NovelToon NovelToon
Keterikatan Cinta

Keterikatan Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial / Romansa
Popularitas:565.6k
Nilai: 5
Nama Author: Neen@

Kamisha Naeswari seorang gadis dari Jogja yang sudah lama merantau di Bandung. Setelah selesai kuliah ia bekerja di sebuah EO dan memiliki toko kue yang kecil.

Dalam waktu satu hari hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat karena pengkhianatan kekasih yang sudah dua tahun menjalin hubungan. Setelah itu ia harus merawat seorang bayi yang bukan darah dagingnya di usia yang masih muda.

Takdir memang selalu punya cara yang tak terduga agar selalu tampak mengejutkan. Semula ingin berkelana ke utara tapi malah terbang ke selatan bahkan berpindah dengan sukarela.

Banyak hal yang harus dikorbankan Kamisha termasuk hidupnya, kebebasannya, tapi akan indah pada waktunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Please, Maafkan Aku

Pagi ini Kamisha masih sakit. Badannya masih demam dan sedikit sakit kepala. Dia sudah menelepon Sofi meminta bantuan untuk mengantarnya ke kantor.

"Sudah, ijin saja dulu."

"Aku karyawan baru Sof, nggak enak kan kalau sudah ijin."

"Kalau sakit mau gimana."

"Ini kan cuma demam sedikit."

"Ya sudah, sarapan dulu. Obatnya dimana biar aku ambilkan."

"Dikotak obat, sebelah almari es."

Sofi mengambil obat dan memberikannya pada Kamisha.

"Keponakanmu mana?"

"Sudah berangkat tadi."

"Dia tahu kamu sakit?"

"Tahu."

"Terus kenapa nggak merawat mu, minimal antar ke kantor atau gimana."

"Dia sibuk, tim satu baru dapat banyak penawaran."

"Nggak habis pikir aku, kamu itu terlalu sabar. Dia disini tinggal gratis, nggak bayar, lihat kamu sakit malah diam saja. Mana dia punya masalah banyak lagi. Akhirnya kamu juga kan yang repot. Kalau aku jadi kamu sudah aku tendang dari dulu."

"Jangan ngomel terus Sof, aku tambah pusing. Kamu tahu kan almarhum ibuku pernah berpesan padaku untuk menjaga keutuhan keluarga."

"Iya... iya... ayo kita berangkat sekarang. Axel mana? Axel," panggil Sofi.

"Iya onty aku sudah siap kok," jawab Axel dari dalam kamar. Tak lama kemudian dia keluar sudah rapi. Mengenakan seragam, tas sekolah dan menenteng bekal.

"Aduh tampannya keponakan onty. Sudah punya pacar belum?"

"Hei, jaga bicaramu. Jangan bawa pengaruh buruk pada anakku. Kau sama seperti Xander."

"Eh ngomong - ngomong soal si ganteng nih, dia masih marah sama kamu?"

"Sepertinya masih."

"Yang salah keponakanmu itu kenapa dia marah padamu. Ini sudah jadi bukti bahwa Kyara membawa kesialan pada dirimu."

"Sof, di dunia ini tidak ada orang yang membawa kesialan. Karena di setiap kejadian buruk yang menimpa kita pasti ada hikmah dan pelajaran yang bisa kita dapat. Yang merasa sial itu jika orang tersebut tidak bisa menarik pelajaran dari musibah."

"Iya mommy Misha. Kalau ceramah saja pusing nya hilang. Udah yuk kita berangkat."

Mereka bertiga naik ke dalam mobil. Setelah mengantar Axel, Sofi langsung mengantar Kamisha ke hotel.

"Sha, wajahmu benar - benar pucat lo."

"Hari ini tidak ada kerja lapangan, jadi aku diruangan."

"Yakin kuat?"

"Yakin."

"Kalau ada apa - apa telepon aku ya, kita ke dokter."

"Siap," ucap Kamisha. "Aku masuk dulu ya."

"Ya hati - hati."

Kamisha masuk ke dalam hotel. Dinginnya AC menambah tubuhnya menggigil. Beruntung ia menggunakan blazer. Setelah Absen ia datang ke ruangan Xander. Karena ia melihat mobil Xander sudah ada.

