NovelToon NovelToon
Selir Hati Mr. Billionaire

Selir Hati Mr. Billionaire

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / nikahkontrak / patahhati
Popularitas:6.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: alya aziz

Menjalani hubungan pernikahan, tanpa mengharap di cintai, tanpa tuntutan, dan tanpa mengharapkan sebuah pengakuan.

Tak pernah terlintas di dalam benak Arumi, bahwa ia akan menjalani sebuah hubungan pernikahan rahasia dengan seorang pria yang baru saja resmi menjadi seorang duda.

Pelariannya dari kejaran para rentenir, malah membuatnya kehilangan hal terakhir yang paling berharga baginya yaitu kesuciannya. Alfaro yang malam itu dalam kondisi mabuk telah merenggut kesuciannya di saat ia tidak sadarkan diri.

Sudah terlanjur basah, kenapa tidak sekalian menceburkan diri saja. Alfaro yang haus akan kehangatan dan belaian seorang wanita, memberikan sebuah penawaran gila kepada Arumi.

"Tugas mu hanya melayaniku selama satu tahun, aku akan melunasi semua hutang mu pada rentenir itu dan juga memberikan mu pekerjaan."


Hanya ada dua pilihan, mati secara perlahan di tangan rentenir atau menerima tawaran sang duda yang membutuhkannya sebagai penghangat ranjang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alya aziz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.25 ( Menonton film bersama)

Sesampainya di mobil, Alfaro langsung membuka pintu mobil di mana Arumi duduk, ia menoleh kearah Arumi yang masih saja fokus ke paper bag yang ada di tangannya.

"Duduklah," pinta Alfaro

Arumi melangkahkan kakinya, masuk kedalam mobil. Namun ia bingung, kenapa Alfaro belum juga menutup pintu mobil, padahal ia sudah duduk sesuai perintahnya.

"Menghadap kemari," pinta Alfaro lagi.

Meskipun bingung, Arumi menurut saja, ia tak mau banyak bertanya dan menyebabkan Alfaro malah tambah kesal. Jam di tangannya pun sudah menunjukkan pukul sepuluh, ia tidak mungkin lagi pergi ke kantor, karena sudah terlambat dua jam lebih.

Saat ini Arumi sudah mengubah posisinya duduknya menghadap ke Alfaro yang masih berdiri di sana, tiba-tiba saja Alfaro berlutut di hadapan Arumi. Ia meraih paper bag itu dan mengeluarkan isinya. Sepasang sepatu high heels kini sudah berada di tangan Alfaro, perlahan ia melepaskan sepatu kesempitan yang membalut kaki Arumi, lalu memasangkan sepatu baru yang di beli tadi.

Perasaan gugup mulai menerpa Arumi, saat ia menyaksikan sang suami memasangkan sepatu itu di kakinya. Jantungnya berdetak tidak karuan, karena perlahan-lahan, semua bentuk perhatian Alfaro mulai mengusik sanubarinya.

Seharusnya jangan seperti ini, aku ingin melalui semuanya dengan mudah tanpa harus melibatkan perasaan. Aku hanya ingin pergi, tanpa membiarkan hati ku tertinggal. Ayolah jantung dan hati ku, jangan bereaksi seperti ini. Ingat dia tidak akan pernah menyukaimu, ini hanya rasa bersalahnya saja, batin Arumi.

"Sudah, betulkan kembali posisi mu, kita berangkat sekarang," ucap Alfaro lalu melangkah ke masuk ke kursi kemudi.

Arumi membetulkan posisi duduknya, lalu menutup pintu mobil itu kembali. Ia kembali menatap Alfaro yang saat ini sudah menyalakan mesin mobil. Arumi tiba-tiba saja tersenyum saat mengingat jika hari ini, adalah jadwal penayangan perdana film yang sudah lama ia tunggu, karna sudah terlambat lebih baik ia pergi menonton film saja.

"Tuan," panggilnya.

"Apa?"

"Turunkan saya di perempatan lampu merah yang ada di dekat sini saja," ucap Arumi.

