Menutupi jati dirinya sebagai pemimpin dari dunia bawah yang cukup ditakuti, membuat seorang Kenzo harus tampil dihadapan publik sebagai CEO dari perusahaan Win's Diamond yang sangat besar. Namun sikapnya yang dingin, tegas serta kejam kepada siapa saja. Membuatnya sangat dipuja oleh kaum wanita, yang sayangnya tidak pernah ia hiraukan. Dengan ditemani oleh orang-orang kepercayaannya, yang merupakan sahabatnya juga. Membuat perusahaan serta klan mereka selalu mencapai puncak, namun Kenzo juga hampir setiap hari menjadi sakit kepala oleh ulah mereka.
Hingga pada akhirnya, Kenzo bertemu dengan seorang wanita bernama Aira. Yang membuat hidupnya berubah begitu drastis, bahkan begitu memujanya sampai akhirnya Aira harus pergi dari kehidupan Kenzo dan membawa dua darah daging yang tidak ia ketahui.
Bagaimana kehidupan Kenzo saat kepergian Aira dari kehidupannya serta mengetahui darah dagingnya tumbuh dan hidup dan menjadi anak yang sangat berpengaruh?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tsabita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BMr.K 16.
Wajah yang begitu terluka itu menunduk, tubuh yang bergetar dengan begitu kuatnya. Tidak tahu apa yanh ada di dalam pikiran Aira saat itu, dimana ia dapat merasakan apa yang Kenzo alami.
Ketika tubuh bergetar itu mulai tenang, Aira mengusap bahu Kenzo dengan perlahan. Ia tidak tahu harus bersikap seperti apa untuk membantu Kenzo menjadi tenang, hanya bisa mengikuti arah hatinya berkata.
"Tuan."
Tanpa pergerakan apapun, Kenzo meraih Aira masuk ke dalam dekapannya. Isak tangis itu mulai terdengar kembali.
"Jangan pergi, jangan tinggalkan aku. Aku mencintaimu, jangan pernah meninggalkanku lagi Aira. Aku memohon padamu, aku hancur Aira. Aku hancur." Suara itu begitu lirih terdengar.
Bingung akan apa yang baru saja ia dengar, bahkan untuk mengetahui maksud dari setiap ucapan yang ia dengar. Membuat Aira memejamkan kedua matanya, berharap perasaan aneh didalam dirinya bisa hilang.
Gerakan yang cukup disadari, membuat kedua tangan yang kecil itu membalas dekapan dari Kenzo.
"Saya tidak tahu apa-apa mengenai hidup tuan, apalagi atas masalah kehidupan pribadi anda. Terima kasih sudah menyukai saya, hanya saja. Ada sebuah benteng yang sangat kokoh menjadi pembatas kita tuan, saya harap anda bisa memahaminya dan menerimanya." Aira merasa begitu kecil.
"Akan aku robohkan pembatas itu dengan segala cara, aku tidak ingin kehilangan lagi Aira. Berjanjilah, berjanjilah untuk tetap berada disisiku, apapun itu." Kenzo menarik dirinya dan menatap kedua mata Aira.
"Tapi tuan, anda dan saya sangat berbeda."
"Cukup percaya padaku, apapun itu. Hanya itu Aira, berjanjilah." Kenzo kembali meminta Aira untuk menyakini dirinya.
Air mata Aira terus berjatuhan tanpa mengeluarkan suara, gerakan kepala yang menggeleng seakan memberikan jawaban jika dirinya tidak bisa.
"Saya, saya tidak bisa berjanji tuan. Bisakah, biarkan waktu yang membuat semuanya terjawab." Pinta Aira dengan penuh harapan.
"Kenapa? Apa yang membuatmu tidak bisa berjanji padaku, apa ada seseorang yang sudah kamu sukai? Apa kamu..." Kenzo hening tatkala tatapan Aira berubah menjadi sangat tajam padanya.
"Stop! Tuan selalu menuduh orang lain, saya tidak bisa berjanji karena saya takut janji itu tidak bisa ditepati dan membuat kecewa."
"Makanya saya bilang, biarkan waktu yang membantu untuk menjawab semuanya." Helaan nafas Aira mewakili perasaannya.
Benteng kokoh yang Aira maksud adalah bahwa Kenzo dan dirinya sangat berbeda dari status sosial sampai dari penampilan pun sangat jauh berbeda, dirinya tidak ingin membuat Kenzo malu atas dirinya. Bahkan kerja yang belum lama pun, dirinya mendapatkan penindasan dari orang-orang disekitarnya. Lalu munculah gambar seorang wanita yang sempat Aira lihat diruangan Kenzo, hal itu semakin membuat dirinya begitu rendah.
Dalam kekalutan itu, Kenzo kembali membawa Aira ke dalam dekapannya. Namun dengan cepat mendapatkan penolakan dari orangnya.
"Tuan, jangan seperti ini lagi. Anda dan saya tidak boleh seperti ini, tolong hargai pendirian saya. Jika anda tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, tolong izinkan saya untuk bekerja." Tutur Aira dengan cukup tegas.
"Kenapa? Aku sudah menyatakan mengenai perasaanku padamu Ra, kenapa kamu selalu menolak?" Kenzo belum memahami seluruhnya mengenai apa yang Aira sampaikan.
"Anda dan saya bukanlah mahram anda, masih mau tanya lagi? Gunakan ponsel pintar anda." Kesal Aira yang sudah tidak terbendung.
"Tunggu, apa katamu tadi? Mahram?" Kenzo benar-benar menggunakan ponselnya untuk mencari jawaban tersebut.
Sungguh lelah untuk Aira menghadapi sikap Kenzo seperti ini, namun tidak mereka ketahui. Tiba-tiba saja datang beberapa orang menggunakan sepeda motor menghampri mobil tersebut, terdapat beberapa pria dengan menggunakan pakaian serba hitam mengetuk kaca mobil.
"Tuan!" Aira yang merasa was-was.
Kenzo pun terkagetkan dengan kedatangan orang-orang yang tidak diinginkan itu, mata elangnya mulai melirik situasi yang ada.
"Tidak ada apa-apa sayang, tetap tenang dan percaya padaku. Oke!" Kenzo menyakini Aira agar tetap tenang dan tidak takut.
Aira menganggukkan kepalanya, dalam keadaan kondisi mesin mobil yang masih menyala. Kenzo mengambil keputusan segera, ia tidak ingin membuat Aira menjadi ketakutan dan dalam keadaan bahaya.
...Sial! Siapa mereka? Jika saja tidak bersama Aira, sudah aku ledakkan kepala mereka semuanya....