Awalnya aku merasa melayang dan jatuh cinta, tapi setelah tahu alasannya memilihku hanya karena aku mirip cinta pertamanya, membuat hatiku terluka.
Bisakah aku, kabur dari obsesi cinta suamiku🎶
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23. Kata-kata Kasar Bastian
Suasana semakin menegang, Bastian menarik bajunya, saat bersamaan baju tidur hitam Celine jatuh ke lantai. Dilemparkan baju yang dipakai Bastian menutupi kepala Celine.
"Kau mau mati? Pakai!"
"Aku juga kan istrimu Bas."
"Aku akan memaafkan mu kali ini saja. Pakai bajumu!"
"Kenapa? Kenapa dengan Viola kau bisa melakukannya?"
"Pakai!"
Suara Bastian yang menahan amarah bergetar, membuat Celine gemetar takut. Dia meraih baju Bastian diatas kepalanya, dan memakainya. Wangi tubuh Bastian menyelimuti tubuhnya.
"Hah... berani sekali kau Celine, kalau aku membuang mu sekarang.."
Lutut Celine langsung jatuh ke lantai.
"Maaf, maafkan aku. Aku salah, aku tidak akan melakukannya lagi. Maafkan aku Bas, aku benar-benar khilaf tadi, karena kau memelukku duluan, jadi aku pikir... jangan ceraikan aku. Jangan kembalikan aku pada ayahku. Aku mohon! Aku tidak akan mengulanginya lagi. Aku.. aku akan tidur di sofa."
Celine mulai menangis.
Sedikit pun Bastian tidak bergeming saat melihat tubuhnya, itu sudah menjadi kekalahan telak baginya. Kalau mereka bercerai, yang paling dirugikan adalah dirinya. Kembali ke rumah, dan dijual ayahnya lagi, mungkin dia benar-benar akan menikah dengan duda tua kaya raya.
"Kau tahu kenapa aku bersikap kejam dan dingin padamu?"
"Ka.. karena aku tidak boleh menyukai mu."
Deg.. deg..
"Kita akan bercerai setelah aku mendapatkan posisiku. Kau tahu kenapa ibuku bertahan di samping ayah ku sampai sekarang? walaupun ayahku punya istri simpanan bahkan melahirkan pesaing ku."
Celine semakin tertunduk, buliran airmata jatuh ke lantai.
"Walaupun ayahku gila, tapi dia mencintai ibuku. Hingga ibuku merasa layak berkorban. Tapi.. kau tidak perlu melakukan itu, karena aku tidak mencintaimu. Kau hanya akan menderita, jadi dapatkan kebebasan mu setelah kita bercerai, pergilah seperti burung bebas. Kau masih ingin berkebun di pedesaan? Berjalan di rumput yang basah sambil mengejar kelinci? Kejarlah impian konyol mu itu dari pada menderita di sampingku."
Celine semakin keras menangis, kalau kau mengatakan itu bagaimana aku bisa membencimu Bas. Kau kejam dan dingin, tapi kau mengingat kata-kata ku saat malam pertama setelah kita menikah. Walaupun saat itu kau memejamkan matamu. Dan tidak bicara sepatah katapun.
Hiks.. hiks.. kenapa kau jahat sekali. Dulu walaupun kau tidak ramah, namun kau tidak sejahat ini. Benar, sejak kau bertemu Viola, sejak kau menemukan wanita pengganti itu dan menikah dengannya. Kau bersikap semakin dingin dan kejam.
Semua ini memang salah Viola!
"Viola..." ujar Celine sambil mendongak.
"Tutup mulutmu!"
Celine mencengkeram genggaman tangannya.
"Apa kau benar-benar mencintai Viola? Bukan hanya karena dia mirip cinta pertama mu."
"Tutup mulut mu Celine!"
Bastian berbalik, menendang pintu ruang ganti, sampai rasanya pintu itu bergoyang. Dan tak lama, suara guyuran air deras terdengar. Laki-laki itu mandi, karena merasa marah dan muak.
Padahal kau yang memelukku duluan, hiks... Viola, semua ini karena mu. Kalau kau tidak ada, Bastian juga tidak akan sejahat ini. Hiks.. hiks..
Saat suara pintu kembali terdengar, Celine bangun dari duduk di sofa, selimut sudah menutupi pinggangnya.
Rambut Bastian masih terlihat basah, dia bahkan keluar dengan piayama handuk. Tanpa menoleh sedikitpun ke arah Celine, Bastian berjalan menuju pintu keluar.
"Bas, maafkan aku. Aku akan tidur di sofa!"
"Tutup mulutmu! Satu kamar denganmu membuat ku muak!"
Tangan Celine jatuh terkulai, setelahnya dia jatuh terduduk.
Bastian sudah menghilang di balik pintu, dan tidak lama bibi pelayan masuk ke dalam kamar, raut wajah wanita itu gelisah dan terlihat khawatir.