"Kenapa? itu masih terlalu jauh dari kantor," tanya Alfaro dengan dahi mengkerut.

"Ini sudah hampir tengah hari, saya sudah sangat terlambat, jadi hari ini saya tidak masuk kerja saja," jawabnya.

"Ck, kamu mau bolos?"

"Terpaksa, dari pada dimarahi ketua tim, lagi pula ada film baru yang tayang perdana hari ini, saya ingin menontonnya dengan teman saya Dinda," kata Arumi dengan wajah memelasnya.

Menonton dengan temannya, jangan-jangan dia mau bertemu pria itu lagi, batin Alfaro.

"Batalkan, aku yang akan menemani kamu menonton film," ucap Alfaro.

"Apa! Tidak Tuan, tidak perlu menemani saya, anda pasti sangat sibuk, lagi pula teman saya itu pengangguran, dia bisa menemani saya kapan saja," jelas Arumi.

"Aku akan tetap ikut, di bioskop mana?" tanyanya.

"Terserah anda saja," ucapanya lirih.

Arumi menghela nafas panjang. Gagal sudah, rencananya untuk mengajak Dinda menonton film baru yang sudah ia dan sahabatnya itu rencanakan sejak lama. Di liriknya Alfaro yang saat ini sudah mengemudikan mobil, dalam hati ia berkata, kenapa pria yang di sampingnya ini semakin hari semakin ingin dekat dengan kehidupannya.

~

Sekitar setengah jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di sebuah Mall di tengah kota. Mall yang sebagian besar pengunjungnya adalah masyarakat kalangan menengah keatas. Mall itu juga bukan tempat Arumi dan Dinda biasa pergi, karena di Mall ini hanya ada bioskop premium yang harga tiketnya berkali-kali lipat dari bioskop biasa.

Alfaro melangkah memasuki Mall dengan Arumi yang mengikuti dari belakang. Arumi sengaja berjalan di belakang Alfaro dengan jarak yang tidak terlalu dekat, karena baginya untuk seseorang yang pantas berjalan di samping Alfaro bukanlah orang sepertinya, ia bukanlah wanita yang sepadan dengan derajat yang memungkinkan untuk seorang seperti Alfaro, meski pada kenyataannya ia adalah wanita yang berstatus sebagai istrinya.

~

"Kamu mau menonton film apa?" tanya Alfaro saat sudah masuk ke area bioskop.

"Film Horor, tayang perdana hari ini, judulnya bangkit dari kubur," ujar Arumi.

"A-apa! Film seperti itu, tidak berkualitas sama sekali, yang lain saja," protes Alfaro.

"Tidak mau, jika tuan tidak mau masuk, biar saya saja," ucap Arumi kesal.

"Ya, baiklah ayo."

Mereka kembali melangkah, membeli tiket, pop corn dan Minuman sebagai teman menonton nanti. Alfaro melirik kesamping di mana Arumi yang sedang menunggu pop corn tersaji terlihat sangat senang, sekilas Alfaro tersenyum, entah kenapa ia senang melihat Arumi tersenyum bahagia seperti sekarang.

Arumi dan Alfaro masuk ke ruangan bioskop, mereka duduk di tengah-tengah, di antara banyaknya pencinta film horor yang datang kesana. Masih lima menit lagi sebelum film di mulai, Alfaro menoleh kearah Arumi yang saat ini sedang asik menikmati pop corn-nya.

"Sebentar lagi filmnya akan di mulai, aku beri kamu kesempatan jika kamu ingin keluar," bisik Alfaro.

"Tidak, saya tidak takut Tuan, apa mungkin anda yang takut?" tanya Arumi sambil memicingkan matanya.

"Ahaha, apa kau bercanda, aku mana mungkin takut dengan hantu bohongan seperti itu," protes Alfaro.

"Aku peringatkan dari sekarang, jangan berteriak dan membuat ku malu, mengerti!" tegas Alfaro.

"Iya, saya tau."

