Apakah tujuan dari sebuah pernikahan?
Hidup bersama atau hanya sekedar tinggal bersama.
Ayana adalah seorang istri yang telah tinggal bersama sang suami selama dua tahun, namun ia merasa jika suaminya tidak mencintai dirinya sepenuh hati. Sebagai seorang istri, Ayana bukan hanya membutuhkan sentuhan namun ia juga membutuhkan pengakuan dari sang suami, pengakuan yang tegas jika dirinya merupakan teman hidup bukan hanya sekedar teman tidur untuk suaminya.
Dapatkah Ayana bertahan dalam kehidupan pernikahannya di kala prahara mulai datang menerpa hingga menggoyahkan hatinya.
Apa yang akan Ayana pilih, bertahan atau justru berpisah?
Mampukah ia menghapus jejak sang suami sementara hatinya telah terbelenggu cinta yang mendalam?
Ikuti sekuel
SANG MANTAN 2 ~Arti Cinta.
Semoga kalian semua menyukainya
Happy Reading,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chayahuda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KEMURKAAN ALEX
Sejak meninggalkan sekolah Alea, perasaan Ayana terus gusar, ia mendadak cemas setelah bertemu dengan Alex, sang mantan suami yang telah lama ia lupakan. Ayana cemas karena ia takut Alex akan mengetahui tentang Alea dan ia takut Alex akan marah padanya dan membenci Alea. Hingga kini Ayana masih berpikir jika Alex tidak menginginkan Alea dan pria itu pasti akan sangat marah jika mengetahui Alea adalah putri kandungnya.
Ayana memandang keluar memikirkan sebuah kemungkinan yang mungkin akan terjadi jika Alex tahu tentang putrinya. Sementara itu, Romi yang sedang menyetir mobil melirik Ayana yang sejak tadi terlihat tidak tenang. Romi juga melirik kebelakang dan melihat Alea sedang tertidur pulas di kursi penumpang.
"Tenanglah, Ay! Kamu tidak perlu cemas. Semuanya akan baik- baik saja" Ucap Romi berusaha menenangkan Ayana.
"Tidak ada yang baik- baik saja, mas! Hal yang aku takuti selama ini akhirnya terjadi" Balas Ayana.
"Apa yang harus kamu takutkan! Kita berhasil menyembunyikan identitas Alea dengan baik dan aku yakin Alex tidak akan pernah tahu tentang hal ini sampai kapan pun. Bukankah ini alasan kita menikah, agar kita bisa menyembunyikan identitas Alea dari Alex".
"Semuanya memang akan baik- baik saja jika seandainya Alea tidak pernah bertemu dengan Alex. Tapi kenyataannya apa! Mereka justru telah bertemu bahkan tanpa sepengetahuanku dan Romi malah menutupinya dariku" Ayana terlihat kecewa pada Romi.
"Maaf, Ay. Aku tidak bermaksud untuk menyembunyikan masalah ini darimu. Aku hanya belum menemukan waktu yang tepat untuk membahas masalah ini" Kilah Romi.
Ayana terdiam, ia sangat kecewa pada Romi.
"Aku akan membawa Alea pergi" Ucap Ayana tiba- tiba.
"Apa,,,?" Romi menginjak rem tiba- tiba hingga membuat mobilnya bergoyang hebat dan ia tidak menyadari jika perbuatannya itu membuat Alea terbangun.
"Jangan pernah mengatakan hal itu lagi, Ay. Karena aku tidak akan pernah mengizinkan kamu membawa Alea pergi" Ucap Romi.
Romi sudah menganggap Alea seperti putri kandungnya sendiri dan ia sangat menyayanginya dengan sepenuh hati. Mendengar ucapan Ayana yang ingin membawa Alea pergi tentu saja membuatnya marah, kasih sayangnya yang begitu besar membuat Romi tidak ingin berpisah dari putrinya itu.
"Tapi mas,,,,!"
"Papa,,,!" Alea terbangun dan langsung memanggil papanya.
