Dania terpaksa menggantikan posisi kakak tirinya, Adelia sebagai seorang mempelai wanita dari seorang lelaki yang bernama Daniel Dirgantara.
Tanpa sepengetahuan Dania, ternyata Daniel memiliki kelainan mental. Ia mengalami Intermittent Explosive Disorder, di mana ia tidak bisa mengontrol kemarahannya. Ia bisa membanting dan menghancurkan apa saja, bahkan ia bisa melukai siapapun yang berada di dekatnya.
Hal itu pula lah yang membuat Adelia memilih kabur dan meninggalkan Daniel, beberapa hari sebelum hari pernikahan mereka.
Bagaimana nasib Dania yang akhirnya berada di bawah kungkungan Daniel?
#Cerita ini hanya lah fiktif belaka, jika ada yang tidak masuk akal, mohon sekiranya dimaklumi. ❤❤❤
💗Terima kasih 💗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Amukan Daniel 2
Daniel melemparkan gelas tersebut ke arah Dania. Dania refleks memejamkan matanya tatkala gelas kaca tersebut terbang ke arahnya.
Prankkk!
Gelas itu tepat mengenai dinding kamar yang hanya berjarak beberapa jengkal dari tubuh Dania. Benda itu pecah dan pecahan gelas tersebut jatuh ke lantai, di samping kaki gadis itu.
Tubuh Dania bergetar hebat. Ia tidak menyangka bahwa Daniel akan semenakutkan itu saat marah. Sekarang ia tahu alasan Adelia meninggalkan Daniel dan memilih pergi dari lelaki itu sebelum hari pernikahan mereka.
Perlahan Dania membuka matanya dan tatapan gadis itu langsung tertuju pada Daniel yang masih berdiri di hadapannya dengan wajah yang masih memerah.
"Kenapa kamu tidak kabur! Kenapa kamu tidak pergi dari sini sama seperti yang dilakukan oleh Kakakmu yang menyebalkan itu, ha!" teriak Daniel lagi sembari melangkah maju dan kini berdiri tepat di hadapan Dania
Dania Kembali menutup matanya rapat sambil terus menggelengkan kepalanya dengan cepat. Rasa takut gadis itu semakin menjadi. Namun, entah kenapa tak pernah sedikitpun terpikirkan oleh Dania untuk pergi dari tempat itu dan meninggalkan Daniel dengan kemarahannya.
Tidak puas sampai di situ, Daniel yang masih berada di puncak emosinya, menanggalkan satu persatu pakaian yang ia kenakan. Hingga tersisa celana formal yang masih melekat di kaki jenjangnya.
Ia meraih wajah Dania kemudian berbicara dengan penuh penekanan. "Ayo! Sekarang pergilah dari sini! Lakukan seperti yang dilakukan oleh Kakakmu kepadaku!"
Dania memberanikan diri untuk membuka matanya. Ia menatap kedua bola mata Daniel lekat. "Aku tidak akan pergi! Tidak akan," lirih Dania sembari menahan sakit.
Daniel tersenyum sinis mendengar jawaban dari gadis itu. "Kenapa? Kenapa kamu tidak mau lari dariku? Apa kamu tidak takut denganku?"
"Aku takut! Aku sangat takut! Tapi aku tidak akan pergi dari sini karena kamu adalah suamiku, Tuan. Walaupun kamu tidak pernah menganggap aku sebagai istrimu, tetapi kamu akan tetap menjadi suamiku. Karena kita sudah terikat dalam sebuah ikatan suci, yaitu pernikahan," jawab Dania jujur dari lubuk hatinya yang paling dalam.
Daniel sontak melepaskan cengkramannya dari wajah Dania. Perlahan lelaki itu melangkah mundur dan menjauh dari Dania yang kini menatapnya dengan mata berkaca-kaca.
Daniel beranjak dari tempat itu kemudian masuk ke dalam kamar mandi. Setelah menghidupkan keran, Daniel masuk ke dalam Bath Up dan berendam di sana sambil memikirkan ucapan Dania barusan.
