NovelToon NovelToon
Terpikat Pesona Suami Brondong

Terpikat Pesona Suami Brondong

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Nikahmuda / CEO / Pengantin Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

Gagal menikah dengan calon tunangannya tidak membuatnya putus asa dan tetap kuat menghadapi kenyataan.

Kegagalan pertunangannya disebabkan karena calon suaminya ternyata hanya memanfaatkan kebaikannya dan menganggap Erina sebagai wanita perawan tua yang tidak mungkin bisa hamil.

Tetapi suatu kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi pemuda yang berusia 19 tahun.

Akankah Erina mampu hidup bahagia dengan pria yang lebih muda darinya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 13

“Jangan banyak tanya Kak! Gue harus cepat-cepat ganti pakaian. Gue gak mau Mbak Erina berfikir macam-macam,” ucapnya Akmal yang berjalan sedikit menyeret kakinya ke arah lift.

Arsyila hendak mempertanyakan masalah video yang baru diterimanya, tapi diurungkannya karena bukan waktu yang tepat.

“Gue tunggu keadaan aman barulah gue pertanyakan apa maksud dari video itu,” gumamnya Arsyila yang menyusul adiknya masuk ke dalam lift.

Semua orang gembira sekaligus bertanya-tanya apa yang terjadi kepada calon manten melihat kedatangan Akmal dalam kondisi yang memprihatinkan.

“Syukur Alhamdulillah Nak Shaka sudah datang, tapi kenapa kamu berjalan pincang seperti itu Nak?” Tanyanya Pak Didi.

“Panjang ceritanya, nanti aku ceritakan kepada Paman apa yang terjadi sebenarnya. Yang paling terpenting saat ini kita harus berangkat,” ucapnya Akmal.

“Kayaknya tadi ada yang ngomong kalau Nak Shaka kabur dengan gadis lain. Astaghfirullah aladzim benar-benar picik pikiran orang yang sampai hati berbicara seperti itu,” sindir Bu Lina.

“Bu Lina dia itu orang yang dengki dan iri karena Shaka menikah dengan orang kaya dan cantik dibandingkan dengan putranya yang tak laku-laku,” sarkasnya Bu Reni.

Arsyila hanya geleng-geleng melihat perdebatan kecil para tetangga kampungnya.

Pak Raffi dan Bu Ulfa sampai berpelukan saking bahagianya karena anak bungsunya pulang dengan selamat.

“Syukurlah putraku sudah kembali, yang lain silahkan bersiap-siap kita akan segera berangkat ke rumah Pak Irfan,” titahnya Pak Raffi.

“Arsyila, bantuin adikmu berpakaian. Bunda tidak ingin membuat calon menantu ibu menunggu lebih lama lagi,” pintanya Bu Ulfa.

Arsyila membantu Akmal berjalan ke dalam kamarnya, meski masih terasa sakit ditubuhnya Akmal tetap semangat untuk memakai pakaian pengantinnya.

Jamila dan putrinya Galih tidak percaya kalau Akmal pulang dengan selamat. Mereka memperlihatkan ketidaksukaannya langsung di depan orang-orang.

“Kan siapa yang tahu apa yang sudah diperbuatnya di belakang kita, bisa saja sok alim dan sopan di depan kita tapi tau-taunya malah di luaran sana kelakuannya jelek,” ucapnya Bu Jamila.

“Aku setuju dengan apa yang dikatakan oleh ibuku, Shaka kan sudah lama tinggal di Jakarta, kalian tentu saja paham bagaimana pergaulan bebas di kota metropolitan. Jangan-jangan calon istrinya Shaka sudah bunting makanya buru-buru menikah dan memutuskan perjodohannya dengan putrinya pak kepala desa,” jelasnya Galih.

