Hana, sosok istri bertubuh gendut terpaksa harus menelan pil pahit saat suaminya melemparkan sebuah surat perceraian tepat mengenai wajahnya.
Ternyata menjadi sosok istri baik dan penurut saja tak membuat Bagas merasa bangga. Nyatanya, Hana harus menerima kenyataan bahwa suaminya berselingkuh dengan sang adik tiri lantaran tubuhnya sudah tak semolek dulu lagi.
Tiga tahun pasca kejadian itu, Hana datang kembali dengan penampilan fantastis dan juga drastis. Inilah saatnya ia mengacaukan hidup Bagas dan si Adik tirinya yang tak berperasaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adinasya mahila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 : Tidak Mau
Dinar masih bersikap biasa, meski dia sendiri bingung dengan maksud ucapan Tata barusan. Bagaimana mungkin Kelana mau menikah dan dia tidak tahu menahu.
Wanita yang keanggunannya bak ratu negeri dongeng itu pun, memilih kembali fokus dengan bunga di tangan. Dinar hampir memotong batang bunga mawar merah segar saat Tata berucap lagi-
“Tidak aku sangka kamu memperbolehkan Kelana menikah dengan sekretarisnya. Apa karena Mama berjanji akan memberikan hadiah pabrik gulanya ke putramu? Ish .. ish .. ternyata kamu licik juga, tidak bisa bersaing fair denganku,” cerocos Tata sambil mengibaskan rambut, wanita itu sukses membuat Dinar mencebik kesal.
“Aku masih heran kenapa mama begitu mengutamakan putra tertua di keluarga, padahal Kelana juga tidak terlalu hebat.” Tata memutar bola mata malas sambil mencibir, tingkahnya benar-benar membuat Dinar kesal, sampai mengacungkan gunting tanaman ke arah adik perempuannya itu.
“Sekali lagi kamu meremehkan anakku, aku potong bibirmu,” ancam Dinar. Ia memang sangat galak, meski begitu entah kenapa Tata tidak merasa takut sedikit pun dan malah berucap lagi-
“Mereka sedang di kamar berdua ‘kan?”
Wanita itu menjauhkan kepala karena sang kakak sudah melotot, Tata takut juga dengan gunting tanaman di tangan Dinar.
“Jangan galak-galak! kamu bisa membuat keriput di sudut mata jika terus seperti itu,” ejek Tata.
Dinar pun mengeram. Ia memang tahu Hana datang tadi, yang tidak dia tahu adalah pasal Kelana yang memiliki hubungan spesial dengan wanita itu.
***
“Pak ini mustahal, tingkatannya sudah jauh di atas mustahil, bagaimana kalau nenek Anda menyelidiki dan tahu kalau saja ini jandose alias janda?” tanya Hana yang masih belum juga membubuhkan tanda tangan ke kontrak yang diberikan Kelana.
“Memang kenapa dengan Janda? janda lebih berpengalaman,” ucap Kelana. Ia keceplosan hingga salah tingkah karena Hana terdiam sambil memandanginya dengan ekspresi muka datar.
“Berpengalaman mengurus rumah tangga,” imbuh Kelana menutupi pikiran asli.
“Saya tidak mau Pak dihina-hina keluarga Bapak. Sudah lah tidak sebanding derajatnya, janda lagi. Cuma dikontrak satu tahun, terkena tekanan batin bisa cepat mati saya Pak.”
Kelana terbengong, mulut Hana terkadang membuatnya sampai kehabisan kata. Wanita itu sangat berbeda dengan wanita yang dia kenal selama ini. Bukankah di novel dan drama, selama kurun waktu satu tahun pasangan kontrak-kontrakan akan saling jatuh cinta, bahkan meraka mantap-mantap sebelum waktunya.
“Hish … apa yang kamu pikirkan?”
