Pesta pernikahan telah usai, disebuah kamar hotel Presidential suite room yang telah disulap menjadi kamar pengantin yang indah dan megah ternyata tak membuat kedua pengantin baru itu bahagia.
" Ku harap kau tak pernah menampakkan wajah buruk rupamu itu dihadapan ku" ucap laki laki yang telah berstatus menjadi suaminya.
" Pernikahan ini hanya paksaan dari ibuku saja. Karena aku telah memiliki kekasih yang sangat aku cintai, dan aku akan menikahinya. Ku harap kau paham akan posisimu.
Mari kita jalani kehidupan kita seperti orang asing tanpa ikut campur urusan pribadi masing-masing" ucapnya lagi sambil memunggungi istrinya.
Danira meremas gaun pengantinnya sambil menangis dalam diam mendengar setiap kata yang dilontarkan dari mulut suaminya.
" Baik lah, jika itu keinginan anda. Semoga Allah mengampuni setiap ucapan yang anda berikan kepada saya" jawab Danira dengan lantang kepada suaminya.
Bagaimana akhir dari perjalanan rumah tangga mereka?
Akankah berakhir bahagia atau sebaliknya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Kane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24. Emosi
Suasana di meja khusus ibu-ibu sosialita menjadi tenang, pasalnya mereka kedatangan tamu yang tak diundang. Terkhusus Nyonya Calina, Dia langsung menarik tangan wanita itu menjauh dan duduk di sudut ruangan restoran. Para ibu-ibu konglomerat itu saling berbisik-bisik mengenai wanita tadi.
" Eehh jeng, apa kata wanita tadi. Dia kekasih Gavino..!! masa sih, kok Calina bilang kalau anaknya belum punya." bisik Nur pada Geng-nya.
" Iya, tadi gadis itu menyebutkan siapa namanya, ...sev..set..ste...Aahhh siapa sih ?."
" Kalau tidak salah, Stevani jeng". Bu Maya menimpali.
" Ah iya,...!!! itu dia, gadisnya lumayan juga ya jeng. Kalau lihat dari penampilannya sih bukan orang sembarangan."
" Iya benar...!!! Dress yang dia gunakan saja itu rancangan Christian Dior".
" Benar, kalau tidak salah itu adalah rancangan terbarunya, saat pentas di Fashion week Minggu lalu".
" Tapi mengapa jeng Lina seperti tidak suka dengan wanita itu ya."
" Entahlah...tidak masuk kriteria Calina kali".
Mereka masih asik berspekulasi mengenai Stevani dan Calina yang terlihat sangat tidak akrab. Berbeda halnya dengan dua wanita beda generasi yang ada di pojok ruangan.
Nyonya Calina melipat tangannya didepan dada sambil menyenderkan punggungnya ke sandaran kursi menatap Stevani dengan angkuh, sedangkan Stevani dengan santai melihat wajah masam Nyonya Calina dengan tersenyum manis.
" Mengapa kau kemari ?,..kau sengaja ingin menghancurkan acaraku ya ?".
" Apa maksudmu, dengan memperkenalkan kalau kau kekasih Gavino ?" Rentetan pertanyaan Nyonya Carlina menyerang Stevani, namun yang bersangkutan tetap tenang.
" Tante sayang..!! aku kemari ingin makan siang, lalu tidak sengaja melihat Tante juga ada disini. Aku benar-benar tidak tau kalau Tante sedang ada acara berkumpul dengan teman-teman Tante disini. Jadi aku pikir alangkah tidak sopan jika aku tidak datang menyapa calon mertua kesayanganku ini".
" Kalau aku memperkenalkan sebagai kekasih Gavino, bukankah itu fakta. Kami tidak mem public hubungan kami, hanya ingin menjaga privasi satu sama lain". ujarnya santai sambil melipat kedua tangannya didepan dada.
Tak lama seorang waiters datang meletakkan minuman pesanan keduanya.
