Dibuang karena Ramalan ... Kembali karena Dendam.
Novel ini mengisahkan tentang seorang putra dari Kaisar Langit yang hendak dibunuh oleh ayahnya sendiri karena suatu ramalan. Beruntung, sebelum anak itu berhasil di bunuh, dia di bawa pergi oleh seorang pria tua dan menyembunyikannya di alam Tengah.
Zhang Ziyi namanya...
Hari-hari dia lalui dengan penuh kemalangan dan kesialan. Hingga pada suatu ketika, kesialan itu membawa dia pada sebuah goa, dimana di situlah keberuntungannya ia temukan. Dari situ pula lah dimulainya suatu perjalanan. Perjalanan Menjadi Yang Terkuat Diantara Yang Terkuat... Perjalanan Menggulingkan Kaisar Langit....
"Aku Zhang Ziyi... Seorang Putra dari Kaisar Langit, akan kembali ke alam atas... Menemui kaisar langit dan Menggulingkan Kaisar Langit... Mereka yang menghalangi jalanku, akan ku tebas dengan Pedang Naga Langit!!" ~Zhang Ziyi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahmat Kurniawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 25 ~ Menyerah atau Mati
Waktu kian cepat berlalu. Tibalah saatnya bagi Zhang Ziyi serta Zhang Meng untuk bertarung di atas arena, dengan beberapa murid serta penatua hadir di sana. Untuk menyaksikan kedua orang itu bertarung. Di sini, para penonton terpecah menjadi dua bagian. Kelompok pertama adalah kelompok pro atau yang mendukung Zhang Ziyi, sementara bagian kedua adalah kelompok kontra atau yang menentang Zhang Ziyi.
"Aku dengar, anak itu yang menentang Zhang Meng lebih dulu! Apakah dia tidak gila?"
"Kau benar... Meski dia sekarang di cap sebagai jenius di klan cabang, namun dibanding dengan murid di klan utama, dia tidak lebih hanya seekor semut bagi mereka!"
"Setidaknya dia telah membela klan Cabang. Mestinya kita harus mendukung dia!"
"Tch, Siapa yang menyanggah pemuda itu? Akan tetapi, meski tujuannya adalah membela klan cabang, namun cara dia membela salah. Pemuda itu tak melihat batasannya. Juga tak menutup kemungkinan klan cabang Zhang di kota Bintang ini akan di permalukan oleh murid klan utama itu setelah Zhang Ziyi kalah!"
Beberapa orang mulai membicarakan Zhang Ziyi. Meski suara mereka nampak kecil, namun dapat di dengar dengan jelas oleh Zhang Ziyi.
Pemuda itu sendiri hanya bisa memasang sunggingan kecil. Kemudian dia melempar pedang kayu di tangan kirinya ke arah Pemuda yang berdiri beberapa meter di hadapannya. Pemuda itu sendiri tidak lain adalah Zhang Meng.
"Gunakan pedang ini, supaya adil!" Zhang Ziyi berucap dengan pandangan tak lepas dari mata Zhang Meng.
Menangkap pedang kayu tersebut, Zhang Meng kemudian berucap, "Namamu Zhang Ziyi, bukan? Aku dengar kau adalah salah satu jenius cabang klan Zhang di kota Bintang ini!... Meski begitu, di mataku, kau hanyalah seekor rusa bodoh yang berani menantang seekor harimau untuk bertarung!"
Sejenak, Zhang Ziyi terdiam sembari menghela napas.
"Kenapa kau begitu sombong seperti itu? Bahkan kita belum bertarung! Bagaimana kau bisa menentukan siapa seekor rusa dan siapa seekor harimau?!" Zhang Ziyi berucap dengan menampakkan ekspresi sedikit sinis.
"Banyak omong! Majulah, ku beri kau kesempatan untuk menyerang lebih dulu!"
tersenyum sejenak, Zhang Ziyi kemudian menyiapkan pedang kayunya, setelahnya pemuda itu meleset dengan cepat ke arah Zhang Meng.
Pertarungan ... sebenarnya sudah di mulai sejak tadi, namun kedua anak itu masih terdiam di tempat tanpa menunjukkan tanda-tanda bergerak menyerang untuk waktu yang lama.
Zhang Ziyi melibaskan keras pedang kayu, menargetkan kepala Zhang Meng. Kecepatannya pun begitu cepat. Namun pedang tersebut dapat di tangkis dengan mudah oleh Zhang Meng menggunakan pedang kayu pula.
Zhang Meng menatap Zhang Ziyi sesaat sembari memasang senyum remeh.
Kembali Zhang Ziyi bergerak, menyerang Zhang Meng di Arah yang berbeda. Namun lagi-lagi pergerakannya dapat di baca oleh Zhang Meng. Meski begitu, Zhang Ziyi tetap tak menyerah. Dia mempercepat gerakannya, memaksa Zhang Meng untuk melawan. Ya, jika tadi Zhang Meng menepis tanpa melakukan banyak gerakan, sekarang, pemuda itu telah banyak bergerak kala lawannya itu semakin ganas dalam menyerang.
Selang beberapa saat, keduanya mulai mengambil jarak.
"Aku tak menyangka, tenyata ilmu berpedang mu lumayan tinggi. Hingga bisa memaksaku untuk bergerak banyak seperti itu!" ucap Zhang Meng.
Zhang Ziyi sendiri tak menanggapi perkataan Zhan Meng barusan. Menarik napas sejenak, lelaki itu kembali melesat ke arah Zhang Meng. Kali ini, dia tak berniat menahan Kekuatannya. Jika tadi Zhang Ziyi bertarung dan masih rada ragu untuk melayangkan pedang kayunya, namun kali ini pemuda itu berniat lebih serius.
