NovelToon NovelToon
Bellaric

Bellaric

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: LidyaMin

Bella Cintia?" Gumam Eric. Dia seolah tidak asing dengan nama itu. Bahkan ketika menyebutnya namanya saja membuat hati Eric berdesir menghangat.

"Kenapa harus designer ini?" Tanya Eric.

"Karena hanya dia yang cocok untuk mode produk kita pak."

"Apalagi yang kau ketahui tentang designer ini?" Tanya Eric kembali.

"Dia adalah salah satu designer terkenal di dunia. Dia sering berpindah dari negara satu ke negara lain. Karena dia memiliki cabang butiknya hampir di setiap negara yang dia tinggali. Namanya Bell's Boutique. Tapi untuk rumah mode utama nya, dia hanya memilikinya di negara ini. Nama rumah mode itu adalah Bellaric."

Eric terkesiap kala manager produksi itu menyebutkan kata Bellaric.

"Bellaric?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LidyaMin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Aneh

Eric menghabiskan hari liburnya dengan membersihkan apartemennya. Semenjak dia menggantikan posisi Eno setahun yang lalu, kakak tertuanya untuk memimpin perusahaan, Eric terpaksa harus memilih tinggal di apartemen. Karena jarak dari kantor ke apartemennya cukup dekat.

Setelah selesai membersihkan apartemennya, Eric berbaring di sofa sambil bertukar pesan kekasihnya Clara.

Kebetulan Clara sudah datang dari kegiatan modelnya di luar negeri. Dalam waktu dekat Eric berencana ingin melamar kekasihnya. Hubungan mereka sudah berjalan 2 tahun.

Cukup lama bagi Eric untuk saling mengenal satu sama lain. Orang tua Clara juga sudah mengenal baik siapa Eric dan keluarganya. Papa dan kedua kakak Eric juga mengenal Clara. Jadi menurut Eric sudah tidak ada masalah lagi untuk meresmikan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius.

Tidak lama lagi ulang tahun Eric, karena itulah Eric ingin melamar Clara tepat di hari ulang tahunnya. Dia ingin keluarganya dan keluarga Clara menyaksikan itu semua.

Eric mengambil ponselnya dari atas meja di depannya untuk menghubungi Clara. Saat nada sambung terdengar, Eric tersenyum senang.

"Sayang, kamu lagi dimana?" Tanya Eric ketika Clara mengangkat panggilannya.

"Aku baru saja sampai di rumah orang tua ku." Jawab Clara di seberang sana.

"Aku pikir kamu ada di apartemen. Apa kamu sedang ada masalah? Beberapa hari terakhir ini aku kesulitan menghubungi kamu."

"Aku sibuk sayang. Kamu tau sendiri bagaimana pekerjaanku."

"Baiklah. Maafkan aku. Kalau begitu istirahat lah." Eric kemudian memutuskan sambungan teleponnya.

Beberapa hari terakhir ini, Eric merasa ada yang aneh dengan kekasihnya. Pesan yang Eric kirim jarang sekali mendapat balasan. Di telepon pun bicaranya seperti ada yang di sembunyikan. Tidak seperti biasanya.

Eric berharap kekasihnya dalam keadaan baik-baik saja. Padahal niat Eric tadi adalah untuk mengajak Clara menghadiri reuni sekolahnya besok malam. Karena Daniel dan David membawa kekasih mereka. Kecuali Ardi.

Eric ikut senang dengan kebahagiaan Daniel yang sudah bisa kembali bersama Rara. Dia juga sangat terkejut karena ternyata sahabatnya itu sudah memiliki anak kembar. Bahkan Daniel sahabatnya sendiri tidak mengetahui kalau Rara dulu pergi meninggalkannya dalam keadaan hamil.

Mungkin karena kelelahan Eric tertidur di sofa. Bahkan tidak mendengar bunyi bel sekalipun. Edo masuk ke dalam apartemen adiknya dan terperangah melihat Eric yang tertidur pulas di sofa.

"Pantas saja dia tidak mendengar bel berbunyi. Seandainya aku tidak tau sandinya, mungkin besok pintu akan terbuka." Ucap Edo.

Edo melangkahkan kaki ke dapur. Dia membuka kulkas, mengambil 2 kaleng coca cola dari sana. Lalu mengambil beberapa cemilan di atas meja makan, kemudian membawanya ke sofa di mana Eric tidur. Edo meletakkan semuanya di atas meja lalu menyalakan televisi. Edo dengan santai menonton acara kesukaannya Running Man sambil memakan cemilannya.

