Gadis cantik yang bernama Vanilla Jasmine untuk pertama kali dalam hidupnya ia terbangun di sebuah hotel bintang lima bersama seorang pria berumur. Vanilla Jasmine kerap dipanggil Lala oleh orang-orang terdekatnya. Lala tidak pernah menyangka bahwa malam dimana ia pergi dengan teman-temannya malah berakhir tidur dengan seorang pria yang Lala yakini pria tersebut bukan orang biasa. Memutuskan kabur dan menghilang agar tidak menambah masalah justru membuat beban baru bagi Lala. Beban yang tidak bisa dihapuskan begitu saja. Beban yang akan mengubah kehidupan Lala berikutnya. Beban akibat Lala kehilangan kehormatannya malam itu, tepat satu bulan Lala mengetahui jika ia tengah berbadan dua. Lalu apa yang akan Lala lakukan? Simak selengkapnya.
Peringatan🗣️🗣️🗣️
Cerita ini adalah murni hasil karangan imajinasi author dan seluruhnya adalah fiktif belaka. Semoga pembaca tidak larut dalam cerita sehingga tidak membawanya ke dalam dunia nyata. Cerita ini hanya hiburan, ok!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon diamond ice, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Bertemu dengan Marvel
'' Lala sedang apa kamu disini ?'' tanya Marvel yang tidak sengaja bertemu Lala di sebuah supermarket.
'' Wah kebetulan sekali bisa bertemu dengan Tuan Marvel disini. Sedang berbelanja, tuan sendiri datang kesini bersama dengan siapa?'' tanya Lala balik.
'' Aku sendiri dan hanya sekedar mampir untuk membeli minuman,'' jawab Marvel.
Lala mengangguk – angguk mengerti tentang keperluan Marvel berbelanja di supemarket yang sama dengannya. Lala sendiri juga tengah berbelanja kebutuhan rumah yang belum sempat ia beli di pasar.
Sejak kemarin ia masih sibuk mengurus triplet yang masih diliburkan oleh sekolah sehingga Lala harus menemani triplet. Lala libur bekerja dan semua tugas pekerjaan Lala serahkan kepada para pegawainya. Sedangkan untuk tugas makan siang, Jason memberikan kompensasi jatah libur agar Lala lebih fokus mengurus triplet. Dan sebagai gantinya Jason makan siang di rumah Lala ketika jam istirahat.
Walaupun Jason makan siang di rumah Lala yang membutuhkan waktu lebih lama karena dirinya harus menyempatkan diri untuk menemani triplet. Tidak akan ada karyawan yang protes karena jadwal meeting yang terganggu. Siapa yang berani melawan CEO yang sangat berkuasa seperti Jason kecuali mereka ingin mengakhiri hidupnya lebih cepat.
'' Mau aku temani kebetulan aku tidak sedang terburu – buru ? ''tawar Marvel kepada Lala.
'' Apa tidak merepotkan? Perempuan seperti aku menghabiskan waktu banyak untuk berbelanja, ''
'' Tidak masalah, justru aku merasa tersanjung bisa menemani perempuan secantik kamu berbelanja. Itu menunjukkan kalau kamu adalah calon ibu yang baik,''
'' Memang aku ibu yang baik,'' jawab Lala dengan sedikit gelak tawa.
Marvel masih belum mengerti ucapan Lala yang mengatakan jika Lala adalah ibu yang baik. Karena yang Marvel tahu selama ini Lala belum menikah apalagi memiliki anak. Awal pertama pertemuannya dengan Lala adalah ketika sahabatnya Jason menyuruhnya untuk mendekati Lala agar mau menjalin kontrak kerjasama di perusaan Davies. Dan Marvel sudah menyelesaikan tugas itu.
Ia sudah berhasil membuat Lala menjadi pemasok makan siang di perusahaan Jason. Entah apa tujuan Jason menyuruhnya melakukan itu yang jelas ia hanya mengikuti perintah dari Jason.
Semenjak persetujuan kerjasama dengan perusahaan Davies waktu itu, Marvel dan Lala belum pernah bertemu kembali. Hingga saat ini secara tidak sengaja mereka dipertemukan di supermarket yang merupakan tempat perbelanjaan umum. Jujur saja sejak awal pertemuan Marvel dengan Lala, Marvel sudah mengagumi Lala sebagai seorang perempuan hebat. Di usia Lala yang Marvel yakini masih sangat muda mampu membuka kedai bakso sekaligus bisnis catering siang dengan Lala yang menjabat sebagai owner. Benar – benar perempuan idaman yang berbeda dengan perempuan yang pernah Marvel temui.
'' Apakah kamu sudah bosan menemaniku, Marvel ?'' tanya Lala yang sudah akrab karena tidak memakai embel – embel kata tuan.
'' Sedikit sih. Bagaimana jika kamu membayarnya dengan menemaniku makan siang sekarang? Setidaknya ada timbal balik,'' jawab Marvel dengan gaya menaik turunkan alisnya.
'' Kamu sendiri yang sukarela menawarkan diri untuk menemaniku berbelanja,''
'' Tapi untuk makan siang bisalah kalau dipertimbangkan. Tetapi tidak untuk hari ini karena aku sudah ada janji,''
'' Baiklah makan siang bisa diganti lain hari, tetapi sekarang ijinkan aku untuk mengantarkan mu pulang,''
'' Aku rasa itu juga tidak bisa karena aku sudah membawa kendaraan sendiri,''
'' Yah ditolak lagi, '' ucap Marvel melebih-lebihkan.
