NovelToon NovelToon
GLOW UP : SAYONARA GADIS CUPU! (MISI MEMBUATMU MENYESAL)

GLOW UP : SAYONARA GADIS CUPU! (MISI MEMBUATMU MENYESAL)

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Aplikasi Ajaib
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kde_Noirsz

Hancurnya Dunia Aluna Aluna Seraphine, atau yang akrab dipanggil Luna, hanyalah seorang siswi SMA yang ingin hidup tenang. Namun, fisiknya yang dianggap "di bawah standar", rambut kusut, kacamata tebal, dan tubuh berisi, menjadikannya target empuk perundungan. Puncaknya adalah saat Luna memberanikan diri menyatakan cinta pada Reihan Dirgantara, sang kapten basket idola sekolah. Di depan ratusan siswa, Reihan membuang kado Luna ke tempat sampah dan tertawa sinis. "Sadar diri, Luna. Pacaran sama kamu itu aib buat reputasiku," ucapnya telak. Hari itu, Luna dipermalukan dengan siraman tepung dan air, sementara videonya viral dengan judul "Si Cupu yang Gak Tahu Diri." Luna hancur, dan ia bersumpah tidak akan pernah kembali menjadi orang yang sama.

Akankah Luna bisa membalaskan semua dendam itu? Nantikan keseruan Luna...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kde_Noirsz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 24 : UJUNG BELATI

Malam di Jakarta tak pernah benar-benar sunyi, namun di area perkantoran Seraphine yang baru saja diambil alih oleh Aluna, kesunyian itu terasa tebal dan menekan. Seraphine berdiri di ruang kerja barunya di lantai 42. Ia menatap pantulan dirinya di kaca jendela besar, seorang gadis yang mengenakan setelan bisnis mahal, namun di matanya masih tersimpan bayang-bayang Luna yang ketakutan.

"Nona, ini sudah pukul dua belas malam. Anda harus beristirahat," suara Xavier terdengar dari arah pintu. Ia tidak lagi mengenakan tuxedo, melainkan jaket tactical hitam dengan sarung senjata yang tersembunyi.

Seraphine tidak berbalik. "Aku tidak bisa tidur, Xavier. Setiap kali aku memejamkan mata, aku melihat wajah Paman Hendra dan Valerie. Mereka tidak akan menerima kekalahan ini begitu saja. Keheningan mereka saat ini justru membuatku waspada."

Xavier melangkah mendekat, berdiri di samping Seraphine. "Intelijen saya melaporkan bahwa Valerie telah mengosongkan salah satu rekening rahasianya sore tadi. Uang itu mengalir ke pihak ketiga di area Jakarta Utara. Sepertinya dia sedang menyewa 'jasa' di luar lingkaran profesional."

Seraphine tersenyum tipis, sebuah senyum yang getir. "Dia akan menggunakan cara yang sama dengan yang dilakukan Reihan padaku dulu. Kekerasan kasar. Dia pikir itu adalah titik lemahku."

Di sebuah gudang kontainer di Jakarta Utara, Valerie berdiri di tengah kegelapan, dikelilingi oleh aroma karat dan garam laut. Di depannya, Reihan yang baru saja melarikan diri dari panti rehabilitasi dengan bantuan Valerie, tampak seperti mayat hidup. Matanya merah dan cekung, namun tangannya memegang sebilah belati panjang dengan erat.

"Kamu tahu apa yang harus dilakukan, Reihan," suara Valerie terdengar dingin dan tanpa ampun. "Malam ini, Aluna akan meninggalkan kantornya. Xavier tidak akan bisa melindunginya dari serangan serentak di jalanan yang macet. Aku ingin dia menghilang. Bukan sekadar diculik, tapi benar-benar hilang dari muka bumi."

Reihan mendesis, suaranya seperti ular. "Gue bakal bikin dia nyesel karena udah pernah lahir ke dunia ini. Gue bakal bawa dia balik ke tempat di mana semuanya dimulai... pelabuhan."

