NovelToon NovelToon
Warisan Mutiara Hitam 3

Warisan Mutiara Hitam 3

Status: sedang berlangsung
Genre:Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan / Fantasi Timur / Balas Dendam
Popularitas:60.5k
Nilai: 5
Nama Author: Kokop Gann

(Warisan Mutiara Hitam Season 3)

Gerbang dimensi di atas Pulau Tulang Naga telah terbuka, menyingkap "Dunia Terbalik" peninggalan ahli Ranah Transformasi Dewa. Langit menjadi lautan, dan istana emas menjuntai dari angkasa.

Chen Kai, kini menyamar sebagai "Tuan Muda Ye" yang arogan. Berbekal Fragmen Mutiara Hitam, ia memiliki keunggulan mutlak di medan yang melanggar hukum fisika ini. Namun, ia tidak sendirian.

Aliansi Dagang Laut Selatan, Sekte Hiu Besi, dan seorang monster tua Ranah Jiwa Baru Lahir memburu Inti Makam demi keabadian. Di tengah serangan Penjaga Makam dan intrik mematikan, Chen Kai harus memainkan catur berdarah: mempertahankan identitas palsunya, menaklukkan "Istana Terbalik", dan mengungkap asal-usul Mutiara Hitam sebelum para dewa yang tidur terbangun.

Ini bukan lagi perburuan harta. Ini adalah perang penaklukan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kokop Gann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Di Bawah Bayangan Pagoda

Kota Awan Putih sangat berbeda dari kota-kota di Kepulauan Hantu yang suram dan berbahaya. Di sini, jalanannya bersih, udaranya wangi herbal, dan orang-orang berjalan dengan dagu terangkat tinggi. Namun, di balik keindahan itu, Chen Kai merasakan aroma busuk yang familiar: Arogansi.

Di kota ini, jubah alkemis adalah simbol status tertinggi. Warga biasa dan kultivator tempur rendahan menyingkir ke tepi jalan setiap kali seorang murid Sekte Alkemis Dewa lewat, membungkuk hormat seolah melihat bangsawan.

"Mereka memperlakukan peracik obat seperti dewa," bisik Gui, matanya menyapu sekeliling dengan waspada. "Di tempat asalku, tabib adalah orang pertama yang diculik atau dibunuh."

"Karena di sini, mereka memegang monopoli nyawa," jawab Chen Kai pelan. "Sekte Alkemis Dewa menguasai pasokan pil di separuh Benua Tengah. Jika kau menyinggung mereka, tidak ada toko obat yang mau melayanimu. Kau bisa mati karena flu ringan jika mereka mau."

Mereka berjalan menuju Aula Pendaftaran, sebuah bangunan megah di kaki Pagoda Alkemis. Antrean panjang sudah mengular hingga ke jalan raya. Ratusan alkemis dari berbagai wilayah berdiri gelisah, memegang kuali dan kotak herbal mereka, berharap bisa lolos seleksi awal.

"Antreannya panjang sekali," komentar Zhuge Ming. "Tuan, haruskah kita menggunakan jalur VIP lagi?"

Chen Kai menggeleng. "Jangan terlalu mencolok dulu. Kita sudah pamer di pelabuhan. Di sini, kita perlu melihat standar kompetisi."

Mereka berdiri di antrean. Di depan mereka, seorang gadis muda dengan pakaian sederhana sedang memeluk kuali tembaga tua dengan erat. Wajahnya penuh debu, tanda perjalanan jauh.

Tiba-tiba, keributan terjadi di depan pintu gerbang aula.

"Minggir! Sampah desa tidak pantas menghalangi jalan Tuan Muda Liu!"

Dua pengawal kekar mendorong kasar para pendaftar yang sedang mengantre. Seorang pemuda tampan dengan jubah alkemis sutra emas—tanda murid elit internal Sekte Alkemis Dewa—berjalan santai di tengah jalan yang baru dibuka paksa itu.

Namanya Liu Yan. Di dadanya tersemat lencana Alkemis Tingkat 3 yang berkilauan. Usianya baru dua puluh lima tahun, pencapaian yang sangat jenius.

Gadis di depan Chen Kai tidak sempat menyingkir karena terdorong orang lain. Kuali tembaganya menyenggol lengan jubah Liu Yan.

