Diceraikan Karena Gendut
"Hana! Dasi yang kemarin aku beli di mana kamu menyimpannya?"
"Ada di laci! Dekat dasi warna navy garis coklat!"
Sembari menggerutu lelaki yang bernama Bagas itu mengacak-acak isi laci, karena di matanya semua dasi itu sama dan dasi yang dia inginkan tak kunjung dia temukan.
"Hana! Tolong bantu aku! Aku akan terlambat jika begini!" teriaknya lagi.
Tak lama wanita yang dari tadi dia panggil dengan nama Hana pun mendekat. Dia adalah seorang wanita berpostur tubuh gempal dengan rambut yang diikat cepol.
Bergegas didekatinya sang suami yang masih mengacak-acak isi laci. Kendatipun agak terkejut melihat keadaan kamar yang sudah berantakan, Hana tetap mengulas senyuman, lantas mendekati Bagas yang masih mencari keberadaan dasinya.
"Mana dasinya, Hana? Aku sudah terlambat," gurutu Bagas lagi. Wajahnya yang tampan dan memesona terlihat cemberut. Melihat itu Hana hanya mengukir senyum sambil mendekat ke arah sang suami.
Hanya dengan satu gerakan tangan saja, dasi yang Bagas inginkan sudah ada di depan mata.
"Ini kan dasinya?" tanya Hana, Hana Prameswari nama lengkapnya, wanita berusia dua puluh enam tahun itu tersenyum sembari menyodorkan benda yang dicari-cari oleh sang suami.
Sayangnya, alih-alih mengucapkan terima kasih Bagas justru memberinya dengkusan, lantas mengambil dengan cepat dan berdiri di depan cermin.
Dari cermin itu dia bisa melihat sang istri yang sudah menemaninya empat tahun belakangan ini membereskan semua kekacauan yang sudah dia perbuat. Melihat itu bukannya mengucapkan terima kasih, Bagas justru menunjuk dan mengatakan bahwa di bawah ranjang ada satu dasi yang teronggok di sana. Dia mengatakannya juga dengan nada ketus, seolah Hana adalah seorang pembantu yang tidak perlu dia jaga perasaannya.
"Mau aku bantu?" tawar Hana ketika selesai memunguti dasi yang berceceran. Tak lupa sebuah senyum manis dia ukir untuk sang suami tercinta. Lagi-lagi niat baiknya tak disambut baik. Bagas malah memberinya pelototan tajam.
"Tidak perlu repot-repot. Aku bisa sendiri. Lagi pula aku sudah telat dan itu gara-gara kamu. Memangnya kamu dari mana? Kenapa lama sekali?' Bagas berkata sembari mencari jas, setelahnya memasangkan ke badannya yang proporsional. Dada bidang, bahu tegap dan otot yang menonjol.
"Aku sedang memasak di dapur," balas Hana.
"Kamu itu apa tidak bisa bekerja lebih cepat?Yang kamu lakukan hanya masak, makan dan masak lagi. Apa tidak bisa melakukan pekerjaan lain?"
"Seperti apa?" balas Hana sekenanya. "Bukankah kamu sendiri yang meminta aku berhenti dari pekerjaan dan menjadi istrimu. Kamu sendiri yang meminta aku hanya mengurusi kebutuhanmu. Dan makan bukankah suatu keharusan?" lanjut Hana dengan nada tetap terdengar lembut dan bercanda.
Akan tetapi tidak bagi Bagas. Dia mendengar semacam ada ketidakrelaan di sana. Karena kesal, pria itu pun berbalik.
"Jadi kamu tidak ikhlas keluar dari pekerjaanmu dan menjadi istriku, begitu?" ketusnya.
"Bukan begitu, Mas. Aku mencintaimu. Tentu saja aku ikhlas mengurusmu, hanya saja ...."
"Sudahlah," pungkas Bagas tanpa peduli hati istrinya. "Jangan banyak alasan. Ambilkan sepatu!"
Lagi, Hana melakukan apa yang diperintahkan sang suami. Dia menuju rak dan setelahnya berjongkok memasangkan sepatu untuk Bagas. Sementara itu, Bagas sibuk bermain dengan gawainya saja.
"Mas, tadi aku mendapat telepon dari Ayah. Katanya dia akan melamar Tante Tantri. Kamu sediakan waktu, ya. Acaranya minggu depan," tutur Hana.
Bagas spontan menghentikan kegiatannya menatap layar ponsel. Dia melihat istrinya yang berjongkok sedang mendongak. Melihat penampakan Hana dengan posisi sangat dekat membuatnya semakin muak. Wajah istrinya sudah membulat bak bakpao. Juga, ada beberapa jerawat yang tumbuh di dekat hidung dan dagu.
Bagas menghela napas. Dia membuang muka lalu mengepal tangannya. Tak pernah terbayangkan olehnya kalau perubahan Hana sangat drastis.
Dulu, Hana memiliki tubuh langsing, semampai dan kulit putih bersih. Senyum Hana menawan yang selalu saja membuat hatinya berdesir hangat. Karena itulah dia jatuh cinta dan meminang Hana yang kala itu bekerja di bidang perbankkan.
