Seorang wanita bernama Nairiya yang saat ini berusia 23 tahun yang merupakan seorang pianis di acara pernikahan temannya itu tiba-tiba mendapatkan tugas dari bayangan malaikat untuk menyelamatkan temannya yang akan menikah itu.
Namun Nairiya malah terluka parah akibat menyelamatkan temannya itu, rupanya temannya itu lah yang memiliki niat jahat kepadanya.
Bayangan malaikat itu meminta Nairiya untuk mengembalikannya ke dalam pohon dan ternyata setelah kembali ke dalam pohon, seorang pria bernama Leonardo yang diduga adalah bayangan malaikat itu akhirnya sadar dari komanya dan mengingat semua kejadian itu.
Apakah bayangan itu akan meninggalkannya sendirian? Atau membantunya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Carmellia Amoreia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 24 - THE REVEALED TRUTH
Pria yang sedang membawa koper merah tua serta mengenakan atasan kemeja berwarna cream serta bawahan celana panjang berwarna coklat tua dengan sepatu sneakers hitamnya itu pun langsung menatap Emmerio dengan serius dan berkata kepadanya dengan nada bicara yang sedikit lebih tinggi dan keras.
“Iya, dia akan tinggal bersamaku dan kamu tidak bisa mengganggunya”
Emmerio pun menjawab dengan merasa sangat tersakiti sambil menatap ke arah Ghaleo yang tepat berada di depannya itu dengan tajam lalu berkata dengan nada yang tinggi kepadanya dan dipenuhi oleh perasaan kesal dan amarah yang besar kepada Ghaleo.
“Oh begitu ternyata kalian berdua? Selama ini berselingkuh di belakangku!!” kata Emmerio sambil mendorong Ghaleo dengan kencang menggunakan kedua tangannya.
Ghaleo pun langsung menatap kejam Emmerio lalu menampar pipinya itu setelah mendorongnya dengan keras namun belum sampai jatuh ke lantai. Setelah itu, ia pun berkata dengan nada tinggi kepadanya sambil menatapnya dengan serius.
“Mohon maaf ya, tapi ini keputusan kami” jawab Meirilyn sambil tersenyum dan menggandeng tangan kirinya Ghaleo.
Saat itu raut wajah Emmerio terlihat sudah sangat kesal, ia pun langsung melayangkan tangan kanannya untuk menampar balik pipi Ghaleo tersebut. Namun sebelum tangannya mengenai pipinya Ghaleo, tiba-tiba Meirilyn menghentikannya dengan menggenggam erat tangan kanannya Ghaleo sambil menatapnya dengan tajam serta perasaannya yang sangat marah lalu ia pun menyingkirkan tangan kanannya Ghaleo.
Meirilyn dengan raut wajahnya yang penuh amarah iu pun berkata kepada Ghaleo dengan nada bicara yang cukup keras, "Jangan kamu coba-coba sentuh dia!!"
Setelah mendengar kata-kata Meirilyn, Emmerio pun langsung menghela napas panjang lalu menyilangkan kedua tangannya di depan dan berkata kepada Meirilyn dengan nada bicara yang sedikit lebih pelan namun masih terdengar penuh dengan amarah.
“Baiklah kalau begitu, mulai sekarang kita sudah tidak ada hubungan lagi dan kamu bisa hidup dengan tenang bersama Ghaleo di Australia. Tapi ingatlah, aku masih sangat mencintaimu”
Setelah Emmerio berkata kepada Meirilyn, Meirilyn pun menatap ke arah Ghaleo dengan dalam sambil tersenyum lalu mencium pipinya Ghaleo yang tinggi badannya kurang lebih sama dengannya.
“Ayuk sayang, kita ke tempat lain aja” kata Meirilyn kepada Ghaleo sambil tersenyum seakan tidak terjadi apa-apa barusan.
“Ayo beb” jawab Ghaleo sambil tersenyum kembali kepadanya.
Dengan tanpa rasa penyesalan sama sekali, Meirilyn langsung menarik tangan Ghaleo dan mengabaikan orang sekitar yang sedang menyaksikan mereka itu lalu berjalan mencari ruang tunggu kosong yang lain dan dengan perlahan menjauhi Emmerio yang sedang berdiri dengan rasa kesal di sana.
...***...
Saat di waktu yang sama tepatnya di dalam toko pakaian “Rheyn” yang terlihat ramai itu, terdapat dua orang karyawan wanita dengan seragam khusus toko pakaian itu yaitu atasan kemeja putih dengan luaran jeans denim serta bawahan celana panjang berwarna coklat tua dan mengenakan sepasang sepatu pantofel yang berwarna hitam pekat sedang melayani para pengunjung toko itu dengan ramah dan sopan.
Terlihat seorang pengunjung pria yang baru saja masuk ke toko pakaian itu dengan atasan kaos berwarna biru muda dengan bawahan celana panjang berwarna biru tua dan menggunakan sandal jepit yang berwarna hitam berjalan ke arah rak display atasan kemeja untuk pria lalu melihat-lihat.
Tak lama kemudian, seorang karyawan wanita berjalan menghampirinya dengan tersenyum ramah lalu saat ia sudah berada di sebelah kirinya pria itu ia langsung menutup kedua telapak tangannya itu di depan dada dan bertanya, “Ada yang bisa kami bantu?”
Pria itu pun langsung menoleh ke arah sumber suara, lalu ia pun langsung menjawabnya dengan ramah, “Ini aku lagi cari kemeja garis-garis warna hitam putih ada gak ya?”
“Oh iya ada pak, sebentar ya” jawab karyawan wanita itu lalu ia pun langsung berjongkok dan mengambil sebuah kotak yang ada di bawah rak display kemeja itu lalu mengeluarkannya.
