NovelToon NovelToon
Setelah 38 Hari

Setelah 38 Hari

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Berbaikan / Konflik etika / Kebangkitan pecundang / Mata-mata/Agen / Keluarga
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ini kisah tentang kakak beradik yang saling mengisi satu sama lain.

Sang kakak, Angga Adiputra alias Jagur, rela mengubur mimpi demi mewujudkan cita-cita adik kandungnya, Nihaya. Ia bekerja keras tanpa mengenal apa itu hidup layak untuk diri sendiri. Namun justru ditengah jalan, ia menemukan patah hati lantaran adiknya hamil di luar nikah.

Angga sesak, marah, dan benci, entah kepada siapa.

Sampai akhirnya laki-laki yang kecewa dengan harapannya itu menemukan seseorang yang bisa mengubah arah pandangan.

Selama tiga puluh delapan hari, Nihaya tak pernah berhenti meminta pengampunan Angga. Dan setelah tiga puluh delapan hari, Angga mampu memaafkan keadaan, bahkan ia mampu memaafkan dirinya sendiri setelah bertemu dengan Nuri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Karena Nuri mendatangi Angga ke tempat kerjanya, jadilah mereka berdua balik bersama ke rumah cowok itu. Tidak mungkin Angga balik naik angkutan umum karena Nuri pun tidak akan membiarkannya.

Angga fokus menyetir mobil Nuri dan tidak belok dari arah tujuan. Sedangkan Nuri anteng di sampingnya dengan mata yang tak lepas memandangi Angga yang sedang menyetir. Dia tidak mengajak Angga mengobrol meskipun mulutnya gatal sekali ingin bicara. Dia tunggu sampai tiba di rumah Angga karena memanglah enak jika berbincang tidak dalam berkendara.

Sampai di rumah Angga, ternyata di beranda rumah ada Ibu, paman, dan juga bibi. Situasi begini sudah pasti Angga tidak selamat dari omongan bibi tentang perjodohan. Baru sampai saja, Angga dan Nuri disambut dengan cengiran penuh arti.

"Paman sama Bibi pamit pulang dulu ya le. Mari Mbak Nuri. Kapan-kapan mampir juga ke rumah ya."

"Oke siap." Jawab Nuri dengan senyum lebar. Bibi cengengesan menatap Nuri pakai kode sesama wanita. Angga salah menduga, kirain bakalan disindir atau apalah yang bersifat menjodohkan, nyatanya malah pamitan pulang. Anehnya ibu juga ikut-ikutan pamit ke dalam mau menanak nasi. Padahal sesungguhnya makan malam sudah siap semua.

Tinggalah Angga dan Nuri berdua di beranda rumah.

"Apa ada yang ingin Mbak bicarakan?"

"Oh tentu. Akhir-akhir ini Mas Angga sulit sekali diajak komunikasi, apalagi kompromi. Apakah Mas Angga sesibuk itu?" Nuri memulai pembicaraan. Dia merasa Angga sedang menjauhinya.

"Memangnya Mbak mau kompromi apa?"

"Menurut mu aku mau kompromi apa?" Nuri ditanya malah balas bertanya. Angga menaikkan kedua alisnya.

"Kayanya sudah gak ada kompromi diantara kita Bu Polwan," ujar Angga yang baru setengah tapi mengagetkan Nuri. Wanita itu mengeryit soal panggilan Angga kepadanya yang semakin menjauh.

"Kan target yang sama-sama kita incar sudah menerima hukuman yang setimpal Bu." Lanjut Angga, dalam hatinya cekikikan melihat Nuri terhenyak. Pikiran Angga pasti Nuri sedang merasa gimanaa gitu.

Nuri menghela nafas dulu sebelum menjawab, "Sepertinya kita harus kompromi soal cincin yang masih mendem di kantong kamu deh Mas." Begitu katanya.

Sekarang giliran Angga terlonjak kaget. Oh jadi rupanya si bibi lewat jalur belakang diam-diam bilang ke Nuri. Tapi Angga heran kenapa bibi bisa tahu, padahal yang tahu cuma dia dan Tuhan, juga.. ibu.

Angga yang masih gelagapan langsung ditodong kembali pertanyaan.

"Mas, kenapa cincinnya tidak langsung dikasih ke penerimanya saja?"

"Waktunya masih belum tepat. Cincin ini bersifat mengikat, sedangkan dia masih ingin menikmati kesendiriannya. Aku tidak mau mengganggu keinginannya itu bu."

"Jadi bukan karena kamu terganggu sama sahabat wanita itu Mas?"

Angga menggeleng pelan.

"Tidak ada hak aku terganggu, sementara mereka sudah lama saling mengenal."

Nuri perlahan menemukan titik terang perubahan sikap Angga. Nuri sebenarnya menduga-duga kalau Angga menjauh karena kedekatannya dengan Alan setelah wanita itu tahu Angga memiliki rasa padanya. Tapi ternyata bukan itu yang menjadi musabab inti, melainkan celetukan tak berdasar dari mulut Nuri ketika meladeni omongan Alan. Tidak disangka yang menurut orang itu keluar kalimat tidak penting, ternyata bisa menjadi sesuatu penting yang menjadi beban pikiran orang lain sepanjang hari. Ini menjadi pembelajaran bagi Nuri kalau bicara jangan asal, sebab karakter manusia berbeda-beda.

"Asal kamu tahu Mas, pas aku bilang kalau aku masih mau menikmati masa lajang, itu cuma asal ngomong demi meladeni ucapan Alan. Maksudnya itu cuma bercandaan aja, nggak mesti yang keluar dari mulut itu bener keadaan aslinya. Dan satu hal lagi, jangan panggil aku formal banget. Panggil kayak biasanya aja, jangan pakai bu."