Di sisi lain, Seorang gadis saat ini tengah menonton pertarungan Zhang Ziyi serta Zhang Meng di atas atap. Gadis tersebut tidak lain adalah Zhang Yin. Gadis yang sebelumnya bersama Zhang Meng.
Pupil mata hitamnya bergerak kesana-kemari dengan cepat. Bagaimana tidak, pasalnya kedua anak yang bertarung di atas arena itu bergerak dengan begitu cepat. Bahkan dalam sedetik, keduanya telah berpindah tempat sebanyak 5 sisi berbeda. Jika orang biasa yang menonton, maka mereka tidak bisa melihat akan apa yang terjadi di atas arena. Hanya pergerakkan cahaya merah yang bergerak lurus, saling berbenturan.
Dari dua orang yang bertarung itu, yang lebih menarik perhatian Zhang Yin adalah Zhang Ziyi. Entah mengapa pandangannya tak bisa lepas dari lelaki itu.
Kembali ke arena. Pertarungan antar Zhang Ziyi serta Zhang Meng telah mencapai puncak serunya. Keduanya nampak imbang, saling jual beli serangan, tanpa ada yang mau mengalah.
Selang beberapa saat, kedua pemuda itu kembali mengambil jarak.
"Anak ini tak bisa di remehkan!" Zhang Meng mulai memuji Zhang Ziyi dalam hatinya.
"Zhang Ziyi, dari sekian banyaknya musuh yang ku hadapi, hanya kau lah yang mampu memaksaku untuk menggunakan teknik elang Api ku! ... Berbanggalah!" Ucap Zhang Meng.
"Terima kasih atas pujiannya, meski aku tidak membutuhkan itu!" balas Zhang Ziyi.
"Kau masih bisa sombong rupanya!!!r Bagaimana kalau kau merasakan teknik Elang Api yang ku maksud!"
"Owh, kebetulan aku memiliki satu teknik... Tak terlalu berguna bagiku, namun pas untuk mencincang tubuhmu hingga menjadi beberapa bagian!"
Kedua anak itu mulai mengeluarkan teknik masing-masing. Senjata yang mereka kenakan mengeluarkan energi dengan warna berbeda. Dimana, pedang Zhang Ziyi mengeluarkan energi berwarna putih sedang pedang Zhang Meng mengeluarkan aura berwarna merah.
Setiap kali mereka melibaskan pedang, maka energi memanjang akan tercipta sesaat, mengikuti dimana pedang tersebut melayang.
Zhang Ziyi mengaktifkan Skill Eagle Eye juga Langkah Bayang, setelahnya melesat dengan sangat cepat ke arah Zhang Meng. Tak sampai sedetik, Zhang Ziyi telah berada di hadapan Sang Meng. Pertarungan seru kembali terjadi. Kali ini kecepatan keduanya bertambah dua kali lipat. Pedang satu itu, namun terlihat begitu banyak di mata penonton. Bahkan keduanya pun nampak banyak,di mata mereka. Kedua anak itu seperti berada di seluruh arena dalam waktu yang bersamaan.
Tiga menit berlalu, Zhang Ziyi akhirnya berhasil memukul mundur Zhang Meng. Zhang Meng termundur beberapa meter sambil memegangi dadanya yang terasa sedikit sesak.
Menoleh ke arah Zhang Ziyi, pemuda itu kemudian berucap, "Bagaimana bisa?!" nanar mata menunjukan ketidak percayaan. Memandangi Zhang Ziyi, Zhang Meng kemudian kembali berucap, "Jangan senang dulu, bocah! Aku belum menggunakan seluruh kemampuanku."
Zhang Meng berdiri tegak. Menarik napas panjang lalu menghembuskan kasar melalui mulutnya. Pemuda itu melakukan suatu gerakan yang tak di mengerti oleh Zhang Ziyi.
Aura panas merembes dari tubuhnya, perlahan tapi pasti aura itu berkumpul pada pedang Zhang Meng.
"Pekikan Elang Api!"
Zhang Meng berteriak lantang, lalu melibaskan pedangnya ke depan. Energi api membentuk burung elang, setelahnya elang Api itu menukik ke arah Zhang Ziyi. Sembari mengeluarkan pekikan keras.
Zhang Ziyi tak tinggal diam. Dia kembali mengaktifkan Skill Eagle Eye juga Langkah bayang. Menggunakan teknik Pedang naga Langit untuk menambah kecepatannya. Setelahnya melesat menghindari serangan energi berbentuk burung elang itu.
Hampir saja Zhang Ziyi terkena serangan tersebut, beruntung dia sedikit agresif, sehingga dia selamat dari api berbentuk burung elang itu.
Zhang Ziyi muncul kembali tepat di belakang Zhang Meng. Pemuda itu langsung mengarahkan pedangnya ke arah leher Zhang Meng.
"Menyerah atau Mati!"
Vote;)
Menjawab serempak dengan semangat
Yang dapat keuntungan bisa menjadi Penguasa/Disegani/Dihargai di Hormati gak masalah yang penting jangan menyalah Gunakan Kekuasaan
Karna Ras GNOME Bawahannya
Mungkin ada masalah langsung kontak ke batin/pikiran Zhang Ziyi
Semangat Zhang Ziyi mungkin Ras GNOME lagi ada masalah butuh bantuanmu Zhang Ziyi cepat sesegera mungkin
Lanjutkan pasti seruuuu banget