NovelToon NovelToon
Sekretaris Arogan Kesayangan CEO

Sekretaris Arogan Kesayangan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Kantor
Popularitas:512.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: Eli

Dara adalah seorang sekretaris cantik dari CEO muda yang tampan dan jadi incaran banyak wanita. Dia sangat pandai dan cekatan. Meskipun dia hanya sekertaris, namun banyak orang yang kagum dan iri padanya karena sang CEO selalu memberikan perhatian yang berbeda padanya.

Kenzie yang merupakan CEO bisa melakukan apa saja. Dia terlihat dingin dan acuh tak acuh namun dia bersikap lain dihadapan Dara dan juga orang-orang terdekatnya.

"Meskipun kamu sekretaris dikantorku tapi kamu adalah CEO dihatiku"

Bagaimana kisah cinta CEO dan sekertarisnya ini? Akankan semuanya berjalan lancar?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Pertemuan Dara Dan Kenzie

Umn...

Kenzie langsung mendekati Dara begitu mendengar suara rintihannya meskipun pelan. Dia menatap Dara dengan tatapan penuh cinta dan tersenyum lembut pada Dara yang perlahan membuka matanya.

"Pak Kenzie", ujar Dara dengan suara serak dan sedikit kaku karena wajahnya diperban.

"Ya, kamu sudah bangun? Apa ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman?". Kenzie bertanya dengan lembut dan penuh perhatian.

"Ah sebaiknya aku panggil dokter. Kamu tunggu sebentar ya", sambung Kenzie yang langsung berbalik pergi tanpa menunggu tanggapan dari Dara.

Tak berselang lama, dokter dan suster masuk ke kamar Dara dengan langkah kaki yang cepat. Dokter mulai memeriksa keadaan Dara satu persatu. Mulai dari mata, denyut jantung, dan alat vital lainnya. Sedangkan suster memeriksa tensi darah dan infus Dara.

"Semuanya normal, dok. Tidak ada gejala penolakan atau infeksi. Tekanan darah dan alat vitalnya juga normal". Suster melaporkan apa yang dia periksa pada dokter.

Dokter menganggukkan kepala menanggapi ucapan susternya. Dia pun berbalik menatap Kenzie.

"Kondisi pasien stabil dan semuanya juga berfungsi dengan baik. Kita akan membuka perbannya dalam beberapa hari kedepan", ujar sang dokter memberitahu Kenzie sebelum beranjak pergi dari kamar Dara.

"Baik, dokter. Terima kasih".

Dokter pun langsung meninggalkan kamar Dara setelah memeriksanya diikuti suster dibelakangnya.

"Ra, kamu dengar kan? Dokter bilang perbannya bisa dibuka dalam beberapa hari dan kamu akan kembali pulih seperti semula". Kenzie bicara dengan lembut sambil memegang tangan Dara.

"Pak Kenzie, apa semua akan baik-baik saja?". Dara bertanya dengan ragu-ragu. Dari sorot matanya terlihat jelas kalau dia sangat khawatir dengan hasil operasinya nanti.

"Semuanya baik-baik saja. Kamu tidak perlu khawatir. Aku akan selalu ada disisimu. Mulai sekarang aku janji tidak akan membiarkanmu dalam bahaya. Aku akan mejagamu disisiku". Kenzie bicara dengan nada yang lembut lalu mengecup punggung tangan Dara.

"Kenapa anda begitu baik sama saya? Saya ini hanya sekretaris anda. Anda tidak seharusnya memberikan perhatian lebih seperti ini pada saya". Dara bertanya dengan nada yang heran. Meskipun dia terlihat tidak nyaman saar bicara karena perbannya, namun kata-katanya dapat dimengerti.

"Mungkin kamu lupa, beberapa tahun yang lalu, sebelum kamu jadi sekretarisku, kita pernah bertemu. Saat itu …"

Flash back on

Kenzie baru tiba dinegara D. Dia langsung pergi ke mall setelah dari bandara untuk membeli sesuatu.

"Dimana tempatnya ya?", gumam Kenzie sambil menoleh kesana kemari mencari sesuatu

"Ah itu dia!". Setelah beberapa lama akhirnya Kenzie menemukan apa yang dia cari dan hendak membelinya.

"Copet …! Copet…!".

