Awalnya semua begitu indah untuknya. Memiliki keluarga yang sempurna dengan ayah dan ibu yang sangat mencintai dan menyayanginya, tapi kebahagian itu hanya sementara. Cinta pertamanya di dunia ini direnggut darinya, seketika semuanya berubah menjadi duka.
Kehidupan baru mulai dijalani saat seseorang datang dan dikehidupan ibunya. Menjadi anak tiri dari seorang pengusaha yang sukses dan hidup dengan kemewahan yang dirasakannya.
Tapi..., semua tidak seindah yang dijalaninya. Hanya ada kesedihan yang dirasakannya karena penghinaan yang didapatnya dari orang yang sangat disayanginya.
Wanita itu hanya berharap mendapatkan kebahagian, memiliki sosok pelindung yang baru untuknya. Sampai akhirnya sebuah takdir kehidupan yang tak terduga, menikah dengan seorang pria yang tak dikenalnya.
Tidak ada cinta,tidak ada kebahagian yang dirasakannya, hanya ada sebuah rahasia besar yang tersimpan di dalam pernikahan itu.
Hanya menunggu kapan Rahasian itu terbongkar dan menjadi Bom waktu di pernikahan mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24 Tidak Ada Cinta
"Ehmm, yukari", gumam arga yang berpapasan di pintu ruangan Kenichi.
"Hay, arga", sapa yukari dengan mata sembab.
"Apa kamu baik-baik saja?"tanya arga.
Yukari hanya diam dan berlalu meninggalkan arga begitu saja.
"Hmmm, ada apa dengannya?"gumam arga, lalu masuk kedalam ruang kenichi.
"Kenichi aku tadi bertemu dengan yukari, matanya terlihat sembab. Apa terjadi sesuatu?"tanya arga, dia menunggu Kenichi yang terlihat mengabaikan pertanyaannya.
Ancaman yang diberikan yukari membuat Kenichi sangat marah, butuh beberapa menit agar dia bisa mengontrol kembali dirinya. Setelah dia merasa lebih tenang, dia menatap arga. "Dia mengancam ku", jawab Kenichi.
"Mengancam?"ulang arga kaget.
"Dia mengatakan akan memberitahu Gwen, jika aku adalah mantan kekasihnya", kata arga.
"Lalu apa yang kamu katakan?"tanya arga yang terlihat panik.
"Aku tidak masalah. Itu yang kukatakan kepadanya", jawab Kenichi.
Arga menghela napas."Apa kamu sudah gila?"tanya arga nada suaranya terdengar kesal."Bagaimana jika dia benar- benar melakukannya?"tanya Arga.
"Cepat atau lambat dia pasti akan tahu", jawab santai Kenichi.
"Lalu bagaimana jika yukari memutar balik ceritanya kepada Gwen. Saat ini dia sedang merasa marah dan sakit hati kepadamu, dia akan melakukan apapun untuk menggagalkan pernikahan mu ", ucap arga.
"Itu tidak akan berhasil, hubungan yang terjadi diantara aku dan Gwen tanpa perasaan dan tidak akan mempengaruhinya", ucap Kenichi.
"Bagaimana kamu bisa tahu dengan perasaan yang dimiliki Gwen, Kenichi?"tanya arga.
Kedua mata Kenichi tercengang, diam mematung tanpa bergerak di kursinya.Dia begitu larut dalam pikirannya, ucapan arga benar-benar menggangunya. "Aku akan memastikannya", ucap Kenichi yang bangkit dan pergi meninggalkan arga.
"Kamu mau kemana, Kenichi?"teriak arga.
Kenichi hanya berlalu begitu saja, tanpa mengatakan apapun kepada arga. Langkahnya terburu-buru keluar dan berjalan menuju parkiran mobilnya.
••••••••••
Dari pagi hingga menjelang sore hari, Gwen hanya menghabiskan waktunya di kamar. Perasaannya semakin cemas selama satu minggu ini, apalagi tinggal tersisa dua hari lagi menujuh hari pernikahannya. Dia mencoba meyakini perasaanya bahwa semua akan berjalan lancar tanpa gangguan.
