NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pembantu

Terpaksa Menikahi Pembantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Pengantin Pengganti / Pengganti / Dijodohkan Orang Tua / Pembantu
Popularitas:356k
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

Madava dipaksa menikah dengan seorang pembantu yang notabene janda anak satu karena mempelai wanitanya kabur membawa mahar yang ia berikan untuknya. Awalnya Madava menolak, tapi sang ibu berkeras memaksa. Madava akhirnya terpaksa menikahi pembantunya sendiri sebagai mempelai pengganti.

Lalu bagaimanakah pernikahan keduanya? Akankah berjalan lancar sebagaimana mestinya atau harus berakhir karena tak adanya cinta diantara mereka berdua?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sesuatu yang tak terduga

Madava sedang mengguyur tubuhnya di bawah guyuran shower yang dingin. Matanya terpejam. Rahangnya mengeras. Giginya bergemeletuk menahan buncahan kemarahan yang bergelora di dadanya.

Madava baru saja menuntaskan hasratnya yang sudah lama terpendam pada Ayu. Jujur saja, sejak beberapa hari ini, ia selalu terperdaya oleh pesona dan kecantikan Ayu. Dan puncaknya adalah malam ini. Ia tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Ia merasakan kepuasan yang tak terhingga, tapi ada satu hal yang mengganjal di hatinya hingga membuatnya begitu kesal karena merasa dibohongi.

Ayu masih virgin.

Sungguh sesuatu yang tak terduga. Ia bangga, tapi ia marah. Madava merasa Ayu sudah menipunya dan ibunya selama ini. Padahal mereka mengira Ayu benar-benar janda, tapi nyatanya ...

Terlalu banyak yang Ayu rahasiakan darinya dan ibunya. Siapa dia sebenarnya? Siapa Rafi? Mengapa ia mengakui Rafi sebagai anaknya? Dimana keluarganya?

"Seberapa banyak lagi rahasia yang kau sembunyikan?" gumamnya serak.

Beberapa waktu yang lalu, Madava yang sudah tidak bisa mengontrol hasratnya, akhirnya benar-benar melakukan apa yang seharusnya ia tuntaskan sejak awal pernikahan mereka. Tak peduli Ayu yang terus menolak, namun semakin kuat pula Madava menginginkan Ayu.

Madava menyusuri setiap inci tubuh Ayu sambil memegang tangannya ke atas. Ayu menggelengkan kepalanya sebagai sebuah penolakan, tapi Madava justru terus melancarkan serangannya hingga akhirnya Ayu pun pasrah saat Madava benar-benar meruntuhkan benteng pertahanannya.

Mata Madava membeliak. Ia menatap wajah Ayu yang sedang meringis kesakitan. Bulir bening menetes dari sudut mata Ayu.

"Kau ... " Madava menatap tajam netra Ayu. Ayu memalingkan wajahnya, tak mau bertatapan dengan Madava.

Madava merasa dibohongi, tapi hasratnya sudah tak terkontrol lagi. Ia tak bisa menghentikannya. Akhirnya, ia pun menuntaskan segalanya. Pekik kesakitan Ayu perlahan berubah menjadi erangan kenikmatan. Madava yang awalnya melakukannya dengan sedikit kasar, perlahan melembutkan gerakannya setelah mengetahui Ayu masih virgin. Madava akui ia egois. Namun segalanya sudah terlanjur terjadi. Selepas menuntaskan hasratnya, Madava berlalu menuju kamar mandi untuk menumpahkan kekesalannya. Tak mungkin ia menumpahkannya pada Ayu saat itu juga. Jadi ia memilih menghindar untuk mengontrol emosinya agar tidak pecah malam itu.

Sementara Ayu, melihat Madava pergi begitu saja setelah menuntaskan hasratnya, seketika tersedu. Egonya sebagai seorang perempuan merasa terluka. Ingin marah, tapi ia tahu, Madava memang sudah berhak atas dirinya. Dan ia pun sadar, pasti Madava seperti itu karena terkejut dengan kenyataan kalau ia sebenarnya masih perawan. Ayu memang belum pernah menikah dan Rafi memang bukanlah anak kandungnya.

Karena kelelahan, Ayu pun tertidur pulas. Ia harap, Rafi tidak terbangun dan mencarinya malam itu. Ia akan bangun pagi-pagi sekali sebelum Rafi bangun.

Madava yang sudah selesai mandi, terpaku melihat Ayu yang sudah terlelap. Melihat wajah teduh Ayu, membuat kobaran amarah di dadanya perlahan mereda. Tapi tidak dengan rasa kecewanya. Entah kenapa, kekecewaan yang ia rasa jauh lebih besar dibandingkan kekecewaannya saat Via tiba-tiba menghilang membawa semua mahar yang sudah ia berikan. Kekecewaan ini, mengingatkannya pada sebuah memori di masa lalu.

