NovelToon NovelToon
Penghangat Ranjang Mafia

Penghangat Ranjang Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Mafia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lusica Jung 2

Jessica, seorang korban broken home yang terjebak dalam labirin kehidupan yang keras, dipaksa menjadi kuat oleh situasi, keluarganya yang retak. Dia memegang peranan sebagai tulang punggung keluarga untuk menyokong adik dan neneknya yang sakit-sakitan. Namun, dalam perjuangannya, Jessica terperangkap dalam dunia gelap yang tak pernah dikenalnya sebelumnya, dia harus terjerat dalam lingkaran pellacuran.

Di tengah kehidupannya yang rumit, dia bertemu dengan Zayne, seorang pria misterius di sebuah klub malam, yang membawanya masuk ke dalam pusaran kekacauan yang lebih dalam. Di tengah badai itu, Jessica dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan atau menyerah.

"Jangan coba-coba untuk kabur dariku. Ingatlah, Jessica, kau hanya milikku!" (Zayne Zhang)

"Aku bukanlah mainanmu. Kau tak bisa mengendalikanku hanya karena sudah membayarku di atas ranjang!" (Jessica)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak Suka

Jessica duduk di tengah ruang kelas, memegang biola dengan lembut di pangkuannya. Anak-anak di depannya duduk dengan tertib, menunggu dengan antusias. Mata mereka berbinar-binar, penuh minat. Jessica tersenyum hangat pada mereka sebelum menarik busur biola dengan lembut.

"Dengarkan baik-baik, anak-anak," ujarnya dengan suara lembut. "Kali ini, aku akan memainkan lagu yang cukup spesial bagiku. Dengarkan dan serasi baik-baik lagu yang aku mainkan."

Anak-anak mengangguk dengan penuh semangat. Mereka duduk dengan tegap, siap untuk menikmati penampilan Jessica. Ketika nada-nada indah mulai mengalun, ruang kelas seakan dipenuhi dengan keajaiban musik.

Melodi yang Jessica mainkan begitu indah, memukau hati setiap pendengar. Anak-anak terpesona oleh keanggunan gerakan tangannya, serta ekspresi wajahnya yang penuh perasaan. Mereka tak berkedip, tenggelam dalam alunan musik yang memikat.

Ketika lagu selesai, tepuk tangan gemuruh menggema di ruangan. Anak-anak bersorak sorai, memberikan apresiasi yang hangat kepada Jessica. Wajahnya bersemu merona, penuh kebahagiaan dan kepuasan.

"Apa yang kalian pikirkan tentang lagu itu?" tanya Jessica, senyumnya masih terpahat di wajahnya.

Anak-anak bersaing untuk memberikan tanggapan mereka. "Itu indah sekali, Miss Jessica!" seru salah satu siswa. "Aku ingin belajar bermain biola sepertimu!" ujar yang lain dengan antusias.

Jessica tersenyum bangga. "Kalian semua punya bakat yang luar biasa. Dan aku akan selalu ada di sini untuk membantu kalian berkembang dalam musik."

"Sekarang, siapa yang ingin mencoba memainkan biola?" tanya Jessica dengan penuh semangat.

Anak-anak langsung mengangkat tangan dengan cepat. Mereka bersemangat untuk mencoba instrumen yang begitu memukau itu.

"Saya, Miss Jessica!" seru seorang anak laki-laki dengan mata berbinar-binar.

Jessica tersenyum melihat antusiasme mereka. "Baiklah, siapa lagi yang ingin mencoba?"

Beberapa anak lainnya juga mengangkat tangan mereka dengan penuh semangat. Mereka bergantian mencoba memegang biola dan menarik busur di atas senar-senarnya. Wajah mereka penuh konsentrasi saat mencoba meniru gerakan yang diajarkan oleh Jessica.

"Sangat bagus, anak-anak!" puji Jessica ketika mereka mencoba bermain biola. "Kalian semua sudah menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Teruslah berlatih, dan kalian pasti akan menjadi pemain biola yang hebat."

