkan ketika Angga menyodorkan makanan kepada Sofia dan Erna, namun kepada Inggris Angga tidak menawarkan sama sekali.
"Halo.. aku juga ada di sini, Angga. Apakah kamu tidak ada niatan untuk menawariku makanan?" tanya Inggrid.
"Maaf, aku tadi membuat makanan sedikit." jawab Angga yang kemudian menyuapi Sofia terlebih dahulu.
"Mas Angga makan aja dulu biar Mbak Sofia aku yang nyuapin." kata Erna.
"Tidak usah, Erna. Kamu makan aja dulu, nanti kan kalau selesai makan Kamu yang membereskan ini semuanya." jawab Angga.
Inggrid bertambah kesal ketika dirinya tidak dihiraukan sama sekali, bahkan Angga tidak ada niatan untuk menawarkan makanan walau itu cuma sesuap "Pria ini benar-benar mencoba untuk menguji kesabaranku, baiklah kalau begitu. Dia akan tahu bagaimana jika dia sudah tunduk kepadaku, dia pasti akan aku buat merasakan tidak berdaya tanpa aku." gumam Inggrid dalam hati.
"Nyonya, apa nyonya Inggris mau berbagi makanan denganku? sini mari makan sama aku." Erna malah terlihat mencoba untuk mengganggu Inggrid.
Inggrid langsung mencibirkan bibirnya, seketika dia memutar tubuhnya meninggalkan dapur dengan rasa kekesalan yang teramat luar biasa. "Lihat saja apa yang aku lakukan akan aku lakukan, mereka benar-benar mencoba ingin melawanku, lihat saja apa yang akan aku lakukan." ujar Inggrid yang kemudian pergi dengan mulut yang terus mengoceh.
Melihat Inggrid pergi dengan kesal Sofia Angga dan Erna malah tersenyum. "Wanita seperti itu kenapa lahir di dunia ini ya? seharusnya wanita seperti itu lahirnya di kebun binatang aja." ucap Erna.
Sofia hanya bisa tersenyum, walaupun dia berbicara pun itu akan sangat susah karena kondisinya masih belum baik. Ketika Inggrid masuk ke dalam kamarnya, Adi di buat terkejut karena Inggrid menutup pintu kamar dengan sangat kasar.
"Apa kamu baik-baik saja, sayang? Kamu dari mana?" tanya Adi.
"Aku tadi dari dapur mau mengambil minuman." jawab Inggrid.
"Lalu, di mana minumannya?" tanya Adi.
"Tidak jadi karena di dapur tadi ada kucing-kucing liar yang menggangguku." jawab Inggrid kembali.
Adi tidak lagi bertanya ketika melihat raut wajah kesal yang ditunjukkan oleh Inggrid. pria itu bergegas berjalan meninggalkan kamarnya, Inggris tidak ingin bertanya, dia masuk ke dalam kamarnya kemudian berjalan menuju dapur.
Inggrid terlihat melempar tubuhnya ke atas ranjang, sedangkan Adi.. dia pergi ke dapur untuk mencari sesuatu. Ketika berada di dapur, di tempat itu sudah tidak ada orang Angga dan Sofia sudah masuk ke kamar. Sedangkan Erna, dia juga sudah masuk ke kamarnya.
"Apa aku sebaiknya membangunkan mbok untuk membuatkan aku makanan ya? aku sudah lapar." ucap Adi.
Saat berada di dapur tanpa sengaja Adi mendengarkan salah satu pelayan yang masih terbangun sedang membicarakan Inggrid. Dua pelayan nampak sedang berbicara dengan begitu asiknya, mereka terus membicarakan Inggrid yang selalu pulang malam dengan kondisi mabuk bahkan wanita itu sering sekali melihat para pekerja pria di rumah Adi.
"Apa kamu tahu, aku itu benar-benar merasa malu sendiri, kemarin aku melihat nyonya Inggrid mengintip tukang kebun yang sedang menyiram tubuhnya di kebun belakang." ucap salah satu pelayan.
"Apa kamu yakin?"
"Ya tentu saja aku yakin, aku tidak sengaja pergi ke kebun belakang, niatnya aku mau membersihkan gudang belakang itu. Eh aku malah melihat nyonya Inggrid terus menatap tukang kebun yang agak muda itu, dia kan tidak pakai pakaian cuma memakai celana pendek saja. Nyonya Inggris menatapnya dengan begitu tajam dan memegang dadanya." jawab pelayan yang satunya.