"Ah!" Liu Yan berhenti. Ia menatap lengan jubahnya yang sedikit terkena debu kuali. Wajahnya berubah jijik.

"Kau..." Liu Yan menatap gadis itu. "Kau mengotori Sutra Awan-ku dengan rongsokanmu itu?"

"Ma-maafkan saya, Tuan Muda!" gadis itu gemetar ketakutan, langsung berlutut. "Saya tidak sengaja... saya didorong..."

"Tidak sengaja?" Liu Yan tersenyum dingin. Ia mengangkat kakinya dan menendang kuali tembaga gadis itu.

TRANG!

Kuali tua itu terpental dan retak. Herbal di dalamnya—yang mungkin dikumpulkan dengan susah payah—berhamburan ke tanah dan diinjak oleh Liu Yan.

"Itu hukumanmu. Sekarang enyahlah. Orang miskin sepertimu hanya akan mencemari udara suci alkimia."

Gadis itu menangis, memunguti pecahan kualinya. Tidak ada yang berani menolong. Melawan Liu Yan sama dengan melawan Sekte Alkemis Dewa.

Liu Yan hendak melangkah masuk, merasa puas.

"Berhenti."

Suara itu tenang, tapi memotong kebisingan seperti pisau.

Liu Yan berbalik. Ia melihat seorang pemuda berjubah biru tua (Chen Kai) berdiri menatapnya. Di belakang pemuda itu, berdiri seorang pengawal dengan aura membunuh yang ditahan (Gui).

"Siapa kau?" tanya Liu Yan angkuh.

Chen Kai tidak menjawab. Ia berjalan mendekati gadis itu, membantunya berdiri, lalu menatap Liu Yan.

"Seorang Alkemis dinilai dari kemurnian pilnya, bukan dari kebersihan jubahnya," kata Chen Kai datar. "Kau merusak alat seorang rekan sesama profesi hanya karena debu? Menyedihkan."

Kerumunan tersentak. Orang asing ini berani menceramahi Liu Yan?

Wajah Liu Yan memerah. "Kau berani menceramahiku? Aku Liu Yan, murid langsung Tetua Ketiga! Aku Alkemis Tingkat 3 termuda di kota ini! Kau pikir kau siapa?!"

"Aku?" Chen Kai tersenyum tipis. "Aku hanyalah orang yang lewat yang muak melihat lalat berdengung."

"Cari mati!" Liu Yan memberi isyarat pada pengawalnya. "Hajar dia! Patahkan kakinya!"

Dua pengawal Inti Emas Tahap Menengah menerjang maju.

Gui bergerak.

Tidak ada yang melihatnya mencabut senjata. Hanya ada kilatan bayangan.

BUKK! BUKK!

Kedua pengawal itu terlempar mundur, menabrak pilar batu hingga pingsan. Gui sudah kembali berdiri di belakang Chen Kai, seolah tidak pernah bergerak.

Liu Yan mundur selangkah, ketakutan. "Kau... kau berani menyerang di wilayah Sekte Alkemis Dewa?! Penjaga! Tangkap pemberontak ini!"

Pasukan penjaga kota yang berjaga di gerbang segera berlari mendekat, senjata terhunus.

Situasi memanas.

"Ada keributan apa ini?"

Sebuah suara wibawa terdengar dari dalam aula. Seorang pria tua dengan jubah putih dan jenggot panjang berjalan keluar. Di dadanya, lencana Alkemis Tingkat 4 bersinar.

Itu Tetua Mu, pengawas pendaftaran.

"Tetua Mu!" Liu Yan segera mengadu. "Orang asing ini membuat onar! Dia menyuruh pengawalnya memukul orang-orangku!"

Tetua Mu menatap pengawal yang pingsan, lalu menatap Chen Kai. Matanya menyipit. Ia bisa merasakan bahwa pemuda ini dan pengawalnya bukanlah orang sembarangan.

"Anak muda," kata Tetua Mu. "Kekerasan dilarang di area pendaftaran. Apa pembelaanmu?"

"Saya tidak membela diri," kata Chen Kai santai. "Saya hanya membersihkan jalan dari sampah yang menghalangi pendaftaran."

"Sampah?!" Liu Yan berteriak histeris.