“Astaghfirullah aladzim Galih dan Bu Jamila fitnah dan pembunuhan itu sama-sama sangat kejam. Alangkah baiknya kalau ibu dan kamu Galih diam saja jangan berbicara yang tidak-tidak apalagi ucapanmu bisa membuat orang salah paham,” ucap Bu Lina.

“Jangan menggiring opini publik yang bisa merusak nama baik orang lain apalagi keluarga besar Pak Raffi yang sudah berjasa besar memajukan kehidupan dan perekonomian kampung kita tercinta,” Pak Budi geram melihat kelakuan anak ibu itu.

“Sudah-sudah ayo bubar dan cepat-cepat bersiap-siap kalau tidak mau ketinggalan bis. Meladeni Bu Jamila dan anaknya pasti bakal panjang ceritanya dan tidak akan ada habisnya,” Pak Didi menengahi perdebatan mereka.

“Bu Lina tolong di cek ulang semua barang-barang seserahannya sebelum dibawa ke rumah calon besan takutnya ada yang terlupakan,” perintah Bu Gina adiknya Bu Ulfa.

“Baik Mbak, kami aja mengecek ulang dan semoga saja semuanya aman dan tidak ada yang mensabotase barang-barang seserahannya,” ucap ibu Lina sambil melirik ke arah Bu Jamilah.

Sedangkan Bu Jamilah yang dilirik acuh tak acuh dan cepat-cepat berjalan ke arah dalam kamarnya karena ingin berdandan cantik.

“Saya harus tampil lebih cantik dari mereka semua, jauh-jauh hari saya dan putriku sudah memesan tas dan sandal baru,” gumamnya.

Sendal merk gucca dan tas tangan merk harmis pun sudah dipesannya lewat aplikasi belanja online.

“Brengsek! Kenapa dia bisa bebas dan datang ke sini! Bukannya dia bersama dengan gadis bodoh itu!?” murkanya sambil menggebrak meja yang ada di depannya.

“Gadis itu tidak bisa diandalkan putriku, sia-sia sudah apa yang kita lakukan padahal kita sudah habis uang banyak,” timpalnya yang melihat kebahagiaan orang-orang yang dibenci dan dimusuhinya.

Berselang beberapa menit kemudian…

Erina dan keluarganya bisa bernafas lega setelah melihat kedatangan rombongan iringan pengantin yang jumlahnya cukup banyak.

“Selamat datang Pak Raffi dan Bu Ulfa, silahkan masuk ke dalam,” ucapnya pak Irfan yang menjemput calon besannya.

“Makasih banyak Pak atas sambutannya kami sungguh tersanjung dengan sambutan kalian,” balasnya pak Irfan.

“Mari masuk, selamat datang di rumah kami yang sederhana ini. Silahkan dinikmati jamuannya,” ucapnya Bu Rasmi.

“Masya Allah ini istana, tapi malah ibu Rasmi menganggap rumahnya sederhana,” balasnya Bu Ulfa.

Bu Ulfa dan bi Rasmi berbincang-bincang sambil sesekali memperkenalkan sanak saudaranya yang mereka temui.

“Nak Arshaka beruntung banget dapat calon istri cantik, baik, kaya raya, pekerjaannya juga bagus,” pujinya Bu Lina.

“Pantesan anak kepala desa ditolak karena calon istrinya Nak Shaka bukan orang miskin tetapi dari kalangan pejabat dan orang-orang berpengaruh di Jakarta,” sahutnya pak Budi.

Semua orang manggut-manggut paham mendengarkan setiap pujian yang terlontar dari mulut mereka karena memang kenyataannya seperti itu dan tidak dilebih-lebihkan.

Bu Jamila dan Galih terkagum-kagum melihat penampakan rumah calon istrinya Arshaka.

“Ibu, ini rumah apa istana?” cicitnya Galih.

“Mereka benar-benar kaya raya, pantesan Mbak Ulfa lebih memilih ibu Polwan daripada Nafisah yang hanya anak kuliahan yang belom punya masa depan,” balasnya Bu Jamilah.