"Pak Alex, pak Xandernya ada?"

"Ada, mbak Misha."

"Bisa saya bertemu sebentar?"

"Saya masuk dulu."

"Ya saya tunggu pak."

Alex masuk ke dalam ruangan dan tak lama kemudian dia keluar.

"Maaf mbak Misha, hari ini pak Xander mau ada rapat jadi setelah rapat mungkin mbak Misha bisa menemuinya lagi.

"Baik pak, saya permisi. Terima kasih."

Kamisha meninggalkan Alex dan menuju ke ruangannya.

Waktu terasa begitu lama. Tugas di lapangan semua di kerjakan oleh Laras dan Norman. Beruntung Kamisha memiliki tim yang solid dan tidak egois. Walaupun pencapaian mereka belum begitu besar tapi sedikit demi sedikit sudah ada peningkatan.

"Sha, kamu pulang saja. Wajah kamu tambah pucat lo," ucap Norman

"Nggak apa - apa, aku sudah ada janji mau bertemu dengan pak Xander."

"Tunda saja besok," sahut Laras.

"Nggak enak kan sudah buat janji," jawab Kamisha. "Aku ke kantin dulu, makan siang."

"Obatnya jangan lupa diminum, Sha," Laras mengingatkan.

"Sudah aku bawa, nih." Kamisha memperlihatkan obat yang dia bawa dari rumah.

"Kamu duluan saja, nanti kita susul."

"Oke."

Kamisha segera menuju kantin. Karena ini pas jam makan siang kantin terlihat ramai. Itu membuat kepala Kamisha tambah pusing.

Akhirnya ia hanya memesan teh hangat untuk minum obat. Lidahnya terasa pahit.

Kamisha kembali ke ruanganya lagi, sebelum masuk ia sempat melihat Xander masuk ke dalam ruang kerjanya. Itu artinya rapat sudah selesai. Kamisha bergegas menuju ke sana. Ia tipikal orang yang tidak bisa menunda masalah. Semua harus diselesaikan dan ia akan minta maaf.

"Pak Alex, pak Xander sudah selesai rapat?"

"Sudah mbak Misha."

"Bisa saya bertemu?"

"Sebentar."

Alex masuk ke dalam ruang kerja Xander dan segera keluar menemui Kamisha.

"Maaf, mbak Misha pak Xander sedang istirahat."

"Oh, baiklah kalau begitu. Pak Alex sudah bilang saya mau bicara hal penting."

"Sudah, tapi sepertinya hari ini pak Xander benar - benar sibuk."

"Baiklah kalau begitu, nanti saya kembali lagi. Tolong sampaikan ke pak Xander, saya cuma meminta waktunya sebentar."

"Ya, baik mbak Misha."

Kamisha kembali lagi ke ruangannya.

Tumben mbak Misha pendiam sekali hari ini, apalagi wajahnya terlihat pucat batin Alex. Ia melihat Kamisha yang berjalan pelan - pelan menuju ruangannya. Tidak seperti biasanya yang ceria, penuh enerjik dan semangat.

Tak terasa waktu sudah sore. Demamnya belum turun, obat yang dia minum belum meredakan gelaja sakitnya sama sekali. Sepertinya Kamisha memang harus ke dokter.

"Sha pulang yuk. Nanti kamu di antar Norman, ya."

"Nggak usah, Ras. Aku mau ketemu pak Xander lagi. Tadi beliau sibuk."

"Terus nanti yang antar kamu pulang siapa? kamu sakit lo?"

"Ada Sofi, tadi sudah janji mau menjemputku."

"Oke, kalau begitu aku sama Norman pulang dulu."

Kamisha menata berkasnya agar rapi. Ia mengambil tasnya dan kembali ke ruang kerja Xander.

"Waduh mbak Misha, pak Xandernya masih ada tamu di dalam."

"Saya tunggu di sini pak Alex."

"Baiklah."

Kamisha duduk di sofa depan ruang kerja Xander. Ia menyandarkan kepalanya yang terasa sakit. Hampir satu jam belum ada kejelasan apa ia bisa bertemu Xander atau tidak. Tak lama kemudian pintu terbuka dan keluarlah tamu dari dalam.