Ia tidak menyangka bahwa Dania akan memberikan jawaban yang seperti itu. Padahal sebelumnya Daniel sangat yakin bahwa Dania tidak ada bedanya dari Adelia. Ia pikir Dania akan segera pergi dari kamar mereka setelah ia mengusirnya. Namun, ternyata ia salah. Gadis itu tetap bertahan di tengah ketakutannya.
Terlihat penyesalan yang begitu mendalam di mata lelaki itu. Ia merasa malu sekaligus kasihan kepada Dania karena sudah memperlakukannya dengan sangat buruk.
Sementara itu,
Sepeninggal Daniel, tubuh Dania jatuh ke lantai. Ia duduk bersandar di dinding kamar sambil meringkuk dan memeluk kedua lututnya dengan erat. Di saat hatinya terpuruk seperti ini, hanya satu yang ia ingat, Ibunya.
"Bu," lirih Dania sambil menitikkan air matanya.
Tiba-tiba Dania merasakan perih di kakinya. Ia segera menoleh dan ternyata kaki gadis itu terluka akibat pecahan gelas kaca yang mengenai kakinya.
"Ya Tuhan, kakiku," gumam Dania. Gadis itu segera bangkit kemudian mencari kotak P3K dengan tergopoh-gopoh. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan untuk mencari keberadaan kotak obat-obatan tersebut. Namun, sayang ia tidak berhasil menemukannya.
Bahkan hingga Daniel keluar dari kamar mandi pun, ia masih kebingungan mencari benda tersebut. Ketika menyadari Daniel sudah keluar dari kamar mandi, Dania segera kembali ke posisinya semula. Ia bersandar di dinding kamar sambil terus memperhatikan lelaki itu.
Daniel berjalan menuju tempat tidur kemudian duduk di tepiannya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Lelaki itu masih terdiam dengan posisi seperti itu hingga beberapa saat. Hingga akhirnya ia membuka matanya dan langsung tertuju pada Dania yang masih ketakutan.
Ia memperhatikan Dania dari ujung kepala hingga ujung kaki dan lelaki itu terperanjat ketika sadar bahwa kaki Dania terluka akibat perbuatannya. Ia segera bangkit dan bergegas menghampiri Dania.
"Ka-kakimu kenapa, Dania?" tanya Daniel sambil menatap lekat kedua bola mata gadis itu.
Dania menggelengkan kepalanya perlahan. "Entahlah, mungkin terkena beling," lirih Dania.
Tanpa aba-aba, Daniel mengangkat tubuh Dania kemudian membawanya ke tempat tidur. "Duduklah di sini, aku akan ambilkan kotak obat-obatan," ucap Daniel.
Tidak berselang lama, Daniel tiba dengan membawa kotak obat-obatan. Tanpa diminta, Daniel berjongkok di hadapan Dania yang masih duduk di tepian tempat tidur dan membersihkan luka di kaki gadis itu.
Tanpa canggung sedikit pun, Daniel menyentuh kaki mulus Dania. Setelah selesai mengobati luka di kaki gadis itu, ia pun segera menutupnya dengan plester luka.
"Dania, maafkan aku," lirih Daniel dengan mata berkaca-kaca menatap Dania sambil mendongakkan kepalanya.
Dania membalas tatapan lelaki itu, tetapi bibirnya masih tertutup rapat.
***
"suamiku"
dania munafik kalau kau sadar punya suami apa pantas kau pergi dengan lelaki lain, berinteraksi kayak sepasang kekasih lagi kencan
dania munafik kalau kau benarkan kelakuan menjijikan mu dengan erick berarti suami juga boleh dong punya teman wanita lain dan berinteraksi sepertimu
untuk para author, belajar lagi mana benar mana salah, buka pikiran mu apakah seorang istri bebas berteman dan pergi berduaan dengan lelaki lain kayak sepanjang kekasih itu itu kalian anggap sesuatu yang benar, klo kalian benarkan perbuatan dania berarti boleh donk suami kalian punya teman wanita dan pergi berduaan dengan wanita lain
walau uji hanya novel tapi pakai juga pikiran dan hatimu biar bisa membedakan mana salah mana benar
Aku pasti,Sam punya yg lain diluar sana selain Adelia...👏👏👏