Alexa Snowy Williams, putri bungsu Azka Abraham Williams, pemimpin Organisasi Black Alpha setelah kematian Axelle Williams, meninggalkan negaranya dan mencari kehidupan baru setelah ia mendapati kekasih yang sudah menjalin hubungan dengannya selama 6 tahun, berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Membuang semua identitasnya, ia menata kehidupan baru dan mencari seseorang yang mencintainya dengan tulus, tanpa tahu siapa dirinya.
Mungkinkah Alexa akan menemui cinta sejatinya? Ataukah ia akan kembali kepada kekasihnya yang telah menyesal?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PimCherry, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MENOLAK KERJA SAMA
"Sayang, apa kamu tidak merasa terhina dengan apa yang diberikan oleh Alexa padamu?" tanya Sisca.
Bisa bertemu dengannya saja sudah menyenangkan hatiku. Apapun yang ia berikan, aku tak peduli. Mungkin sebaiknya aku mencari cara agar bisa sering bertemu dengannya. - Darren.
"Sayang, apa kamu mendengarkanku?" tanya Sisca yang merasa diacuhkan oleh Darren karena Darren diam saja dan tak menjawab pertanyaannya.
"Aku lelah, jangan terlalu banyak bertanya," ucap Darren yang kemudian masuk ke dalam kamar mandi.
Sisca merasa kesal. Ia mengepalkan tangannya. Darren tak mengindahkannya, bahkan sejak suaminya itu bertemu dengan Alexa, suaminya menjadi tidak fokus. Darren selalu memandang ke sekeliling seakan mencari keberadaan Alexa.
Aku tak akan membiarkan dirimu mengambil apa yang sudah menjadi milikku. - Sisca.
*****
"Bagaimana keadaan di sana, Clau?" tanya Alexa.
"Semua masih dalam keadaan baik dan terkendali, Nona."
"Lalu bagaimana dengan rencana pelebaran ke Benua Amerika?"
"Saat ini gedung sedang dalam tahap renovasi. Setelahnya kita akan mulai merekrut staf," jawab Claudia yang masih menguap karena ia masih menyelesaikan beberapa pekerjaan.
"Baiklah. Kalau ada sesuatu yang membutuhkan diriku, segera kabari. Aku akan langsung ke sana. Istirahatlah Clau, jangan membuat dirimu sendiri kelelahan."
"Tenang saja, Nona. Aku sudah terbiasa begadang," ucapnya sambil tertawa dan melihat ke arah James yang tertidur di sebelahnya.
Selama kedua orang tuanya pergi berlibur dan Axton ke Amerika, Alexa ditemani oleh Zero. Mereka berdua kini sedang berada di dalam mobil dan menuju ke Perusahaan Williams.
"Turunlah dulu, aku akan segera menyusulmu," ucap Zero yang menurunkan Alexa di lobby Perusahaan Williams.
Pagi itu, Alexa akan bekerja seperti biasa. Dad Azka memang secara khusus tak pernah memperkenalkan Alexa sebagai putrinya karena ia tak ingin ada hal buruk yang dilakukan oleh musuh musuhnya. Zero lah yang akan menggantikan posisi Axton untuk sementara waktu.
Suara heels yang dikenakan Alexa membuat semua mata memandang ke arahnya. Penampilan Alexa yang terlihat cantik, anggun, dan ramah, membuat para staf tak pernah ragu untuk menyapa Alexa terlebih dahulu. Alexa memang jarang berada di kantor karena ia memiliki posisi sebagai Direktur Operasional. Ia akan lebih banyak berkeliling ke beberapa Perusahaan yang tergabung dalam Williams Group dan memantau cara kerja dan kinerja para staf.
"Selamat pagi, Nona," sapa salah seorang staf.
"Pagi," balas Alexa sambil tersenyum.
Ia memasuki lift dan langsung menuju ke lantai di mana ruangannya berada. Dengan langkah tegap dan percaya diri, Alexa keluar dari lift. Ia langsung masuk ke dalam ruangannya setelah menyapa Keekan, sekretarisnya.
Menjelang siang, telepon di meja Alexa berbunyi. Alexa menekan salah satu tombol, "Iya Kee."
"Nona, Tuan Darren ingin bertemu dengan anda."
Mendengar itu, Alexa tersenyum. Di dalam hati ia sudah menyusun beberapa rencana. Bukankah mereka yang memulai semuanya, maka giliran Alexa lah yang akan mengakhiri.
"Persilakan dia masuk, Kee."
"Baik, Nona."