"Iya, sayang. Kamu sudah bangun" Romi menatap Alea yang sudah terbangun
"Hmm!" Sahut Alea sembari mengucek kedua matanya.
"Sabar ya sayang, sebentar lagi kita sampai rumah".
Romi beralih menatap Ayana.
"Kita bicarakan masalah ini di rumah, aku tidak ingin Alea mendengar perdebatan kita" Ucap Romi.
Ayana mengangguk pelan dan tidak ingin membantah.
Romi mengarahkan kemudi secara perlahan dan mobil itu pun kembali melaju menuju ke tempat tujuan. Romi terlihat fokus menatap kedepan hingga ia tidak menyadari jika ada sebuah mobil yang sedang mengikutinya.
"Cepat jalan pak! Jangan biarkan mobil itu menghilang" Perintah Alex pada sopir taxi.
"Baik pak" Sahut sopir taxi tersebut.
Alex menatap mobil di depannya dengan tatapan penuh kebencian, tangannya terkepal kuat mengisyaratkan suasana hatinya yang sedang tidak baik- baik saja.
"Kalian pikir, kalian bisa lari dariku! Tidak. Tidak semudah itu. Aku tidak akan membiarkan kalian pergi karena banyak hal yang harus kalian jelaskan padaku. Aku tidak akan membiarkan kalian lari dariku lagi" Ucap Alex dengan geram.
Alex mengikuti mobil Romi hingga sampai di rumah Ayana dan Romi tidak menyadari hal itu. Romi menghentikan mobilnya tepat di depan rumah Ayana dan Ayana langsung bergegas turun lalu membuka pintu mobil untuk putrinya.
"Sebentar ya mas. Aku bawa Alea masuk dulu" Ucap Ayana pada Romi.
"Ya" Sahut Romi.
Ayana membawa Alea masuk ke dalam rumah sementara Romi menunggunya di dalam mobil, ia tidak ikut masuk karena Ayana tidak mengajaknya untuk ikut masuk. Romi sangat menghargai Ayana dan menghormati semua keputusannya, ia tidak ingin merusak hubungan baik yang telah lama terjalin di antara mereka.
Romi masih setia menunggu Ayana kembali hingga tiba- tiba Alex datang menghampirinya.
"Jadi disini kalian sembunyi selama ini" Ucap Alex dengan hati di penuhi amarah. Alex begitu marah karena merasa di bodohi oleh pria itu.
"Alex,,,!" Romi terkejut melihat Alex berdiri di hadapannya.
"Keluar,,,!" Pinta Alex dengan suara tertahan.
Romi tidak bergerak, ia ragu untuk mengikuti keinginan Alex.
"Keluar, beren gsek!" Umpat Alex dengan kasar.
"Apa perlu aku menarikmu dan melemparmu keluarnya" Ancamnya.
"Ok! Baiklah. Aku akan keluar" Sahut Romi.
Romi membuka pintu mobilnya lalu bergerak turun namun belum sempat ia menutup pintu, sebuah pukulan langsung melanyang di wajahnya.
Bhukk
Alex melayangkan pukulan pada wajah Romi dengan kuat hingga pria itu tersungkur di tanah.
"Dasar bajin gan,,,!" Umpat Alex dengan kasar.
Pukulan Alex yang tiba- tiba membuat Romi tidak mampu mengelak hingga membuatnya jatuh ke tanah. Belum puas melihat Romi tersungkur, Alex kembali menghampiri Romi dan menghajarnya lagi tanpa ampun.
Bhukk! Bhukk! Bhukk!
Romi berusaha melawan dan menahan pukulan Alex namun posisinya tidak cukup kuat untuk mengadapi pria yang tengah tersulut emosi itu.
"Mas Romi,,,,!" Ayana menjerit saat melihat Romi terbaring di atas tanah bersama seorang pria yang baru ia sadari adalah Alex.
Ayana berlari menuju halaman, ia menghampiri Romi dan Alex yang terlibat perkel ahian.