“Orang bego lah yang mempertahankan gadis yang masih kuliah dengan gadis yang sudah punya kerjaan mapan,kalau saya diposisi Mas Raffi jelas-jelas nolak Hafizah dan milih Erina,” celetuk seseorang yang kebetulan berada di belakang kedua ibu anak itu yang hobi mancing keributan.

Bu Rasmi dan Pak Irfan tersenyum ramah karena mereka tak sungkan-sungkan memuji apa yang mereka lihat.

Erina bisa tersenyum setelah mendengar kalau calon suaminya sudah tiba beserta para rombongan iringan pengantin.

“Gue kira kabur dengan salah satu fans fanatiknya, Alhamdulillah dia memenuhi janjinya. Lumayanlah bisa dipercaya semoga kedepannya anak itu tidak bikin kecewa,” cicitnya Erina.

Rombongan orang-orang dari kampung bukan duren runtuh pun sudah datang untuk menjadi saksi pernikahan pasangan calon pengantin.

Mereka pun tidak berbeda jauh dengan warga kampung halamannya Akmal yang ikut memuji kemegahan dan kemewahan rumahnya Erina.

Pak Kumis memperhatikan rumah yang didatanginya bersama beberapa warga masyarakat yang dulunya menjadi saksi ketika Akmal dan Erina digrebek warga di balai-balai kecil di pinggiran sungai pun sudah tiba bersama-sama dengan sanak saudaranya.

Acara dibuka dengan lantunan ayat suci Alquran yang dibawakan oleh qori terkenal dan ditutup dengan acara ceramah agama yang diisi oleh ustadz Solmed.

Semua orang hanyut dalam lantunan ayat-ayat suci Al Quran yang langsung menusuk dan menyentuh kalbu. Acara sungkeman pun dilaksanakan oleh kedua calon mempelai pengantin tersebut.

Akmal bersimpuh di hadapan Pak Raffi,” Ayah, terima kasih telah merawat dan membesarkan Ananda hingga hari ini. Terima kasih telah berjuang memberikan nafkah kepada kami sekeluarga dengan nafkah yang baik dan halal. Terima kasih telah menjadi panutan dan teladan yang terbaik untukku, atas pendidikan dan segala yang terbaik yang ayah berikan untukku.”

Bu Ulfa mengecup puncak kepala putra bungsunya, “Saya memohon do’a restu yang akan menjadi dasar kami dalam memulai kehidupan baru ini, Terima kasih atas segala bimbingan dan kasih sayang yang begitu tulus untukku, Aku berjanji untuk menjaga cinta ini dengan setulus dan seikhlas cinta yang kalian berikan padaku sejak aku kecil.”

Erina bersimpuh di hadapan Pak Irfan,” Ananda mohon maaf jika selalu merepotkan papa dan belum bisa menjadi anak yang baik dan membanggakan.

Ananda mohon izin untuk memulai hidup baru bersama orang yang telah Ananda pilih sebagai pasangan sehidup semati.”

Erina pun melakukan hal yang sama di hadapan mamanya Bu Rasmi,” Do’akan kami menjadi keluarga sakinah mawaddah wa rahmah dan dikaruniai keturunan yang saleh dan salehah serta membanggakan dan terima kasih untuk nasihat–nasihat yang tidak akan pernah lelah ayah berikan, adalah bekal berharga bagiku untuk menghadapi kehidupan nanti.

Air matanya menetes membasahi pipinya ketika meminta ijin dan restu untuk mengarungi kehidupan baru bersama dengan pria pilihannya.

Para tamu undangan yang turut hadir pun di acara tersebut tak kuasa menahan rasa haru mendengar keduanya bersimpuh di hadapan kedua orang tua masing-masing.

