BACA NYA PELAN-PELAN, MAACIHH.
Su Luxie memutuskan untuk bunuh diri menggantung lehernya dengan sebuah selendang setelah sang tunangan mengakhiri hubungan mereka dan lebih memilih untuk bersama sepupunya, Su Manman.
Setelah kematian nya, dokter yang bodoh dan juga jelek sepertinya itu hidup kembali dan berubah 100% dari dirinya yang sebelumnya.
Rupanya ada sebuah jiwa yang berasal dari abad 22 masuk kedalam tubuh Su Luxie akibat mengalami kecelaan pesawat.
Apa saja yang bisa dilakukan oleh jiwa baru itu? Apakah dia akan membalas dendam atas perbuatan Su Manman yang sudah merebut tunangannya?
"Aku adalah Medical Spirit, apapun bisa ku lakukan dengan kemampuan ku ini!"
"Menjadi kaya adalah target utamaku. Bersiap-siap lah menghadapi dokter hantu ini."
Yuk baca ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon risa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 25 : pemeriksaan kepala kepolisian yang tegas
Su Luxie dan Merlyn sedang melakukan perjalanan untuk menuju kekediaman Su. Namun, telah terjadi sesuatu pada kediaman Su. Banyak sekali para prajurit kekaisaran dan bahkan jendral kepala kepolisian yang datang kesana.
Telah diadakan penyelidikan besar-besaran karena sebuah bencana yang menimpa keluarga Ang.
Oleh karena itu, keluarga Su ikut diperiksa karena keluarga Su memiliki hubungan yang lumayan erat dengan keluarga Ang.
Apalagi disaat mulai tersebarnya berita jika kepala keluarga Ang akan menikahi Nona kedua dari kediaman Su.
Mungkin hal itu yang menjadi sebuah kecurigaan bagi para penyelidik, dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk menyelidiki kediaman Su karena ditakutkan mereka juga ikut terlibat dalam bencana yang menimpa keluarga Ang.
Pada saat ini, dihalaman kediaman keluarga Ang, telah terjejer rapi oleh para prajurit yang menggunakan atribut lengkap seperti layaknya sebuah peperangan.
Ditengah-tengah nya terlihat seorang pria yang gagah memakai armor sedang berjalan dengan pedang besar bersampul yang dia pegang dilengan kirinya.
Dia adalah jendral kepala kepolisian. Sebuah wibawa kepemimpinan terpancar cukup kuat dari dirinya.
Sata itu keluarga Su sedang berbaris didepan pintu kediaman. Termasuk juga Su An'yang dan Su Tiao yang berdiri berdua memisahkan diri dari keluarga utama.
Wajah mereka terlihat saling tegang saat menghadapi kepala kepolisian yang kini sedang berada tepat didepan mereka.
Sebuah wajah yang sangar, badan tegap yang tinggi dan juga kekar, orang awam seperti mereka pastinya akan merasa telah terintimidasi dan tertekan.
Perlahan-lahan kedua tangan kepala kepolisian itu dia satukan kedepan untuk memberi hormat pada kepala keluarga Su, Su Taipong.
SRENGG... suara armornya yang saling bergesekan...
"Maaf karena telah mengejutkan mu, tuan Su," Katanya pelan menatap memicing pada Su Taipong.
"Saya disini datang untuk penyelidikan yang diperintahkan langsung oleh kaisar, jadi mohon kerja sama nya." Lanjutnya dan mulai menyatukan tangan kembali membentuk kepalan tangan.
Su Taipong tidak bergeming. Dirinya diam mematung disaat mendengar 'kaisar' yang telah disebutkan oleh kepala kepolisian, didepannya.
Mau menolak? Bagaimana mungkin! Dirinya tidak akan mungkin berani untuk berbicara sepatah katapun dan lebih memilih untuk berdiri ditepian untuk mempersilahkan mereka masuk kedalam sana.
Kepala kepolisian itu mengangkat tangan nya keudara lalu menjatuhkannya seolah-olah dia sedang memberi kode pada para anak buahnya itu.
Dan benar saja, sebagian dari prajurit yang berbaris itu dengan sigap siaga mengikuti langkah sang atasan, masuk kedalam kediaman Su dan kemudian mulai berpencar.
Su Taipong hanya bisa diam dan berbenak didalam hatinya.
"Tuan, bagaiaman ini? Jika saja mereka menemukan bukti yang memberatkan kita, kita akan terseret kedalam kasus ini." Bisik Su Miaomiao pada Su Taipong yang sedang diam dengan ekspresi kalutnya.
"Apa yang kau takutkan?! Kita tidak salah dalam hal ini, kita tidak boleh takut." Jawabnya berbisik dan memberi pengertian kepada istrinya itu.
"Lagi pula aku tidak menyangka jika pria tua cabul itu akan meninggal dengan cara yang seperti ini. Jika saja aku tahu sejak awal, aku tidak akan menikahkan anak sialan itu untuk mengambil keuntungan dari awal." Benaknya begitu kesal dengan penyesalan yang begitu terlambat.
