Arabela, terpaksa harus berlapang hati menerima kenyataan pahit. Perempuan cantik itu harus rela meninggalkan sang kekasih demi menuruti perintah keluarga untuk menikah dengan kakak ipar nya sendiri.
Adila, kakak kandung Arabela meninggal karena melahirkan seorang putri, hingga keluarga memutuskan untuk menikahkan arabela dengan Vano Herlambang,
bagaimana kisah Arabela dengan Vano? apakah mereka menemukan kebahagiaan atau sebaliknya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Retmiduski, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24 photo Dila
" Ars kamu disini" ujar Vano melihat Ara meletakkan rantang di atas meja
" Lanjutkan saja, aku hanya meletakkan rantang ini. Tenang , aku akan keluar dan menunggu di luar hingga kalian selesai berbicara" Ara dengan cepat keluar dari ruangan tersebut
" Ara tunggu, tunggu" Vano mengejar Ara
" Aku tidak akan pulang, tenang saja, tapi maaf aku tidak ingin menyaksikan ungkapan cinta di antara kalian berdua, jadi lanjutkan lah aku akan menunggu di ruangan tunggu " Ara secepatnya pergi dari sana dan tidak lagi mendengar kan ucapan yang keluar dari bibir Vano
" Tika keluar lah dan jangan lagi datang kemari karena di antara kita juga tidak ada apa apa . Jika kamu menganggap Dila sahabat mu, kamu tidak akan melakukan hal serendah ini , keluar lah " Suara khas bariton tersebut bergema di ruangan nya
" Maaf mas kali ini aku tidak mau mengalah lagi , aku akan berjuang untuk mendapatkan cinta kamu , akan aku pastikan aku adalah wanita yang layak dan tepat untuk kamu " Tika bahkan tidak mengindahkan pengusiran yang di lakukan oleh Vano kepadanya
" Keluar lah dari ruangan saya" suara tersebut adalah suara perintah
" Untuk kali ini aku akan ikuti mau nya kamu mas " Tika menyambar tas nya yang berada di atas meja lalu keluar dengan penuh amarah dan kesal kepada Ara
Setelah Tika keluar ada kelegaan di hatinya Vano dan entah kenapa dia kepikiran dengan Ara yang sedang menunggu di ruangan tunggu. Dengan cepat Vano menuju ke luar , tadinya Vano merasakan khawatir dan tidak enak terhadap Ara, kini rasa itu berubah menjadi jengkel karena melihat pemandangan di depan mata nya
" Seperti nya saya salah menduga" gumam Vano melihat dua orang dewasa tersebut tersenyum dan tertawa
" Ekhmmm " Vano berdehem kencang
" Ehh hai mas , udah lama berdiri di situ ya " yahhh Bara yang tadinya berniat untuk mengunjungi perusahaan sekaligus menemui sahabatnya malah melihat Ara di ruangan tunggu.
" Pertanyaan kamu ngak kebalik ya? Kamu udah lama sampai? Kok malah di sini ?' tanya Vano berusaha bersikap seperti biasanya
" Ooohh iya juga ya hahaha tadinya aku mau mengunjungi perusahaan sekalian mau nemui sahabat aku yang telah menjadi beku seperti es batu oleh mas Vano ehhh ternyata ada bidadari eh salah ada kakak ipar lagi nunggu di ruangan tunggu " ucap Bara menjawab ucapan mas Vano
" Oh ya sudah silakan" jawab Vano cuek
" Ara apa rantang itu akan di biarkan saja di atas meja?" Sambung Vano kepada Ara
" Hmmm kirain udah di buka sama Tante Tante tadi " cibir Ara kepada Vano
" Tante Tante?" Bingung Bara
" Hooh mbak Tika hahaha" kedua nya tertawa renyah kecuali Vano yang kesal melihat keduanya akrab
" Apa masih lama?" Ujar Vano
" Tidak mas, ayok " Ara berjalan menuju ruangan Vano yang di ikuti oleh Bara dari belakang
" Loh loh kamu mau kemana? Ruangan sahabat kamu disana ,bukan disini " Vano yang menegur Bara untuk tidak ikut ke ruangan nya.