“Kami sebagai orang tua kalian berdua mendoakan kebaikan untuk rumah tangga kalian berdua dan semoga kehidupan rumah tangga kalian selalu diberkahi dalam lindungan Allah SWT yang Maha Kuasa,”

“Amin ya rabbal alamin,” ucap semuanya yang mengaminkan doa-doa terbaik yang mereka panjatkan kehadirat Allah SWT.

Pak Irfan tersenyum tipis melihat Akmal yang grogi, nervous, tubuhnya tremor dan salah tingkah karena sudah berhadapan dengan calon mertuanya yang notabene seorang jenderal.

“Ya Allah kenapa sakitnya baru terasa padahal tadi baik-baik saja,” lirihnya.

Dia sedikit kesulitan untuk duduk karena luka di kakinya yang membuat pergerakannya terbatas sehingga sesekali ia meringis menahan rasa sakitnya.

“Bagaimana Nak Akmal Amelio Arshaka apa kamu sudah siap?” Tanyanya pak penghulu.

“Insha Allah siap,” jawabnya Akmal yang suaranya terdengar lemah.

“Yang semangat dong Nak masa calon istrinya seorang polwan lebih tegas dari kamu, “ candanya Pak Penghulu.

“Calon mantennya ketakutan Pak entar ditembak dor,” celetuk Bimo.

“Mungkin belum makan Pak calon pengantinnya,” candanya Damar.

Akmal yang mendengar perkataan candaan teman-temannya dibuat salah tingkah dan tertunduk malu-malu. Semua orang tertawa terbahak-bahak mendengar candaan dua anak muda itu.

Pak Irfan sudah menjabat tangannya Akmal,” saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandungku sendiri yang bernama Erina Syifa Mutmainah bin Irfan Jaya Kusuma dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan satu set perhiasan emas 24 karat seberat 47 gram!”

Akmal menghentakkan tangannya Pak Irfan,” saya terima nikah dan kawinnya Erina Syifa Mutmainah bin Irfan Jaya Kusuma dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!”

Pak Irfan tersenyum bahagia karena dia sudah menduga kalau Akmal tidak akan lancar mengucap ikrar akad nikahnya karena sudah panas dingin menghadapi acara terpenting dalam kehidupannya.

“Bagaimana para saksi apakah sah!?” Tanyanya Pak Penghulu.

“Sah!” Ucapnya semua orang yang turut hadir di acara tersebut.

“Sah! resmi dan halal!” ceplos Bimo.

Suasana kembali ramai karena ucapannya Bimo menjadi hiburan tersendiri bagi para tamu undangan.

1
Zaini
sabar
nuraeinieni
adem juga hati kalau ipar dan mertua baik dan mau mengajari memasak.
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: ga kayak author nya ehh malah curhat 🤣😂
total 1 replies
nuraeinieni
ya allah kasian erina,,,ternyata trauma dgn sura petasan dan kembang api karna kejadian masa kecilnya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: hehehe 🤭
total 1 replies
Fitry Resky Nero
hahaha 😂
Inha Khaerunnisa
gawat darurat kalau gini
Inha Khaerunnisa
Badas juga Bu polwan
Inha Khaerunnisa
semoga samawa pengantin baru
Inha Khaerunnisa
sederhana tapi megah dan mewah yah
Inha Khaerunnisa
anak yang baik
Fia ismail
dasar wanita licik Lo
Fia ismail
kayaknya Nafisa sama Bu Ranti
Fia ismail
seharusnya cemaskan dirimu sendiri bukan motore
Fia ismail
anak pinter
Fia ismail
meminta wejangan bagus
Asrianty Qira irwan
hari ini ngomong tua besok pasti cinta
Asrianty Qira irwan
gak bunuh diri tuh
Maryam siti Risa
haha si kuning muncul di sini juga
Masitha Hamrud💗
kenapa gak ditarik itu cewek
Amriana Rara Caya
sama-sama cantik tidak mungkin author buat kau jelek
Amriana Rara Caya
kudu itu Bu polwan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!