" Silahkan dinikmati ". Waiters itu beranjak pergi. Mereka saling melempar tatapan tajam, seakan tatapan itu pedang panjang yang saling membunuh satu sama lain.
" Ciihhh... privasi katamu..!! Ha..ha..ha". Nyonya Calina tertawa mengejek mendengar jawaban Stevani.
" Menjaga privasi atau takut diketahui para lelakimu ?".
Stevani yang sedari santai terus memasang senyumnya, seketika wajahnya berubah pucat Pasih, terkejut dengan tebakan mami Gavino ini.
"A..aapa maksud Tante !! pa..para lelaki siapa, aku tidak mengerti. Tante jangan asal bicara." Stevani gugup dengan tangan menarik gelas minumannya. Menyesap Orange Juice membasahi tenggorokan yang terasa kering.
Nyonya Calina yang melihat gelagat salah tingkah Stevani tersenyum miring.
" Mungkin saat ini kau masih bisa mengelak, tapi kau harus ingat, saat semua buktinya sudah aku dapatkan. Jagan harap kau masih bisa mengangkat wajah sok suci-mu itu dihadapan anakku". Nyonya Calina berdiri beranjak pergi, namun Dia berbalik berjalan mendekat Stevani.
Apa yang akan nenek gayung ini lakukan, Apa dia akan menyiram wajahku dengan Juice alpukat itu. Gumam Stevani dalam hati melihat Nyonya Calina mengangkat Gelas minumannya. Tapi tanpa diduga...
Nyonya Calina menyesap minumannya hingga tandas dan meletakkan gelas itu dimeja hingga menghasilkan suara benturan kaca.
Trak...
" Apa yang kau pikirkan,...!! kau pikir aku akan menyiram wajahmu seperti yang wanita-wanita yang di sinetron Azab itu. Jagan khawatir aku tidak sejahat itu, walau aku tidak menyukaimu, aku tidak akan melakukan hal yang bisa merendahkan harga diriku. Aku hanya merasa sayang saja jika Juice nya tidak dihabiskan, Mubazir."
" Dan satu lagi, sekalian kamu yang bayar ya". ujar Nyonya Calina santai, sambil berlalu pergi meninggalkan Stevani yang masih tercengang melihat calon mertuanya.
Apa benar dia ibunya Gavino, mengapa sifat mereka berbanding terbalik. gumamnya dalam hati.
Tak lama seorang waiters datang menghampiri, melampirkan Bill yang harus Stevani bayar. Stevani menerima dan matanya melotot melihat nominal yang tertera.
" Heii,... apa kau tidak salah, aku hanya memesan dua gelas Juice, mengapa semahal ini ". Stevani meluapkan emosinya kepada Waiters.
" Kau ingin menipuku ya..hah??".
" Maaf Nona Tapi memang jumlahnya segitu, kami sudah memastikan semua jumlah pesanan anda". waiters wanita itu menjelaskan sambil menunduk.
Seorang pria berpakaian kemeja hitam, dengan rambut disisir rapi, perawakan gemuk datang menghampiri mereka, di dada sebelah kirinya terdapat Name Tag bertuliskan Manager.
" Ada apa ini ". tanya pria itu kepada Waiters, dan wanita itupun menjelaskan prihal yang terjadi.
" Maaf Nona, bisa saya lihat bill-nya agar kami bisa cek ulang kebagian kasir". ucap pria itu sopan.
" Ini..!! dan pastikan pakai mata-mu itu, kalian pikir aku bodoh apa, beraninya kalian ingin menipuku." Stevani bersungut-sungut, tak terima dengan nominal yang diberikan kepadanya.
Manager itupun sudah kembali dan berdiri tepat didepan Stevani. " Maaf Nona, nominalnya memang sudah sesuai dengan pesanan anda, sistem kami tidak mungkin salah". ujarnya menjelaskan.
