Azizah pura pura miskin demi dapat cinta sejati namun yang terjadi dia malah mendapatkan penghinaan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24 biar suaminya yang jaga bayinya
"Kenapa kita melakukannya?" tanya Raka yang kaget saat bangun dan melihat Susan sudah ada di sampingnya.
"Ya, kamu yang melakukannya, Raka. Kamu begitu kasar dan bernafsu padaku," jawab Susan dengan wajah sendu, merasa tersakiti.
Raka memandang Susan dengan iba. "M-maafkan aku, Susan. Aku janji akan bertanggung jawab."
"Iya, kamu harus bertanggung jawab," ucap Susan, lalu mendekati Raka dan memeluknya.
"Kenapa dia memelukku? Apakah dia tidak menyesal berhubungan badan denganku? Aku juga tidak melihat bercak merah di kasurku. Berarti ini bukan yang pertama baginya," pikir Raka. Ia tentu memahami hal itu karena sebelumnya pernah berhubungan dengan Azizah yang masih perawan.
Raka dan Susan akhirnya membersihkan diri. Namun, gilanya, mereka melakukannya lagi di kamar mandi. Jika semalam itu terjadi karena pengaruh obat, pagi ini mereka melakukannya dengan kesadaran penuh. Meski begitu, Raka merasakan ketidaknyamanan. Bagaimanapun juga, ia adalah laki-laki yang dulunya taat beragama. Selama menikah dengan Azizah, Raka tidak pernah tergoda oleh perempuan lain.
"Lihatlah, Azizah, ini semua salahmu! Aku melakukan dosa besar ini karena kamu kabur dari rumah. Coba kalau kamu tidak kabur, aku tidak akan melakukan dosa besar seperti ini!" pikir Raka yang kacau. Ia selalu saja menyalahkan Azizah.
"Akhirnya kamu jatuh ke dalam genggamanku, Raka," pikir Susan puas.
Di luar kamar, senyum sumringah tergambar jelas di wajah Sumarni dan Sari. Akhirnya, rencana mereka berhasil. Mereka tahu bahwa Raka bukan tipe laki-laki yang mudah tergoda oleh kemolekan tubuh wanita. Karena itu, Raka memang harus dijebak.
"Akhirnya, Ibu bakal punya menantu kaya dan wanita karier pula," ucap Sari dengan senyum menyeringai.
"Haha, kamu memang pintar kalau urusan kelicikan."
"Ih, Ibu! Aku juga belajar dari Ibu," jawab Sari, seolah tak senang jika dirinya dianggap lebih jahat.
Raka menyuruh Susan keluar kamar lebih dulu, takut ketahuan ibunya. Padahal itu hanya alasan. Mana mungkin ia takut pada ibunya, sementara justru ibunyalah dalang dari kejadian ini?
Setelah Susan keluar, Raka meremas-remas kepalanya. Entah kenapa, bayangan Azizah yang sedang hamil terus menggelayuti pikirannya.
"Apakah aku salah telah melakukan ini? Tidak, aku tidak salah! Azizah yang salah karena pergi! Tapi seharusnya aku tahu ini dosa. Aku laki-laki dewasa, pernah belajar agama... Harusnya aku tahu ini salah. Tidak, ini bukan salahku. Ini atas perintah Ibu. Aku melakukan ini demi baktiku pada Ibu!"
Pikiran Raka terus berputar, memikirkan kejadian yang baru saja ia alami dengan Susan.
Sementara itu, Susan yang sudah keluar dari kamar tersenyum bahagia. Bagaimana tidak? Raka, laki-laki yang ia sukai, akhirnya bisa ia miliki. Dan kini, ia bertekad akan memiliki Raka seutuhnya, walaupun pada akhirnya harus menentang ayahnya.
"Susan, sepertinya kamu mimpi indah, ya, di sini?" ucap Sumarni dengan senyum sumringah saat menyambut Susan di ruang tamu.
Sari datang menghampiri. "Susan, kamu terlihat lebih cantik pagi ini. Sepertinya kamu mendapatkan kebahagiaan sejati."
"Ah, Sari... Ibu kalian bisa saja. Terima kasih sudah mengizinkanku menginap di sini. Mungkin aku cocok dengan rumah ini," jawab Susan.
"Ya, kamu cocok sekali menjadi nyonya di rumah ini," Sari menyanjungnya.
Mereka pun mengobrol sampai siang. Raka tampak menemani, tetapi tidak begitu antusias. Namun, saat Susan mulai membahas proyek kerja sama dengan keluarga Pratama, barulah Raka menunjukkan ketertarikannya.
Akhirnya Susan pulang setelah sebuah mobil mewah menjemputnya.
"Raka lihat sama kamu, mobil Susan begitu mewah, kamu akan mendapatkan kekayaan kalau menikah dengan Susan" ujar Sumarni dengan penuh ambisi mengatakan itu pada Raka
"Iya Bu aku tahu" ucap Raka datar
"kenapa kamu seperti tidak senang dengan Susan, kurang apa dia, cantik, kaya, dan berkarir jangan bilang kamu masih memikirkan Aziza si menantu tak berguna itu"
"Bu kalau ga salah bulan ini adalah hari perkiraan lahir Aziza, aku harus mencarinya Bu, dia mengandung anakku" Raka mengatakan itu dengan rasa khawatir.
Sumarni mendekat pada Raka dan menatap tajam pada Raka "dengarkan baik-baik, gunakan otak kamu, aku dan sari sudah bertidak sejauh ini, dan kamu dengan entengnya mau mencari aiziza, kamu benar benar tidak menghargai aku sebagai ibumu."
