NovelToon NovelToon
LORA_Terjebak Jerat Papa Tiri

LORA_Terjebak Jerat Papa Tiri

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Keluarga / Harem / Pembaca Pikiran / Dark Romance
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Nuna Nellys

- Lora sadar bahwa hidupnya telah hancur Karena jebakan kenikmatan sesaat yang di berikan oleh papa tirinya.
-
Dia mencoba untuk kembali ke jalan yang benar, tapi sudah terlambat
-
Lora Jatuh Lebih Dalam dan Lora semakin terjebak dalam kehidupan liar dan kehilangan semua yang dicintainya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuna Nellys, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5. Ajaran Sesat Papa Tiri Lora

0o0__0o0

Setelah menenangkan Lora, di sinilah Rico berada di dalam kamar yang biasa dia tempati dengan istrinya. Rico hanya berdiri di samping ranjang menatap wajah lelap Maya yang sudah tertidur pulas.

Rico berjalan mendekat ke arah Maya mencoba untuk membangunkan istrinya, "Sayang, bangun dong. Mas butuh bantuan kamu" Bisiknya serak di telinga Maya.

Maya yang sudah tertidur pulas tidak mendengar bisikan dari suaminya itu, Dia hanya menggeliat pelan dan ber-guman tidak jelas.

Rico berdiri menegakkan tubuhnya kembali, dia menatap lekat wajah Maya dengan Tatapan yang sulit diartikan.

"Tidurlah dan bangun lah besok pagi, Karena kamu sudah membangunkan Singa kecil Ku dan kamu tidak bisa ber-tanggung jawab"

"Maka aku akan menuntut per-tanggung jawaban dari putrimu sebagai gantinya" Gumanya dengan seringai licik.

0o0__0o0

Jam 02.00 Pagi di kamar Lora, Dia hanya berguling-guling di atas ranjang tidak bisa tidur akibat kegiatan beberapa menit yang dia lakukan bersama Papa Tirinya.

"Kenapa aku selalu mengingat ciuman itu ? kenapa bayangan itu tidak bisa pergi dari otakku ?" Racau-nya sambil mengelus bibirnya pakai jari imutnya.

Bekas ciuman itu rasanya masih terasa jelas padahal sudah lewat berjam-jam, Entah kenapa dia masih bisa merasakan-nya.

Rasanya seperti ada kupu-kupu yang berterbangan mengelilingi kepalanya.

Lora menggelengkan kepalanya ribut "Apa aku sudah gila ? Pergilah dari otak ku" Pekiknya frustasi sendiri.

Lora mengambil hp-nya lalu menghubungi temannya yang bernama Dina.

Dreet..!

dering pertama tidak diangkat, "Mungkin dia masih tidur'' Ucapan'nya pelan, Lalu Lora mencoba menghubungi kedua kalinya.

Dreet..!

Panggil ke dua kalinya langsung di angkat dengan suara nyaring.

"Hallo...! Siapa ? Lo tidak tau ini jam berapa Ha ? Ganggu orang tidur aja" Semprotnya Galak.

"Dina, ini aku Lora" Cicitnya dengan suara ragu-ragu.

"OMG baby Lora, Lu ngapain jam segini telfonin Gue ha ?. kalau sampai besok pagi Gue telat ke sekolah itu semua salah Lo" Dumel-nya geram.

"Maaf Dina, Aku tidak bisa tidur jadi Aku telepon Kamu" Sautnya lemas. Lora membuang nafasnya dengan kasar.

"Oke what's wrong baby, tidak biasanya kamu seperti ini. Sekarang kasih tahu aku apa yang terjadi sama diri kamu itu" Tanya'nya meng-gebu dengan penasaran.

"Dina Aku tidak bisa tidur gara-gara tadi habis ciuman" Akunya dengan Polos.

Suara pekikan keras terdengar nyaring dari seberang telepon "Tunggu-Tunggu tadi Lo bilang apa ? Bisa diulangi Lagi. Gue merasa telingaku sepertinya sedikit terganggu, Mungkin karena habis baru bangun tidur" Cerocos-nya panjang lebar tanpa rem.

Lora men-cebikkan bibirnya sebal "kok kamu mendadak jadi budeg sih ? Aku serius Dina. Ini aku lagi pusing banget tahu" Balasnya dengan sebal.

"loh loh loh..! kok jadi Lo yang marah-marah ? harusnya kan gue yang marah. Lo telponin gue di jam orang yang enak-enaknya lagi bermimpi indah dengan masalah Lo yang tidak jelas itu". Omelnya Balik dengan sebal.

Lora memanyunkan bibirnya mendengar omelan dari temannya itu "Dengerin baik-baik ya, Dina. Tadi itu Aku habis C______''

Tok..! Tok..! Tok..!

