Menanti Jatuhnya Talak 3

Setelah dua hari di rawat, keadaan Zhezha sudah mulai membaik. Balutan yang melingkar di kepalanya juga sudah dilepas, kini hanya perban yang menutupi luka jahitannya yang ada di kepala. Zhezha juga sudah mulai bisa menggerakkan tangan kanannya yang terkilir.

Wisnu sengaja membawa seorang asisten rumah tangga yang bekerja di rumahnya untuk merawat Zhezha. 

Karena ia tak mungkin terus berada di ruang perawatan jika hanya berdua saja dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. 

Jadwal kedatangan Wisnu adalah pagi hari sebelum ia ke kantor dan dilanjutkan pada sore harinya setelah ia pulang dari kantor. 

Sore ini, Wisnu kembali mengunjungi Zhezha, ketika tiba di kamar perawatannya. Zhezha sudah bisa duduk dan bersandar pada sandaran tempat tidur meski masih dilapisi dengan bantal

" Assalamu'alaikum, " sapa Wisnu pada kedua orang wanita yang berada di kamar tersebut. 

" Waalaikumsalam, " sahut bi Rumi. Namun Zhezha ia hanya diam saja, Zhezha sepertinya sedang melamun hingga tak menyadari kedatangan Wisnu. Ia juga tak menjawab salam dari Wisnu. 

' Ya Allah, apa yan masa penyembuhan ku pasti lama. Sedangkan setiap bulannya, aku harus mengirimkan uang pada kedua orang tuaku, ' batin Zhezha. 

" Zhe! " seru Wisnu seraya menepuk pundak Zhezha, karena ketika di panggil-panggil Zhezha tak mendengar. 

Zhezha pun langsung menoleh ke arah Wisnu. 

" Iya, ada apa Mas? " tanya Zhezha. 

" Zhe, aku belikan kamu smartphone baru, untuk menggantikan smartphone kamu yang rusak, " ujar Wisnu sambil meletakkan sebuah kotak berisi smartphone dengan model terbaru. 

Zhezha menoleh ke arah smartphone tersebut. 

" Gak usah repot Mas, smartphone saya yang lama masih bisa diperbaiki kok, " cetus Zhezha ketika melihat smartphone yang harga dan modelnya tak sebanding dengan smartphone keluaran lama miliknya. 

" Gak apa Zhe, kalau bukan aku yang menabrakmu, smartphone kamu gak bakalan rusak kan? "

" Aku buka kartu SIM-nya ya Zhe. "

Wisnu membuka kartu SIM Zhezha di smartphone yang lama kemudian memindahkan ke smartphone yang baru. 

Wisnu membantu Zhezha menginstal aplikasi yang penting-penting pada layanan 

" Sudah selesai Zhe, silahkan beri kabar keadaan kamu kepada orang tuamu. Mereka pasti khawatir karena sudah berhari-hari kamu gak ada kabar, " tutur Wisnu sambil menyodorkan smartphone tersebut kepada Zhezha.

Zhezha memeriksa aplikasi pesannya. Ternyata hanya nomor kedua orang tuanya yang disimpan di kartu SIM. 

Zhezha pun mengirim pesan kepada Meli, menanyakan kabar tentang keadaan ayah dan ibunya. 

Setelah mengirim Chat tersebut Zhezha kembali meletakkan smartphone tersebut di atas nakas. 

' Ya ampun, minggu depan ayah harus cek up, bagaimana jika mereka berdua melihat keadaan ku seperti ini, semoga saja keadaan ku membaik dalam beberapa hari ini. Agar orang tua ku tak lagi khawatir, ' batin Zhezha. Ia pun kembali melamun memikirkan caranya untuk mendapatkan uang agar bisa membeli obat-obat ayahnya setiap bulan. 

Wisnu melihat adanya beban berat yang tampak dari raut wajah Zhezha. 

" Akh! " ringis Zhezha,tiba-tiba saja Zhezha merasakan kepalanya yang terasa sakit. 

" Zhe kamu kenapa? " tanya Wisnu. 

" Gak apa-apa Mas. Sepertinya aku hanya butuh istirahat."

Zhezha kembali berbaring, ia kembali merasakan sakit kepala yang luar biasa. Hingga air mata mengalir begitu saja tanpa diminta. 

" Jangan terlalu banyak pikiran Zhe. Ingat kamu baru saja mengalami cedera pada kepala, sebaiknya kamu jangan banyak melamun. Fokus saja pada pengobatan kamu, " ucap Wisnu. 

Ia pun menarik selimut untuk menutupi tubuh Zhezha. 