Sesekali dia melirik ponsel yang ada di atas mejanya, memastikan bahwa tidak ada panggilan atau pun pesan masuk dari Kenichi. Ada saatnya dia bertanya-tanya mengapa Kenichi sama sekali tidak ada menghubungi, walau hanya untuk menanyakan bagaimana perasaannya.
Terkadang dia merasa kecewa dengan pria yang akan menjadi suaminya itu, dia sama sekali tidak memahami perasaan yang dirasakannya, meski gwen menyadari alasan sikap yang ditunjukan Kenichi kepadanya.
Ketika dia hendak keluar dari kamarnya,tiba-tiba saja ponselnya berbunyi. Dengan cepat Gwen meraih ponsel miliknya, ekspresinya langsung terlihat berubah saat melihat layar ponselnya, tanpa berpikir dia langsung menempelkan ponsel itu ditelinga nya.
📱Hallo...," kata Gwen dengan suara lembut.
📱 Aku ada diluar, bisakah kita bertemu sebentar?"tanya Kenichi.
📱Tentu", jawab Gwen.
📱Tolong jangan beritahu paman dan bibi, bahwa kamu ingin menemui ku. Aku tidak enak dengan mereka karena aku tidak mampir", ucap Kenichi.
📱Oke", jawab gwen, dia langsung menekan tombol end dan melempar ponselnya di kasur.
Sulit menjelaskan dengan perasaan yang dirasakannya saat ini, dia terlihat seperti orang bodoh yang bingung dengan apa yang harus dilakukannya. Dia mulai merapikan rambut yang sedikit berantakan sambil mengoleskan liptint pink di bibirnya agar tidak terlihat pucat, dengan semangat dia langsung keluar untuk menemui Kenichi.
Mobil Sedan berwarnah hitam itu terlihat menepi di pinggir jalan. Jaraknya yang memberhentikan mobil sedikit jauh dari tempat tinggalnya, membuatnya benar-benar takut bahwa Kenichi sama sekali tidak Inging ada yang melihat keberadaanya. Gwen berusaha mengatur dirinya agar tidak kelihatan bahwa dia sangat senang ketika akan bertemu dengan Kenichi dan berjalan mendekat kearah mobil itu.
Melihat Gwen yang berjalan kearahnya, Kenichi langsung membuka pintu mobilnya. "Masuklah", perintah kenichi.
Gwen langsung masuk dan duduk di sebelah kenichi, wajahnya benar- benar terlihat tampan dengan kulitnya yang putih. Hari ini dia terlihat berbeda dengan mengenakan jas berwarnah abu-abu, warnah yang berbeda dari biasanya.
"Paman dan bibi tidak tahukan?"tanya kenichi.
"Tidak", jawab Gwen.
Keduanya hanya berdiam diri di dalam mobil itu, hanya terdengar bunyi mesin yang hidup, namun tak bergerak. Kenichi hanya diam , tanpa melirik kearah Gwen yang dari tadi menunggu Kenichi untuk berbicara.
"Ada apa, kenichi?"tanya Gwen ramah, mencoba memulai pembicaraan.
Dia menoleh kerah Gwen, lalu berpaling lagi. Tingkahnya justru semakin membuat Gwen bingung, dialah yang mengajaknya untuk bertemu, tapi justru Kenichi sendiri yang diam seribu bahasa. Gwen hanya diam, bersabar menanti pria yang duduk disampingnya itu membuka mulutnya.
"Gwen", ucap Kenichi.
Mendengar namanya disebut, membuat Gwen yang dari tadi menatap keluar jendela langsung menoleh kearah kenichi. Dipandanginya wajah tampan yang dimiliki kenichi begitu dekat yang hanya berjarak sedikit dengannya saat ini. Perasaan itu kembali, rasa gugup saat kedua mata kenichi yang memandangnya dengan sorot tajam, jantungnya berdetak tak beraturan. Apa yang dirasakannya saat ini membuatnya mulai sadar bahwa dia telah jatuh cinta kepada kenichi,pria dingin dan kaku itu telah berhasil membuatnya merasakan apa itu cinta.
