Zona Kpop, aktor korea, yang gak suka silahkan skip, daripada meninggalkan jejak hate!
"Aku akan membuat mu lepas dari cengkraman ibu tiri mu, dengan satu syarat."
"Apa syarat nya?"
"Kau harus menjadi partner ranjang ku,"
Azzendra Grew Nicholas, pria muda berusia 29 tahun seorang CEO yang menjebak seorang gadis untuk menjadi partner ranjang nya.
Wenthrisca Liu atau akrab di sapa Ica, terpaksa menerima penawaran gila Zen demi bisa bebas dari jeratan ibu tiri nya.
Bagaiamana kisah mereka selanjutnya? simak disini.
Karya real hanya ada di Noveltoon/Mangatoon, selebih nya Fake/plagiat, happy reading❤️
Edit cover by KINOSANN
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21
"Entahlah By, aku merasa nyaman dengan kehadiran mu, aku merasa marah jika kau tak ada di samping ku. Apa itu bisa di sebut cinta?"
"Semua butuh waktu Dad, mungkin saat ini Daddy belum mencintaiku. Aku juga sama, tapi aku juga akan berusaha." Jawab Ica.
Zen berbaring di pangkuan gadis nya, moment seperti ini yang membuat nya nyaman. Meski terkadang sifat polos gadis itu menyebalkan, tapi kelembutan nya membuat Zen merasa nyaman.
Tangan Ica terulur mengusap rambut Zen, sedangkan pria itu memejamkan mata nya menikmati usapan lembut di kepala nya.
"By.."
"Ya Dad,"
"Seminggu lagi, Daddy harus pergi ke luar negeri." Ucap Zen, membuat Ica menghentikan gerakan tangan nya.
"Untuk apa Dad?" Tanya Ica.
"Perjalanan bisnis." Jawab Zen singkat.
"Berapa lama Dad?"
"Mungkin satu minggu, atau telat nya dua minggu."
"Lama dong, terus aku gimana?" Tanya Ica.
"Kamu bisa diam di rumah, main ke mall atau ke salon untuk perawatan."
"Aku tak terbiasa melakukan hal semacam itu, lebih baik aku bekerja." Cetus Ica, membuat Zen bangkit dari rebahan nya.
"Aku takkan pernah mengizinkan mu bekerja, aku masih mampu membiayai hidup mu By." Tegas Zen.
"Kalau Daddy pergi, aku kesepian dong."
"Kan Daddy belum pergi sayang, jadi sebelum Daddy pergi, Daddy ingin menikmati waktu bersama mu. Apa kamu sudah menstruasi?" Tanya Zen.
"Belum Dad, mungkin besok pagi tamu itu akan datang, biasa nya aku kalau datang bulan pasti pagi-pagi." Jelas Ica.
"Baiklah.." Zen meraih pundak Ica dan menyandarkan kepala sang gadis di dada bidang nya.
"Sudah nonton apa aja dengan ponsel baru mu sayang? Sudah simpan nomor Daddy?" Tanya Zen, sambil mengusap lembut rambut panjang Ica.
"Belum lihat apa-apa Dad, pengen bikin inst*gram boleh?" Tanya Ica.
"Tinggal bikin sayang, pajang poto mu dengan ku."
"Kenapa harus?" Tanya Ica dengan segala keingin tahuan nya.
"Ya supaya semua orang tau kalau kamu sudah ada yang punya sayang, masa begitu saja gak ngerti."
"Ampun, posesif banget sih Dad.."
"Kamu tau sendiri, Daddy gak suka milik Daddy di sentuh orang lain, apapun itu."
"Baiklah,"
"Nomor Daddy sudah di simpan?"
"Sudah.." Jawab Ica lesu.
"Nickname nya apa By?" Tanya Zen antusias, dia berharap nomor nya di namai romantis oleh sang gadis.
"Lihat aja sendiri.." Ica memperlihatkan ponsel nya yang tertera nama yang membuat hati Zen berbunga.
My Handsome Daddy, dengan emoticon love berwarna merah.
"Kalau nomor Ica di ponsel Daddy, namanya apa?"
"My Little Baby." Jawab Zen datar.
"Bisa di ganti gak? Aku udah gede Dad, masa Baby sih.." Protes Ica,
"Mau nya apa?"
"Apa aja asal jangan Baby.." Jawab Ica, dia sendiri tak tau ingin di namai apa nomor nya itu.
"Yaudah, My little girl aja ya.."
"Terdengar lebih baik." Jawab Ica.
....
Ica tertidur di sofa, sedangkan Zen melanjutkan pekerjaan nya. Pria itu kembali tenggelam dengan pekerjaan yang begitu menumpuk, seolah tak ada habis nya.
Bimo mengetuk pintu, dia tak mau menanggung resiko panas dingin di siang hari melihat kelakuan tuan nya.
"Masuk.." Teriak Zen, barulah Bimo masuk dengan membawa berkas-berkas penting dari klien.
"Ini semua perlu tandatangan anda, Tuan."
"Sudah kau pelajari dulu sebelumnya?" Tanya Zen datar.
"Sudah tuan, tak ada yang mencurigakan sejauh ini."
Zen menganggukan kepala nya dan segera membubuhkan tanda tangan nya.
"Bim,"
"Ya tuan?" Jawab Bimo, pria itu membalikan badan nya menatap Zen.
