Jiwa Dr. Nofia terbangun dalam raga yang kontras 180 derajat. Elara Vesta, putri tunggal dari Marquess Vesta yang malang. Tubuh Elara adalah lambang kelemahan dan ketakutan, ia hidup dalam kemiskinan dan ketidakberdayaan setelah kedua orang tuanya meninggal dunia, meninggalkannya sendirian dan sering menjadi sasaran perundungan.
Namun, begitu mata Elara terbuka, yang ada di dalamnya bukanlah ketakutan, melainkan ketajaman seorang dokter dan ketegasan seorang pejuang. Dengan modal Ruang Ajaib Dr. Nofia kini sebagai Elara harus menggunakan pengetahuan medisnya yang canggih, keterampilan beladiri nya, dan kecerdasannya untuk bertahan hidup di dunia barunya.
Misi pertamanya. Balas dendam, merebut kembali kehormatan dan kekayaan keluarga Vesta yang hampir punah dan membuktikan bahwa kelemahan Elara yang lama sudah mati.
Di saat Elar menjalani misi nya, Elara di hadapkan dengan seorang Pria yang merupakan Pangeran Mahkota dari kerajaan tetangga.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hofi03, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEPUTUSAN REGANTARA
Beberapa hari kemudian, setelah pertemuan dan pertarungan nya dengan Regantara, Elara fokus mengonsolidasikan dua pilar kekuasaannya, yaitu aliansi Politik dan Kerajaan Bisnisnya.
Earl Renald, yang kini didorong oleh rasa terima kasih dan rasa takutnya akan bernasib sama seperti Duke Marchel, Earl Renald memilih bergerak cepat, dengan pemulihan kesehatannya yang dramatis, dia menjadi kekuatan yang tak terbantahkan di Dewan.
"Marquess Vesta, Saya telah menemukan anomali dalam catatan alokasi dana ke perbatasan, ada penyimpangan besar dalam pembelian biji-bijian, yang ternyata digunakan untuk menimbun gudang pribadi Duke Marchel di pedesaan. Kami punya bukti penggelapan, tapi kami butuh Ramuan Kehidupan untuk memastikan kesehatan saya tetap prima saat saya mengajukan tuduhan. Ini akan menjadi pertarungan yang panjang."
-Renald
Elara membalas surat dari Earl Renald dengan mengirimkan ramuan yang cukup untuk satu bulan, bersama dengan pesan dingin.
"Fokus pada pengkhianatan militer, bukan penggelapan, ini hanya pengalihan perhatian."
_Elara V
"Emi, kirimkan ini pada Earl Renald, harus pada Earl Renald langsung!" perintah Elara, penuh penekanan.
"Baik Nona," jawab Emi, sopan.
"Saya permisi Nona," ucap Emi, berlalu pergi dari ruang kerja Elara.
"Hem"
Setelah Emi pergi, Elara kembali fokus pada beberapa gulungan perkamen yang ada di meja kerja nya, seperti yang kalian tahu, Elara sudah mulai sibuk mengembangkan bisnis nya. Vesta Medica.
Elara juga masih bekerjasama dengan Tabib Julian dalam mengembangkan ramuan, milik nya.
Bersama Tabib Camellia yang bersemangat, Vesta Medica mulai beroperasi.
Tabib Camellia, didorong oleh idealisme, meluncurkan beberapa Ramuan yang sudah di sempurna kan oleh Elara, dengan bahan-bahan herbal yang bagus dan langka, dan juga dengan campuran mata air yang ada di ruang dimensi Elara.
Walaupun Tabib Camellia adalah orang yang dipercaya untuk mengelola Vesta Medica, tapi tetap saja ramuan yang dibuat oleh Elara, tetap menjadi rahasia yang hanya diketahui oleh Elara sendiri.
Vesta Medica juga menyediakan penawar Jantung Emas dengan harga yang terjangkau untuk rakyat miskin, dengan margin tipis, sementara versi yang lebih mewah dan terkonsentrasi dijual ke kalangan bangsawan melalui Tabib Julian.
Hampir setiap hari, antrian orang miskin yang mencari kesembuhan dan bangsawan yang mencari keajaiban mengular di luar klinik yang baru.
Tabib Camellia menjadi pahlawan rakyat jelata, wajah yang jujur di balik kekuatan Elara, dan dalam waktu dua minggu, keuangan Vesta Medica telah terisi, melebihi pendapatan Marquess Vesta dalam satu dekade.
Sementara Elara sibuk di Ibu Kota, Jenderal Guntur dari perbatasan utara, tiba-tiba mengirimkan pesan mendesak.
"Ramuan Penyegar bekerja luar biasa, Nona Marquess, pasukan kami melatih diri dua kali lebih keras, namun, ada masalah, saya mencurigai ada sabotase skala besar. Gudang senjata kami telah dilanda jamur."
Jamur, di kalangan militer, adalah kode untuk racun yang merusak bahan peledak dan melumpuhkan prajurit secara perlahan.
"Siapa lagi, kali ini," gumam Elara, menggeleng kan kepala nya.
