NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti

Pengantin Pengganti

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Nikahmuda / Patahhati
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.5
Nama Author: Anisa Kalista putri

TAHAP REVISI PERBAIKAN MUNGKIN AKAN ADA BANYAK KATA YANG DI UBAH BIJAK LAH DALAM MEMBACA 🙏

Menceritakan kisah seorang gadis bernama Adinda Amaliya yang rela menggantikan kakaknya menikah karena kabur di hari pernikahan nya, karena belum mengenal calon suaminya bahkan bertemu saja tidak .

Farel Maherza Argadinata, itulah nama nya, pria yang terkenal Dingin dan Arogan, pria yang bahkan sangat membenci pernikahan, karena luka di masa lalu nya, dan karena desakan Papanya pun pria itu mau menikah, dengan gadis yang sangat mirip dengan masa lalu nya.

Apa kah Dinda sanggup menghadapi kemarahan pria itu, jika pria itu tahu kalau wanita yang akan menikah dengan nya kabur atau justru Dinda bisa merubah pria itu?

Dan bagaimana setelah kakaknya tahu jika pria yang di tinggalkannya adalah pria kaya dan sangat tampan? .

Di bumbui dengan kisah persahabatan dan konflik .

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anisa Kalista putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Semuanya Sama Saja, Matre

"Tuan, masih ingat dengan ku?" ucap wanita itu sambil tersenyum. Wanita itu adalah wanita yang pernah menampar Farel dan mengatai Farel brengsek .

"Mau apa? kau kemari, setelah menampar ku dan mengatai ku, kau malah datang tanpa rasa malu!" bentak Farel dengan marah .

"Maaf, waktu itu Aku sedang patah hati, karena putus cinta, dan saat Tuan menolak ku, Aku begitu frustasi dengan apa yang terjadi, sudah berharap banyak bisa di ganti kan dengan yang lebih sempurna dari nya, tapi Tuan malah menolak ku. Membuat Aku merasa Tuan sama saja dengan dia," jelas wanita itu panjang lebar sambil tercengir menampilkan deretan gigi putihnya.

"Terus? apa yang kau inginkan?" tanya Farel dengan tegas, berusaha untuk menahan amarahnya.

"Setidaknya, Aku juga sama, bukan wanita munafik, Aku juga ingin uang, Tuan," jawab wanita itu, lagi-lagi sambil tercengir menampilkan deretan gigi putihnya.

"Dasar, sudah matre, tak tahu malu!" Umpat Farel menatap wanita di hadapannya dengan malas .

"Aku tidak matre, tapi realistis," balas wanita itu merasa tidak terima dengan umpatan Farel.

"Sama saja. Devit beri dia uang, Aku tidak mau berurusan lagi dengan wanita ini!" tegas Farel menatap ke arah Devit .

Wanita itu pun segera menerima cek yang di berikan oleh Devit dengan tersenyum senang.

"Sekali lagi, maaf tampan, semoga kau bahagia dengan istri mu," ucap wanita itu sambil berjalan keluar, membuat Farel hanya mendengus kesal.

Setelah itu datang lagi wanita ke lima, berjalan santai sambil menggulung-gulung rambut nya, lalu segera duduk di hadapan keduanya .

Tuan tampan, tidak bisa di miliki, Asisten tampan cukup sulit untuk di dekati, setidaknya uang nya tidak masalah bukan?" ucap wanita itu tude poin, sambil mengedip kan sebelah matanya menggoda.

"Ambil ini, dan segera pergi dari sini!" perintah Devit langsung menyodorkan selembar cek, karena merasa tidak nyaman dengan wanita di hadapannya itu.

"Wah cepat sekali, baiklah Aku terima, dah Tuan tampan, Asisten tampan," ucap wanita itu langsung mengambil cek itu, lalu berjalan keluar tidak tidak di sangka wanita itu sebelum keluar melenggak-lenggok kan badan nya seperti seorang model, tidak lupa wanita itu juga mengedipkan sebelah matanya lagi dan bergegas keluar .

"Dasar gila!" umpat Farel dengan kesal .

Tak lama kemudian datang lagi wanita ke enam berjalan mendekati mereka berdua dengan pakaian tidur nya .

"Sudah dandan cantik dan menarik, tapi tetap tidak tertarik, apa Aku tidak cukup cantik? dengan wanita yang Tuan pilih? dan ini lah Aku yang sebenarnya," jelas wanita itu panjang lebar dengan santainya.