" Bagaimana mungkin, aku hanya memesan dua gelas Juice, dan kau lihat Nominalnya
RP .345.750.000,- yang benar saja".
" Nominal ini benar nona, karena ini sudah termasuk dengan bill dari meja yang sebelah sana". tunjuk yang manager ke meja para ibu-ibu sosialita itu.
Stevani geram setengah mati, matanya memerah, dia mengepalkan tangannya, rasanya ingin sekali dia menjambak rambut Nyonya Calina yang tegah tersenyum mengejek melihatnya. Stevani membuka tasnya memberikan kartu kredit yang diberikan Gavino untuknya " Ini, pakai ini untuk membayar bill itu". matanya menyelang melihat Nyonya Calina yang sudah bersiap-siap pergi bersama para gengnya.
" Thanks you loh jeng, kita sudah ditraktir."
" Sering-sering loh jeng, traktir kita kayak gini".
Ucap yang lainnya sambil bergantian ber cipika-cipiki.
" Sama-sama, itulah guna uang anak saya, untuk menyenangkan maminya". suaranya sengaja dikeraskan agar dapat didengar oleh Stevani. Benar saja Stevani makin emosi, berlalu pergi mendahului mereka.
" Sial..sial..sial..Awas kau nenek gayung, aku akan membalas mu." kesalnya sambil menghentak-hentakkan kakinya didepan lobby restoran.
...****************...
Di Perusahaan pencakar langit Garayudha Company, Sean tegah dimaki-maki oleh sang tuan muda lantaran beberapa produk mereka tidak laku dipasaran, dan ada beberapa proyek yang cukup besar batal mereka dapatkan.
" Bagaimana ini bisa terjadi, mengapa produk-produk ini bisa mengalami penurunan peminat seperti ini...hah?"
" lalu ini juga, bagaimana bisa proyek ini batal menjadi milik kita ". Gavino melemparkan berkas-berkas yang ada ditangannya kelantai, mengenai sepatu Sean.
" Kau bisa bekerja atau tidak..Hah?". Gavino benar-benar marah, mata tajamnya seakan menembus jantung Sean.
Sean berjongkok memungut dan merapikan semua kertas-kertas itu kembali.
" Maaf tuan, saat ini peminat pasar sedang senang dengan produk yang dikeluarkan oleh perusahaan Radenayu Group. Untuk proyek-proyek itu juga sudah beralih ke tangan mereka ".
" Apa katamu tadi Radenayu Group?". Gavino memastikan sekali lagi bahwa apa yang dia dengar tidak salah.
" Benar tuan, Radenayu Group yang dulunya adalah perusahaan Kencana Company, yang pernah ingin anda beli, namun ditolak. Perusahaan itu sudah menjadi milik seseorang yang sampai saat ini belum diketahui identitasnya atau masih dirahasiakan. Dalam kurun waktu singkat perusahaan Radenayu Group sudah menguasai pasaran tuan, sekarang mereka berada 1 tingkat dibawah kita. Itulah yang menyebabkan banyaknya penurunan pendapatan kita". Sean menjelaskan secara detail yang terjadi saat ini
" BANGSATTT...!!"
" Beraninya mereka mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku."
" Cari tau segera siapa orang yang berani menyaingi Garayudha Company, aku ingin tau wajah orang itu". Sungutnya tak terima, Gavino merasa terhina dengan apa yang menimpanya saat ini.
Baginya, tidak ada yang boleh lebih dari Perusahaannya. Semua pengusaha harus tunduk dibawah kekuasaannya tanpa terkecuali.
Drttzzz
Dretzzz
Dretzzz
Getaran Handphone diatas meja, mengalihkan pandangan Gavino yang tengah dikuasai emosi. tertera nama 'My love'. Gavino menggeser tanda jawab.
" Honey ". teriak wanita yang tak lain Stevani dari seberang sana.
