Devano Hanoraga, pria dingin yang super rich, perfeksionis, berkuasa, dingin, tegas dan tak takut mati yang menjadi pengusaha hebat dan tak kenal ampun selalu menjadi incaran para wanita yang selalu ingin hidup mewah tanpa ingin bekerja keras.
Ia tak sengaja menolong gadis cantik yang bekerja di Bar milik sahabatnya sebagai pelayan untuk membiayai kuliahnya saat dirinya dijual untuk melunasi hutang judi Kakak tirinya.
Yesica Anastasya, gadis cantik yang terpaksa bekerja di Bar untuk membiayai kuliahnya dan juga untuk membiayai Ibu tirinya yang pemalas dan Kakak tirinya yang senang berjudi.
"Jadilah wanitaku maka aku akan melunasi hutang Kakakmu." Devano.
"Aku bersedia menjadi wanitamu asal kau izinkaan aku melanjutkan studyku." Yesica.
"Deal."
Bagaimana kisah mereka selanjutnya?
Apakah Devano akan jatuh hati hingga sejatuh-jatuhnya pada sugar Baby yang ia tolong dan selamatkan dari Ibu dan Kakak tirinya?
Follow:
Fb: Isti
Ig: istikomah50651
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isti Shaburu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 02
“Mau ditemani oleh seseorang? ada pelayan baru, cantik tapi penampilannya sederhana, dia bekerja sebagai pengantar minuman untuk membiayai kuliahnya dan memenuhi kebutuhan Ibu tirinya yang pemalas dan Kakaknya yang juga sangat suka sekali berjudi,” tanya Lucas memberitahu kalau ada karyawan baru di bar miliknya, ia juga menjelaskan sedikit tentang gadis itu.
“Coba kamu tanya Kris, dia mau ditemani tidak.” Devano malah melempar tawaran sahabatnya itu pada orang kepercayaannya.
Devano bukanlah pria yang suka bergonta ganti wanita, ia akan ditemani oleh wanita hanya sebatas dilayani minum saja. Tidak ada one night stand atau permainan ranjang lainnya bersama dengan banyak wanita. Ia menyadari kalau dirinya mempunyai adik dan sepupu perempuan, jadi ia tak ingin bermain wanita.
Perusahaan Emerald Jewelry yang diwariskan pada dirinya oleh Bram sang Daddy kini menjadi lebih berkembang dan lebih maju lagi. Jika dulu perusahaan tersebut hanya perusahaan nomor satu di kotanya, kini perusahaan tersebut menjadi nomor satu terbesar dinegaranya. Devano menjalankan perusahaannya dengan tegas dan menghukum para koruptor dan juga lintah darat lainnya dengan setimpal dengan apa yang mereka nikmati.
“Maaf, Tuan Vano dan Tuan Lucas, saya tak berniat ditemani oleh seorang wanita, saya cukup ditemani oleh beberapa botol minuman saja,” belum juga pria bernama Lucas bertanya, Kris sudah membuka suara terlebih dulu.
“Cih, seperti biasa, kau selalu kaku dan selalu saja senang menyendiri,” sinis Lucas berkomentar pada pengawal setia Devano tersebut.
“Biarkan saja dia, dia memang seperti itu tapi aku sangat menyukai gayanya.” Devano terkekeh melihat tingkah Lucas yang selalu saja tak bisa menggedor Kris untuk dekat dengan wanita.
“Jadi?” tanya Lucas beralih pada Devano.
“Suruh saja dia melayaniku minum di sini, aku akan membayarnya mahal,” sahut Devano meminta Lucas untuk menyuruh gadis yang dimaksud untuk melayaninya minum.
“Oke.”
Lucas berjalan keluar untuk memanggil gadis yang dimaksud olehnya untuk menemani sahabatnya itu minum. Lucas sengaja menawari gadis tersebut pada Devano karena ingin membantu gadis itu untuk menghasilkan uang tambahan lebih. Sebab ia sudah mendengar tentang kehidupan gadis itu dari teman gadis itu yang tak lain juga seorang pelayan di bar miliknya.
Tak lama Lucas datang bersama dengan gadis yang dimaksudnya, ia sebelumnya sudah mengatakan pada gadis itu jika yang memintanya untuk menemani minum adalah sahabatnya yang dijamin tak akan berbuat lebih dari sekedar melayaninya minum.
“Yesica, ini sahabat baik saya namanya Tuan muda Devano, saya yakin kamu pernah mendengar namanya. Saya minta kamu untuk melayaninya minum, kamu tenang saja, dia bukan pria hidung belang yang akan berbuat kurang ajar padamu, saya bisa menjamin hal itu,” ucap Lucas memperkenalkan sahabatnya pada gadis bernama Yesica.