Kenzie ikut menoleh ketika mendengar teriakan seseorang. Dia melihat seorang pemuda berlari ke arahnya. Saat Kenzie hendak menghadangnya sebuah sepatu melayang ke kepala pencopet itu hingga dia jatuh tersungkur.

Gedebuk

"Aduh!".

Kenzie pun menahan pemuda itu dengan kakinya. Lalu dia menoleh mencari arah sepatu itu berasal. Disana terlihat seorang gadis berjalan tidak seimbang karena salah satu sepatunya dilemparkan pada pencopet itu.

"Rasakan itu! Masih muda sudah terbiasa mencopet! Dasar pemalas!"

Buk buk buk

"Aduh! Ampun!".

Kenzie hanya tersenyum melihat gadis itu terus melampiaskan kekesalannya sambil memukul pencopet tadi dengan sebelah sepatunya yang digunakan untuk melempar. Namun dia sama sekali tidak menganggap kehadiran Kenzie

"Ini tasnya, Bu. Lain kali anda harus lebih hati-hati. Banyak pemuda kurang ajar seperti dia!"

"Terima kasih".

Flash back off

"Saat itu kamu terus memukul pencopet itu dan mengabaikan pandangan semua orang padamu. Bahkan kamu juga mengabaikan keberadaanku yang berdiri disampingmu dan menahan pemuda itu dikakiku". Kenzie bercerita dengan terus tersenyum pada Zara.

"Benarkah ada kejadian seperti itu? Aku sama sekali tidak mengingatnya". Dara menanggapi cerita Kenzie dengan bingung.

"Ada. Saat itu aku berpikir kalau kamu adalah gadis yang berani. Kamu tidak peduli pandangan orang lain asalkan kamu benar. Jadi saat ada CV milikmu yang melamar sebagai sekretarisku, aku meminta Noey untuk mempertimbangkannya dan tidak langsung mengeliminasimu".

"Jadi Pak Kenzie menerima saya karena kejadian waktu itu?"

"Bisa iya, bisa tidak". Kenzie menjawab dengan nada acuh tak acuh sambil tersenyum manis. Sedangkan Dara mendengar jawaban dari Kenzie memalingkan wajahnya karena kesal.

...****************...

Ditempat lain.

Nasya sedang mengunjungi Lucky dikantornya untuk mengajaknya makan siang bersama.

"Sayang, apa pekerjaanmu masih banyak? Ini sudah hampir tiba waktunya makan siang". Nasya bertanya dengan nasa mengeluh manja.

"Aku sedang sibuk. Ada beberapa dokumen yang harus aku periksa dan harus selesai hari ini juga. Sudah ku bilang kan untuk pergi makan siang duluan. Sepertinya aku tidak akan sempat untuk makan keluar". Lucky berusaha menanggapi Nasya dengan nada yang lembut. Meskipun saat ini pikirannya sedang kalut karena masalah pekerjaan.

"Aku tidak ingin makan sendiri. Biasanya kamu selalu menyempatkan makan bersamaku meskipun kamu tengah sibuk dengan pekerjaan. Kenapa sekarang tidak mau? Apa sekarang kamu sudah tidak ingin menghabiskan waktu denganku?". Nasya terus saja menggerutu pada Lucky agar bisa menemaninya makan siang.

"Tapi saat ini aku benar-benar tidak bisa. Lihatlah tumpukan dokumen diatas meja ini. Jika hari ini tidak selesai, maka dokumennya akan semakin menumpuk". Lucky masih terus berusaha untuk meyakinkan Nasya agar dia pergi makan sendiri dan membiarkannya menyelesaikan pekerjaan yang sedang deadline.

"Hanya 1 jam saja. Apa kamu tidak bisa menemaniku walau hanya 1 jam?". Nasya terus saja merengek pada Lucky untuk makan siang dengannya.

"Haah... baiklah. Hanya sebentar saja. Setelah makan siang denganmu aku akan langsung kembali dengan pekerjaanku", ujar Lucky yang akhirnya mengalah dan pergi makan siang dengan Nasya.

Lucky terus memikirkan waktu bersama Dara selama mereka dalam perjalanan.

