JANGAN DI BOM LIKE PLISSS 😘🥰
Dhev si duda dingin dan tidak berperasaan akhirnya bisa jatuh cinta lagi dan kali ini Dhev mencintai gadis yang usianya jauh lebih muda.
Dhev, Nala dan Kenzo. Di dalam kisah mereka terdapat kesedihan masa lalu dan harapan untuk hidup bahagia.
Mampir? Jangan lupa tinggalkan jejak like, komen dan gift/votenya, ya. Terimakasih 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mala Cyphierily BHae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Yang Masih Terjaga
Keesokannya.
"Hari sabtu kok kerja?" tanya Jimin yang sedang duduk di kursi meja makan dengan memperhatikan Nala menyajikan sarapan.
"Kan kerja di toko, Om."
Nala yang sedang berdiri itu menarik kursi lalu duduk dan membuka piringnya. Mengambil nasi goreng yang baru saja dimasaknya.
Nala mengambilkan satu piring untuk Jimin terlebih dulu.
Setelahnya baru mengambil untuk dirinya.
Teringat dengan Dhev, Nala kembali bangun dan meninggalkan Jimin yang sudah mulai sarapan.
Nala membangunkan Dhev dan Dhev yang sedang digoyangkan lengannya oleh Nala itu tersenyum manis dengan mata masih terpejam membuat Nala tersadar akan ketampanan seorang Dhev.
"Om ganteng, tapi sayang, nyebelin!" gumam Nala tanpa sadar dan itu terdengar oleh Dhev.
Dhev membuka mata dan secepat kilat membawa Nala dan sekarang posisi Nala berada di bawah Dhev, Nala sangat terkejut dengan Dhev yang tiba-tiba membuka mata dan memutar posisinya.
"Aku memang tampan," bisik Dhev di telinga Nala. Setelah itu Dhev bangun meninggalkan Nala yang masih terdiam.
Dengan coolnya, Dhev terus berjalan tanpa melihat kebelakang, Dhev menghampiri Jimin yang sedang menyeruput kopi hitamnya.
Diam karena sedang merasakan degupan jantung yang berdetak sangat cepat.
"Astaga, apa ini? Kenapa aku deg-degan?" batin Nala seraya menarik nafas dalam.
Nala menarik nafas dalam lalu menghembuskannya perlahan, setelah dirasa tenang, Nala kembali ke meja makan dan terlihat hanya Dhev yang duduk di sana.
Dengan malu-malu Nala kembali duduk dan mencoba seperti biasa, tidak ingin memperlihatkan kegugupannya di depan Dhev.
"Om Jim kemana?" tanya Nala tanpa melihat Dhev yang sedang menikmati nasi gorengnya.
"Pantes Kenzo merengek minta nasi goreng buatan Nala, ternyata enak," batin Dhev, pria itu sampai tidak mendengar pertanyaan Nala.
Nala pun mengulangi pertanyaannya, "Om, kemana Om Jim?"
"Hah? Kamu nanya aku?" tanya Dhev seraya menatap Nala yang juga sedang menatapnya.
"Nanya sama hantu," kata Nala yang kemudian melanjutkan memakan nasi gorengnya.
"Kok aku merasa canggung, ya. Biasanya juga biasa aja," batin Nala yang merasa tidak nyaman karena hanya berdua saja dengan Dhev.
Padahal Dhev hanya fokus dengan sarapannya. Namanya juga pria, waktu makannya secepat kilat, sekarang Dhev sudah selesai dengan sarapannya.
Dhev mengacak pucuk rambut Nala, "Terimakasih sarapannya," ucap Dhev seraya bangun dari duduknya.
"Astaga, berani sekali dia menyentuh ku!" batin Nala, ia terdiam mendapatkan perlakuan manis seperti itu.
Sedangkan Dhev masuk ke kamar mandi yang di dekat dapur untuk membuang hajat. Di dalam kamar mandi, Dhev yang sedang duduk di atas kloset itu menutupi wajahnya mengunakan dua telapak tangannya.
"Astaga, kenapa gue jadi aneh begini!" ucapnya seraya menggelengkan kepala.
Selesai dengan membuang hajat, Dhev keluar dari kamar mandi, terlihat Jimin dan Nala sudah rapih.
"Kalian mau kemana?" tanya Dhev yang masih berdiri di pintu kamar mandi.
"Nganter Nala, lo mau ikut?" Jimin menjawab, pria itu mengambil kunci motornya yang tergeletak di meja depan televisi.
Merasa tidak perlu tau kemana Jimin mengantar Nala, pria itu memilih untuk diam, mengambil kunci mobilnya yang juga berada di meja depan televisi.
