Bela tidak menyangka masa mudanya kini hancur karena ketahuan Hamidun sama guru dan kedua orang tua, membuat Bela harus terima kenyataan jika Bela harus diasingkan dikampung halaman kakek nya supaya keluarga tidak malu dengan kenyataan pahit yang dialami Bela, mampu kah Bela membesarkan anaknya seorang diri atau justru pacarnya datang untuk ajak nikah dan membuat Bela tidak merasakan hidup diasingkan dari lingkungannya lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Dewi membiarkan Bela berenang bareng Kamal, Puput, dan Desti dihalaman belakang Villa. Dewi ingatkan ketiga sahabatnya Bela supaya tidak ajak Bela pergi jauh dari Villa karena Bela masih masa hukuman dari orang tuanya.
"Tidak asik dong kalo berenang cuman disini saja Dokter, atau Dokter ikut kita berenang di tempat lain bagaimana Dok mau kan?" tanya Kamal bujuk Dewi supaya kasih ijin.
"Maaf tidak bisa, kalian ada disini tanpa sepengetahuan orang tuanya Bela saja sudah bagus loh, saya masih kasihan sama kalian sudah lama tidak ketemu dan mau main bareng, tapi kalo ajak saya ingkar janji maaf tidak bisa anak-anak karena Bela harus tetep disini sampai waktunya tiba baru Bela boleh keluar nanti setelah masa hukumannya selesai!" tegas Dewi tidak mau seenaknya kasih ijin.
"Percuma minta sama Dokter Dewi, saya minta naik kuda jauh saja tidak dikasih ijin iya sudah kita berenang disini saja dan nanti malam kita barquean didepan villa tanpa ajak Dokter Dewi yang pelit itu." ucap Bela kesal karena Dewi sama sekali tidak bisa dibujuk.
Bela langsung turun kedalam kolam renang pelan-pelan supaya tidak jatuh, membuat ketiga sahabatnya susul Bela untuk berenang bareng.
Dewi tidak peduli komentarnya Bela sama sekali yang penting bisa menjalankan pekerjaannya dengan baik, takut ketahuan bisa-bisa tidak lanjut pekerjaannya untuk jagain Bela dan kontrol kesehatannya Bela selama dua puluh empat jam selama ada di villa.
**
Belva jenguk calon menantunya dirumah sakit, Belva tidak menyangka Bastian nekat tidak mau makan setiap hari padahal pekerjaannya cukup berat tapi menolak makanan yang diberikan.
"Bagaimana kondisi kamu Bastian?" tanya Belva peduli.
"Pergi sana jangan jadi orang pura-pura baik, anak saya ada disini karena ulah kamu kan selama ini, bahagia dong melihat anak saya ada dirumah sakit semakin menderita!" protes Yuyun tidak suka dengan kehadiran Belva.
"Anak kamu sakit salah sendiri bukan kesalahan saya, saya kasih hukuman supaya anak kamu sadar ada sebab dan ada akibat yang harus diterima dalam hidup, anak kamu saja manja tidak bisa terima makanan sederhana jadi sakit begini kan jadi jangan salahkan saya karena Bastian sakit, suami saya sudah siapkan beras tiga karung, air mineral tiga galon, air mineral gelas, dan kecap untuk Bastian makan dua dus. Jadi tidak ada alasan Bastian kurang makan selama tinggal di gubuk." lanjut Belva tidak mau disalahkan karena Belva sudah penuhi kebutuhan makan untuk Bastian.
"Tante pergi lah karena keberadaan Tante disini tidak merubah kenyataan pahit dalam hidup gue, bahkan bikin gue benci sama Tante karena tega siksa gue seperti ini bahkan sakit pun tidak bisa makan enak sama sekali!" ucap Bastian kesal karena Belva jenguk Bastian dirumah sakit.
"Terserah kamu saja Bastian, Tante mau memastikan kamu kapan sehatnya karena harus melanjutkan hukuman kamu Bastian setelah sehat nanti!" tegas Belva kesal, bisa-bisanya Bastian usir Belva dari rumah sakit karena tidak terima sama kondisinya sendiri.
Bastian ingin sekali menghajar Belva tapi sayangnya Belva orang dewasa yang tidak boleh seenaknya dihajar, semarah apapun Bastian masih bisa menghargai seorang wanita tidak boleh disakiti karena diajarin kedua orang tuanya.
**
Bela, Kamal, Puput, dan Desti. Setelah selesai berenang langsung duduk santai sambil menikmati cemilan dan jus yang disediakan sama ART nya Bela.
"Enaknya tinggal disini bisa santai tanpa memikirkan pelajaran yang bikin pusing, apa saya juga putus sekolah saja iya karena sudah malas belajar." ucap Kamal sudah menyerah sama pelajarannya.
"Jangan begitu Mal, kamu akan menyesal nantinya apa lagi kamu putus sekolah karena malas, jujur kalo saya tidak sedang mengandung masih kepengen sekolah ngejar cita-cita saya, rindu pusingnya kerjain PR, rindu belajar bareng kalian maupun belajar sebelum tidur dan rindunya merapihkan buku sekolah sebelum tidur." ucap Bela terus terang, Bela tidak ingin sahabatnya merasakan apa yang dialaminya sekarang.
"Betul Kamal, jalanin saja apa yang sudah ada sekarang, kalo kamu tidak lanjut sekolah bakal menyesal dan pastinya dimarahin habis-habisan sama orang tua kamu apa lagi alasannya karena malas oh tidak." ucap Desti tidak bisa bayangin bagaimana panasnya telinga Kamal sampai dimarahin karena gagal melanjutkan sekolah nya karena malas belajar.
"Maaf deh guys." lanjut Kamal menyesal sudah terus terang, bukannya didukung ini justru dinasehati sama sahabatnya sungguh menyebalkan.
Kamal menikmati kue yang dikasih ART nya Bela sambil menahan kesal, karena sahabatnya tidak ada satu pun yang setuju sama keinginannya untuk tidak melanjutkan sekolah.
Bela tidak habis pikir sama Kamal yang malas belajar dan mau putus sekolah, Kamal tidak tahu bagaimana bosannya seharian dirumah tidak melakukan apapun, bagaimana rindunya sama kegiatan sekolah yang dibilang pusing justru membuat Bela rindu akan keribetan masa sekolah dulu.
Lajut thor..
Semangat terus
Lanjutkan Autor....
Semangat author....
Lajutkan,aku tunggu setiap hari
Lanjut thor....
Lanjutkan thor
Aku suka cerita novelnya