Eric menggeliat dalam tidurnya dan sedikit membuka matanya. Tidurnya terganggu karena mendengar suara orang tertawa di dekatnya. Eric melebarkan matanya saat menyadari ada orang lain di apartemennya. Seketika Eric duduk dan memijit dahinya.

"Akhirnya bangun juga." Ucap Edo tanpa mengalihkan perhatiannya dari televisi.

"Kapan kakak datang?" Eric menyandarkan kepalanya di sofa dengan posisi miring.

Edo melirik jam tangannya, " kurang lebih 30 menit yang lalu." Jawab Edo kemudian membuka kaleng coca cola di tangannya dan meminumnya.

Eric merentangkan kedua tangannya sambil menguap, kemudian beranjak dari sana untuk mencuci mukanya. Tidak lama dia kembali lagi dan duduk di samping kakaknya sambil mengelap wajahnya dengan handuk kecil di tangannya.

"Gimana kabar papa ka? Eric belum ada waktu ke rumah. Eric sengaja mengambil cuti 1 hari untuk istirahat."

"Papa sehat. Pastinya papa kangen sama kamu."

"Eric akan usahakan untuk menjenguk papa."

"Gimana hubungan kamu sama Clara?"

"Sejauh ini hubungan kami baik-baik saja kak. Bahkan Eric sudah berencana untuk melamarnya bulan depan."

"Baguslah. Asal kamu bahagia, kakak juga ikut bahagia."

"Oh iya, gimana kabar Bella? Apa kamu pernah mendapat kabar tentangnya?"

Eric menggelengkan kepalanya pelan lalu mengambil kaleng coca cola di depannya. "Sampai sekarang Eric gak pernah tau lagi kabar tentang Bella. Dia benar-benar menghilang." Ucap Eric sambil meminum coca cola di tangannya.

"Kakak tidak menyalahkan kamu, tapi kamu pasti tahu kenapa Bella melakukan hal itu. Apa kamu masih menyimpan rasa itu pada Bella?"

Eric diam sejenak kemudian menghela nafasnya pelan "Eric tidak tau kak. Tapi jujur Eric sering merasakan rindu yang teramat sangat pada Bella." Ucap Eric.

Edo tersenyum tipis lalu menepuk pundak adiknya itu dengan pelan lalu menatap Eric sesaat. "Itu artinya kamu masih mencintai Bella. Cinta pertama kamu itu Bella, bukan Clara. Kakak harap Clara bukan menjadi tempat pelarian kamu."

Perkataan Edo membuat Eric terkesiap. Tetapi apa yang di katakan kakaknya ada benar juga. Di saat dia berada di dekat Clara maka, hanya Clara lah dunianya. Tapi ketika dia sudah berada di rumah, maka Bella yang akan mengisi pikirannya. Walaupun dia sering bertukar pesan ataupun berbicara di telepon dengan Clara, pikiran Eric sering berkata 'andaikan yang bicara saat ini adalah Bella'.

"Apakah benar bahwa dirinya hanya mencintai Bella? Benarkah Clara hanya dia jadikan pelarian?" Tanya Eric dalam hatinya.

Edo memperhatikan adiknya yang terlihat gelisah dan sedang berperang dengan pikirannya sendiri. Sebenarnya Edo sangat mengharapkan jika Bella yang menjadi kekasih Eric. Karena keluarga mereka sudah dekat dan mengenal Bella dengan sangat baik. Apalagi Edo ingat, jika mendiang mama nya sangat menyukai Bella. Bahkan di hari terakhirnya, mama nya sangat ingin bertemu dengan Bella. Tapi sayang hal itu tidak terwujud.

Berbeda dengan Clara, yang mereka kenal hanya begitu saja. Edo yakin, seandainya mama nya masih hidup, mama nya pasti kurang setuju dengan Clara. Tapi apa daya karena ketidaktegasan dan kurang beraninya Eric saat itu sebagai laki-laki untuk menyatakan perasaannya pada Bella. Sehingga Bella merasa di gantung dengan perasaannya.

"Kakak pergi dulu. Ada mobil terbaru lagi yang datang. Jadi kakak akan ke showroom dulu untuk mengecek semuanya." Edo berdiri lalu melangkah untuk pergi meninggalkan apartemen adiknya.

Setelah kakaknya pulang, Eric mengusap wajahnya pelan lalu membaringkan tubuhnya lagi di sofa. Dia masih merenungi perkataan Edo tadi. Hati Eric kini bimbang dan ragu pada dirinya sendiri.