Anak-anak itu tersenyum bangga mendengar pujian dari Jessica. Mereka berjanji untuk terus berlatih dengan giat, bermimpi suatu hari nanti bisa memainkan biola dengan sempurna seperti guru mereka.

.

.

Setelah kelas musik selesai, Jessica melangkah keluar dari ruangan dengan langkah ringan. Di lorong, dia bertemu dengan Vincent, yang mengajaknya untuk makan siang bersama.

"Sudah selesai?" tanya Vincent, dan Jessica mengangguk. Dia melirik jam di pergelangan tangannya. "Waktunya makan siang, bagaimana kalau kita makan bersama?"

Jessica setuju. "Kedengarannya bagus. Aku juga lapar. Ayo, kali ini giliran aku yang mentraktir mu," ucapnya, tersenyum melihat senyum lebar yang terpancar dari wajah Vincent.

"Baiklah, dengan senang hati."

🌺🌺🌺

Dalam keheningan ruang VIP restoran mewah itu, Zayne duduk dengan sikap yang tenang. Di hadapannya, seorang pria menghampirinya dengan langkah pasti.

"Tuan Zhang, apa yang bisa saya bantu?" tanya pria itu dengan sopan.

Zayne menyambutnya dengan senyuman tipis. "Aku membutuhkan beberapa barang," jawabnya dengan nada datar.

"Apa itu, tuan?"

"Aku butuh beberapa senjata api, lengkap dengan amunisi," ucap Zayne tanpa keraguan.

Pria itu mengangguk, mencatat pesanan itu dengan cermat. "Segera kami uruskan, tuan. Besok pagi barang akan tiba di tempat yang telah ditentukan."

Zayne mengangguk puas. "Baik, aku tunggu kabar baiknya darimu."

Pria itu pun meninggalkan Zayne, menyusuri lorong restoran yang dipenuhi dengan hiruk-pikuk keramaian. Zayne kembali menyerap atmosfer sekitarnya dengan penuh perhatian, menunggu pesanan ilegalnya tiba dengan sabar.

Lalu pandangan Zayne bergulir ke arah jalanan. Seperti biasa, peranannya selalu ramai dan padat kendaraan. Tapi bukan itu yang menarik perhatiannya, melainkan keberadaan seorang wanita yang sangat dia kenal bersama seorang pria. Tangan Zayne terkepal kuat. Matanya menatap mereka berdua dengan tatapan tidak suka.

"Sialan!! Berani sekali dia pergi bersama pria lain selain diriku!!" geramnya dengan nada rendah namun penuh emosi.

Dan wanita itu tak lain dan tak bukan adalah Jessica. Melihatnya bersama pria lain entah kenapa membuat hati Zayne terasa terbakar oleh bara api. Dia benar-benar tidak suka melihatnya dekat dengan pria lain selain dirinya.

🌺🌺🌺

Jessica dan Vincent memasuki sebuah restoran mewah. Di tengah langkahnya, tanpa sengaja Jessica melihat sebuah mobil yang tak asing baginya, dan dia mengenali mobil tersebut. "Dia, mungkinkah ada di sini?" gumamnya dalam hati.

"Jess, apa kenapa kau terlihat gelisah?" Tanya Vincent, dia menatap Jessica dengan cemas.

Jessica memalingkan pandangannya dari mobil ke Vincent, mencoba menyembunyikan kegelisahannya. "Ah, tidak ada yang perlu dikhawatirkan, Vincent. Mungkin hanya perasaanku saja." Namun, matanya masih terus memandangi mobil tersebut, memikirkan kemungkinan Zayne berada di dalamnya.

Vincent merasa tidak yakin dengan penjelasan Jessica. "Jika ada sesuatu yang mengganggumu, kau bisa berbagi denganku, Jess. Aku di sini untukmu," ujarnya dengan lembut.