"Cukup! Hentikan! Apa yang kalian lakukan"
Ayana menarik Alex yang tengah mengukung tubuh Romi dan mengh ajar Romi tanpa ampun. Alex sama sekali tidak menghiraukan Ayana, ia bahkan menepis tangan Ayana yang menarik bajunya.
"Hentikan Alex! Apa yang kamu lakukan" Teriak Ayana.
Ayana menahan tangan Alex yang kembali ingin memukul Romi lalu dengan sekuat tenaga ia mendorong tubuh Alex hingga terjatuh ke samping.
"Cukup! Hentikan!" Ayana berteriak histeris sembari menatap Alex tajam.
Alex membalas tatapan Ayana namun tanpa suara, ia tengah mengatur nafasnya yang terengah- engah setelah menghajar Romi dengan beringas.
Ayana beralih kepada Romi dan berusaha membantu pria itu untuk bangkit.
"Kamu tidak apa- apa, mas?" Tanyanya dengan perasaan cemas.
"Aku tidak apa- apa. Ah,,,!" Sahut Romi sambil menahan sakit di wajah dan perutnya.
"Tidak apa- apa bagaimana? Kamu terluka" Ayana panik saat melihat *arah segar mengalir di pelipis dan sudut bibir Romi, pria itu terlihat berantakan.
"Menyingkirlah! Aku masih punya urusan dengan laki- laki banj ingan itu" Ucap Alex seraya berdiri tegak.
Ayana menggeretakkan giginya dengan kuat, ia begitu marah pada pria angkuh yang sedang berdiri di hadapannya. Ayana membantu Romi untuk bersandar pada mobilnya, setelah itu ia ikut berdiri dan mendekati Alex.
"Sebenarnya apa maumu? Kenapa kamu melakukan itu pada mas Romi?" Tanyanya.
"Dia pantas mendapatkan itu. Bahkan luka itu belum seberapa jika di bandingkan dengan luka hatiku" Ucap Alex seraya memukul dadanya yang terasa begitu sakit.
"Apa hak mu memukul mas Romi?" Ayana terlihat marah.
"Aku berhak karena laki- laki bere ngsek ini telah memidahkan kita dan merebutmu dari tanganku" Balas Alex penuh amarah.
"Apa maksudmu?".
"Hah! Dasar munafik" Alex mengejek Ayana.
"Kamu terlihat begitu marah karena aku memukulnya".
"Tentu saja aku marah karena kamu memukul orang yang tidak bersalah" Bela Ayana.
"Kalau dia tidak bersalah, lalu siapa yang salah?" Sentak Alex.
"Kamu!" Tunjukknya tepat ke wajah Ayana.
Ayana terdiam.
"Heh! Kenapa kamu begitu marah saat aku memukul baji ngan itu? Apa karena sekarang dia adalah suamimu!".
"Apa kamu marah karena aku telah menyakiti selingkuhanmu?" Ucap Alex sembari tersenyum penuh luka.
Ayana terbelalak, ia terkejut mendengar tuduhan Alex padanya dan Romi juga sama terkejutnya dengan Ayana.
"Tutup mulutmu tuan Alex. Anda tidak berhak bicara seperti itu karena anda tidak tahu apapun tentang kami" Sahut Romi sembari meringgis kesakitan.
"Kamu yang seharusnya menutup mulutmu, baji ngan!" Umpat Alex dengan kasar.
Alex menatap Romi dengan tatapan mema tikan, rasanya ingin sekali ia mene rkam pria itu dan mengh ajarnya hingga ma ti.
♥︎♥︎♥︎
Lanjutkan Alex
Author mendukungmu.
Kalian mendukung siapa? Alex, Ayana atau Romi.
Tulis jawabanmu di komentar ya
Sampai jumpa besok!!!! bey bey
masih menyimak ceritanya sampai sini.
semangat terus lanjutkan ceritanya ya.
5 like mendarat buatmu thor.