Suara ketukan pintu terdengar dari luar ketukan itu pelan namun terasa tergesa. "Lora, ini Papa Sayang", Ucapnya dari luar.

Deg..!

Mendengar suara Papa Tirinya Memanggil, Entah kenapa jantung Lora langsung berdebar kencang. Wajahnya seketika memanas dan pikiran-pikiran buruk semakin berkeliaran di otak polosnya.

Lora duduk gelisah di atas ranjang sambil menggigit kukunya, dia bingung harus apa sekarang.

Suara pekikan keras dari seberang telepon, "LORA", Lo masih di sana kan ? jangan main-main ya Lo..! Gue gibeng Entar Lo.

Suara keras dari Dina menyadarkan ke terpakuan Lora, ditambah ketukan pintu dari luar kamarnya yang semakin intens. Seketika Lora jadi bingung.

"Aku harus apa ?" Guman'nya Lirih. Tanpa pikir panjang Lora langsung mematikan sambungan teleponnya, Dan dia loncat dari ranjang. Membawa langkah kakinya cepat menuju ke arah pintu.

Ceklek..!

Lora membuka pintunya dengan ragu-ragu, Bola matanya bergerak liar. Dia bingung harus apa.

"Papa, Kenapa Papa ke sini ?" Tanyanya pada akhirnya.

Rico menatap Lora dari atas sampai bawah dengan tatapan liarnya "Kita lanjutkan belajarnya yang tertunda tadi, sayang" Ucapnya dengan suara rendah.

"Yang tadi ?" Ulang Lora dengan nada ragu-ragu. Lora menatap wajah Papa Tirinya dengan Tatapan yang sulit dijelaskan.

"Papa boleh masuk-kan, Sayang ? tanyanya dengan suara lembut.

Laura mengangguk ragu namun tubuhnya tetap menyingkir, Memberikan jalan supaya Rico bisa tetap masuk ke dalam kamarnya.

Rico menyeringai puas membawa langkahnya masuk ke dalam kamar Lora "Tutup pintunya Sayang" bisiknya dengan suara rendah di samping telinga Lora.

Mendengar bisikan itu seketika tubuh Laura jadi meremang, Dia bisa merasakan nafas hangat Papa Tirinya menerpa kulitnya.

Lora masih berdiri kaku di samping pintu sampai akhirnya dia bisa merasakan usapan lembut tangan Papa tirinya.

Rico Sekilas menyentuh tangan Lora, Sentuhan itu cukup membuat Lora tersadar. Lora langsung menutup pintunya dan memutar tubuhnya melangkah di belakang Papa'nya.

Rico tanpa ragu duduk di pinggir ranjang Lora, dia tersenyum tipis seakan tahu bahwa Lora akan bereaksi seperti itu.

Rico menepuk sisi kosong ranjang yang ada di sebelah'nya dengan tangan lebarnya "Duduk Sini Sayang" Ucap'nya lembut namun terdengar seperti perintah mutlak yang tidak mau dibantah.

Lora menatap wajah Papa tirinya itu, Dari sorot pancaran matanya, Seakan berkata semua akan baik-baik saja.

Lora mem-bawah langkahnya mendekat lalu duduk di samping Papanya. Ia duduk dengan gusar, Jari tangan'nya salin memilin.

"Kenapa belum tidur ?" tanyanya lembut.

"Belum ngantuk, Pa" Sautnya singkat.

Rico membawa tangan Lora lalu dia letakkan di atas pahanya disertai usapan lembut. "Papa Seneng Loh Sayang" Ucapnya tiba-tiba.

Lora mengerutkan keningnya "Senang kenapa ?" Tanyanya bingung.

Riko mengangkat tangan Lora ke atas hingga hampir bersentuhan dengan bibirnya "Senang karena Lora membiarkan Papa di sini".

Cup..!

Rico mengecup sekilas punggung tangan'nya dengan tatapan lekat mengarah kepada Lora.

"Gleg..!"

Lora menelan Ludah'nya Kasar. Tubuh Lora meremang dengan bulu kuduk terbangun. Tubuhnya tiba-tiba meremang dengan jantung berdetak cepat.

"Mau lanjut belajar sekarang ?'' Tanya'nya Lembut sambil mengecupi punggung tangan Lora. Seakan dia sengaja ingin menggoda Anak Tirinya yang Polos itu.

Jantung Lora berdetak lebih kencang tetapi dia berusaha terlihat biasa saja, Namun di mata Rico jelas terlihat "I_iya..!" Sautnya gugup.

Entah kenapa Lora meng-iyakan ajakan Papanya itu, padahal dirinya sangat ketakutan. Namun rasa penasaran itu jauh lebih mendominasi daripada rasa takutnya.

Rico tersenyum lembut, dia menatap lekat wajah Lora lalu membawa turun tangan Lora dan diletakkan di tengah selangkangan-nya.