Valerie tersenyum puas. Ia memberikan sebuah amplop tebal berisi uang tunai kepada seorang pria besar dengan tato di lehernya, pemimpin preman pelabuhan yang dulu pernah bekerja untuk ayah Reihan. "Pastikan tidak ada jejak. Dan satu lagi... jika Xavier menghalangi, jangan ragu untuk menghabisinya."

Perjalanan pulang Seraphine malam itu terasa mencekam. Iring-iringan mobil melaju membelah jalanan protokol yang mulai sepi. Seraphine duduk di kursi belakang limusinnya, sementara Xavier duduk di depan, di samping sopir, dengan mata yang terus memantau monitor radar kecil di dasbor.

"Ada dua motor yang mengikuti kita sejak tiga blok lalu," bisik Xavier melalui saluran komunikasi internal. "Dan satu truk box di depan mulai melambat secara tidak wajar."

"Mereka mulai bergerak," gumam Seraphine. Ia tidak gemetar. Ia justru meraih sebuah perangkat kecil dari laci mobil, sebuah alat pertahanan diri yang telah diajarkan Xavier padanya selama di Zurich.

Tiba-tiba, BRAKK!

Truk box di depan membanting setir secara mendadak, menutup seluruh jalan. Di saat yang sama, dua motor sport yang mengikuti dari belakang menabrak mobil pengawal di belakang limusin Luna.

"Nona, merunduk!" teriak Xavier.

Suara tembakan pecah. Bukan senjata api militer, melainkan peluru karet dan gas air mata yang dirancang untuk melumpuhkan tanpa langsung membunuh di tempat umum. Namun, dari arah truk box, muncul sekelompok pria bersenjata tajam yang dipimpin oleh Reihan.

Xavier keluar dari mobil sebelum pintu benar-benar terbuka. Gerakannya sangat eksplosif. Ia langsung menjatuhkan dua penyerang pertama dengan tendangan sapuan yang mematahkan tulang kering mereka. Ia bergerak seperti bayangan di antara kepulan asap gas air mata.

Reihan berteriak histeris, "MANA DIA?! MANA LUNA?!"

Reihan menerjang ke arah limusin, mengayunkan belatinya ke arah kaca jendela. Namun, Xavier sudah lebih dulu mencengkeram bahu Reihan dan membantingnya ke aspal panas.

"Kamu tidak belajar dari kesalahanmu, Reihan," desis Xavier. Ia memukul rahang Reihan hingga pemuda itu tersungkur, namun tiba-tiba, seorang pria besar dari kelompok preman menghantam punggung Xavier dengan balok besi.

Xavier terhuyung. Darah mulai mengalir dari pelipisnya.

Seraphine melihat kejadian itu dari dalam mobil. Jantungnya berdegup kencang, tapi otaknya bekerja dengan sangat dingin. Ia teringat kata-kata Madam, "Jangan pernah menjadi beban bagi pelindungmu."

Luna membuka pintu mobil dari sisi yang berlawanan. Ia tidak lari. Ia justru keluar dan berdiri tegak di tengah kekacauan tersebut.

"REIHAN! HENTIKAN!" suara Seraphine menggelegar di tengah bisingnya sirene dan teriakan.

Reihan bangkit dengan wajah yang berlumuran darah, matanya melotot gila saat melihat Luna. "LUNA! LO AKHIRNYA KELUAR!"

Reihan berlari ke arah Luna dengan belati terhunus. Xavier mencoba bangkit untuk mengejar, namun ia dihadang oleh tiga preman sekaligus.

"NONA, LARI!" teriak Xavier panik.

Luna tidak lari. Saat Reihan sudah berjarak satu meter darinya, Luna melakukan gerakan yang telah ia latih ribuan kali bersama Xavier di Zurich. Ia menghindar ke samping dengan gerakan yang sangat halus, menangkap pergelangan tangan Reihan yang memegang belati, dan menggunakan berat tubuh Reihan sendiri untuk memutar lengan pemuda itu.

KRETEK!

Belati itu jatuh. Reihan berteriak kesakitan saat tangannya dipuntir dengan teknik penguncian militer. Luna tidak berhenti di situ. Ia memberikan tendangan lutut tepat ke ulu hati Reihan, membuat pemuda itu jatuh berlutut di depannya persis seperti posisi saat di panggung sekolah, namun kali ini lebih menyedihkan.