Tak lama film itu mulai di tayangkan. Arumi terlihat antusias, sementara Alfaro nampak bingung dan tegang. Ya, sebagai orang yang terlahir sibuk, ia bahkan tidak punya waktu untuk menonton film dengan seorang teman atau pacar, saat menikah dengan Sarah, ia tidak pernah ke tempat seperti ini, karena sang mantan istri, hanya menyukai Pertunjukan musik klasik dan opera.

Semakin lama film itu tayang, adegan-adegannya semakin menegangkan. Sampai pada suatu adegan sang hantu tiba-tiba saja muncul dengan wajah yang sangat menyeramkan.

"Aaaaakkkkkghh" teriak Alfaro.

Arumi menoleh kearah Alfaro yang saat ini nampak sangat tegang dengan dahi yang berkeringat. Bukan hanya Arumi saja, seisi ruangan itu menoleh ke Alfaro.

"Tuan baik-baik saja?" tanya Arumi.

"Iya aku baik-baik saja ... tadi kamu menginjak kaki ku!" ucap Alfaro menutupi rasa takutnya.

"Hah, mana mungkin, jarak kaki kita cukup jauh," sangkal Arumi.

"Kamu saja yang tidak lihat, tapi aku merasakannya." ucap Alfaro lagi.

Arumi tak lagi membalas ucapan Alfaro dan kembali fokus menonton film. Tapi tiba-tiba saja Alfaro berteriak lagi. Sontak Arumi kembali menoleh ke Alfaro.

"Anda takut?"

"A-aku ... ah sudahlah kita keluar saja, filmnya tidak bagus." Alfaro berdiri dari posisinya sambil menarik tangan Arumi agar berjalan mengikutinya.

Sesampainya di luar ruangan. Arumi berusaha menahan tawanya saat melihat wajah pucat Alfaro. Sudah jelas ketakutan tapi tidak mau mengakuinya, ya begitulah Alfaro Wilson.

"Tadi ada yang bilang jangan berteriak, tapi dia sendiri, hahaha..." ucap Arumi yang sudah tidak bisa menahan tawanya.

Rasanya Alfaro sangat malu, karena termakan omongannya sendiri. Ia tidak tahu jika film Horor itu ternyata sangat menyeramkan dari bayangannya. Karena telalu malu ia bahkan tidak berani melihat Arumi, ia kembali melangkah meninggalkan area bioskop. Arumi menghentikan tawanya dan mengikuti langkah Alfaro sambil terus meledeknya.

"Tuan takut kan, ayo ngaku," ledek Arumi.

"Tidak, aku tidak takut!"

Sepasang suami istri itu, kini terlihat menjalani hidup dengan normal, bisa bercanda, tertawa dan menghabiskan waktu bersama. Mereka seakan lupa jika hubungan mereka, cepat atau lambat akan sampai ke akhir perjanjian.

Bersambung 💓

Jangan lupa like+komen+vote ya readers 🙏😊

1
tri
ets dah ada yg cemburu, ,/Shy//Shy//Shy/
tri
Luar biasa
Fajar Ayu Kurniawati
.
Riza Rama
Kecewa
Riza Rama
Buruk
tri
,/Facepalm//Facepalm/ dinda mmg the best kelakuannya, aril....aril, knp ga ngaku aja sik
Idha Giatno
Luar biasa
Nenie Chusniyah
luar biasa
MommaBear
Luar biasa
Anonymous
ok
Rahma Putri
Luar biasa
Alet
keren
Ririn Nursisminingsih
meleleh a thor😍😍
Ririn Nursisminingsih
thor semua karyamu udah a baca...penulisanya sangat bagus alurnya tidak berbelit2 a suka..💪💪
Ririn Nursisminingsih
hadech kok malah saling berbohong mending arumi bilang aja udah nikah
Ririn Nursisminingsih
ayoo arumi srmangat tunjukan kmu wanita cerdas,kuat,ndak mudah ditindas
Ririn Nursisminingsih
ambil aja arumi buat alvaro bucin sama kmu...biar tau rasa dia
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
Luar biasa
aisyahara_ㅏㅣ샤 하라
mampir di arumi
Novie Yanti
iy senyum senyum sendiri.. sweet banget
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!