***

Hari ini Yoga menyiapkan berkas-berkas gugatan perceraiannya di pengadilan. 

Pak Hengky sang pengacara sengaja datang menghampiri Yoga pagi-pagi sekali. 

" Selamat pagi pak Yoga, " ucap pak Hengky sambil menarik kursi. 

" Selamat pagi pak Hengky. "

" Bagaimana sudah disiapkan berkas-berkas untuk mengajukan gugatan cerai anda? " tanya pak Hengky. 

" Ini Pak, " ucap Yoga sambil menyodorkan sebuah map. 

Pak Hengky memeriksa kelengkapan berkas yang diminta olehnya. Setelah memeriksa tanggal pernikahan mereka, pak Hengky sedikit kaget. 

" Ehm pak Yoga, saya tidak salah baca kan? Anda dan istri baru menikah bulan kemarin? " 

" Iya Pak, baru satu bulan, "cetus Yoga. 

" Maaf ya Pak, sebagai pengacara saya harus tahu alasan di balik gugatan ini. Karena selain berkas-berkasnya yang lengkap, anda juga harus punya alasan yang tepat juga untuk mengajukan gugatan cerai  tersebut. "

Yoga terdiam mendengar penuturan dari pengacaranya tersebut. Ia sendiri bingung harus dengan alasan apa ia menggugat istrinya. 

" Alasan saya karena tidak adanya kecocokan lagi. "

" Hm, apa bisa lebih spesifik lagi Pak, karena nantinya ketika pengajuan ke meja hijau. Alasan anda untuk bercerai benar-benar harus tepat, " ucap Pak Hengky.

Yoga mengerutkan dahinya.

" Kira-kira alasan apa yang bisa di gunakan untuk pengajuan gugatan cerai ? "

" Sebenarnya anda bisa mengajukan alasan apa saja. Namun akan banyak proses di persidangan nanti, apalagi usia pernikahan anda belum juga seumur jagung. Jika alasannya hanya tidak ada kecocokan lagi, rasanya kurang logis mengingat anda baru saja menjalani rumah tangga," papar Pak Hengky.

Yoga menyimak baik-baik ucapan pak Hengky tersebut.

" Maaf pak, jika saya boleh bertanya. Apa ada orang ketiga dalam rumah tangga anda. Atau anda mencurigai istri anda memiliki pria idaman lain? " tanya pak Hengky.

Yoga menggeleng lemah.

" Apakah istri anda tidak mau melayani anda sebagai seorang istri terhadap suaminya serta mengabaikan anda? " tanya pak Hengky.

Yoga berfikir sejenak. Selama ini bukan Zhezha yang tak mau melayaninya. Tapi ia sendiri yang tak mau di layani. Yoga tak ingin terjebak dalam asmaranya bersama Zhezha, tujuan menikahi Zhezha hanya untuk membuktikan pada pak Yanto jika dirinya bisa menikahi Zhezha dengan kemampuan yang dimilikinya saat ini, kemudian mencampakannya begitu saja.

" Bagaimana Pak Yoga. Maaf bukannya saya mendesak anda untuk mengetahui alasan gugatan anda, tetapi memang seperti itulah, jika anda ingin bercerai melalui pengadilan, maka memang harus ada alasan yang di benarkan oleh syariat, " papar Pak Hengky.

Yoga masih diam sambil memutar otaknya.

Beberapa saat kemudian ia kembali membuka suaranya.

" Alasan saya karena saya tak bahagia hidup bersama dengannya, " cetus Yoga dengan tatapan tajam ke arah Hengky.

" Ehm, oke. Saya rasa alasan tersebut sudah cukup mendasar. Jika anda tak bahagia dengan pernikahan yang anda jalani saat ini, dan anda merasa pernikahan yang anda jalani lebih banyak mudarat daripada manfaatnya, saya rasa perceraian adalah jalan yang terbaik, " ucap Pak Hengky.

Yoga hanya mengangguk dengan lirih.

" Okelah Pak jika begitu saya permisi. Hari ini juga saya akan mendaftarkan gugatan cerai anda, " ucap Pak Hengky sambil mengulurkan tangannya ke Yoga.

" Iya Pak, Terima kasih. "

" Jika ada kabar berita terbaru saya akan segera menghubungi anda, " imbuhnya lagi.

" Baik, Terima kasih. "

Yoga menatap punggung Pak Hengky yang berlalu darinya. Dirinya sudah mantap untuk bercerai secara resmi.

Bersambung dulu gengs jangan lupa dukungannya 😍😍😘😘