Kelana mengumpat dalam hati. Sejatinya ucapan Hana yang tidak memakai dalaman waktu itu membuatnya panas dingin, demam, lalu berakhir memikirkan kontrak dan hal yang berbau dua puluh satu.
“Pak Kelana, Pak!” panggil Hana mencoba menyadarkan sang atasan. Hingga dia berhasil dan Kelana pun mengerjab beberapa kali.
“Apa?” bentak Kelana. “Kalau kamu sampai tidak mau tanda tangan, ya sudah besok mengundurkan diri saja! atau kupecat.”
“Ah … bapak!”
Kelana mengerjab lagi, kenapa Hana malah mendesah? Pria itu reflek mengelap kening dengan telapak tangan. Bingung dengan apa yang terjadi padanya. Haruskah dia pergi ke psikiater besok?
“Saya mau, tapi syaratnya tolong ditambahi di bawah. Saya bebas melakukan apa saja, terutama mendekati Bagas untuk mewujudkan cita-cita saya menjadi perebut laki orang,” ucap Hana sambil menyodorkan balik kontrak yang sejak tadi berada di genggaman.
Hana cemberut, tapi sedetik kemudian wajahnya berubah. Wanita itu menggeser tubuh agar lebih maju. Setengah berbisik Hana pun berkata,” Bisa tidak ditambahi sedikit pak bayarannya? satu setengah M bagaimana? Saya akan menerima dengan senang hati, meski itu tidak sebanding dengan nilai pabrik gula yang akan Anda terima dari nenek gayung.”
Bukannya mengiyakan, Kelana malah memukul kepala Hana dengan lembaran kertas kontrak yang susah payah dia buat dalam kondisi panas dingin semalaman.
“Dasar mata duitan, ganti namamu! Kamu tidak pantas bernama Hana, itu terlalu bagus,” ketus Kelana.
Hana hanya bisa menyipit dan cemberut. Ia pun merapikan berkas yang sudah di tandatangani oleh sang atasan lalu berdiri untuk segera pergi dari sana. Namun, tak disangka saat akan keluar dari ruang kerja Kelana, Dinar sudah masuk terlebih dulu. Hana pun mundur ke belakang karena trauma terkena gamparan. Hingga Kelana menahan tubuh Hana dan membuat Dinar kaget.
Dinar menatap tajam tangan putranya yang memegang dua sisi lengan Hana. Tepat setelah Tata yang cerewet pulang, dia meninggalkan kegiatan merangkai bunga. Dinar bergegas naik ke lantai atas untuk menanyakan ke Kelana sendiri perihal rencana menikah dengan Hana satu bulan lagi.
“Apa itu benar?” tanya Dinar dengan sorot mata menyelidik. Sementara itu, Hana mendongak ke arah Kelana, dia bingung harus menjawab apa.
“Jawab Pak! Anda benar-benar membuat saya berada dalam masalah, bahkan saya belum jadi mengasuransikan pipi, bagaimana kalau terkena gampar lagi?” Hana berbicara dalam hati. Ia menelan saliva yang terasa kelat, terlebih lidahnya terasa melepuh karena menyesap teh panas tadi.
“Benar, kami akan menikah sebentar lagi. Mau Mama setuju atau tidak, aku akan menikah dengan Hana.”
Kelana seketika memeluk Hana dari belakang. Tak tahu apa yang harus diperbuat, Hana pun tersenyum bego.
“Ka-ka-kami saling mencintai Bu,” ucap Hana sambil membentuk simbol hati dengan telunjuk dan ibu jari tangan kanan. “Sangee,” imbuhnya dan membuat mata Kelana dan Dinar membelalak lebar.
_
_
_
_
gitu mah kalau sok-sokan ala Korea 😌
Poin + Vote + Komen ya Zeyeng 🤗
tidak ada pembenaran untuk perselingkuhan, alasannya hanya satu yaitu nafsu, nafsu ingin memiliki yang lebih dari apa yang sudah mereka miliki. l