Bergegas Kamisha mengumpulkan tenaganya berjalan menuju pintu ruang kerja Xander.

"Maaf pak Alex saya lancang masuk."

"Kalau pak Xander marah?"

"Saya terima resikonya."

Alex akhirnya membiarkan Kamisha masuk ke dalam.

"Selamat sore pak Xander."

Xander tampak terkejut dengan kedatangan Kamisha. Pantang menyerah rupanya batin Xander.

"Keluar! kau masuk tanpa ijin."

"Maafkan saya pak, saya berjanji hanya sebentar saja menyita waktu bapak."

"Kamu karyawan baru tapi lancang dan berani melawanku! kamu saya diskors!"

"Saya menerima hukuman dari bapak, tapi saya mohon dengarkan penjelasan saya," ucap Kamisha. Pandangannya sudah terasa kabur, kepalanya semakin berat terasa. Tapi tekadnya menyelesaikan kesalah pahaman ini membuatnya mengabaikan rasa sakit itu.

Xander berdiri dan berjalan ke arah jendela kaca yang besar. Pandangannya jauh ke depan melihat pemandangan kota Bandung dari atas. Sepertinya ia malas memandang wajah Kamisha. "Bicaralah, waktumu hanya lima menit."

"Baik," ucap Kamisha menarik napas panjang. "Xander aku minta maaf atas ketidak jujuran ku mengenai status mbak Ayu yang ternyata ibunya Kyara."

"Ini kantor Kamisha, aku adalah atasanmu. Hormati aku!"

"Maaf pak," matanya berkaca - kaca. Kamisha melanjutkan pembicaraannya. "Saya tidak ada maksud untuk membohongi anda. Awalnya saya ingin jujur, tapi dilarang oleh mbak Ayu karena malu. Memang dalam hal ini saya tidak boleh menyalahkan siapa - siapa. Saya hanya teringat kata - kata almarhum ibu saya tentang menjaga keutuhan keluarga, walaupun tindakan saya ini tidak di benarkan. Itulah alasan saya tidak mengatakan kebenaran pada anda."

Aduh kepalaku tambah berat, semuanya serasa berputar batin Kamisha. Keringat dingin mulai membasahi keningnya. "Saya benar - benar minta maaf. Saya mohon ma___."

"Heh, kau tidak bisa melanjutkan kata - katamu bukan? Karena kau tidak tulus minta maaf padaku!. Kau tahu Misha aku paling tidak suka jika di bohongi, seharusnya kau tahu itu. Kau sendiri mengajarkan pada anakmu untuk tidak berbohong. Sikap dinginku ini sebagai pelajaran agar kau tidak berani - berani membohongiku lagi. Mengerti..!"

Tidak ada jawaban dari Kamisha. Xander merasa emosi karena perkataannya tidak di respon sama sekali. "Kamisha..! kau dengar itu!" teriaknya sambil membalikkan badan.

Alangkah terkejutnya ia melihat Kamisha tergeletak di lantai. "Ya tuhan, Kamisha. Apa yang terjadi?" Xander menghampiri Kamisha yang ternyata sedang pingsan. Badannya panas. "Kenapa kau tidak mengatakan padaku kalau kau sedang sakit," ucap Xander. Ia mengangkat tubuh Kamisha dan meletakkannya di sofa. "Alex...! Alex...!"

"Ya, pak," jawab Alex. "Ya tuhan, apa yang terjadi dengan mbak Misha?"

"Dia pingsan, badannya panas. Cepat panggil dokter."

Alex segera menelepon dokter keluarga Hadid. Xander mengusap keringat dingin yang terus membasahi kening Kamisha. "Alex ambilkan kompres, badannya panas sekali."

"Baik pak."

Dengan cepat Alex mengambil kompres dan segera kembali.

"Kenapa dokternya lama sekali, telepon lagi. Cepat!"

"Baik pak," baru saja Alex akan melakukan panggilan lagi, dokter sudah datang.

Dokter segera memeriksa Kamisha. "Bagaimana dok?"