"Ambil ini dan keluar dari sini!" bentak Devit tak ingin berurusan dengan wanita itu terlalu lama.

"Tuan, tau saja, apa yang aku mau, emuach," ucap wanita itu sambil mencium cek yang di berikan Devit lalu segera keluar, membuat keduanya lagi-lagi hanya mendengus kesal.

Datang lagi wanita ke tujuh dengan penampilan yang sangat minim, senyum yang sangat manis dan make up yang cukup tebal wanita itu segera duduk di sofa menatap keduanya dengan senyuman semanis mungkin.

"Tuan dingin, tak kusangka kau sudah menikah, membuat hati ku sangat patah, sulit sekali melelehkan hati dingin mu, Tuan? tidak usah basa-basi lagi aku ingin....."

"Uang, iyakan? ambil ini dan pergi sekarang!" potong Devit dengan cepat sambil menatap tajam wanita di hadapannya itu.

"Ish, dasar Asisten dingin," gerutu wanita itu sambil mencebikan bibirnya kesal, namun tatapan Devit membuat nyalinya menciut.

"Terima kasih, dah dingin-dingin tampan!" sambung wanita itu sambil tersenyum lalu segera keluar karena tidak ingin terjadi sesuatu.

Datang lagi wanita ke delapan, dengan senyum mengembang di bibirnya, wanita itu berjalan santai duduk menghampiri kedua nya.

"Ciuman pertama sudah ku berikan, namun dengan jahatnya Tuan menolak ku begitu saja, dan dengan mudahnya Tuan menikah dengan wanita lain, jadi aku ingin minta ganti rugi," ungkap wanita itu sambil memegang bibir nya .

"Dasar wanita tak tahu diri, kau yang kurang ajar, beraninya mencium bibir ku.Dan seolah Aku yang bersalah, kau pikir kau siapa? hah!" sentak Farel dengan meninggi, sambil mengingat kejadian di mana dirinya di cium mendadak oleh wanita di depannya .

"Aku hanya ..."

"Ambil ini, dan segera pergi," potong Devit dengan cepat karena merasa kesal. Akhirnya wanita itu pun pergi dengan mengembangkan senyum nya .

Tak berselang lama, datang wanita ke sembilan, wanita itu hendak memeluk Farel namun Devit sigap berdiri di depan Tuan nya.

"Setidaknya, beri Aku pelukan terakhir, Tuan," ucap wanita itu dengan tersenyum menggoda ke arah Devit.

"Dasar wanita tak tahu malu, ambil ini dan pergi!" sentak Devit yang masih berdiri menghalangi wanita itu yang hendak memeluk Farel .

"Tidak masalah tampan, setidaknya Aku masih dapat uang nya, dah," ucap wanita itu sambil melambaikan tangan nya segera bergegas keluar meskipun dalam hati memaki Devit karena merasa kesal tidak bisa mewujudkan impian nya.

Dan datang lagi wanita ke sepuluh, wanita itu langsung duduk di depan mereka berdua tanpa sedikitpun merasa takut.

"Bagaikan bulan dan bumi, sesulit itu kah? bersama bumi, sampai kapan pun tidak bisa bersatu dengan bulan, begitu juga diri ku Pada mu. Saat Aku mendengar Tuan sudah menikah, rasanya bener-bener seperti tertusuk pisau yang tajam, lalu membunuh ku secara perlahan," celoteh wanita itu panjang lebar sambil menampilkan wajah sedih nya.

"Ambil ini dan pergi dari sini!" ketus Devit tak ingin berlama-lama .

"Tapi? ya sudahlah Aku tidak menolak uang ini, tapi jika Aku di izinkan, Aku ingin dekat dengan mu Asisten tampan," jawab wanita itu dengan suara menggoda dan berjalan ke arah Devit.

"Pengawal, usir wanita itu dari sini!" teriak Devit dengan marah, pengawal pun segera menarik wanita itu untuk keluar meski wanita itu terus meronta-ronta .

Farel menyenderkan kepalanya di sofa, setelah kepergian wanita itu, sambil memijit pelipisnya yang terasa pusing.

"Hari ini kepala ku rasakan ingin pecah," gumam Farel sambil memegang kepalanya .