Luna mengambil belati Reihan yang terjatuh. Ia menempelkan ujung mata pisau yang dingin itu ke leher Reihan.

"Kamu pikir aku masih Luna yang dulu kamu ikat di kursi?" bisik Seraphine. Matanya berkilat dengan kebencian yang murni. "Aku sudah belajar cara membunuh dalam sepuluh bahasa, Reihan. Apakah kamu ingin aku memulainya denganmu?"

Preman-preman yang lain berhenti saat melihat pemimpin mereka berlutut di bawah ancaman mangsanya sendiri. Xavier, dengan napas tersengal dan baju yang robek, berdiri di samping Luna, siap menghabisi siapa pun yang berani mendekat.

Malam Harinya

Di sebuah rumah aman (safe house) milik Seraphine, Xavier sedang mengobati lukanya sendiri. Seraphine mendekat, mengambil kapas dan alkohol dari tangan Xavier.

"Biarkan aku yang melakukannya," ucap Seraphine lembut.

"Ini hanya luka kecil, Nona. Saya gagal melindungi Anda sepenuhnya hari ini," kata Xavier dengan nada penuh penyesalan.

"Kamu tidak gagal, Xavier. Kamu memberiku kesempatan untuk menunjukkan pada diriku sendiri bahwa aku sudah kuat," Luna membersihkan luka di pelipis Xavier dengan sangat hati-hati. "Tapi... aku menyadari sesuatu. Valerie tidak akan berhenti sampai salah satu dari kami mati."

Seraphine berdiri, menatap jendela. "Aku ingin mereka melihatku memakai toga kelulusan sebagai pemilik sekolah, sementara mereka menonton dari balik jeruji besi."

Di sisi lain kota, Valerie yang menerima kabar kegagalan Reihan langsung membanting meja riasnya. Ia melihat video yang dikirimkan oleh penyusupnya, video di mana Luna dengan mudah melumpuhkan Reihan.

"Gadis itu... dia benar-benar dilatih untuk menjadi mesin pembunuh," gumam Valerie dengan ketakutan yang mulai merayap di hatinya. "Tapi dia lupa... aku masih punya satu kartu as yang belum aku mainkan."

Valerie mengambil sebuah berkas lama tentang ibu Luna. Berkas yang berisi rahasia mengapa ibu Luna sebenarnya diusir sepuluh tahun lalu, sebuah rahasia yang bahkan Madam Celine pun tidak tahu.

"Kita liat, Aluna... apakah kamu masih bisa berdiri tegak setelah tahu kebenaran tentang ibumu?"

Darah Xavier menetes di lantai marmer, sebuah pengingat bahwa kekuasaan Seraphine dibayar dengan harga yang sangat mahal. Namun, saat rahasia kelam tentang ibunya mulai terkuak, mampukah Luna mempertahankan mahkotanya? Ataukah kehancuran yang sesungguhnya justru datang dari darahnya sendiri?

Ikuti terus perjalanan Seraphine menuntut keadilan! Akankah kebenaran tentang ibunya menghancurkan atau justru menguatkan tekadnya?

Gimana Sobat Pembaca?

Puas melihat Reihan akhirnya bertekuk lutut di bawah kaki Seraphine?

🔥 KASIH LIKE kalau kalian setuju Reihan layak mendapatkan lebih dari sekadar luka fisik!

💬 KOMEN DI BAWAH : Apa menurut kalian rahasia besar yang disembunyikan Valerie tentang ibu Luna? Apakah Madam Celine juga terlibat dalam pengusiran itu?

📢 SHARE CERITA INI ke teman-teman kalian yang hobi baca cerita Revenge! Biar mereka tahu kalau si "Cupu" sudah berubah jadi "Ratu" yang tak terkalahkan!

Jangan sampai ketinggalan Bab 25!

Rahasia besar akan segera meledak!

1
Ayu Nur Indah Kusumastuti
😍😍 xavier
Ayu Nur Indah Kusumastuti
semangat author
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!