Adi yang mendengarkan pembicaraan 2 pelayan itu nampak dia langsung murka, dia yang hendak membuat kopi itu dia mengurungkan niatnya. Dia berjalan ke tempat dua pelayan yang sedang membicarakan istrinya itu.
"Mulai besok kalian tidak usah bekerja, tugas kalian itu di sini adalah bekerja! berani sekali kalian membicarakan istriku di belakangku!" bentak Adi dengan suara yang begitu keras.
Dua pelayan yang sedang membicarakan Inggrid itu nampak terkejut, mereka berdua menatap Adi yang benar-benar sangat murka.
"Maaf maafkan kami tuan." ucap dua pelayan itu.
"Sudah, aku tidak mau tahu! besok pagi kalian kemasi barang-barang kalian! setelah itu ambil gaji kalian, aku tidak suka kalian menyebar fitnah seperti ini." ujar Adi yang kemudian pergi dari dapur dengan amarah yang begitu meluap.
Dua pelayan itu sangat kebingungan, dulu mereka bekerja di situ tidak seperti ini. semenjak ada Inggrid suasana yang ada di rumah Adi sangat tidak menyenangkan bahkan terkesan sekarang yang menguasai tempat itu adalah Inggrid.
Keesokan pagi dua pelayan itu sudah pergi meninggalkan rumah Adi, Erna dan simbok yang sudah mendengar cerita dari dua pelayan itu nampak mereka berdua sangat terkejut. Betapa buta nya Adi karena dia selalu membela Inggris, walaupun istrinya itu sudah melakukan kesalahan berulang kali namun Adi tidak mau tahu.
Hari ini adalah hari Minggu, Sofia nampak terlihat sudah cantik dengan balutan kemeja berwarna coksu dan rok panjang berwarna hitam.
"Kamu sudah bangun Angga?" tanya Adi.
"Tentu saja Ayah aku sudah bangun, aku mau mengajak Sofia untuk jalan-jalan sebentar." jawab Angga.
"Oh ya Angga, bisa ke ayah berbicara sebentar? biarkan Sofia berada di sini bersama dengan ibumu, nanti kalau dia mau makan biar si mbok yang akan menyuapinya." kata Adi.
"Memangnya mau bicara apa, Ayah?" tanya Angga.
"Sesuatu hal yang sangat penting." jawab Adi.
Sofia mengedipkan matanya tanda untuk Angga pergi bersama ayah mertuanya, Inggrid yang melihat Sofia sendirian nampak dia senyum, dia ingin sekali meluapkan kekesalannya kepada Sofia kali ini. Ketika mereka sudah pergi, Inggrid nampak tersenyum menatap Sofia.
"Kamu ini benar-benar wanita tidak berguna, Sofia. Kamu benar-benar menjadi beban bagi suamimu, kamu itu seharusnya mengerti. Suamimu itu sudah kecapean masak masih harus mengurusi kamu? kamu kalau jadi wanita berguna lah sedikit. Kamu ini sudah cacat dan sangat tidak berguna." kata Inggrid. dia langsung mengeluarkan kata-kata pedasnya.
"Kenapa nyonya Sofi Ingrid berbicara seperti itu? tidak pantas kamu berbicara seperti itu kepada nyonya Sofia." ucap Erna yang sudah berada di ruang makan.
"Hai pelayan, kamu tidak usah ikut campur. Jika kamu ikut campur, apa kamu mau aku pecat sekarang juga?!" ujar Inggris.
"Nyonya itu mulutnya tidak bisa direm sama sekali ya, selalu menyakiti hati orang lain. Nyonya Inggrid itu punya hati nggak sih? atau nyonya Inggris itu memang terlahir tidak punya hati?" jawab balik Erna yang membuat Inggris semakin kesal.
"Aku kan bicara benar, lihatlah wanita itu tidak berguna, dia selalu bergantung kepada suaminya. Tidak bisa melakukan apapun, sudah cacat tidak bisa berbuat apapun. Dia itu selalu menyusahkan suaminya, jadi tidak salah kan aku bicara seperti itu."
Ingin sekali Sofia menampar mulut Inggrid, namun sayangnya dia tidak bisa melakukan hal itu. Sophia hanya mampu mendengarkan semua ejekan yang dilontarkan oleh Inggrid.
*Bersambung*
terima kasih atas dukungannya semoga kalian senang dengan novelku ini. jangan lupa baca novelku yang lain.
*istri barbar bos mafia*
*My sugar Daddy.
*Sugar baby tuan muda lumpuh*