"Tidak, Saya sangka Tuan, dari sekian banyak nya gadis yang Tuan besar pilihan, semuanya sama saja, Matre," ucap Devit sambil tersenyum getir mengingat apa yang terjadi dengan Tuan nya.

"Dan hari ini, seperti habis interview pekerjaan, memusingkan. Padahal selama di perusahaan Aku tidak pernah mengurusi interview, ini malah membuat ku gila, hahahaha," ucap Farel panjang lebar sambil tertawa terbahak-bahak, tawa yang cukup membuat Devit sedikit merinding, karena tawanya tidak wajar .

"Tuan, apa perlu? saya memanggil Tuan Besar untuk kemari?" tanya Devit memastikan, mendengar hal itu, membuat Farel menghentikan tawanya, dan segera menatap ke arah jam di tangan nya, ternyata sudah menunjukkan pukul dua belas malam .

"Antar Aku pulang saja, kepala ku benar benar sakit!" titah Farel sambil memegang kepalanya .

Akhirnya Devit pun segera memapah Tuanya, untuk segera keluar dari ruangan tersebut dan segera bergegas masuk ke dalam mobil setelah sudah keluar .

Sepanjang perjalanan, Farel lebih memilih diam, sambil memegang kepalanya, tak beberapa lama kemudian, sampailah mereka di halaman rumah, Devit segera membuka pintu untuk Tuanya dan memapah Tuanya yang terlihat sempoyongan .

"Tuan, apa perlu saya memanggil dokter?" tanya Devit dengan khawatir saat sudah berada di depan pintu .

"Tidak ak perlu, Aku tidak butuh dokter," jawab Farel dengan suara pelan .

Tak Berselang lama kemudian, Pa Beni sudah membukakan pintu, dan merasa kaget, melihat Tuan Mudanya, terlihat memegang kepalanya .

"Tuan, apa anda baik baik saja?" tanya Pa Beni sambil ikut membantu memapah Farel .

"Devit kau pulang saja, ini sudah malam!" perintah Farel saat Pa Beni membantu nya .

"Baik Tuan Muda, kalo begitu selamat istirahat, Tuan," ucap Devit sambil membungkukkan badannya setelah itu segera bergegas keluar .

Pa Beni membantu Farel berjalan hingga depan kamarnya, meskipun pria itu masih merasa heran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Hingga sampailah di depan pintu kamar.

"Pa, sampai sini saja, jangan membantu ku. Kau istirahat saja!" ucap Farel menghentikan langkah Pa Beni yang hendak membuka pintu kamar nya.

"Tapi Tuan Muda, apa kah tuan baik baik saja." pria tua itu tampak ragu karena merasa sangat begitu khawatir.

Farel hanya mengangguk saja tanpa sedikitpun berbicara, pria itu langsung membuka pintu kamar nya dan menutup nya begitu saja, membuat Pa Beni hanya menghela nafas untuk sabar.

Farel yang sudah membuka pintu, melihat seorang gadis yang sudah terlelap di lantai yang hanya di alasi selimut tebal saja, Farel pun tanpa sadar mendekati gadis dan berjongkok di samping nya.

"Apa, kau juga sama? seperti wanita-wanita itu? matre," gumam Farel menatap wajah Dinda yang sudah terlelap.

Setelah merasa cukup lama memandangi wajah istri nya, pria itu segera bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya

Beberapa saat kemudian Farel sudah, memakai pakaian tidur nya, pria itu segera menaiki tempat tidur dan segera merebahkan tubuh nya tak butuh waktu lama karena kantuk sudah mendera pria itu sudah tertidur pulas.

*******

Jam menunjukkan pukul 04.30 pagi, Dinda terbangun dari tidurnya.

"Hari Minggu, kapan dia pulang," gumam nya sambil berjalan menuju kamar mandi saat melihat seorang pria Masih terlelap di atas ranjangnya.

Seperti biasanya, Dinda menjalankan ibadah subuh nya dan berdoa agar hari ini lebih baik. Setelah itu Dinda duduk di sofa menunggu pria itu bangun, dan mondar-mandir, hingga jam sudah menunjukkan pukul 08.00, namun pria itu tampak enggan untuk bangun membuat gadis itu heran dibuat nya.

"Sudah siang? tumben, kenapa dia belum bangun?" batin Dinda bertanya-tanya. Dinda pun akhirnya mendekati pria itu meskipun sedikit ragu dan takut.