Lala tertawa mendengar perkataan Marvel yang seperti remaja ketika ditolak cintanya. Ia benar – benar sibuk hari ini, bukan karena pekerjaan melainkan karena ia ingin menghabiskan waktu lebih dengan triplet. Akhirnya pertemuan Lala dan Marvel harus berakhir di parkiran. Marvel tetap akan menagih janji Lala untuk makan siang bersamanya.
Lala meninggalkan supermarket dengan mobilnya. Ia harus segera pulang agar yang di rumah tidak menunggunya lebih lama. Ketika mobil sudah terparkir sempurna di halaman rumah Lala tampak ada empat nyawa yang sudah menunggunya. Mereka berempat duduk-duduk bersama di teras seperti anak yang meminta oleh-oleh dari ibunya yang setelah pulang dari berbelanja.
'' Mama lama sekali. Mana es krim pesanan Oliv? Olive mau bagi – bagi es krimnya sama papa,''
'' Kenapa tidak menunggu ku jika ingin berbelanja? '' tanya Jason kepada Lala.
'' Hanya berbelanja sedikit. Ayo masuk aku akan menyiapkan makan siang untuk kalian semua,''
Mereka berlima masuk ke dalam rumah Lala. Jason membantu Lala membawa belanjaannya untuk dibawa masuk. Triplet juga tidak ketinggalan membantu Lala membawa barang-barang kemudian menaruhnya di atas meja. Begitu barang belanjaan Lala sudah terkumpul, Oliver langsung mencari es krim pesanannya. Ia mengambil es krim itu untuk ditawarkan kepada Jason.
'' Papa, cobalah es krim terbaik yang pernah Oliver makan! '' ucap Oliver dengan memberikan sesendok es krim kepada Jason.
'' Benarkah?'' dengan senang hati Jason melahap es krim itu.
Jason bermain dengan triplet sambil menunggu Lala menyiapkan makan siang. Sesekali Jason menjadi bahan tertawaan oleh anak-anaknya sendiri. Mereka menertawakan Jason yang selalu kalah main game dengan triplet.
Tidak lama Lala memanggil mereka berempat untuk menyantap makan siang yang sudah ia tata rapi di atas meja makan. Triplet mengambil tempat duduk masing-masing kemudian duduk rapi menunggu Lala menyiapkan makanan pilihan mereka. Jason sendiri duduk di paling ujung meja makan dengan Lala dan triplet di samping kanan kirinya. Lala terlebih dahulu mengambilkan Jason makan kemudian baru ketiga anaknya. Mereka makan dengan lahap karena masakan Lala adalah yang terbaik.
'' Kamu tidak kembali ke kantor, '' tanya Lala yang melihat Jason tidak kembali ke kantornya.
Mereka sudah selesai makan siang. Triplet pergi ke kamarnya untuk membereskan kamar mereka yang berantakan sehabis bermain. Dan Jason yang masih asyik duduk di ruang tamu menunggu triplet.
'' Tidak, aku tidak kembali ke kantor lagi. Pekerjaanku tidak banyak jadi aku bisa pulang cepat,'' jawab Jason yang melupakan fakta jika pekerjaannya sudah ditangani Fernando.
Bahkan ada beberapa pekerjaannya yang mangkir namun ia tinggalkan begitu saja karena tidak ingin kehilangan momen bersama Lala dan triplet.
Apa yang tidak bisa Jason lakukan jika keinginannya tidak terwujudkan maka dia akan menggapainya.
'' Malam ini aku akan menginap lagi, jadi tolong kamu persiapkan kamar untukku. Atau kamar kamu juga boleh,'' ucap Jason menggoda Lala.
'' Kenapa menginap lagi ? Kamu punya apartemen dan juga pasti memiliki rumah, mengapa malah memilih menginap di sini? Rumah ini terlalu sederhana untuk kamu yang serba ada, '' keluh Lala merasa heran dengan pilihan Jason.
'' Kamu tidak bisa menolak, sekarang siapkan saja kamarnya. Aku akan menemani anak- anak ku bermain dulu, '' ucap Jason kemudian menyusul triplet yang berada di kamar mereka.
'' Selesaikan tugas mu lebih cepat lalu bergabung lah bersama aku dan anak-anak. Mereka sudah menunggu mu, terutama aku,'' ucap Jason lagi sebelum benar-benar masuk ke dalam kamar triplet.
klo hanya menganggap lala wanitamu...bukan kekasih atau calon istrimu...kenapa kamu berbuat seenaknya pada lala...lelaki tipe sprtimu memang tdk bisa di jadikan contoh baik untuk lala terutama triplet...jijik dgn cara murahanmu...kamu sendiri yg melecehkan lala,kau anggap lala sprri wanita murahan...obsesimu yg keterlaluan akan merugikan dirimu sendiri...jngn terlalu percaya diri dan egois ..tdk semua wanita bisa kau anggap murahan sprti bekas wanitamu...
lanjut daja lah thor.../Chuckle/
horang kaya memang sperti itu sikapnya...ga pria ga wanita,sama saja kelakuannya...sombong dan sok kuasa...
kalau masih tetap dikota yg sama dan sekolah yang sama...
biar gampang dilacak ya🤣
coba bayar... bela yang salah pun mau🤣