"Tapi Bu, bagaimana dengan anakku Bu?" iba Raka dia sungguh dilema antar harus memilih mengikuti perintah ibunya atau memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami dan sebagai seorang ayah.
"awas kamu kalau mencari Aziza, ibu akan sangat marah sama kamu, dan kamu akan jadi anak durhaka" ucap Sumarni dengan penuh ancaman
Raka kalau sudah mendengar ancaman seperti itu maka dia tidak bisa berbuat apa-apa selain patuh.
..
Sementara itu dikeluarga Pratama sedang terjadi kehebohan Aziza yang tiba tiba hilang di depan rumah membuat kepanikan seluruh keluarga
"Susi bagaimana mungkin kamu bisa teledor sperti ini" ucap Jayadi dia panik setelah mendengar Aziza hilang
Susi tertunduk panik, dia tidak menyangka hanya karena dia kebelet pipis Aziza bisa hilang secepat itu
"cepat periksa cctv depan rumah" perintah Jayadi pada kepala ART.
Gery sebagai kepala Art tentu sudah melakukan hal itu
"tuan ini adalah mobil alpard yang sudah membawa nyonya Aziza" ucap Gery sambil memberikan tablet pada Jayadi
Jayadi menyipitkan matanya melihat dengan seksama rekaman cctv itu "ini sepertinya mobil baru belum ada plat nomernya, bagaimana kita bisa menemukannya" geram Jayadi merasa kalau Aziza sudah diculik oleh orang yang profesional.
"kami sudah mengerahkan orang ke bandara, terminal, pelabuhan untuk menelusuri mobil itu" lapor Gerry
"apakah kamu sudah menelusuri seluruh rumah sakit di kota ini?" tanya Jayadi panik.
tiba tiba Rian berlari datang dan melaporkan "Tuan mobil Alphard itu mengarah kepada rumah sakit Aditama."
"hah kenapa ada di rumah sakit Aditama, jangan jangan Aziza akan melahirkan bukankah jadwalnya seminggu lagi" gumam Jayadi dia masih belum tenang kalau belum bertemu Aziza
"pahh...ayo cepat kita kesana.." ucap viona yang sedari tadi menangis karena tiba-tiba Aziza hilang
"tuan yang membawa Aziza ke rumah sakit adalah tuan muda Romi Aditama" lapor Rian
Jayadi mengepalkan tangannya Tanda dia sedang diliputi amarah "apa apaan keluarga Aditama apa mereka sekarang sudah mulai menabuh genderang perang dengan keluarga Pratama."
"cepat kerahkan para pengawal kita ke rumah sakit Aditama sekarang juga, kita akan beri pelajaran pada tuan muda sombong itu" perintah Jayadi
Kemudian Jayadi dan viona bersiap berangkat ke rumah sakit Aditama sedangkan Geri berkoordinasi dengan tim pengawal untuk mengepung rumah sakit Aditama.
Jayadi meraih ponselnya dan menelpon Andi pratama adiknya
"gimana ka, apakah sudah ada kabar dimana Zee sekarang?" terdengar suara Andi Pratama yang panik dia segera pulang dari perjalanan bisnisnya dan membatalkan semua janjinya hari ini demi mencari keberadaan Azizah. Ya begitulah Aziza,.Aziza adalah harta berharga keluarga pratma namun disia siakan oleh Raka.
"Zee di bawa oleh tuan muda sombong si Romi Aditama, dia sudah menculik Zee, aku sekarang sedang menuju rumah sakit Aditama, kabar terkahir si Romi itu membawa Zee ke rumah sakit Aditama" ucap Jayadi emosi dan panik menjadi satu
"ok aku kesana KA" ucap Andi Pratama
..
..
Sementara itu dikantor Aditama, Surya Aditama mendapatkan laporan dari anak buahnya
"tuan ada rombongan besar para pengawal keluarga Pratama sedang menuju rumah sakit Aditama dan katanya mereka sedang mencari tuan Romi" ucap Lukas orang kepercayaan Surya
"ada apa si Jayadi itu ha?,, ngajak ribut dia rupanya" gumam Surya
"kerahkan seluruh pengawal untuk mejaga rumah sakit Aditama dan tuan muda" perintah Surya pada anak buahnya
Lukas segera berkoordinasi dengan seluruh pengawal Aditama untuk mengamankan rumah sakit dan tuan muda mereka.
Sementara itu pihak kepolisian sedang kelimpungan
"komandan akan terjadi perang keluarga besar, kita harus mengamankan warga dari kekacauan yang akan terjadi" ucap seorang polisi melaporkan situasi terkini pada komandan kusno.
"ok lakukan pengamanan cegah bentrokan segara" ucap kusno
..
Diluar sedang ribut di dalam ruangan Aziza sedang kerepotan karena anaknya tak berhenti menangis, susterpun tidak bisa menenangkan bayi
Aziza menangis "mungkinkah dia ingat ayahnya" gumannya
"sini bayinya aku gendong" tawar Romi
Aziza diam tidak menjawab
"nyonya sebaikanya dikasihkan pada suaminya" ucap seorang perawat yang baru masuk hari ini, hari ini adalah hari pertama dia bekerja jadi dia tidak tahu kalau dihadapannya Adalah anak pemilik rumah sakit ini.
Romi pun menggendong bayi itu dengan perlahan dia tampak tidak canggung seperti sudah berpengalaman dalam menggendong bayi dan anehnya bayi itu mendadak berhenti menangisnya.
"tuhkan bener kata saya, bayinya pengen di gendong bapaknya nyonya" ucap seorang perawat
"sebaiknya nyonya istirahat saja, biar suaminya yang jaga dulu bayinya itu juga penting Bu agar terjalin ikatan batin antara bayi dan bapaknya Bu"