NovelToon NovelToon
Aku Tidak Mandul, Bu!

Aku Tidak Mandul, Bu!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / Lari Saat Hamil / Berbaikan
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: prettyaze

Aisyah, seorang istri yang selalu hidup dalam tekanan dari mertuanya, kini menghadapi tuduhan lebih menyakitkan—ia disebut mandul dan dianggap tak bisa memiliki keturunan.

mampukah aisyah menghadapi ini semua..?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon prettyaze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

masalalu farhan

Aisyah baru saja selesai menata bunga pesanan pelanggan di tokonya ketika ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari Farhan muncul di layar.

"Sayang, nanti malam aku pulang agak telat. Ada rapat mendadak di kantor."

Aisyah tersenyum kecil dan membalas singkat. "Baik, hati-hati ya."

Namun, beberapa saat kemudian, seorang pelanggan masuk ke tokonya. Seorang wanita elegan dengan rambut panjang tergerai dan wajah cantik yang tampak familiar.

"Selamat siang," sapa wanita itu ramah. "Apakah saya bisa memesan buket bunga?"

"Tentu, mau jenis bunga apa?" tanya Aisyah sambil tersenyum.

Wanita itu berjalan mendekat, memperhatikan bunga-bunga di etalase. "Sebenarnya, aku ingin buket spesial untuk… reuni dengan seseorang."

Aisyah mengangguk, mengambil buku catatan untuk mencatat pesanan. "Boleh tahu namanya, supaya aku bisa mencatat pesanan?"

Wanita itu tersenyum tipis. "Namaku Rania."

Tangan Aisyah langsung membeku di atas kertas. Nama itu terdengar tidak asing. Ia mencoba menyembunyikan keterkejutannya dan tetap bersikap profesional.

"Baik, Mbak Rania. Apakah ada warna favorit atau jenis bunga tertentu yang diinginkan?"

Tidak langsung menjawab pertanyaan dari aisyah

Rania menatap Aisyah dengan tatapan tajam, lalu berkata pelan, "Aku dengar kamu istrinya Farhan."

Jantung Aisyah berdegup lebih cepat. "Iya, benar."

Senyum di wajah Rania semakin melebar. "Oh… Jadi kamu yang akhirnya menikah dengannya."

Nada suaranya terdengar seperti mengejek, membuat Aisyah merasa tidak nyaman.

"Farhan dulu pernah sangat mencintaiku, kamu tahu?" lanjut Rania tanpa diminta. "Kami sudah lama bersama sebelum akhirnya berpisah. Tapi, sekarang aku kembali."

Aisyah menatap wanita itu dengan tajam. "Apa maksudmu?"

Rania mengangkat bahu santai. "Aku hanya ingin memberitahumu bahwa cinta lama tidak mudah dilupakan. Dan sekarang aku bekerja di kantor yang sama dengan suamimu."

Dunia Aisyah terasa berputar. Jadi, alasan Farhan sering pulang terlambat belakangan ini… karena Rania?

Senyum puas terukir di wajah Rania saat melihat reaksi Aisyah. "Aku harap pernikahan kalian cukup kuat untuk bertahan."

"Apa yang sebenarnya kau inginkan?" tanya Aisyah, suaranya tetap tenang meskipun hatinya mulai bergejolak.

Rania tersenyum tipis, menyandarkan tubuhnya ke meja kasir. "Aku hanya ingin berbagi cerita. Kau tidak penasaran bagaimana aku dan Farhan dulu?"

Aisyah menghela napas, tetapi tetap diam, menunggu Rania melanjutkan.

"Dulu, aku dan Farhan adalah pasangan sempurna," Rania memulai dengan nada penuh nostalgia. "Kami bertemu di sekolah menengah atas, dan sejak saat itu, kami tak terpisahkan. Dia selalu perhatian, selalu ada untukku, dan aku pikir… kami akan menikah suatu hari nanti."

Aisyah tetap mendengarkan, meski hatinya mulai tak nyaman.

"Tapi… semuanya berubah." Mata Rania sedikit menerawang. "Karierku mulai naik, dan aku mendapat tawaran bekerja di luar negeri. Saat itu, aku harus memilih: tetap bersamanya atau mengejar impianku."

Aisyah menelan ludah, merasa ada firasat buruk dengan kelanjutan cerita ini.

"Aku memilih impianku," lanjut Rania dengan nada datar. "Farhan memintaku bertahan, tapi aku menolak. Aku pikir, jika kami berjodoh, kami akan bertemu lagi di masa depan."

Aisyah merasakan sedikit rasa sakit di hatinya mendengar cerita itu.

"Tapi aku salah." Rania menatapnya lurus. "Ketika aku kembali… dia sudah menikah denganmu."

Ada jeda sejenak sebelum Rania melanjutkan. "Kau tahu, Aisyah… pria sebaik Farhan tidak mudah dilupakan. Aku tahu dia masih menyimpan perasaan untukku."

Aisyah mengepalkan tangan di balik meja, berusaha mempertahankan ketenangannya. "Jadi, sekarang kau ingin merebutnya kembali?"

Rania tertawa kecil. "Aku hanya ingin melihat apakah cintamu cukup kuat untuk mempertahankannya."

Aisyah menatapnya dalam-dalam. "Aku tidak perlu membuktikan apa pun padamu, Rania. Pernikahan kami bukan permainan. Jika kau berpikir bisa mengganggu rumah tangga kami, kau salah besar."

Rania mengangkat alisnya, lalu tersenyum misterius. "Kita lihat saja, Aisyah."

Setelah mengatakan itu, Rania mengambil buket bunganya dan melangkah keluar dari toko, meninggalkan Aisyah dengan ribuan pertanyaan di kepalanya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!