Di kehidupan lalunya, Yi Yanli dibunuh oleh sahabat yang dipercayainya. Dengan tanpa perasaan, sahabatnya mendorongnya ke arah bus yang tengah berjalan kemari.
Namun, siapa sangka Tuhan masih mengasihaninya. Setelah membuka kedua matanya, Yi Yanli menyadari dirinya yang melakukan perjalanan waktu ke tubuh seorang gadis pengacau yang terlahir di keluarga bangsawan bermarga Yu.
Usai mengalami transmigrasi, ia tidak ingin lagi takdirnya dikendali oleh orang lain.
Apakah Yi Yanli dapat bertahan hidup di isekai?
Apa yang akan dialami Yi Yanli di isekai?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auliya'a Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hanya kelelahan
"Nona, kau kembali, perdana menteri sudah menunggu untuk sarapan bersama" Ucap Ming ji dengan nada cemas,
"bantu aku mengganti pakaian"
"Nona, anda membuat saya benar benar khawatir, bahkan anda tidak kembali semalaman" Ucap Ming Ji yang hanya ku balas dengan tatapan malas, dasar Ming Ji, bagi pula ini bukan pertama kali bukan aku pergi, mengapa sangat cerewet,
"Sudah lah, jangan terus mengomel, aku sangat mengantuk, sekarang bantu aku berubah" Ucapku lagi, setelahnya Ming Ji diam dan segera membantu melepaskan pakaian ini mengantikan dengan gaun tipis yang akan membuat ku nyaman
"Katakan pada ayah jika aku tak ikut jamuan makan pagi ini, huh tubuh ku benar benar lelah ternyata karena terlalu bersemangat semalam, jangan biarkan orang menunggu ku katakan jika aku sedang tak enak badan, dan butuh istirahat" Ucapku menguap pelan, setelahnya merebahkan tubuh ku ke ranjang dan segera menarik selimut untuk segera tidur, kepala ku sedikit pusing karena berkeliaran semalaman, salahkan si pria langit itu, kenapa ia harus jatuh dan membuat ku repot,
Mentari pagi sudah bersinar dengan sangat cerah, bahkan berhasil menggangu kenyamanan ku, aku menguap pelan sembari mengeliat, kening ku mengerut saat seseorang sudah berada di hadapan ku, aku jelas sangat terkejut dengan ke keberadaan mereka, sejak kapan?, sejak kapan mereka di sini?, mengapa aku tak sadar?, dan mengapa Ming Ji tak membangunkan ku, dengan enggan aku membukakan mata, dan bergerak pelan untuk duduk, tak lupa tangan yang memegang kepala yang terasa sedikit pusing
"Ayah?, Gege?, ada apa?" Ucap ku pelan, kedua pria beda usia ini bahkan masih berdiri di sana, dan jangan lewatkan wajah cemasnya itu
"Apakah kau baik baik saja xiang er? " Ucap Mentri yu pelan, aku memutar mataku malas, ini pasti ulah Ming Ji, huh, benar benar, aku hanya meminta agar tak di ganggu kenapa malah mendapatkan wajah cemas ini saat terjaga, aku hanya kelelahan bukan mau mati
"Ayah, Gege keadaan xiang er baik baik saja, hanya sedikit pusing, ayah tak perlu cemas" Ucap ku yang berniat turun dari ranjang, namun segera di hentikan oleh kakak laki laki ku
"Xiang er sedang sakit, tak perlu banyak bergerak, Tabib memeriksa Mei Mei ku" Ucap nya pelan, sang tabib mengangguk patuh dan segera mengambil tempat di samping ku untuk segera memeriksa keadaan ku
"Bagai mana keadaannya tabib?" desak Mentri yu pada si tabib
"Keadaan nona keempat baik baik saja" Ucapnya pelan,
"periksa kembali, bagai mana mungkin Mei mei ku baik baik saja, apa kau tak melihat wajah pucatnya itu?" Ucap kakak ku
"Nona ke empat memang baik baik saja, nona hanya butuh istirahat dan butuh banyak minum air putih, saya akan meresepkan obat untuk meningkatkan stamina anda" Ucap sang tabib yang hanya ku balas dengan anggukan pelan
"dengar itu?, Ayah, Gege Xiang Er baik baik saja, hanya memerlukan sedikit istirahat jangan terlalu cemas, akhir akhir ini Xiang Er suka bermain jadi sedikit kelelahan" Ucapku meyakinkan dua pria beda usia yang sangat ku cinta ini,
"Syukurlah jika Xiang Er baik baik saja, Ayah dan Gege sangat cemas dengan keadaan Xiang Er, di masa depan jangan terlalu bersemangat, ingat dengan kesehatan tubuh Xiang Er"
"Baik ayah, Xiang Er akan mengingatnya" Ucap ku menunjukan senyuman terbaik yang ku punya
"Beristirahat lah," Ucap kakak ku dan ku balas dengan anggukan, setelah keduanya meninggalkan paviliun aku menghela nafas pelan dan memanggil Ming Ji untuk segera membantu ku membersihkan diri