Elara segera menyusun formula baru, sebuah versi pekat dari anti-toksin Life-Giving Essence, yang dirancang untuk membersihkan racun pada skala besar dan dapat dicampurkan ke pasokan air minum militer, dan Elara menamai ramuan itu dengan nama. Guntur Purifier.
Setelah menyempurnakan semua formula nya, Elara langsung mengirimkan ramuan itu ke Jenderal Guntur, tidak lupa Elara juga menuliskan sebuah pesan.
"Gunakan pada air minum, uji ampas racun yang tertinggal pada bahan peledak, lalu berikan hasilnya kepada Earl Renald. Ini adalah bukti pengkhianatan militer yang Anda butuhkan."
_Elara V
Di saat yang sama, di waktu yang berbeda, Regantara kembali ke Ibu Kota, dengan pergelangan tangannya diperban tebal, amarahnya membara, pria itu telah melakukan penyelidikan, dan semua orang yang dia tanya tentang Elara Vesta hanya memberikan cerita yang kontradiktif.
Semua petunjuk mengarah pada sebuah misteri.
Regantara tahu, satu-satunya cara untuk menemukan kebenaran adalah berhadapan langsung dengan Elara, bukan sebagai pembunuh, tetapi sebagai lawan yang setara.
Dengan segala pertimbangan, akhir nya Regantara mengirimkan surat resmi ke Kediaman Vesta, tidak melalui utusan atau mata-mata, tetapi melalui pengawal pribadinya.
"Kepada Marquess Vesta, Saya menerima tantangan Anda, Saya telah melihat keahlian bertarung yang belum pernah saya lihat di medan perang mana pun, dan Saya harus tahu di mana Anda mempelajarinya, Saya juga ingin tahu mengapa Anda menghancurkan ramuan yang dapat menyelamatkan Ayah saya. Saya tidak meminta aliansi. Saya menuntut pertemuan, bukan sebagai Adipati Muda, tetapi sebagai seorang pejuang yang menghormati musuhnya.Temui saya, sendirian, di Reruntuhan Kuil Lama di Hutan Timur, Saya akan membawa pedang saya. Anda boleh membawa belati Anda."
— Regantara
Surat panjang itu, segera Regantara gulung, dan memerintah kan pengawal pribadinya untuk segera mengantar kan ke kediaman Vesta.
"Berikan surat ini, pada Marques Vesta!" perintah Regantara.
"Baik, Tuan Muda," jawab pengawal pribadinya, sopan.
"Saya permisi," lanjut nya.
"Hem"
Jawab Regantara mengibaskan tangannya.
Setelah pengawal pribadinya pergi, Regantara beranjak dan berjalan ke arah jendela besar yang menghadap langsung ke halaman belakang kediaman nya.
Di ruangan sebelah, ada Duke Marchel yang masih terbaring lemah, tanpa bisa menggerakkan tubuh nya.
"Seorang gadis muda, memiliki kemampuan bertarung yang setara dengan prajurit istana, atau bahkan mungkin lebih," gumam Regantara, menerawang pada kejadian beberapa hari yang lalu.
"Siapa sebenarnya Anda Marquess?" tanya Regantara, entah pada siapa.
Tok
Tok
Tok
Tiba-tiba ruang kerja Regantara di ketuk dari luar.
"Masuk!"
Ucap Regantara tanpa mengalihkan pandangan nya.
Ceklekk.
Pintu kayu itu terbuka, dan menampilkan sosok wanita paruh baya yang merupakan Ibu dari Regantara.
"Kamu sudah kembali? Apa kamu berhasil mendapatkan ramuan itu?" tanya Duches Clara, berjalan ke arah Regantara.
Regantara membalikan badannya, melihat ke arah ibu nya, dan menggeleng kan kepala nya, sebagai jawaban dari pertanyaan Ibunya.
Hah....
Duches Clara menghela nafas nya panjang, keadaan Duke Marchel masih tidak ada perubahan, walaupun sudah banyak Tabib yang di panggil untuk mengobati nya, sejauh ini, belum ada Tabib yang berhasil menyembuhkan Duke Marchel.
"Vesta Medica. Ibu dengar dari beberapa bangsawan, ada toko obat yang baru saja buka dengan berbagai jenis ramuan terbaik," ucap Duches Clara, menceritakan kabar yang dirinya dengar dari beberapa kenalan nya.
"Vesta?" tanya Regantara, mengerutkan keningnya.
"Iya. Tidak ada salah nya, kita mencoba membeli ramuan dari toko mereka untuk Ayah mu, siapa tahu bisa membuat keadaan Ayah mu, sedikit membaik," ucap Duches Clara, dengan raut wajah nya yang tampak lelah.
Regantara diam, tidak langsung menjawab, dirinya sedang memikirkan satu hal. Vesta Medica? Apa itu ada hubungan nya dengan Marques Vesta yang dia temui itu?
"Aku, akan melakukan nya," jawab Regantara, mengangguk kan kepala nya.
Regantara, memegang tangan ibunya, dan menatap wanita paruh baya itu dengan lembut.
"Ibu harus istirahat, jangan terlalu banyak pikiran, aku janji akan menemukan obat untuk Ayah," ucap Regantara.
"Ibu percaya pada mu, Putra ku," jawab Duches Clara, tersenyum kecil.