Angga menatap lekat Nuri sembari tersenyum.

"Jadi.. "

"Jadi apa Mas Angga?"

"Jadi.. jadi... "

"Jadi apa woy?" seru Nuri pakai nada bercanda.

"Jadi apa itu artinya kamu mau nerima cinta aku yang orang kecil ini Mbak?" Dengkul Angga lemas bilang begini kepada Nuri. Angga tidak mau menyia-nyiakan kesempatan mumpung Nuri lagi membahas tentang masalah ini.

"Nerima? menyatakan perasaan aja belum?"

"Setelah Mbak tahu soal cincin, dan lainnya--"

"Perempuan itu tetap butuh pengakuan yang jelas Mas Angga."

Angga menarik nafas dalam, "Mbak Nuri.. "

"Maaf Mas, minta tolong Mbaknya dihilangkan saja."

"Nuri.. "

"Nah iya itu saja, lebih terasa dekat."

"Nuri, aku kayanya cinta sama kamu. Mau gak kamu jadi istri aku?"

"Kok ada kata 'kayanya' sih Mas? apa kamu masih ragu sama perasaan kamu sendiri?"

"Perasaan aku sudah mantap. Maksudnya aku takut salah nyebut kata yang tepat buat namain perasaan yang aku punya. Aku merasa kepala aku selalu kepikiran kamu, suka kalau lihat kamu senyum, rindu kalau berjauhan, dan sakit kalau kamu bersama dengan laki-laki lain. Besar keinginan aku buat hidup bersama kamu Nuri. Aku pengen nikah sama kamu." Angga mengambil kotak cincin yang memang selalu ia bawa ke mana-mana.

Dalam hati Nuri dia juga memiliki perasaan yang sama dengan Angga, itu artinya cinta Angga terbalaskan. Perasaan manusia tidak bisa ditebak dan dipaksakan. Alan yang sudah lama mengejar cinta Nuri tanpa lelah namun wanita itu tidak bisa memiliki rasa lebih dengan Alan. Nuri dari dulu hingga kini hanya menganggap Alan sebagai teman, dan dia tidak bisa menyukai Alan layaknya wanita pada laki-laki meskipun sudah berkali-kali mencoba belajar mencintai laki-laki itu.

Giliran Angga yang baru kenal belum lama ini Nuri langsung timbul rasa sayang. Angga sudah menarik atensi Nuri sehingga wanita itu selalu terpikirkan Angga menjelang tidurnya. Angga juga sudah membuat Nuri berdebar ketika berdekatan dengannya.

"Apa kamu mau nikah sama aku Nuri?"

"Pakaikan saja cincin itu ke jari ku Mas. Setelah ini kamu ke rumah, temui orangtua aku."

Angga senang bukan kepalang. Dari Nuri sendiri sudah menerima cinta Angga yang begitu besar. Tinggal selangkah lagi Angga bisa memiliki Nuri seutuhnya. Angga perlu melamar pada orang tuanya Nuri untuk mendapatkan restu.

Semoga saja lamaran Angga diterima orang tua Nuri.

.

.

.

Bersambung.

1
Teteh Lia
Kaka Dewi mah emang...👍❤️
Teteh Lia
di tunggu karya selanjutnya, Kaka 🙏
Teteh Lia
ini seriusan udah selesai, kak?
Teteh Lia
babang Ardi ini sebenarnya sayang kawan...
Teteh Lia
biasanya Angga bisa lihat yang nda kasat mata...
Zenun
🙈🙈🙈🙈
F.T Zira
astaga Alannn🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️🤦🏻‍♀️
Zenun: 🙈🙈🙈🙈🙈
total 1 replies
F.T Zira
ohhh🤭🤭🤭
Zenun: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
F.T Zira
gini nih yg bahaya dan bisa buat orag kecelakaan😣😣
Zenun: iya betul
total 1 replies
Black Rose🖤
omongan orang mabuk kali ya
Zenun: bisa jadi kak
total 1 replies
Black Rose🖤
udah normal kah Angga
Zenun: belom sepenuhnya sih kak
total 1 replies
Black Rose🖤
serem tau kena sirep 😫
Zenun: 😱Ceritanya bijimana itu kak?
Black Rose🖤: bukan aku, tp saudaraku. Gk mau ngalamin dek amit² 😫
total 5 replies
Dewi Payang
Apa Ardi mau jahat juga kaya si Alan?
Dewi Payang: 😁😁😁😁😄😄
Zenun: iya betul
total 4 replies
Dewi Payang
Itu artinya, Angga udah ga bisa liat demit dan sebangsaanya lagi
Dewi Payang: Gak rwla rupanya si Syaiton😆
Zenun: Ditampakin sama jin nya kak, karena Nuri udah mau campuri urusan si syaiton itu😄.
total 4 replies
Teteh Lia
Nuri yang nda peka. Alan yang nda berani ngomong langsung. ya mau gimana lagi.
Zenun: gak anu ya kak
total 1 replies
Teteh Lia
hmmm... mungkin ini alasannya, mereka nda bisa akur. makasih banyak kak 😁
Zenun: hehehe, sama-sama kak
total 1 replies
Dewi Payang
iya kan....
Dewi Payang
Apa dia hamil anaknya Balong sama si Jin itu?
Dewi Payang
Apa gak bahaya kamu nyamperin si Alan Nuri?
Dewi Payang
Gak tulus berarti,, hanya karena ada maunya🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!