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan pak Xander. Pasien hanya flu biasa."

"Periksa lagi dok, kenapa dia bisa pingsan?"

"Pasien pingsan karena kelelahan dan tekanan darahnya rendah."

"Apa yang harus saya lakukan, dok?"

"Ini saya beri obat penurun panas dan obat flu. Setelah pasien sadar beri makanan yang bergizi dan vitamin, cukup itu saja."

"Baiklah, terima kasih banyak dokter."

"Kalau begitu saya permisi."

Alex mengantar dokter sampai ke pintu kemudian kembali lagi, siapa tahu Xander membutuhkan bantuannya.

"Alex."

"Ya pak."

"Pesankan makanan untuk Misha."

"Baik pak, saya permisi."

Xander memandangi wajah Kamisha dengan tatapan penuh penyesalan. Ia mengutuk dirinya yang telah berbuat kejam.

"Maafkan aku, Misha." Xander membelai rambut dan pipinya dengan lembut.

"Axel sayang mommy sakit. Jangan pergi, temani mommy disini, please..." tiba - tiba Kamisha mengigau.

Ia menganggap tangan yang membelai pipinya adalah tangan Axel putra kesayangannya. Kamisha terus menggenggam tangan Xander, tanpa melepas sedikit pun, membuat Xander mau tak mau tetap berada di sampingnya.

Hampir satu jam Kamisha pingsan, Xander tertidur di sampingnya.

Dimana ini? apa yang terjadi batin Kamisha. Ia mengerjap - erjapkan matanya. Ruangan apa ini batinnya penuh pertanyaan. Kamisha merasa berat menggerakkan tangannya seperti digenggam oleh sesuatu. Tangan siapa ini? Kamisha melihat ke sampingnya tampak Xander tertidur pulas sambil memegang tangannya.

Kamisha memandangi wajah tampan yang sempat ia bohongi.

"Pak... pak Xander," panggilnya lirih.

"Oahhemmm." Xander menguap. Ia mulai membuka matanya. "Kamu sudah bangun?"

Kamisha mengangguk lemah.

"Minum dulu," Xander membantu Kamisha bangun. Dia mengambilkan minum.

"Terima kasih, pak."

"Makan ya."

"Tidak, terima kasih. Saya pulang saja, Axel pasti sudah menunggu."

"Makanlah sedikit sebelum pulang, kata dokter kamu pingsan karena tekanan darahmu rendah."

"Baiklah, sedikit saja."

"Good girl," ucap Xander sambil tersenyum. Dengan cekatan Xander menyuapi Kamisha. "Ini obatnya diminum dulu, kamu tidak ingin Axel cemas melihat keadaanmu begini."

Begitu menyebut nama Axel, Kamisha tanpa membantah segera minum obat yang di berikan dokter.

"Aku antar pulang."

"Tidak usah, nanti merepotkan bapak. Biar saya telepon Sofi saja."

"Mana kuat Sofi membawamu? sudah jangan banyak membantah, jadi pasien harus nurut biar cepat sembuh."

Kamisha hanya diam saja, karena kondisinya yang masih lemah. Ia berusaha untuk berdiri dengan berpegangan pada sofa. Kebetulan Alex masuk.

"Pak Alex, bisa tolong tuntun saya?" pintanya lirih.

"Bisa mbak Misha."

"Tidak bisa," tiba - tiba Xander menyahut. "Kamu terlalu tua, biar aku saja," Xander segera menggendong Kamisha. "Alex, kamu bawa tasnya Kamisha."

"Baik pak." Alex segera membawa tas Kamisha dan juga tas milik Xander.

Kamisha diam saja dalam gendongan Xander. Ia menyandarkan kepalanya yang sakit di bahu Xander dan itu terasa sangat nyaman.

Setiba di dalam mobil Xander meletakkan tubuh Kamisha dengan hati - hati. Ia segera mengantarnya pulang. Tidak membutuhkan waktu lama mereka sampai di rumah Kamisha.

"Terima kasih pak, maaf merepotkan."

"Tidak apa - apa." Xander keluar dari mobil dan segera menggendong Kamisha lagi.

"Apa yang bapak lakukan, kalau Kyara lihat nanti akan salah paham."