Yesica Anastasya, gadis cantik yang harus terpaksa bekerja di bar milik Lucas karena untuk membiayai kuliahnya dan juga untuk memenuhi gaya hidup Ibu dan Kakak tirinya yang malas dan tak pernah mau bekerja mencari uang. Ibu dan Kakak tirinya selalu saja merongrong tentang masalah uang pada Yesica. Jika Yesica tak memberinya uang, maka Ibu tirinya akan mengancam untuk menjual dirinya ke rumah bordil untuk dijadikan wanita malam yang menghibur pria hidung belang.
“Baik, Tuan Lucas,” jawab Yesica sopan, meski ia masih berkuliah tapi ia sangat tegas dalam menjalankan pekerjaannya. Yesica bukanlah gadis yang lemah seperti gadis-gadis manja pada umumnya.
“Baiklah kalau begitu, saya tinggal yah. Nanti saya akan kembali jika dia akan pulang,” pamit Lucas meninggalkan Yesica bersama dengan dua pria asing yang belum ia kenal.
“Duduklah, tuangkan saya minum. Kamu tak perlu takut karena saya bukanlah pria hidung belang yang selalu melakukan one night stand,” pinta Devano menyuruh Yesica untuk duduk dan melayaninya minum.
“Baik, Tuan Vano.” Yesica duduk di samping Devano dan langsung mengisi gelas Devano yang memang sudah kosong, kemudian ia menyerahkannya pada Devano tanpa rasa takut.
“Kau lihat pria yang duduk di sana sendirian itu,” tunjuk Devano pada Kris yang sedang duduk berada tak jauh dari dirinya duduk, Yesica langsung melihat ke arah ke mana Devano menunjuk.
“Iya, Tuan,” sahut Yesica menganggukkan kepalanya.
“Dia adalah orang kepercayaan saya, namanya Kris. Tidakkah kamu tertarik padanya?” tanya Devano ingin mengetahui apakah Yesica tertarik pada Kris.
“Saya belum memikirkan untuk mencari pasangan, Tuan Vano. Saya masih fokus dengan kuliah saya,” sahut Yesica dengan mantap dan tegas membuat Devano terkekeh, sedangkan Kris hanya melirik sinis pada Bosnya tersebut dan berdecih.
“Kau sungguh gadis yang tegas, saya suka dengan gaya kamu. Jadilah pelayan khususku jika saya berkunjung kesini, nanti saya akan mengatakannya pada Lucas,” ucap Devano, jarang-jarang ia bersikap baik dan hangat pada orang yang baru dikenalnya.
“Jika Tuan Lucas mengizinkan, maka saya akan menjalankan pekerjaan saya dengan sangat baik,” sahutnya masih dengan nada tegas dan terkesan profesional.
“Oke, apa jurusan yang kau ambil?” tanya Lucas.
“Desainer perhiasan, Tuan,” sahut Yesica memberitahu.
“Maganglah di tempatku nanti, kau bisa mengatakannya padaku kapan kau akan magang,” ucap Devano memberikan kesempatan pada Yesica untuk bergabung dengan perusahaannya.
“Terima kasih banyak, Tuan Vano. Saya akan mengingatnya nanti,” sahut Yesica berterima kasih.
Entah mengapa Devano merasa wellcome pada gadis bau kencur yang baru ia kenal itu. Biasanya ia akan bersikap dingin pada wanita yang datang padanya yang hanya untuk sekedar mengganggu dirinya. Namun, perasaan itu berbeda kala bertemu dengan Yesica.
Devano minum hingga larut tengah malah sambil mengobrol ditemani oleh Yesica. Sedangkan Kris hanya mengamati saja dari tempatnya duduk. Sekitar pukul satu malam, Devano memutuskan untuk pulang, tapi ia tak lupa memberikan tips pada Yesica karena sudah melayaninya minum dan menemaninya untuk mengobrol. Namun, Yesica enggan menerimanya karena jumlah yang tertulis dalam cek yang diberikan oleh Devano sangatlah banyak menurutnya.
“Ambillah untuk kau tabung, siapa tahu uang itu bisa kau gunakan untuk kebutuhan mendesak kelak. Jangan kau beri pada Ibu dan Kakak tirimu,” ucap Lucas menyuruh Yesica untuk menerima cek yang diberikan oleh Devano melalui Kris karena Devano sudah masuk ke dalam mobil terlebih dulu dan sudah klenger karena kebanyakan minum.
“Terima kasih, Tuan Kris. Tolong ucapkan terima kasih saya juga pada Tuan muda Vano.” Yesica mengambil cek tersebut dengan perlahan karena tangannya yang gemetar melihat nominal yang tak sedikit, mungkin satu tahun gajinya bekerja di bar milik Lucas total jumlahnya, atau mungkin bisa lebih dari satu tahun.
Kris pergi setelah berpamitan pada Lucas, ia tak menjawab apa yang Yesica ucapkan karena dirinya hanya menjalankan tugas dari Bosnya saja. Mobil meninggalkan bar dan juga Lucas dan Yesica yang masih berdiri mengatar kepulangan Devano.
3 sahabat yang sudah menemukan kebahagiaan nya.