Jessica tersenyum padanya, menghargai kebaikan hatinya. "Terima kasih, Vincent. Aku akan baik-baik saja," jawabnya dengan lembut, mencoba menenangkan Vincent meskipun kegelisahannya masih terus menghantuinya.

"Dia benar-benar di sini!" gumam Jessica dalam hati.

Jessica merasakan detak jantungnya berdegup kencang saat Zayne menatapnya dengan tatapan yang begitu intens. Meskipun hanya melalui satu mata, aura kegelapan yang memancar dari pria itu terasa begitu kuat. Seolah-olah kehadiran Zayne membawa angin yang membeku, membuat Jessica merasa terhempas dalam ketakutan yang tak terucapkan.

Dia mencoba menahan getaran dalam dirinya saat Zayne mendekat. Setiap langkahnya terasa begitu berat, membawa rasa takut yang semakin menghantui Jessica. Namun, dia berusaha menampilkan ketenangan di wajahnya, meskipun hatinya berteriak untuk melarikan diri.

"Jessica," panggil Zayne dengan suara yang begitu tenang namun mengandung ancaman yang tak terucapkan.

Jessica berusaha menjaga ketenangannya meski hatinya masih berdegup kencang. Dia mencoba menyembunyikan ketakutannya di balik senyumnya yang tipis.

"Oh, kau makan siang di sini juga," ucap Jessica dengan suara yang sedikit gemetar namun berusaha terdengar biasa saja. Dia berdiri tegak, mencoba menunjukkan bahwa dia tidak terpengaruh oleh kehadiran Zayne.

Namun, dalam hatinya, Jessica merasa seperti berada di bawah tekanan yang begitu besar. Dia berdoa agar dapat menjaga ketenangannya dan tidak terbawa arus emosi yang begitu kuat.

Jessica berusaha menjaga ketenangannya meski hatinya masih berdegup kencang. Dia mencoba menyembunyikan ketakutannya di balik senyumnya yang tipis.

"Oh, kau makan siang di sini juga," ucap Jessica dengan suara yang sedikit gemetar namun berusaha terdengar biasa saja. Dia berdiri tegak, mencoba menunjukkan bahwa dia tidak terpengaruh oleh kehadiran Zayne.

Tapi Zayne tidak memberikan respons apa pun. Matanya terus menatap Jessica, seolah mencoba menembus kedalaman hatinya.

Dalam hatinya, Jessica merasa seperti berada di bawah tekanan yang begitu besar. Dia berdoa agar dapat menjaga ketenangannya dan tidak terbawa arus emosi yang begitu kuat.

Zayne menatap Jessica dengan tatapan tajam, membuatnya merasa seperti sedang dipilah-pilah. Namun, wanita itu berusaha menjaga ketenangannya, tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan pria itu.

🌺🌺🌺

Bersambung

1
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lho....lho...lho...mba thor udh tamat to piye iki...tulisan tamat
Ellnara: gak kak, masih lanjut kok. Ini lagi nulis buat bab barunya
total 1 replies
sella surya amanda
lanjut
sella surya amanda
next
sella surya amanda
lanjut
Bunda HB
Lama gk update kak thor,tk pikir udah END..😃
Ellnara: belum kak, masih lama . lagi sibuk aja sama si bocil
total 1 replies
yumna
sabr ya daniel ga boleh kecewa ya....
Sumawita
zayne kamu harus bisa mw jaga jesica sama Daniel, jngan sampai kamu lemah zayne,,
yumna
kau mnkn mulai mencintai jesi zayn
sella surya amanda
lanjut
Sumawita
mereka pantas mati
Radya Arynda
mantap,,,,benalu busuk seperti mereka memang pantas mendapat kan nya....semangaat jesica
sella surya amanda
lanjut
yumna
owh jadi selma nih nnek maria cuma akting....kashn kmu jes...
Sumawita
bunuh aja nenek tak punya hati itu
yumna
siapa yg mau membunuh mma jesica sbnernya.....kashn km jes....ayo zayn hbisn orang"tuh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!