"Enggak, gue mau balik, ada kerjaan!" jawab Dhev yang kemudian meninggalkan Nala dan Jimin.
****
Sebelum bekerja, Jimin mengantar Nala untuk membeli ponsel lebih dulu.
Sesampainya di sana, Jimin menawar ponsel yang harganya sangat mahal bagi Nala.
"Om, jangan yang mahal-mahal, uang Nala nggak cukup," bisik Nala di dekat Jimin.
Jimin duduk di kursi plastik yang tersedia di depan konter itu menarik satu kursi lagi untuk Nala duduk.
"Duduk!" perintah Jimin.
Nala pun duduk dan mengatakan kalau dirinya membutuhkan ponsel yang biasa saja, sesuai dengan uang yang dimiliki, Amira yang memberikannya, awalnya Nala menolak dan Amira mengatakan kalau uang itu adalah gajinya selama bekerja merawat Kenzo beberapa hari lalu.
"Enggak papa, kamu punya uang berapa? Biar nanti om yang tambahin," kata Jimin seraya menatap Nala.
****
Di perjalanan pulang, Dhev yang teringat dengan mendiang istrinya itu membelokkan mobilnya menuju ke pemakaman.
Sesampainya di sana, Dhev membersihkan rumput liar dan ada dedaunan kering yang menurut Dhev merusak pemandangan rumah terakhir Ana.
Setelah bersih, Dhev berjongkok seraya mengusap batu nisan Ana.
"An, aku sangat merindukan mu. Kamu merindukan aku tidak?" tanya Dhev seraya tersenyum.
Walau Ana sudah tiada tetapi hatinya masih merasakan getaran cinta yang begitu besar untuk almarhumah istrinya.
Tetapi, Dhev juga merasa heran dengan dirinya. Bukan hanya kata rindu yang Dhev sampaikan pagi ini untuk Ana tetapi juga bercerita kalau dirinya merasa aneh.
"An, aku merasa ada yang berbeda dengan diriku, kalau dulu aku selalu melihat kebelakang, melihat kenangan indah kita, suka duka kita lalui bersama hingga saat kamu tiada seolah ada tembok besar yang menghalangi ku untuk melihat ke depan, tetapi sekarang berbeda, An. Bahkan perlahan aku mulai menyebut nama anak kita, anak yang ku benci sebelumnya."
Tak terasa Dhev meneteskan air mata dan segera mengusapnya.
Dhev kembali melanjutkan bercerita.
"An, sekarang Kenzo sudah berusia 7 tahun, sebentar lagi ulang tahun yang ke 8. Anak kita sudah sekolah dasar, aku ingat sekali waktu itu kamu bercerita kalau sudah tidak sabar ingin melihat anak kita memakai seragam sekolah dan aku meminta maaf, An. Aku bahkan tidak memiliki foto anak kita yang bisa ku tunjukkan padamu. Lain kali aku akan membawakannya untukmu, aku juga berjanji kalau akan berusaha melupakan luka di hatiku, An. Karena ini semua bukan sepenuhnya salah Ken, ini juga salah ku yang tidak dapat menjaga kamu dan anak kita," lirih Dhev.
Selama ini Dhev hanya bisa memendam perasaannya dan tidak pernah bercerita panjang lebar, tetapi pagi ini, Dhev mencurahkan isi hatinya pada Ana. Dhev yakin kalau Ana mendengar dan tau kalau dirinya selalu ingat dan akan sesering mungkin datang ke makam.
"An, aku minta maaf. Aku belum bisa menjadi suami yang baik," ucap Dhev. setelah itu Dhev menaburkan bunga kesukaan Ana lalu Dhev pamit pada Ana.
"An, aku pergi dulu, lain waktu aku akan datang lagi."
Dhev mencium batu nisan Ana lalu mengusapnya dengan lembut.
Dan ternyata, pemandangan haru penuh cinta itu di lihat oleh Mika yang juga membawa bunga kesukaan Ana.
Setelah Dhev tak terlihat, Mika mulai berjalan mendekati makam kakaknya.
"Kak, kakak sangat beruntung dicintai oleh pria seperti Mas Dhev. Pasti kakak bahagia di alam sana melihat Mas Dhev masih setia menjaga cinta kakak. Aku yang tak bisa menggapainya walau sudah berusaha mendekati mulai ingin membantu kakak untuk menjaga cinta Mas Dhev yang hanya untuk kakak."
Mika mulai menaburkan bunga di atas makam Ana.
Bersambung.
Apakah Mika akan menjadi penghalang bagi cinta Dhev dan Nala?
Dukung author dengan vote, like, komen dan jangan lupa difavoritkan, ya. Terimakasih^^