" Ha' iya aku masih hafal kok mas tapi karena tadi mas bilang ada rantang di ruangan mas, ya udah aku mau sekalian makan deh " ucap Bara santai
" Ara membawa bekal nya pas pas San , ngak ada sisa " Vano menjawab dengan sinis
" Pelit amat, Kakak ipar aku mau makan boleh?" bara dengan mulut mengerucut
" Boleh dong, ayok " Ara dan Bara masuk ke ruangan kerja Vano , sedang kan pemilik ruangan tersebut hanya melongo karena di lewati oleh adik dan istrinya itu.
" Loh mas kok masih bengong, ayok sini duduk ' ujar bara yang telah menduduki pantat nya di sofa
" Siapa yang punya ruangan siapa yang berkuasa" Vano masuk dengan mendengus
" Wah wah enak ini Ra, ini masakan kamu ya, menggoda semua ini " Ara dengan cekatan membuka rantang dan menghidangkan nya di meja
" Ayok di makan mas "
" Ekhmmm apa kamu tidak sadar bar? Ini ruangannya siapa, dan itu makanan untuk siapa ? Kenapa sekarang seperti nya kita kebalik ya? Kamu seperti tuan rumah dan aku adalah tamu nya " Vano yang semakin kesal akan sifat Bara
" Mas lupa jika ada saham bagian aku disini, jangan banyak bantahan deh mas ayo duduk dan makan" Bara yang mulai menyantap masakan yang di bawa oleh Ara
" Ini mas " Ara menyerah kan Piring yang berisi nasi, ayam saos pedas manis ,dan lain nya
" Terimakasih" mungkin ini adalah ucapan terimakasihnya pertama dari Vano untuk ara setelah menikah.
" Sama sama mas " Ara tersenyum
****
" Apa papa memikirkan hal yang sama setelah melihat semua ini " ujar Ajeng kepada suaminya
" Yah , Vano yang masih belum bisa membuka hati untuk anak kita Ara . Hmmmm lihatlah Hampir seluruh ruangan rumah ini penuhi dengan photonya Dila dan tidak ada satu pun photo Ara " ujar Roy menghembuskan nafas kasar
" Apa kita harus melakukan sesuatu pah?" Tanya Ajeng kepada suami nya
" Apa itu tidak keterlaluan ma" tentu saja Roy tidak ingin terlalu ikut campur
" Tidak pah, dari pada Ara tinggal di dalam rumah yang masih di bayang bayangi Dila, ini tidak benar pah ' ujar Ajeng kepada pak Roy
" Lakukan lah yang menurut mama benar dan baik " papa Roy yang akhirnya mengerti dengan keinginan sang istri
" Baiklah, mama akan menghubungi seseorang" Ajeng mengotak Atik ponsel nya untuk menghubungi seseorang
****
" Terimakasih untuk semua nya pak Beni " Andra kini bahagia tidak terkira karena usaha miliknya pindah tempat dari bandung ke Jakarta
' ini tidak gratis , cepat lakukan apa yang sudah kamu rencanakan dari awal " beni , lelaki yang tidak lagi muda tersebut senyum sinis
" Tidak usah kwatir pak, saya akan melakukan semua itu, jika bapak menginginkan kehancuran kepada mereka maka aku hanya ingin Ara ku kembali" Andra yang tersenyum bahagia
" Bagus , silakan susun rencana kamu dan beri saya laporan secepatnya" ujar beni pergi meninggalkan Andra yang sedang melirik tempat usaha barunya
" Akan aku buktikan jika aku juga bisa kaya dan sukses sama seperti dia kia, kita akan bersama kembali seperti janji kita dahulu. Kita akan hidup bahagia seperti mimpi dan impian kita "Andra bergumam sendiri
***
" Kamu jangan salah paham dengan kedatangan Tika ke mari , saya tidak tahu apa apa tentang apa yang di ucap kan oleh nya" setelah makan siang , dan Bara pergi berkunjung ke ruangan sahabat nya
" Tidak , aku tidak salah paham Karena semua yang di katakan oleh mbak Tika sudah sangat jelas dan saya pahami" ujar Ara sambil membereskan rantang tersebut
" Apa kamu marah kepada saya Ara ? Tanya Vano melihat Kiara