Bagaimana perasaanmu jika istri yang sangat kamu cintai malah menjodohkan mu dengan seorang wanita dengan alasan menginginkan seorang anak.
Ya inilah yang dirasakan Bima. Dena, sang istri telah menyiapkan sebuah pernikahan untuknya dengan seorang gadis yang bernama Lily, tanpa sepengetahuan dirinya.
Bima sakit hati, bagaimanapun juga dia sangat mencintai istrinya, meskipun ia tahu sang istri tidak bisa memberikannya keturunan.
Bisakah Lily berharap Bima akan mencintainya? Meskipun Bima sangat dingin padanya, tapi Lily telah berjanji satu hal pada Dena. Sanggupkah Lily menepati janjinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trias wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24
Tadi siang setelah kejadian Lily di kamar mandi, aku merasa semakin tidak nyaman. Aku mencoba bertanya kembali kepada resepsionis jika kiranya ada kamar yang kosong, dan kebetulan tamu dari kamar di sebelah ku baru saja cek out tadi pagi.
Sekarang apa yang harus aku lakukan? Ah lebih baik aku pergi ke kamar dan mengganti pakaianku, setelah itu aku akan kembali kesini. Lagipula sekarang Lily sedang tidur.
"Mm...maaass." lirih Lily. Tangan ku sudah memegang handel pintu.
"Masss." kembali terdengar suara Lily.
Ku urungkan niatku untuk keluar dari sana dan kembali ke tempat Lily. Mata Lily terpejam, bibirnya bergetar sedari tadi memanggil 'mas', entah siapa.
"Maas. Maaf. Hikss" Lily lalu terisak dalam tidurnya, lalu tak lama dia mulai berteriak dan histeris. Ya ampun, sepertinya kejadian buruk tadi membuat Lily bermimpi buruk. Lihatlah keringat yang mengucur deras dari keningnya.
Ku ambil sapu tanganku dari balik jas yang ku pakai, lalu mengelap keringat di dahi Lily. Lily terus meracau tidak jelas, lalu kembali berteriak. Ku guncang tubuhnya beberapa kali, berharap Lily akan bangun dari tidurnya. Tapi Lily masih tetap tidak membuka mata. Bahkan air mata lolos mengalir ke samping tubuhnya. Di sudut bibirnya terlihat luka kecil yang saat sore tadi sama sekali belum ada di sana.
"To...lo..ng."
Ku dekap tubuh Lily yang gemetar. Kulitnya sangat dingin, padahal AC ruangan sudah aku matikan agar Lily tidak semakin kedinginan.
"Lily, wake up, please!" pintaku. Beberapa saat lamanya setelah aku mencoba membangunkannya akhirnya Lily membuka mata. Kedua matanya langsung membulat sempurna. Dia terlonjak kaget karena berada di dalam dekapanku dan kembali histeris. Bisa ku lihat dari pancaran matanya kalau saat ini dia ketakutan.
"Lily ini aku. Bima" Lily masih histeris.
"Hei, ini aku!" Ku guncang kedua bahunya.
Lily tersadar, dia melihatku. Kali ini tatapan matanya tidak seperti tadi. Lily berhambur kembali ke dalam pelukanku. Erat. Tangannya melingkar di pinggang ku. Bisa ku rasakan di belakangku, Lily meremas kuat jas yang aku pakai. Lily menangis hebat. Ku belai rambut panjangnya, dan sebelah tangan lagi menepuk punggungnya dengan lembut. Biasanya Dena akan diam jika aku melakukan ini saat dia menangis.
Dena.
Maafkan aku.
Aku sudah mengingkari janjiku untuk tidak memeluk dan menyentuh wanita lain.
"Aku...kotor!" lirih Lily.
"B*jing*n itu..." suara Lily tercekat lalu dia kembali menangis dengan hebat.
"Tenang saja Ly. B*jing*an itu akan aku bereskan besok."
"Aku...kotor...pak! Dia...sudah...hikss."
Ku renggangkan pelukan kami dan melihat wajah Lily yang menunduk tapi masih bisa ku lihat air matanya deras masih mengucur dari sana.
"Tadi dia cium kamu?" Lily mengangguk perlahan.
"Aku kotor...hiks. Aku kotor..." berkali-kali Lily menyebut dirinya kotor.
"Kamu gak kotor Ly. Aku akan membersihkannya." Ku ambil dagu Lily. Dia tersentak ke belakang tapi dengan cepat aku raih punggungnya agar Lily tidak terjatuh ke belakang. Matanya membulat dan kemudian tertutup saat aku mulai merambahi bibirnya dengan bibirku. Hangat. Manis. Lily tidak berontak. Meskipun dia tidak membalas ciumanku tapi bisa ku rasakan kalau sekarang tubuhnya tidak bergetar lagi.
Aku ******* bibir Lily dengan lidahku. Kedua tangan Lily meremas lengan jasku. Aku semakin merengkuh Lily dengan erat. Jarak tubuh kami semakin tipis. Dan akhirnya Lily berada di pangkuanku.
Semangat thor 💪💪