Madava menggelengkan kepalanya. Ia tak mau lagi mengingat masa-masa itu. Itu merupakan masa terberatnya. Ia terpuruk tak berdaya.

Setelah mengenakan pakaian, Madava memilih tidur di sofa. Ia lelah. Lelah jiwa dan raganya.

Keesokan paginya, Ayu sudah bangun saat langit masih terlihat gelap. Ayu menatap sendu Madava yang memilih tidur di sofa.

Bukan. Bukan berarti ia ingin Madava tidur di sisinya. Tapi entah kenapa, ia sedikit kecewa pada Madava yang mengambil sesuatu yang berharganya tanpa izinnya. Meskipun itu memang sudah menjadi haknya.

Ayu pun dengan tertatih segera pergi dari kamar Madava. Ia harus memastikan Rafi tidak terbangun dan mencarinya.

...***...

Ayu sudah selesai menyiapkan sarapan. Ia juga sudah membantu Rafi mandi. Bahkan kini keduanya sudah duduk di meja makan sembari menunggu Madava. Tak lama kemudian, Madava benar-benar turun.

"Papa pergi kerja dulu ya! Jangan main terus, nanti lelah!" ujar Madava pada Rafi. Ayu mengerutkan keningnya saat mendengar itu. Terlebih saat Madava berlalu begitu saja dan segera pergi bekerja tanpa sarapan sama sekali. Bahkan ia pun tidak menegurnya sama sekali.

Sebagian orang memang cenderung memilih diam saat sedang merasa marah maupun kecewa. Begitu pula Madava. Ayu merasa kesal. Padahal ia pun tidak jauh berbeda. Ia selalu memendam segalanya sendiri. Padahal segala sesuatu itu harus dikomunikasikan untuk mendapatkan solusinya.

Silent treatment memang sangat dibutuhkan untuk meredam gejolak di hati. Untuk menenangkan diri agar saat mereka berbicara nantinya, emosi itu sudah sedikit mereda.

Selepas kepergian Madava, Ayu pun berniat menutup pagar rumah. Namun sesuatu tiba-tiba mencuri perhatiannya.

"Apa itu?"

Ayu pun segera mendekati sesuatu yang menarik perhatiannya itu. Ia melihat sebuah kotak berada di dalam tempat sampah yang ada di dekat pagar rumah. Saat Ayu melihatnya, matanya seketika terbelalak.

"Ini ... "

Ayu seketika menghubungkan kejadian sore kemarin. Bagaimana Madava yang pulang-pulang dengan ekspresi kesal kemudian memilih pergi lagi.

"Apa dia kesal karena Rafi sudah lebih dulu memiliki mobilan pemberian Mas Asrul? Tapi bukankah seharusnya ia berikan saja. Kenapa mesti marah-marah seperti itu?"

Ayu bingung. Ia tidak mengerti, ini perihal ego laki-laki. Merasa memiliki sehingga merasa kesal saat ada yang mendekati.

Ayu pikir kekesalan Madava hanya sementara, namun sampai malam ternyata Madava masih bersikap dingin padanya. Ia diam. Ia bungkam. Bahkan ia memilih pulang lebih larut dari biasanya untuk menghindari Ayu. Makanan yang sudah Ayu siapkan tidak disentuh sama sekali. Bahkan sampai keesokan paginya pun Madava tetap bersikap sama. Ia hanya mau berbicara dengan Rafi dan mengabaikan dirinya.

"Aku mau bicara!" sela Ayu saat melihat Madava kembali pulang larut. Pukul 10 malam. Ayu memilih menunggu untuk membicarakan permasalahan mereka. Meskipun sesungguhnya ia belum bisa benar-benar menerima pernikahan ini, tapi Madava sudah menyentuhnya. Ia harus menipiskan ego.

Mereka tinggal satu atap, tapi seperti orang asing setiap berpapasan. Pernikahan macam apa ini? Bila tidak segera diperbaiki, ia yakin, lambat laun pernikahannya akan kandas tak bersisa.

"Membicarakan apa?" tanya Madava dingin. Sejujurnya ia belum siapa berhadapan dengan Ayu. Dadanya masih bergemuruh setiap mengingat kebohongan Ayu. Karena itu ia memilih menghindar, khawatir ia melukai wanita itu.

"Aku memang masih virgin. Aku belum menikah dan Rafi ... bukanlah darah dagingku." Ayu berkata gugup. Sungguh, tak seorang pun mengetahui masalah ini.