"Kita mulai belajar dari sini" Ucapnya Lembut. Dengan wajah tenangnya dia mulai meng-gerakkan tangan Lora di atas gundukan-nya yang sudah mengeras berjam-jam lalu.

Lora melotot syok, tatapan-nya mengarah ke arah tangan'nya dengan tubuh yang sedikit gemetar "Papa, Itu apa ? Kenapa rasanya sangat keras ?" Tanyanya dengan polos.

Rico tersenyum lembut mendengar pertanyaan polos dari Putri tirinya itu "Ini namanya harimau kecil, Dia bisa menggigit tapi tidak akan membuatmu kesakitan malah akan membuatmu merasakan kenikmatan" Jelasnya dengan lembut.

Mendengar itu Lora langsung menarik cepat tangannya dari atas selangkangan Papa'nya.

"Papa Lora takut digigit" Pekik'nya sedikit keras. Raut wajah Gelisah terlihat jelas di wajahnya.

"Kamu terlihat gelisah sayang" Bisiknya dengan suara rendah dan dalam nyaris seperti bisikan yang menelusup ke dalam jiwa.

"Jangan gelisah, Papa hanya ingin membuatmu nyaman dan membuatmu merasakan kenikmatan yang belum pernah kamu dapatkan" Sambung'nya ambigu.

Rico menggeser tubuhnya lagi kini lengannya melingkari bahu Laura menariknya lebih dekat padanya "Bersandar-lah Sayang" Bisiknya lembut.

Bisikan itu terdengar sangat lembut, Namun memiliki kesan yang begitu mendalam dan itu membuat tubuh Lora seketika jadi meremang.

Lora melirik sekilas ke arah sang papa yang mengangguk-kan kepala'nya mantap, Seolah meyakinkan-nya semua akan baik-baik saja.

Lora membawa kepalanya bersandar pada bahu lebar'nya, dengan jantung yang berdegup cepat.

Kehangatan mulai menjalar ke tubuhnya bahkan kini dia mulai merasa lebih rileks. Rico mengelus Lembut puncak kepalanya memberikan ketenangan dan kehangatan yang mendalam.

Rico mulai mendekatkan bibirnya ke telinga Lora dia berbisik "Kamu tahu..Lora ? Papa selalu memikirkan ciuman panas yang beberapa jam lalu kita lakukan Hingga membuat Papa tidak bisa tidur nyenyak".

"Sentuhan lembut bibimu, Rasa manis dan kenyalnya bibirmu masih terasa membekas di bibir Papa" Sambung'nya dengan suara sensual.

Rico membisikkan kata-kata yang membuat Lora tenggelam ke dalamnya, Dia tahu bagaimana cara memanipulasi perasaan anak tirinya yang polos itu.

Bagaimana Rico menarik Lora lebih dalam ke dalam jaringnya Dan Membuat-nya terperangkap.

Dan Lora Berhasil Terjebak..''

"Aku Juga Merasakan hal yang sama seperti Papa, hingga membuat Lora tidak bisa tidur nyenyak dan terus-menerus memikirkan ciuman itu" Bisiknya nyaris tidak terdengar.

Entah itu sebuah pengakuan atau justru awal dari penyerahan..!

Riko menyeringai, Senyum kepuasan terukir jelas di sudut bibirnya. Tanpa sepatah kata dia menarik kembali tangan Lora lalu diletakkan di atas gundukannya.

"Usap dan rasakan benda itu dengan penuh perasaan, resapi lebih dalam dan mainkan dengan lembut maka kamu akan mendapatkan kesenangan tersendiri" Bisiknya sensual.

0o0__0o0

Note : "Rayuan Papa Tiri Mu adalah penipuan dan kejahatan sesaat, yang akan menghancurkan hidupmu selamanya".

1
Daryati Idar
lanjut thor
Jefan Javon
Ajaran sesat itu mah
Jefan Javon
memang agak ngeri ya, kalau punys papa tiri
Jefan Javon
Bagus cerita, aku suka thor
Sisiliya Mimin
setuju sama note nya
Sisiliya Mimin
aku selalu suka sama note yang othor bikin
Gesel Pecest
lora, kamu jangan jadi anak gadis polos donk
Gesel Pecest
bener, sih Rico tidak ingat umur woy
Gesel Pecest
aku suka sama setiap note nta
Gesel Pecest
setuju
Sisiliya Mimin
Lora ku yang polos, sungguh kasihan kamu/Sob//Sob//Sob/
Sisiliya Mimin
papa tiri sesat/Sob//Sob//Sob/
Sisiliya Mimin
emak bapaknya agak laen emang
Sisiliya Mimin
kisahnya menarik
Sisiliya Mimin
bagus,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!