***

Acara reuni sekolah yang di tunggu akhirnya akan di gelar nanti malam. Sebelumnya Eric sudah menghubungi Clara untuk mengajaknya serta. Tapi Clara beralasan tidak bisa ikut karena sedang tidak enak badan. Eric ingin membatalkan rencananya untuk hadir ke acara reuni dan menjenguk Clara. Tapi Clara mencegahnya dan meyakinkan Eric kalau dia baik-baik saja.

Akhirnya Eric menyetujuinya dan ke acara reuni sekolahnya seorang diri. Karena ketiga sahabatnya sudah lebih dulu berangkat. Saat dia tiba di sana, dia langsung mencari ketiga sahabatnya. Dan beruntungnya Eric melihat Ardi yang sedang asik dengan ponselnya.

Eric menghampirinya san menepuk pundak Ardi. Sehingga membuat Ardi terkejut.

E-e-ric! Lo ngapain di sini.?"

Eric menatap aneh pada sahabatnya ini lalu mendengus kesal.

"Lo kenapa? Koq kaya orang aneh gitu liat gue. jelaslah gue disini. gue juga mantan siswa disini." Eric menjadi heran karena Ardi seperti orang ketakutan setelah melihat dirinya.

"Gue ga papa. Gue tadi hanya kaget aja."

Eric menatap lekat sahabatnya karena bertingkah tidak seperti biasanya. Tapi kemudian Eric mengarahkan pandangannya ke sekeliling sampai-sampai dia juga memutar tubuhnya mencari sesuatu.

"Yang lain kemana?" Tanya Eric. Matanya masih mencari kesana kemari.

"Mereka tadi berpencar. Daniel di tarik paksa sama si cabe. David sama cewe nya. Sedangkan Rara menemui ibu Halimah."

Eric menggangguk paham setelah mendengar jawaban Ardi.

"Ayooooo." Eric menarik paksa tangan Ardi untuk mengikutinya. Ardi hanya pasrah saja saat Eric membawanya.

"Rupanya kalian di sini." Ujar Eric yang sekarang sudah bergabung bersama David dan Jane.

"E-eric." Ujar David terbata-bata yang terkejut dengan kehadiran Eric.

Lo kenapa sih? Tadi Ardi gitu juga pas liat gue. Emang gue hantu." Eric mendecak sebal.

Acara reuni berlangsung meriah dengan di akhiri pesta kembang api. Eric memilih untuk lebih dulu pulang karena ingin menjenguk kekasihnya. Dalam perjalanan ke apartemen Clara, tidak hentinya Eric memikirkan tingkah aneh sahabatnya Ardi dan David.

Terlebih Ardi yang terkejut saat mendengar Clara dalam keadaan tidak enak badan. Sikap Ardi terlihat begitu berlebihan. Eric tidak pernah melihat Ardi sebegitu khawatirnya pada seseorang. Karena dia tahu Ardi orang yang sangat cuek, kecuali kalau itu berhubungan dengan mereka sahabatnya. Maka Ardi akan sangat peduli.

"Ini sangat aneh."

1
Ta..h
kocak juga nih temen temennya dev 😅😅
Ta..h
nah pertanyaan bella itu gong nya erik.
Ta..h
so sweet 🥰🥰 banget banget sih.
Ta..h
ko gemess ya 😅😅
Ta..h
udah dandan abis abisan senyum senyum g jelas malah gagal ketemu ya ric 😅😅.
Ta..h
berarti eric sebetulnya udah jatuh cinta sama bella.
Asri Indah Nur 'Aini
berarti secara ga langsung semua masalah datengnya dari Ardi, mulai dari yang terjadi antara Daniel sama Rara maupun yang terjadi antara Clara dan Eric. tapi bagus deh Eric bisa bersatu sama Bella, daripada sama Clara munafik
Magda lena
Luar biasa
Gaulisia
baca yang kedua kalinya💃💃
Deistya Nur
keren, semangat terus thor 👍💪
Farida Deka
Luar biasa
Tiwik Firdaus
masih gagal aja erik kamu belum berhasil membobol gawang dan mencetaknya
Alejandra
Kalau dicerita Daniel seolah" Erick sangat mencintai Clara dan melupakan Bella begitu saja ...
Ester Abidano
great novel
Ester Abidano
great story
Arni Khayanti
Cakeepp mmng itu yg harus dilakukan blokir Daniel, David apalg Clara n Ardi itu juga akan saya lakukan.
Arni Khayanti
Daniel, David n ardi sahabat yg harus ditinggalkan itu kalau saya
Arni Khayanti
jgn percaya sahabat baik laki or perempuan 😂
Arni Khayanti
ditikung sahabat
Mita Karolina
Cerita jane dan David di sebelah mana thor?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!