Hanya dengan berada di dekat nya saja membuat perasaannya benar-benar merasa nyama, meski dia tidak tahu sejak kapan rasa itu telah tumbuh dihatinya. Perasaan ini, dia sama sekali tidak menyangka bagaimana dia jatuh cinta kepadanya, dia sama sekali tidak menyangka dengan perasaan yang dirasakannya saat ini.
"Gwen", panggil kenichi, dia mencoba menyadarkannya yang terlihat melamun.
"Ehm", jawabnya.
"Dengar gwen, aku hanya ingin memperjelas semuanya", kata kenichi.
"Maksudnya?"tanya gwen.
"Aku hanya ingin mempertegas bahwa hubungan yang kita jalani saat ini hanya sebatas kepentingan yang kita miliki masing-masing", jelas Kenichi.
Setiap kalimat yang dikatakan Kenichi, sama sekali sulit dipahami Gwen . Dia justru terlihat bingung, meski dia mencoba mencerna setiap perkataan Kenichi.
"Pernikahan kita hanya sebatas bisnis antara aku dan kamu saja. Tidak ada hubungan lebih yang akan terjadi dengan kita, aku harap kamu mengerti Gwen",ucap Kenichi.
Langit seperti sedang runtuh, hatinya benar - benar hancur. Ucapan Kenichi seperti sebuah duri tajam yang menancap dihatinya, sangat perih hingga membuatnya ingin menangis.
"Aku tahu kamu tidak memiliki perasaan apapun denganku, aku hanya ingin memperjelas hubungan yang akan kita jalani nantinya", ucap Kenichi.
Mulut Gwen benar-benar tertutup, tidak ada sedikit pun respon yang diberikannya kepada Kenichi. Dia bahkan tidak ingin melihat wajahnya sama sekali, dia hanya mampu menundukkan kepalanya menahan kesedihan yang tengah dirasakannya.
"Apa masih ada yang ingin kamu katakan?"tanya Gwen, suaranya terdengar berat.
"Kamu kenapa?"tanya kenichi.
"Tidak apa-apa. Aku hanya merasa kurang enak badan", gumam Gwen.
"Apa kita perlu ke dokter?tanya Kenichi
"Tidak perlu", jawabnya singkat.
"Aku tidak ingin kamu sakit dihari pernikahan kita", ucap Kenichi.
"Itu tidak akan terjadi", jawab gwen yang sama sekali tidak menatap kearah Kenichi.
"Baiklah kalau begitu. Kamu sudah bis kembali", ucap Kenichi.
Gwen langsung membuka pintu mobil itu dan keluar dari mobil mewah itu. Dia hanya pergi begitu saja, tanpa berkata apapun kepada Kenichi. Hatinya benar-benar terasa sakit, rasa sakit yang tidak pernah dirasakan sebelumnya. Dengan langkah kaki yang berjalan pelan, tatapan mata yang kosong dia melangkah pergi meninggalkan Kenichi, pria yang telah menyadarkan nya untuk tidak banyak berharap dengan apa yang dirasakannya saat ini.
"Kenapa sakit sekali", gumam Gwen, air mata yang ditahan itu akhirnya jatuh. Dia melupakan semua kesedihannya sepanjang jalan.
Betapa bodohnya dia yang mencintai pria yang sama sekali tidak pernah menatap kearahnya. Apa yang dirasakannya membuatnya menyadari bahwa jatuh cinta kepada seseorang tidak akan selamanya merasa bahagia. Cinta yang dimilikinya hanya sebuah cinta bertepuk sebelah tangan,sulit untuknya berpura-pura mengatakan bahwa dia baik-baik saja dengan semua yang telah terjadi. Bagaimana dia bisa mengubur perasaan yang dimiliki dengan pria yang tinggal menghitung hari akan menjadi suaminya itu.
"Apa yang harus aku lakukan!!"teriak gwen dengan mata yang menatap ke langit, langit yang semakin gelap dan menggambarkan perasaannya saat ini.
Bersambung.....
penasaran nih gmna ending nya,msa ya d cut aja smpe dsni???
kok gantung gini crtanya??