Gadis itu menatap lekat wajah pria yang sedang tertidur pulas, tangan nya tanpa sadar memegang wajah pria itu membuat pria itu, membuka matanya karena tangan Dinda yang terasa dingin .

"Beraninya, mengganggu tidur ku, tidak tau apa? masih mengantuk?" gerutu pria itu sambil menatap tajam ke arah Dinda, membuat Dinda refleks mundur tanpa sadar menyenggol bingkai foto yang ada di meja samping .

Dinda melihat bingkai yang terjatuh dan kembali menatap pria yang ada di tempat tidur lalu menghembuskan nafas panjang saat melihat pria itu tertidur kembali.

"Rupanya dia tidur kembali?" gumam Dinda merasa lega sambil memegang dadanya yang berdetak sudah tidak beraturan, namun pandangan matanya tertuju pada bingkai foto yang tadi tak sengaja jatuh .

Dinda hendak mengambil bekas pecahan bingkai itu namun tiba tiba ,dering HP Dinda berbunyi, membuat gadis itu segera bergegas mengambil HP nya dan segera keluar menuju balkon kamar nya, takut jika pria itu terbangun .

"Halo, siapa?" jawab Dinda saat sudah keluar.

"Ini masa kamu lupa sih? apa nomer ku tidak di simpan?" ucap suara dari seberang membuat Dinda melihat' siapa yang menelepon nya, karena tadi tidak sempat melihat siapa yang menelepon nya .

"Ada apa menelepon?" jawab Dinda singkat, setelah melihat nama Juan tertera di sana.

"Hari Minggu, Aku ingin mengajak kamu nonton film, ada film terbaru kamu mau nggak?" ucap suara dari seberang terdengar antusias.

"Aku sibuk Juan dan aku ....." suara Dinda terpotong saat mendengar sebuah teriakan dari dalam.

"Gadis kecil?" panggilan dari dalam kamar itu, membuat dinda segera mematikan panggilan nya dan bergegas masuk ke dalam .

"Ada apa, Tuan?" tanya Dinda inda sambil menunduk, setelah sudah sampai di dalam.

"Lihat ini? apa yang kau lakukan? beraninya memecahkan bingkai Mahal ku!" sentak Farel menatap tajam ke arah Dinda .

"Ma-maaf, Tuan, Saya tidak sengaja tadi," jawab Dinda dengan terbata-bata, bibirnya terasa sangat bergetar .

"Tidak sengaja kau bilang? setelah mengganggu tidur ku, dan memecahkan bingkai foto ku, lalu keluar begitu saja, dan Kau bilang tidak sengaja? Kau pikir Aku bakal percaya? hah!" sentak Farel dengan meninggi.

Membuat nyali Dinda sudah menciut, tangan nya sudah gemetar, kering dingin mulai membasahi wajahnya, gadis itu tidak punya keberanian untuk sekedar berbicara, bibir nya terasa kelu, entah apa yang akan terjadi pada diri nya? pria di hadapannya sangat begitu terlihat marah .

"Kenapa hanya menunduk? di mana keberanian mu?" tanya Farel sambil berjalan mendekati gadis itu.

Dinda terus mundur karena ketakutan, hingga tanpa sadar dia terjatuh di sofa dengan kakinya di atas kepala nya di bawah .

Farel tertawa terbahak-bahak saat melihat kaki Dinda sudah di atas dan kepala berada di bawah, sementara Dinda yang merasa di tertawakan, justru malah heran dengan pria di hadapannya .

"Kenapa? dia jadi terbalik? apa aku sudah mati?" gumam Dinda sambil mengucek-ngucek matanya, karena belum sadar dengan posisi nya, dengan kaki nya yang tersangkut di sofa, saat melihat Farel mendekat, tiba-tiba , refleks menarik kakinya dan.

Bruuuuuugh

"Aw sakit!" pekik Dinda saat badan nya terjatuh di lantai.

Farel kembali tertawa terbahak-bahak melihat Dinda terjatuh, pria itu tak sedikit pun ingin menolong nya .

"Rasakan itu, karena sudah mengganggu tidur ku, bereskan bingkai itu dan kau harus ganti rugi!" titah Farel membuat Dinda kaget .

"Ganti rugi? Saya tidak punya uang," jawab Dinda sambil berusaha berdiri.