"Untuk tinjauan proyek ke luar negeri, apa tidak bisa kau saja yang pergi?"
"Maaf tuan, tapi investor ingin anda sendiri yang melihat proses pembangunan proyek secara langsung." Jawab Bimo.
"Huh, baiklah kalau begitu. Kau bisa pergi.." Bimo mengangguk dan pergi dari ruangan atasan nya.
Zen menatap sekilas ke arah Ica yang tertidur pulas, tapi jelas terlihat bekas kemerahan di pipi kanan nya dan itu membuat nya sangat marah.
Zen mengeluarkan ponsel nya dari saku jas dan menelpon nomor bi Arin.
"Siapa yang melakukan kekerasan pada gadis ku?"
"....."
"Aku ingin maid itu ada di ruang kerja ku nanti sore," Perintah Zen.
"...."
Zen mematikan sambungan telepon nya setelah mendengar jawaban Bi Arin.
"Lihat saja, aku akan membalas nya berpuluh-puluh kali lipat dari yang kau lakukan pada gadis ku." Gumam Zen, pria itu menyeringai jahat.
....
Sore hari nya, Zen membangunkan gadis nya karena sudah waktu nya pulang kantor.
"Baby, ayo bangun, kita pulang sayang.." Tapi bukan Ica si ratu tidur nama nya kalau sekali di panggil akan langsung bangun.
Zen menciumi seluruh wajah gadis nya hingga membuat seluruh wajah Ica basah dengan air liur Zen, barulah gadis itu terbangun.
"Daddy, ngapain sih cium-cium?"
"Ayo pulang, sudah petang lho." Ica mengucek mata nya dan bangkit dari rebahan nya.
"Lemes, gendong.." Rengek Ica lalu merentangkan tangan nya manja.
"Manja nya gadis ku.." Zen menggendong Ica di punggung nya, untung saja sudah ada Bimo yang siap menunggu atasan nya di luar ruangan.
"Bawakan tas ku, Bim.." Zen melempar tas kerja nya ke arah Bimo, hingga membuat pria itu refleks menangkap tas berisi laptop yang pasti berisi file-file penting kerja sama dengan klien.
....
Bimo memarkir mobil di halaman mansion, dia juga cepat membukakan pintu belakang untuk sang tuan.
"Ica bilang, dia suka ponsel nya. Jadi bulan ini bonus mu aku tambah."
"Terimakasih tuan.." Jawab Bimo dengan senyum cerah nya. Dengan uang bonus itu, dia bisa minum bir sepuasnya di bar.
Zen memasuki mansion dengan Ica yang tetap berada di punggung nya, aura dingin seketika menguar saat pria itu masuk.
Wajah nya sangat datar tapi tatapan mata nya begitu mengintimidasi, hingga membuat maid yang sudah berjejer rapi itu tak berani mendongakan kepala nya. Mereka sadar benar kalau tuan nya itu tengah marah besar.
Zen merebahkan gadis nya di ranjang, setelah di mobil gadis itu kembali tidur.
"Aku akan menuntut keadilan untuk mu sayang, tidur yang nyenyak." Zen mengecup pelan kening Ica dan meninggalkan nya.
Zen turun dengan lengan kemeja yang dia gulung sampai ke siku, langkah nya tegap dengan tatapan tajam yang lurus ke depan.
"Mana maid itu? Bawa dia kemari.." Perintah Zen, seorang pria berbadan tinggi besar menyeret seorang gadis muda yang telah berani menyentuh Ica.
"Kau berulah lagi? Ada apa dengan mu hah?" Maid itu diam, bahkan penampilan nya sudah berantakan karena Ica tadi pagi.
"Tangan mana yang kau gunakan untuk menyakiti gadis ku? Yang ini?" Tanya Zen, pria itu berjongkok menyejajarkan posisi tubuh nya dengan maid yang terduduk.
Zen menggenggam tangan maid itu dengan kuat hingga membuat nya meringis.
Kretak...
"Arrggghhhh..." Teriak nya kesakitan saat salah satu jari nya di patahkan oleh Zen.
"Sakit? Kau pantas mendapatkan nya!" Wanita itu terus berteriak saat kelima jari nya di patahkan Zen. Bahkan tak segan, pria itu juga mendaratkan tamparan di pipi maid itu.
"Peringatan untuk mu, pergi dari mansion ini dan jangan pernah kembali. Jika kau berani muncul di depan ku sekali lagi, aku pastikan kau mati di tangan ku!"
"Peringat untuk kalian semua, jangan berani menyentuh gadis ku, atau nasib kalian akan sama seperti dia." Mata tajam Zen menyorot ke semua maid yang terlihat menundukan kepala nya.
"Kalian mengerti?"
"Mengerti tuan.." Jawab mereka serentak.
"Perketat penjagaan, aku tak mau hal semacam ini terulang lagi dan gadis ku yang terluka. Ingat, jangan sampai kecolongan. Sedikit saja gadis ku tergores, masa depan kalian di pertaruhkan."
"Baik tuan.." Jawab semua maid dan bodyguard Zen serempak, sedangkan maid yang tadi sudah pergi entah kemana.
....
🌻🌻🌻
Kebayang sakit nya itu jari di patahin😪
Emg mo di gagahi waktu M?