"Kenapa sampai tuan muda semarah itu Nona Celine, bukannya semua baik-baik saja tadi?"
Kami tidak pernah baik-baik saja, gumam Celine sambil menyentuh tangan bibi.
"Keluarlah Bi, aku mau tidur. Ini bukan pertama kalinya kau melihat Bastian marah kan? Sebaiknya jangan laporkan ini pada ayah, toh kami sudah melakukan kewajiban kami. Dia marah, karena aku menyinggung cinta pertamanya."
Bibi menghela nafas sambil terkejut.
"Ya ampun Nona Celine, bukannya bibi sudah bilang, jangan mengungkit-ungkit tentang wanita itu. Bibi cerita sama Nona biar Nona bisa menjaga sikap, dan mengambil hati tuan muda."
Rasanya kesal dimarahi bibi pelayan, tapi di rumah ini, hanya bibi pelayan tempat Celine bergantung. Walaupun dia mata-mata ayah mertua sekalipun, dia memperlakukan Celine dengan cukup baik.
"Anda tahu kan, tuan muda menggila saat wanita itu meninggal karena kecelakaan. Bibi kan sudah cerita sama Nona, tuan besar juga tidak bisa melakukan apa-apa. 2 tahun tuan muda larut dalam kesedihan itu. Jadi jangan mengungkit-ungkit itu di depan tuan muda."
Benar, Bastian yang hampir membunuh orang, Bastian yang tidak mau bekerja dan mengurung diri di dalam kamar. Kekacauan demi kekacauan terjadi. Sampai akhirnya ayah mertua membawa masuk saudara tiri Bastian ke dalam jajaran direksi Hexana Group.
Demi membuat Bastian hidup kembali.
Celine mendapatkan semua cerita itu dari bibi.
"Walaupun Nona cemburu dengan Nona Viola, istri kedua tuan muda, tapi mohon bersabarlah Nona. Tuan Muda kembali seperti dirinya yang dulu karena wanita itu. Sekarang tuan muda sudah tidak terlalu meledak-ledak juga karena wanita itu. Tuan besar tidak berbuat apa-apa juga pasti karena itu."
Karena Bastian kembali normal semenjak Viola ada di sampingnya. Hiks, hiks, Celine yang tidak mau mengakui itu, sedikitpun. Karena hanya dia yang terluka dengan kemunculan Viola.
"Bersabarlah Nona, kalau Nona sudah hamil, semua pasti akan baik-baik saja."
Tapi.. aku tidak akan pernah bisa hamil. Celine bangun dari sofa, bibi mengikuti, saat Celine sudah menjatuhkan tubuh di atas tempat tidur, bibi menarik selimut.
"Tidurlah Nona, besok Anda akan sarapan dengan tuan muda kan? dan jangan kaget kalau besok pagi nyonya akan datang."
"Apa!"
Bibi menepuk selimut yang dipakai Celine.
"Kalau Anda mau menyambut nyonya dan membantu beliau membuat sarapan untuk tuan muda, Anda harus tidur sekarang."
"Terimakasih Bi. Selamat malam."
Bibi tersenyum, menarik selimut sampai menutupi dada.
"Selamat malam juga Nona, semoga Anda mimpi indah."
Celine memiringkan tubuh, memeluk bantal yang tadi memisahkan dia dan Bastian, masih tertinggal wangi tubuh Bastian di sana.
"Hiks.. hiks... terbang bebas seperti burung, punya kebun di pedesaan, berlarian dengan kelinci di rumput basah.. hiks.. hiks... bagaimana kau masih mengingat itu Bas?"
Celine mengusap airmatanya.
"Aku bahkan mulai melupakan mimpi itu, karena aku jatuh cinta padamu. Hiks... hiks..."
Entah kenapa, malam itu Celine bermimpi, dia terbangun di sebuah daerah yang udaranya terasa sejuk. Di depannya sejauh mata memandang hanya ada pepohonan yang sama. Apa? Kenapa nanas? Aku kan ingin punya kebun bunga dan juga kebun jeruk. Pasti cantik berfoto di depan pohon yang buahnya berkilauan tertimpa cahaya matahari.
Mimpi Celine sangat indah, sampai membuatnya tersenyum dalam tidur. Apalagi saat ada kelinci yang menabrak kakinya, wanita itu kembali tersenyum dalam tidurnya.
Semakin malam, kediaman CEO Hexana Group semakin sepi.
Bastian tidur disebelah kamar Hugo, yang saat ini pun sudah bermimpi entah kemana. Karena hari esok pasti akan melelahkan.
Pertemuan Presdir dengan putranya, tidak pernah berjalan dengan baik sejauh ini.
Bersambung
kalo ortu bastian tau kah?
yg penting kau bisa bebas nanti stlh bercerai...