Apa saat aku bersama Dara, aku akan mengalah padanya seperti ini? Sepertinya tidak. Saat aku bersama Dara, dialah yang selalu mengalah padaku. Dia selalu melakukan apa yang aku minta dan aku katakan. Bahkan dia juga selalu membawakan makanan untukku saat aku sedang sibuk dan tidak sempat makan siang. Iish. Apa yang aku pikirkan? Kenapa aku malah membandingkan Dara dan Nasya?.

Lucky menggelengkan kepala berkali-kali untuk menghilangkan pikirannya tentang Dara.

"Sayang, apa kamu baik-baik saja? Kenapa wajahmu seperti itu?". Nasya bertanya pada Lucky setelah menyadari kalau Lucky terus saja termenung dengan wajah ditekuk.

"Aku baik-baik saja. Hanya sedikit memikirkan masalah perusahaan saja". Lucky berusaha bersikap biasa saja dan menjawab Nasya dengan senyum tipis.

"Oh. Jangan terlalu stres. Aku tidak ingin kamu sakit karena terlalu memikirkan pekerjaan", ujar Nasya dengan nada bicara yang lembut.

"Bukannya saat ini perusahaan Darmawan juga sedang mengalami kesulitan? Apa kamu tidak ingin bergabung dengan perusahaan dan membantu masalah yang sedang dihadapi perusahaan keluargamu?". Lucky bertanya dengan sikap yang tenang.

"Emm … entahlah. Aku tidak ingin terlibat dengan masalah perusahaan. Itu terlalu rumit dan membosankan. Aku hanya ingin mengelola mall saja. Itupun sudah membuatku runyam dengan masalah toko-toko yang terlibat didalamnya. Jika harus ditambah dengan masalah perusahaan. Rasanya rambutku akan langsung menjadi putih dalam waktu singkat". Nasya menjelaskan dengan sikap acuh tak acuh. Jawabannya membuat Lucky terdiam tanpa bisa berkata-kata lagi

1
율리
𝘐𝘯𝘪 𝘢𝘥𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘯𝘺𝘢 𝘨𝘢𝘬?
𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵 𝘬𝘢𝘭𝘰 𝘨𝘢𝘬 𝘥 𝘵𝘦𝘳𝘴𝘶𝘬𝘢𝘯, 𝘱𝘢𝘥𝘢𝘩𝘢𝘭 𝘢𝘬𝘶 𝘱𝘦𝘮𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘴𝘦𝘵𝘪𝘢 𝘯𝘰𝘷𝘦𝘭 𝘬𝘢𝘬...
𝘶𝘥𝘩 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘵𝘱𝘪 𝘬𝘢𝘺𝘢𝘬𝘯𝘺𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘢𝘥𝘢 𝘭𝘢𝘯𝘫𝘶𝘵𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢
Alvi Mufi
Luar biasa
Alvi Mufi
Lumayan
율리
still waiting for continuation 🤗
율리
I'm always waiting for it to continue 🤗
율리: ?????
total 1 replies
Ana Rela
lnjut thor upx 🙏🙏🙏❤❤❤
Asyatun 1
lanjut
Ana Rela
lnjut thor upx🙏🙏🙏 ❤❤❤
mama_im
jangan sampai jadi sekertaris emil lah kak, keliahatan ada udang dibalik bakwannya
Ratna Anggraeni
lanjut kak,tetap semangat 💪💪
Reny Rizky Aryati, SE.: ada novel terbaru, tolong kasih sarannya 👋🎂
total 1 replies
Nayi Siti
aku lupa LG Thor crta , jd baca ulang LG,, lanjut Thor,
Asyatun 1
lanjut
Tama Ngenana
😭😭😭🙏🙏
Tama Ngenana
lanjut🤭
Tama Ngenana
jadi bosan🙏🙏
Tama Ngenana
kok tak ada romentisnya kn dh bersama🤭🤭
Tama Ngenana
baiknya di pertimbangkan dulu🤣🤣🤣
Tama Ngenana
❤️❤️❤️
Tama Ngenana
🥰🥰🥰🤭🤭
Tama Ngenana
Buruk
Eli Haryaningsih: Buruk dimananya? Biar saya diperbaiki. Kalau memang tidak sesuai dengan tema yg kamu suka, sebaiknya jangan dibaca. Kamu bisa coba buat cerita sendiri yg sesuai sama keinginan kamu /Smile//Pray/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!