"Aku tidak peduli, kami baru sakit Sha."

Lagi - lagi Kamisha dibuat diam oleh Xander, ia menurut tanpa perlawanan sedikit pun.

"Lah, mbak Misha apa yang terjadi?" mbok Sri yang membuka pintu menjadi panik.

"Kamisha habis pingsan mbok, kamarnya sebelah mana?"

"Di sana pak Xander," tunjuk mbok Sri.

"Mommy kenapa om Xander?" tanya Axel.

"Mommy mu sakit."

"Ayo ke kamar," ajak Axel.

Mereka menuju ke kamar kamisha. Xander melihat kamar itu memang tidak terlalu besar tapi sangat bersih, rapi dan indah. Dengan hati - hati Xander meletakkan Kamisha di atas tempat tidur.

"Gimana, sudah nyaman posisinya?"

"Sudah."

"Bantalnya kurang tinggi?"

"Sudah cukup, terima kasih."

Xander memegang kening Kamisha, memastikan apa demamnya sudah turun.

"Demamnya sudah turun, besok kamu tidak usah berangkat kerja. Istirahatlah di rumah."

"Xander, terima kasih untuk hari ini. Yang pertama sudah bersedia mendengarkan penjelasanku. Dan yang kedua sudah bersedia merawatku ketika sakit."

"Istirahatlah, masalah itu kita bicarakan lagi kalau kamu sudah sembuh. Aku akan menemanimu disini."

"Kamu pulang saja. Sudah ada Axel dan mbok Sri. Apalagi tidak enak kalau jadi bahan pembicaraan tetangga."

"Baiklah aku akan pulang. Jangan lupa minum obatnya tiga kali sehari," ucap Xander. "Axel jaga mommy mu dengan baik. Kalau ada apa - apa telepon diriku."

"Siap om Xander."

"Good boy," ucap Xander sambil mengusap kepala Axel. "Aku pulang dulu Misha, get well soon."

"Terima kasih Xander," ucap Kamisha yang kembali memejamkan mata. Tertidur bersama mimpi - mimpinya.

🍁🍁🍁🍁

1
nina widanarti
iya oke.. mksh..😊
Maya Ratnasari
flu singapur biasanya disarankan dirawat inap. penyakit ini sangat menular, sehingga sangat riskan kalo dirawat inap, apalagi kalo itu adalah RS yg tidak memiliki ruang isolasi khusus untuk penyakit infeksi.

pada umumnya si, sebisa mungkin dirawat di rumah saja dengan berbagai protokol perawatan selama di rumah.
Maya Ratnasari
i don't believe that, bukan I'm not believe...
Maya Ratnasari
thinking. tidak usah pakai "g" kakak author
Maya Ratnasari
kalut
Ahsin
rasain Misha inilah jd orang sok naif ujung2nya difinnah
Ahsin
hanya satu ucapan Misha begoooo bin tolol... mudah sekali ditipu
Ahsin
.misha perempuan begooo terlalu percy
Ahsin
misha bego mau2 mengalah trs bkin emosi
Ahsin
Misha terlalu lembek SM ponakkn skali2 tegas
Ahsin
usir SJ ponakkn tak ada otak
Ahsin
ponakkn gak ada otak... dan misha terlalu oon
Anonymous
Xander ga tegas JD bikin kamisha ga enk hati n merasa bersalah ....kyira ga tau diri n ga tau terima kasih
yuliati sumantri
Luar biasa
Just_Emma
misha kamu kan punya banyak uang yaa kenapa gak dikontrakin aja si kyara rumah malah ngajak tinggal bareng....
Lucia
Keren thor🙌👏👏👏 thanks ya.. menghibur
Lucia
Hadir piskopat baru lagi ziena. Sekarang shofie hrs mengalami jg😭
Lucia
Hahaha...sofhi... kamu & mettew mulai cinta dr benci
Lucia
Haduhhh musuh lagi & bahanya menghadang misha lagi... Tuhan cobaan ut misha.. thor hidup misha penuh liku"
Lucia
Jodoh sofhi adl mettew ( akan jadi saudara) misha👍👏👏👏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!