Pada saat karyawan wanita itu baru saja mengeluarkan kotak itu, tanpa sengaja pria itu melihat sebuah bekas jahitan di belakang leher karyawan wanita itu yang sama persis dengan milik salah satu temannya yang di mana bekas jahitan itu berasal dari pada saat kecil dulu ia pernah menyelamatkannya dari sebuah kecelakaan mobil.
Pria itu pun langsung merasa kaget dan bertanya kepadanya dengan suara yang pelan, “Apakah kamu adalah tiramisu?”
Karyawan wanita itu yang tidak mendengar apa-apa dari tadi pun langsung mengambil sebuah kemeja dengan rapi terbungkus plastik yang dimaksud oleh pria itu lalu berdiri dengan tersenyum dan memberikannya kepada pelanggan pria itu.
“Ini kemejanya, coba dicek dulu” kata karyawan wanita itu kepada pelanggan pria yang ada di depannya itu.
Pria itu pun langsung mengeluarkan kemeja itu dari bungkusan plastiknya dan melihatnya dengan membolak-balikkannya, lalu ia pun tersenyum kepadanya dan menjawab, “Iya ini sudah benar”
Lalu pria itu menatap karyawan wanita itu kembali lalu bertanya dengan suara yang agak sedikit lebih keras itu, “Tapi sebelum itu, apakah kamu adalah tiramisu”
“HAHAHA bicara apa sih kamu?” jawab karyawan wanita itu dengan refleks tertawa juga. Lalu setelah ia menjawabnya, ia langsung menyadari dan mengingat jika teman masa kecilnya juga pernah menanyakan hal ini kepadanya.
Karyawan wanita itu pun langsung menoleh ke arah pria itu dengan tersenyum namun perasaannya sangat kaget dan ia pun langsung bertanya tanpa berpikir panjang, “Eh, iya memang aku. Kamu siapa?”
Tatapan mata karyawan wanita itu yang dalam dan penuh harapan kepada pria tersebut membuat pria itu tertegun lalu tersenyum lebar kepadanya dan menjawabnya, “Halo, aku Therion”
“Eh? Therion yang anak kasir di toko roti dekat sini kan?” tanya karyawan wanita itu dengan perasaan sangat senang.
Therion pun menjawabnya singkat, “Iya benar”
“Wah sumpah, aku yang waktu itu pernah minta nomor kontak ke kamu” kata karyawan wanita itu dengan tersenyum lebar yang ternyata adalah Laresha.
Therion pun tersenyum kembali ke arahnya dan menjawab, “Aku ingat kok, Laresha”
“Kamu tidak apa-apa kan? Terima kasih banyak ya untuk yang waktu itu” kata Therion kepada Laresha dengan memegang tangan kanannya.
Laresha pun tersenyum kembali dan berkata kepadanya dengan buru-buru karena situasi pelanggan yang sangat ramai di sana, “Ah tidak apa-apa, oh iya aku ke pelanggan yang lain dulu ya, kamu coba dulu aja di ruang ganti”
“Oh oke” jawab Therion dengan tersenyum dan setelah itu, ia pun berjalan ke ruang ganti untuk mencoba pakaiannya sebentar.
Beberapa menit kemudian, setelah Therion selesai mencoba kemeja tersebut di ruang ganti, ia pun berjalan keluar dan mencari Laresha. Namun saat sedang berjalan, secara tidak sengaja ia menabrak seorang karyawan wanita lainnya yang sedang terburu-buru berjalan ke ruang karyawan.
Karyawan wanita itu pun langsung memarahi pria itu dengan raut mukanya yang galak dan nada bicaranya yang sangat menunjukkan rasa kesal dan amarah kepada pria itu, “Kamu kalau mau jalan itu hati-hati dong! Jangan sengaja menabrak orang kayak begini!”
“Iya maaf kak” jawab Therion sambil menundukkan kepalanya ke bawah dengan merasa sangat bersalah.
Karyawan wanita dengan wajah yang jutek itu pun berkata kepadanya kembali dengan nada bicara yang lebih tinggi, “Orang itu lagi sibuk makanya aku jalannya buru-buru, kalau kamu gak bisa jalan yang benar, kamu di rumah aja deh”
Laresha yang menyadari keributan itu saat sedang bersama pelanggan lain pun akhirnya berjalan menghampiri mereka berdua untuk melihat apa yang sedang terjadi. Saat ia berada di tempat mereka, ia melihat Therion yang sedang menundukkan kepalanya itu di depan seorang karyawan wanita toko ini.
Ia pun langsung berjalan ke arah Therion dan berkata dengan lembut kepada rekan kerjanya itu, “Kamu juga bicaranya yang benar, ini lagi banyak pelanggan lho”
“Dasar anak kurang ajar” kata karyawan wanita itu dengan nada suara yang pelan sambil lanjut berjalan masuk ke ruang karyawan di sana.
Laresha pun menatap Therion dengan lembut dan berkata kepadanya, “Kamu jangan sedih, ini udah cocok ukurannya?”
Therion pun menjawabnya sambil tersenyum kembali, “Gak sedih kok, ini udah cocok ukurannya, aku mau beli yang ini”
Laresha pun menjawabnya dengan tersenyum dan nada suara yang ceria kepadanya, “Ya sudah kalau begitu tinggal bayar aja ya di kasir, selamat berbelanja”
“Iya baiklah, terima kasih” jawab Therion dengan tersenyum kembali sambil berjalan menuju kasir dengan membawa sebuah kemeja garis-garis hitam putihnya itu.