"Kenapa baru sekarang mau bercerita? Apakah menyenangkan bisa menipu aku dan mama? Apa sebenarnya tujuan kedatanganmu? Apa tujuanmu menipu kami berdua? Apa kau memang sudah berencana sejak awal untuk masuk ke dalam keluarga ini? Atau ... jangan-jangan kau berkomplot dengan Via untuk menghancurkan aku?" cecar Madava dengan dada bergemuruh.

Entah mengapa pertanyaan itu mengalir begitu saja. Inilah yang Madava takutkan kalau berbicara sebelum emosinya benar-benar mereda. Ia yakin, Ayu sangat terkejut dengan kata-katanya ini.

...***...

Dua manusia dengan ego masing-masing. Yang satu penuh rahasia, yang satu benci sebuah kebohongan. Dan orang-orang seperti ini, banyak di sekeliling kita. 😢

...Happy reading 🥰🥰🥰 ...

1
Aprisya
dava seharusnya kamu lebih peka dikit dong,, dan bisa membedakan mana yang pembohong dan siapa yang gak berbohong
Eindah marlina
dasar gisela licik😡
bener² beg* si madava kalo emang dia percaya sama dramanya gisela😤😡😡
Uthie
perempuan egois 😡
Sugiharti Rusli
konfliknya lumayan bikin emosi, apalagi setelah kehadiran si Gisele mantan Dava yang ibu kandung Rafi putra yang Ayu rawat dari bayi
Sugiharti Rusli
anak sekecil Rafi mana paham siapa yang melahirkannya, yang dia tahu dan rasakan siapa yang uda bersama dia dan merawat dia selana ini,,,
neng ade
dasar pengacau licik .. semoga aja kebusukan mu cepat terbongkar !
L B
ORANG GILA MANA...???????????
yg hidupnya sudahlah susah, masih muda (usia belasan tahun 😮‍💨) mencuri anak untuk dibesarkan penuh kasih sayang, NGGAK ADA ya NAMRUD kagak ada, sampai sini paham 😏, nggak paham juga, balik nyusu sana, mungkin kurang nyusu 2 tahun 😮‍💨jadi rada tumpul otaknya.
hidup ayu sudah susah, muda,anak perantauan, kalau mencuri anak sudah pasti untuk DIJUAL , lah kamu lihat sendiri anak mu dibesarkan sepenuh hati olehnya. tolonglah madava jangan jadi bodoh hanya karena cemburu 😮‍💨😮‍💨😮‍💨 nanti ayu terlalu kecewa, kamu juga ya susah.
meluluhkan hati orang yang kecewa tidak semudah meluluhkan hati orang yang marah.
Azzahra Asyilla: iya betul orang gila mana yg udah hidup sudah,masih gadis pula,menculik anak,sampai rela harus d anggap janda miskin ,,seandainya Dava mau berfikir logika pasti tau mana yg salah dan benar
total 1 replies
Ahmad Faikul Anam
Keren
martiana. tya
Gisela ngga mutu
Yuliana Tunru
dasar munafik..buka mata dava gm ayu verkorban untuk rafi jiwa dsn raga pura2 jd janda apa tdk punya pikiran lihat gaya gisrke yg over gitu
L B
repot kan dav 😏😏😏 , itu pilihan mu karena meletakkan mantanmu satu rumah dengan istri mu, aneh bin gaje kamu 😮‍💨🤮.
sikap mu labil dan lebih kekanakan dibanding ayu yg seorang perempuan bahkan lebih muda darimu 😏 kamu lelaki kok begitu 🙄.
Nina Yasmine
gk dibaca penasaran dibaca nyebelin bikin kesel...
Nisa Ramadani
asrul mana asrul
tu wadon mu urusin teko Kui
Nisa Ramadani
nyesek banget sih
Lovita BM
kesuwen Thor nggasak Gisela ,
ndang cak cek ,digiles tu manusia tk terurai bumi ,teko² bikin gedeg
Ninik
kebenaran akan terungkap dgn sendirinya
Rokhyati Mamih
Ayu yang kuat ya ikatan bathin mu walau bukan ibu kandung tapi tetap kamu pemenangnya
semangat Yu
Davikri
kok jahat banget shi orang tua kandung Rafi itu,ngaku2 mamanya Rafi trus dulu Napa kok bayinya d buang segala,udahlah engsel jangan jadi orang muna' deh,mendingan lho intropeksi diri dari pada lho nyalahin shi dan nuduh2 ayu Mulu kasihan deh si ayu😭😭😭
nyaks 💜
jgn bodoh y dav 🙄
Suanti
ayu harus tegas tidak boleh lemah di depan gisela mau pun dava
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!