Tak menyangka hanya dalam waktu empat tahun pernikahan mereka, Hana sudah bertransformasi menjadi badak. Kenyataan itu membuatnya kesal, rasa cintanya perlahan terkikis dari hari ke hari.
"Baiklah, aku akan menyiapkan waktu. Tapi Hana, bisa tidak kamu diet? Kuruskan sedikit badanmu," ucap Bagas. Agak lembut kali ini.
"Memangnya kenapa dengan badanku?" balas. Hana, dia yang sudah selesai mengikat tali sepatu pun berdiri, setelah itu merentangkan tangan. Wanita yang masih memakai daster itu berputar satu kali, kebetulan di sampingnya adalah cermin yang digunakan Bagas untuk melihat penampilannya tadi.
"Aku rasa tidak ada masalah dengan tubuhku. Bukankah kata orang berisi setelah menikah itu menandakan kalau hidupnya bahagia?" seloroh Hana disusul kedipan mata genit.
Bagas yang melihat itu berdecak saja. "Jangan mengada-ada! Orang gemuk itu identik dengan penyakit dan aku tidak ingin kamu terkena penyakit."
Sebenarnya itu hanyalah kebohongan. Sebenarnya Bagas malu. Ia malu memiliki istri gendut seperti Hana. Malu membayangkan cibiran rekan kantornya yang mengatakan istrinya itu seperti seekor badak. Tentulah dia tidak mau jika hal itu sampai terjadi. Bukankah yang menikah dengan badak adalah sejenis badak juga.
"Aku bahagia dengan bentuk badanku sekarang. Jadi apa ada yang salah? Pernah dengar pepatah tidak, jadikan makan itu obat dan jangan jadikan obat itu makanan. Makanya aku senang makan. Makan memberi kesehatan," seloroh Hana lagi.
Bagas berdecak, dia berdiri di belakang Hana yang masih mematut diri sambil tersenyum di depan cermin. Sumpah, dia gemas dengan istrinya. Ditegur bukannya mengintrospeksi diri malah cengengesan bangga.
"Kenapa menatap begitu? Apa aku terlihat cantik?" oceh Hana lagi.
Bagas serasa ingin muntah. Dia kesal, tingkat kepercayaan diri istrinya itu sepertinya sudah terlalu tinggi, mendarah daging dan tidak bisa diobati.
"Apa karena dulu dia cantik, dan sekarang beranggapan kalau dirinya itu masih cantik dan seksi?" batin Bagas, setelannya menggeleng pelan.
"Sudahlah. Aku berangkat," kata Bagas lalu pergi sambil menenteng tas kerjanya menuju pintu.
"Lah, tidak sarapan dulu?" Hana mengekor di belakang.
"Tidak perlu. Aku ada pertemuan penting," balas Bagas.
Namun, tiba-tiba lelaki itu membalik badan. Dia tatap istrinya yang masih saja tersenyum bahagia.
"Bulan depan akan ada acara malam keakraban di kantor, aku harap kamu bisa mengurangi sedikit berat badanmu."
Namun, bukannya mengiakan Hana justru tersenyum makin lebar, setelahnya melambai tangan melepas kepergian suaminya.
Begitulah kegiatan Hana setiap pagi, dia bangun untuk melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Memasak meski kadang sang suami juga tidak mau sarapan. Hana sempat berpikir mungkinkah karena belum adanya anak di antara mereka membuat Bagas sedikit berubah, tapi dia memilih untuk mengesampingkan pikiran itu. Hana lebih berpikir karena mungkin suaminya sibuk, Bagas baru saja naik jabatan, dan sebagai pria baik yang bertanggungjawab Bagas pasti ingin melakukan yang terbaik untuk perusahaan, jadi Hana memilih mendukung sang suami dan membiarkan Bagas bertindak senyamannya.
_
_
_
...HALO 🥰 this is NaMa...
...Terima kasih buat yang udah mampir dan klik novel ini....
...Untuk pembaca baru terima kasih udah mau add favorite 😍...
...Untuk MAHAHIYA yang nggak mau lulus² kuliahnya 🤭 Terima kasih selalu dukung Na...
...FYI novel ini kemarin ikut lomba WANITA MANDIRI tapi belum berkesempatan menang....
...baca juga novel Na lainnya, yang akan membuat kalian membengek sampai nirwana #elah....
...cari aja di profil Na : BUKAN KONTRAK PERNIKAHAN dan PERNIKAHAN SIMBIOSIS...
(Kalau nggak ngakak dijamin uang nggak kembali)
...LOL...
...Aku sayang kalian ...
...love you to the moon and never back...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 286 Episodes
Comments
Legii Siidqii
dsr suami ga tau trma ksh udh d urus.n s.lama 4 mlh menghina istri,sdr woy hana gemuk jg krna loe jg yg nyruh hana buat berhnti bekerja
2023-06-21
3
Ikha Lhyta
adu aduh kyaknya aku ketinggAlan nii,, ada cerita bru rupanya,, semangat thor
2023-05-16
1
Kusmawaty Kusmawaty
sebenarnya yang salah itu Hana dikasih tau malah balik ngasih tau, wajar aja kalo suaminya cari yang lain. diet itukan gak susah, cuma ngatur pola makan dan takarannya saja, kecuali yg diet pengen cepat kurusnya alhasil masuk UGD
2023-03-27
0