Namun pria itu tak sedikit pun ingin menjawab, apa yang gadis itu katakan, membuat Dinda segera bangun dan segera membereskan pecah beling tersebut .

Setelah itu gadis itu melihat, pria itu sedang duduk menyandarkan kepalanya di sofa .

"Boleh kah Saya, membayar nya dengan yang lain"? tanya Dinda penuh harap .

Farel menatap gadis itu, dengan tersenyum seringai, sambil berpikir sejenak menimbang-nimbang apa yang harus di lakukan gadis itu.

"Baiklah, kerjakan semua nya, bukan kah kau pelayan? bersih kan kamar ini, Aku rasa kamar ini perlu di ganti cat," ucap Farel tegas, membuat Dinda membulatkan matanya sempurna, karena menurut nya pekerjaan itu sangat begitu

menguras waktu dan tenaga.

BERSAMBUNG

1
Ema Hafidz
sangat bagus
Nora Asdi
kisahnya semakin semrawut, sdh tahu bgtu makmer knapa xda iktiar otor kasih pindah rumah kah gitu spya seru tmbah,,kasian deh dindanya😅
Muhammad Aufa
dasar Clara gk tau diri,udah meludah kok mau d jilat lagi
Faridah Fairah
thor bngunkn andin gk seru klo andin bnrn gk ada.semngt thor sll & shat sll.
Hl Lukman
cakeeup alur ceritanya
Faridah Fairah
mngkin dinda udh mau lahiran.ketubannya udh pecah.
Faridah Fairah
mulai bucinkn farel sm istri gadis kecilnya.
Faridah Fairah
farel udh bucin sm dinda lnjut baca lg deh.semngat athor kami bngga ats krya2 athor.
Deti Kurniati
lnjut seru
AKP
Luar biasa
@Kristin
Yang sabar ya Dinda
@Kristin
Takut Thor 😫
@Kristin
Aku baru mampir Thor 🤗 semoga sukses selalu buat mu...
Mega
sumpah lama cerita jd bikin pusing mlh,ngk enak di baca kl menurut aku pribadi,terlalu berlika liku tp seputar itu aja,jusulnya jd terabaikan,jd kurang respek bagi sy pribadi,,, maaf thorr aku ngk lanjut,,,,
AKP: Iya nggak Papa asal jangan meninggalkan ranting buruk maaf yah kalau terlalu panjang, terima kasih sudah mau baca karya remahan ku ini karena masih terlalu banyak kesalahan 🙏
total 1 replies
Mega
pertanyaan dinda kayak org bodoh aja,,, udh jelas di rias itu akan ada pesta mmg ngk tau pesta apa,tp yg jelas itu pesta,,, bukan nanya trs dan terus peryanyaan aptri itu,,,🤔🤔🤔
Mega: iya binggung shi thorr,tp cikup 1 x pertanyaan jg pasti se maaf,bodoh2nya org pasti akan langsung sadar,,, kan katanya si dinda pinter,,,, masa ngk konek hanya mslh gitu aja,,,
AKP: Namanya juga orang bingung tiba-tiba di culik pas bangun tau-tau ada petugas rias pasti nanya kan, kakak bayangkan saja kalau di posisi Dinda pasti takut juga kan 🤭🤭🤭

Maaf canda ya kak terima kasih sudah mau mampir dan berkomentar, sumpah demi apa komentar Kakak bikin aku terharu di saat hati dan pikiran sudah mulai ngedown buat nulis 🙏
total 2 replies
Mega
salah adinda sendiri,knp ngk bilang sm farel kl hamil,,, juatru ada kejadian ini yg akhirnya nikin salah faham,dan knp tidak tanya langsung sm farel kl beneran mau sm si riska,jagan selalu dan selalu hanya dgn opini sendiri,kl sllu begitu sampai ajal menjemput pun tidak akan pernah menemukan kebahagiaan karna sellau negatif pikirannya,,,
Noormasayu Othman
bagus
Chaning
keterlaluan itu namanya mempermalukan suami
Sely Ina
visualnya dong thorrrr...
AKP: Ada di bab 96 ya kak semoga sesuai halu 🤭🤭
total 1 replies
Sely Ina
Kya sinetron tuan muda dan Kinanti yah
AKP: Baru kali ini ada yang bilang begitu padahal aku ngga pernah nonton tuh sinetron cuma tahu dari sosial media aja, makasih kakak sudah mau baca karya rempah ku ini 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!