Chen Kai mengeluarkan sebuah botol giok dari lengan bajunya. Ia melemparkannya ke arah Tetua Mu.

"Periksa itu. Jika menurut Anda saya tidak layak mendaftar, saya akan pergi dan menghancurkan kaki saya sendiri."

Tetua Mu menangkap botol itu. Ia membukanya ragu-ragu.

Aroma obat yang sangat kuat, disertai dengan fenomena Awan Qi kecil yang muncul dari mulut botol, membuat mata Tetua Mu terbelalak.

"Ini... Pil Tingkat 4? Dengan... pola awan?!"

Pola Awan adalah tanda kemurnian 100%. Sesuatu yang hanya bisa dicapai oleh legenda. Bahkan Ketua Sekte Alkemis Dewa jarang bisa membuatnya.

Tetua Mu gemetar. Ia menatap Chen Kai dengan pandangan yang berubah total. Dari curiga menjadi hormat dan takjub.

"Anda... Anda seorang Grandmaster?"

"Namaku Ye Chen," kata Chen Kai. "Saya datang untuk mendaftar. Apakah masih ada masalah?"

Tetua Mu segera menyingkirkan Liu Yan yang masih bingung. "Tidak! Tidak ada masalah sama sekali! Grandmaster Ye, tolong, lupakan antrean ini. Silakan masuk ke Ruang VIP. Kami akan segera memproses lencana kehormatan Anda."

Liu Yan ternganga. "Tetua Mu! Tapi dia—"

"Diam, Liu Yan!" bentak Tetua Mu. "Minta maaf pada Grandmaster Ye, atau aku akan melaporkan prilakumu pada gurumu!"

Liu Yan menggertakkan gigi, wajahnya pucat karena malu dan marah. Ia menunduk kaku pada Chen Kai. "Maafkan saya."

Chen Kai bahkan tidak meliriknya. Ia berjalan melewati Liu Yan, masuk ke dalam aula diikuti oleh Gui dan Zhuge Ming.

Namun, sebelum menghilang di balik pintu, Chen Kai menjentikkan jarinya ke arah kuali gadis yang retak tadi.

"Gravitasi: Penyatuan."

Kuali tembaga itu bergetar, lalu pecahan-pecahannya menyatu kembali dengan sempurna.

"Ambil kualimu, Nona," suara Chen Kai terdengar. "Dan buktikan bahwa kau lebih baik dari si jubah emas itu."

Gadis itu menangis haru, memeluk kualinya. "Te-terima kasih, Tuan!"

Di kejauhan, dari jendela menara tertinggi Pagoda, sepasang mata indah dan dingin mengawasi kejadian itu.

"Alkemis yang bisa memanipulasi materi tanpa api?" gumam wanita itu. "Dan pil pola awan... Ye Chen? Menarik. Sepertinya Turnamen tahun ini tidak akan membosankan."

Dia adalah Putri Lan, jenius nomor satu Sekte Alkemis Dewa, dan target saingan Chen Kai selanjutnya.

1
Nanik S
Lanjutkan Tor
Nanik S
Gigi Hitam telah dicabit🤣🤣🤣
Nanik S
Ternyata Loisha bisa swlamat
Nanik S
Joooooost
Nanik S
Putri Lan... jangan biarkan Tetua Besi hidup
Evi Sirajuddin
Mana adikmu KAI 🤭
Chen Ling
Nanik S
Kalau penjaga Gerbang srigala Mutan lalu Tuan Rumahnya sekuat apa
Nanik S
Lanjutkan
Nanik S
Lembah kematian
Hendra Yana
makin seruu
BankToso
sehat selalu thor, semangat update ya thor 👍🙏
Nanik S
Kemana Gadis kecil itu
Nanik S
Blaaaaar.... ambil apimu... Hangus dan Gosong 🤣🤣🤣🤣
Nanik S
Nah begitu Kai... gadis kecil perlu ditolong agar tidak patah semangat
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Kai🌺⚔️🌼
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Sriiiinkz 🌼⚔️🌺
Nanik S
Prang.... buang saja resep Sampah
Inulsyila
gaspollll
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yuhuuuuu 🌼⚔️🌺
Nanik S
Harusnya gadis itu diajak sekalian Kai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!