Sehabis dirinya membenak, dia justru mengalihkan pandangan pada Su An'yang dan Su Tiao. Dia memandang mereka dengan sinis seperti akan membunuh dengan menerkam.
Su An'yang sudah jelas mengetahui kebencian yang terpancar dari netra mereka untuk dirinya dan anaknya. Dia hanya bisa bersikap cuek dengan mengalihkan pandangan kelain arah.
"!"
"Bahkan dia berpura-pura tidak melihatku dan tidak mau ikut dalam masalah ini! Mereka hanya mau mencuci bersih tangan mereka!!" Benak Su Taipong kesal menatap sinis kearah Su An'yang.
Masih dalam keadaan kesal, Su Taipong pun pergi dari sana untuk masuk kedalam kediaman diikuti oleh Su Miaomiao yang menyusul dari belakang.
Su An'yang hanya bisa mengambil napas lega dengan memurus dadanya itu. "Akhirnya mereka pergi." Gumam Su An'yang sangat pelan sehingga tak terdengar oleh seorang pun.
"Ibu," Panggil Su Tiao "Apakah ini ada hubungannya dengan adik..." Lanjut Su Tiao berbisik pada Su An'yang, namun tiba-tiba Su An'yang menampal mulut Su Tiao sambil berkata
"Apa yang kau katakan! Jika ada yang mendengar, bagaimana?!" Tegur Su An'yang berbisik pada Su Tiao.
Dia pun melepas tangannya itu, setelah dirasa Su Tiao sudah mulai diam dan paham pada kondisi sekitar.
"Ma, maaf, ibu." Ujarnya dengan tersenyum cangung.
Su An'yang hanya bisa bergeleng menghadapi sikap Su Tiao yang begitu ceroboh dan gegabah. Su An'yang berbalik badan dan mulai berjalan
"Ayo, kita masuk." Ujarnya mengajak Su Tiao masuk kedalam kediaman.
Dengan patuh Su Tiao mengikuti langkah Su An'yang dengan ekspresi masamnya karena habis dimarahi oleh ibunya itu.
Penyelidikan masih tetap berlanjut. Seisi kediaman bahkan sudah diperiksa oleh para penyelidik. Mereka tidak meninggalkan satu celah pun.
Mereka memeriksa semua kamar kediaman, ruangan-ruangan, dapur, taman, toilet dan bahkan tanah sekalipun.
Mereka terlihat begitu professional dalam melakukan penyelidikan. Semua mereka lakukan untuk menemukan bukti. Bahkan mereka mengintrogasi semua pelayan yang ada dikediaman Su.
Terdapat 50 pelayan dikediaman Su. 20 laki-laki dan 30 perempuan. Semua pelayan yang berjumlah 50 itu segera dikumpulkan dan mulai di introgasi oleh kepala kepolisian.
Mereka berbaris disebuah halaman dengan sebuah gajebo disampngnya. mereka semua menunduk dengan ekspresi Masing-masing. Ada yang panik, ada yang sedang gusar, sedih, takut dan ada yang biasa-biasa saja.
"Apakah kalian yakin?!" Tanya kepala polisi itu dengan lantang dan menggema.
Rata-rata dari para pelayan terkejut mendengar suara yang begitu lantang itu.
Mereka hanya diam. Mereka bingung ingin berkata apa. Mereka merasa jika mereka tidak bersalah, tapi mereka juga merasakan sebuah rasa takut yang memaksa mereka terlihat seperti seorang pelaku.
Kepala kepolisian itu hanya bisa menghela napas dengan kasar. Dia merasa sangat tidak puas karena tidak menemukan satu bukti pun untuk menemukan seorang pelaku yang telah menghabisi keluarga Ang.
"Tidak berguna!" Ujarnya keras, terdengar jika dia sangat kesal pada saat itu.
Tak lama, maju seorang prajurit yang sedang mendekati kepala polisi itu. Prajurit itupun mulai membisikan sesuatu kepada kelapa kepolisian sehingga wajah kepala kepolisian itu berubah menjadi sinis dan memicing kepada semua pelayan didepannya.
"Dimana ketiga anggota keluarga Su yang lainnya?!" Ujarnya bertanya pada semua pelayan dengan suara berat dan juga datar.
Mata sinis itu memicing dan menyapu habis pada semua pelayan.
"Ayo jawab!" Bentak kepala kepolisian itu dengan tegas sehingga para pelayan terkejut dan kemudian berlutut dengan menyatukan kedua tangan mereka.
"Kami tidak tahu, tuan. Kami hanya tahu jika nona pertama berkunjung kekediaman keluarga Anlong dan nona ketiga sedang berada di akademik" Jawab salah satu pelayan dengan wajah paniknya.
"Lalu, dimana nona kedua Su, berada?" Lanjutnya mulai tersenyum seolah baru saja mendapat sebuah jackpot
"?"
"?"
^^^To be continued_^^^