Suara ketukan terdengar di pintu ruang kerja Alexa. Saat pintu terbuka, Alexa langsung bisa melihat kedatangan pria yang dulu mengisi hatinya, hingga tak ada celah sedikitpun yang bisa diisi oleh pria lain.
"Silakan duduk, Tuan Darren. Apa yang membuat Tuan Darren yang terhormat datang ke sini? Apa hadiah yang kemarin kami berikan terasa kurang? kami bisa dan dengan senang hati akan menambahnya," ucap Alexa.
Alexa bangkit dari duduknya dan duduk di sofa single yang berjarak dengan posisi duduk Darren. Darren tanpa berkata apapun, terus saja melihat ke arah Alexa. Ia tersenyum dan merasakan sesuatu di dalam hatinya. Ia tak peduli dengan apa yang dikatakan oleh Alexa, asalkan ia bisa terus berada di dekatnya dan memandanginya seperti sekarang ini.
"Jangan membuang waktuku, Tuan Darren. Waktuku sangat berharga, hingga akan menjadi sia sia jika digunakan untuk hal dan orang yang tidak penting."
"Aku ingin menawarkan kerja sama dengan Perusahaan Williams. Hal itu kurasa akan menguntungkan kedua belah pihak," Darren berharap Alexa menerima kerja sama ini agar ia bisa lebih sering bertemu dengan Alexa.
Suara ponsel membuat Alexa bangkit dari duduknya dan mengambil ponselnya yang berada di atas meja. Ia melihat sebuah notifikasi pesan singkat dan tersenyum penuh arti.
"Tuan Darren, bagaimana kalau kita membicarakan kerja sama kita sembari makan siang?" tanya Alexa.
Hal itu sontak membuat Darren tersenyum dan berpikir bahwa Alexa pasti sangat merindukan kebersamaan mereka dulu. Ya, dulu mereka sering melakukan makan siang bersama.
Dengan menggunakan mobil milik perusahaan Williams, mereka berangkat menuju ke sebuah restoran. Restoran tersebut menyajikan makanan kelas atas dan pernah mereka datangi berdua, membuat perasaan Darren kembali membuncah.
Mereka berdua memasuki restoran yang cukup memiliki kenangan di antara mereka. Namun, kali ini tujuan Alexa bukanlah untuk mengenang, tapi untuk membuat seseorang merasakan posisinya.
Sebuah kursi yang menjadi tempat favorit mereka, kembali menjadi pilihan Alexa. Detail kecil yang Alexa lakukan, terus menambah rasa dan ingatan di dalam diri Darren. Senyum di wajahnya semakin lama semakin mengembang. Tujuan utamanya untuk kembali menggapai hati Alexa, sepertinya tak akan terlalu sulit, begitulah pikirnya.
Alexa dan Darren duduk berhadapan. Alexa mengangkat tangannya dan memanggil seorang pelayan.
"Tuan Darren, Nona Alexa. Apa kabar? senang bertemu dengan kalian berdua lagi," sapa pelayan yang sudah mengenal mereka karena keduanya bisa dikatakan sering satang ke sana.
"Kabarku baik, Fai. Terima kasih," balas Alexa dengan lembut seperti biasanya. Darren tak menjawab karena saat ini ia lebih fokus mengamati Alexa yang ada di hadapannya.
Alexa membuka lembar demi lembar dari proposal kerja sama yang diajukan oleh Perusahaan Darren. Ia fokus membaca dan tak mempedulikan yang lain, meskipun ia sedang menunggu sesuatu terjadi.
Dan benar saja, tak lama berselang, seorang wanita yang awalnya tengah duduk tak jauh dari sana, bangkit berdiri dan menghampiri.
byurrr
Dengan kecepatan tangannya, ia langsung mengambil sebuah botol air mineral, membukanya, dan menuangkannya pada Alexa. Di dalam hati, Alexa tersenyum bahkan tertawa karena wanita itu telah masuk dalam jebakannya.
"Apa kamu masih tidak bisa melupakan suamiku?!" Tangan Sisca sudah berada di udara dan sepertinya akan mendarat di wajah Alexa, namun Alexa langsung menahannya. Dengan perlahan ia mengambil tissue dan mengelap wajahnya.
"Tuan Darren, apa seperti ini perlakuan keluarga anda pada calon rekan bisnis anda? Kalau begitu, tanpa saya perlu membaca lebih lanjut apa isi proposal itu, saya menolak kerja sama ini," Alexa menghempaskan tangan Sisca dan berjalan keluar dari resto, meninggalkan Darren yang kini menatap tajam ke arah istrinya itu. Sementara tubuh Sisca mulai bergetar karena melihat tatapan Darren.
🧡 🧡 🧡