" Mami mu sangat keterlaluan, dia benar-benar mempermalukan aku".
" Ada apa, apa yang mami lakukan padamu ". Gavino yang sedang emosi, makin bertambah emosi mendengar tangisan sang pujaan hati.
Stevani menjelaskan kronologi yang terjadi antara dirinya dan ibunya Gavino, tapi ada bagian yang tidak stevani ceritakan.
Gavino memijat pijat keningnya yang berdenyut, Dia hanya mendengarkan keluh kesah kekasihnya itu.
" Baiklah nanti aku akan memberitahu mami, agar tidak seperti itu lagi padamu".
" Sudah dulu ya, aku sedang sibuk, nanti aku akan menghubungimu lagi".
Gavino mematikan sambungan telepon nya tanpa menunggu jawaban dari Stevani. Dia tau pasti Stevani sedang merajuk padanya saat ini. Dia tak peduli, hal mudah baginya untuk memenangkan hati Stevani lagi. Cukup dengan membelikan barang-barang mewah maka amarahnya pun akan hilang.
Gavino sedang berfikir keras, bagaimana cara mengambil kembali proyek yang hilang dari tangannya.
Drettzz
Dretzz
Dretzz
Getaran Handphone kembali mengambil alih pandangan Gavino. Gavino menghela nafas kasar melihat nama yang tertera dilayar ponsel nya 'Mommy". Apakah maminya juga ingin mengadu seperti Stevani pikir Gavino sambil jarinya menggeser tanda jawab.
" Ya mi...apa mami juga ingin mengadu tentang kejadian di restoran bersama Stevani tadi". tebak Gavino langsung pada Nyonya Calina.
Dari sebrang sana terdengar suara decian jijik. " Oohhh... jadi wanita jadi-jadian itu sudah mengadu diluan kepadamu..hah ?, bagus lah jadi mami tidak perlu menjelaskannya lagi padamu". jawab Nyonya Calina santai.
"Mami...!!. Geram Gavino.
" Tapi mami menghubungimu bukan untuk mengadu,.. mami minta tolong katakan pada Sean untuk memesankan mami tiket ke Eropa, mami ingin menjenguk adik-adikmu".
Gavino menghela nafas halus, ternyata tebakannya salah. Dia pikir maminya akan menambah masalahnya saat ini. Ternyata...
" Mami ingin berangkat kapan, jika besok aku akan meminta Sean menyiapkan jet pribadi saja".
" Mami ingin penerbangan sore ini juga, mami tidak mau besok, apa bisa ?".
" Mengapa mendadak sekali, jika sore ini jet pribadiku tidak bisa, karena sedang dalam pemeliharaan mesin, baru bisa digunakan besok pagi". jelas Gavino memberitahu.
" Ya sudah pesankan tiket saja, penerbangan sore ini, jangan lama-lama, ". Ujar Nyonya Calina tak sabaran.
" Ya sudah mami matikan dulu telponnya"
"Bye...!!"
Belum sempat Gavino menjawab, sambungan telponnya sudah diputuskan. Astaga...
" Sean.." Triak Gavino melalui interkom.
......................
...Bersambung.......
Suka dgn penjelasan2 agamanya,
Tetaplah berkarya. thx thor..
Ayo donk up date thor sayaanggg,
ditunggu...
Hehehe,, peace thor /Pray/
Abisnya karya orhor actionnya seru plus kocaknya banget..
Pokoknya lap yu thor, sehat selalu & semangat terus berkarya ya..
Mami & anak kembarnya sama2 random....
Lanjuuttt thor...
Se waktu2 ada yg mencurigakan bs langsung di ambil tindakan preventif..
tapi aku sukaaaa...
Kau akan tau siapa & belangnya stevani sebenar2nys..
Selama kita (sbagai istri) tdk melakukan hal2 diluar batas kewajiban sbgai istri.
Good job othor, aku setuju banget tuk karakter danira..