Setelah menikah kebahagiaan Alina hanya berlangsung sebentar, ia mendapati grup chat rahasia keluarga suaminya di ponsel Danu yang isi chat nya itu sangat menyakiti hati Alina. Di grup chat yang terdiri dari suami, kakak ipar, bude dan mertuanya itu. Alina dihina fisiknya dan lebih sadisnya ternyata selama ini Danu tidak benar-benar mencintai Alina ia hanya ingin harta Alina. Terlebih lagi ternyata Danu juga miliki wanita simpanan yang merupakan cinta pertamanya. Segala Kebusukan suami dan keluarganya itu akhirnya terbongkar.
Di dalam masa keterpurukannya itu Alina bertemu dengan sosok Raffa yang merupakan teman SMA Alina. Raffa tanpa sengaja mengetahui masalah yang sedang dialami Alina, ia bertekad untuk membantu Alina, dengan terlebih dahulu mengubah Alina menjadi angsa cantik seperti dulu. Agar membuat suami dan keluarga berhenti menghina fisik Alina.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon niya_23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
“Selamat pagi pak Raffa,” sapa sekretarisnya Nina di kantor. “ Ngomong- ngomong Selamat ya, Pak Raffa atas pertunangannya.”
“Pagi juga Nina, iya Terima kasih. Untuk jadwal saya hari ini apa, padat tidak?” Tanya Raffa.
“Tidak, terlalu Pak, hanya ada beberapa pertemuan meeting dengan client.”
“Baguslah kalau begitu.”
“Oh iya, Pak tadi ada paket untuk Bapak, paketnya sudah saya taruh di meja Bapak,” ucap Nina sambil menunjuk paket hitam di depan Raffa.
“Paket dari siapa?”
“Saya kurang tahu Pak, tadi saya diberitahu ada paket untuk pak Raffa jadi saya menerimanya.”
“Baik, kalau begitu Terima kasih, kamu boleh pergi ke ruangan kamu sekarang.”
“Baik, Pak permisi.”
Raffa dengan wajah serius melihat paket itu ia membolak balikan paket itu untuk mencari tahu pengirimnya, tetapi paket itu polos tidak ada nama pengiriman disana yang ada hanya tertulis “Untuk Bapak Raffa Rahardi”
Kemudian dengan hati-hati ia membuka paket itu yang ternyata sebuah kardus berbentuk segi empat, lalu ia mencoba membukanya. Raffa terkejut dengan isi paket yang dilihatnya yang berisi beberapa foto-foto Alina dan Danu di sebuah kafe, di foto itu juga Alina tampak bahagia menerima buket bunga mawar dari Danu.
Matanya terbelalak melihat hal itu. Ia tidak menduga
“Apa ini apa Alina masih berhubungan dengan Danu!” gerutu Raffa.
“Kurang ajar!” Bentak Raffa ia membantingkan foto itu ke lantai. “Sekarang mau apa lagi laki-laki berengsek itu!” Beraninya dia mengganggu Alina lagi,” Pekik Raffa.
Dengan perasaan kesal Ia lalu bergegas menghubungi Alina.
“Halo Fa, ada apa? pagi-pagi gini udah telepon tumben,” Tanya Alina heran.
“Alina jawab pertanyaanku dengan jujur!” tegas Raffa. “Apakah kamu baru-baru ini bertemu dengan Danu mantan suamimu?”
Alina terdiam sejenak dan menarik napas dalam.
Iya betul, aku pernah bertemu dengan dia di sebuah kafe,” jawab Alina tenang. “Tetapi, percayalah itu ada alasannya.”
“Apa alasannya? kenapa kamu tidak bilang kepada ku?”
“Aku hanya ingin berusaha menyelesaikan masalahku sendiri, aku tidak ingin membebanimu. Dan alasan aku bertemu dengan dia adalah karena dia telah meneror dan mengancam ku jadi aku ingin memperingatkannya.”
“Ancaman? Ancaman apa yang dia lakukan Alina?!”
“Dia… melemparkan bom molotov ke halaman rumahku dan ada juga chat ancaman,” ujar Alina.
“Astaga! Kenapa hal sepenting ini kamu tutupi Alina! Kurang ajar dia! Kita harus melaporkannya ke polisi!”
“Aku tidak mau Raffa, aku lelah. Dia berjanji tidak akan Berbuat seperti itu lagi. tapi, Fa sebenarnya kamu tahu dari mana aku bertemu dengan orang itu?”
“Ada seseorang yang mengirimiku paket berisi foto-foto kamu dengannya.”
“Apa? Kurang ajar! Sepertinya dia sengaja menjebakku!”
“Alina mulai sekarang, aku minta kamu ceritakan, padaku jika kamu mengalami sesuatu aku tidak ingin tahu dari orang lain.”
“Baik, Fa maafkan aku.”
“Tetapi, kamu sepertinya di foto itu terlihat seperti tersenyum, ketika di beri bunga olehnya aku tidak suka,” rajuk Raffa.
“Aku tidak tersenyum Raffa, aku hanya terkejut karena tak biasanya dia seperti itu.”
“Beneran?”
“Iya bener, sudahlah kita sebaiknya jangan bahas dia lagi,”
“Ya sudah kalau begitu, sampai bertemu nanti malam.”
“Iyah, bye,” ucapnya mengakhiri telepon.
Alina sedang duduk di sofa rumahnya sambil menonton TV, ia tiba-tiba dikejutkan oleh seseorang yang sedang menatapnya intens.
“Astaga, Raffa!” ujar Alina terkejut.
Raffa tengah berdiri di dekat jendela dengan ekspresi memelas. Foto-foto itu membuatnya marah, dan hampir membuat hubungan mereka hancur.
Raffa menghembuskan napas panjang sebelum akhirnya duduk di samping Alina. "Aku bodoh karena sempat meragukanmu.”
Alina menggeleng cepat. "Kamu tidak bodoh, Raffa. Aku bisa mengerti bagaimana perasaanmu. Jika aku ada di posisimu dan melihat foto seperti itu, aku juga akan marah,” balas Alina sambil tersenyum.
Raffa mulai bergeser mendekati Alina dan menggenggam tangannya erat. "Aku hanya tidak ingin kehilangan kamu Al. Orang itu pasti akan melakukan segala cara agar kita berpisah.”
Rasa takut mulai menjalar dalam dada Alina. "Aku juga berpikir begitu, dia berani menjebakku dan mengirimkan foto-foto itu kepadamu, jika tahu ini tidak berhasil, dia pasti akan mencoba sesuatu yang lain."
Raffa menatap Alina dalam. "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi, aku akan selalu di sisimu.”
Tiba-tiba, ponsel Alina yang berada di atas meja berbunyi. Di layar ponsel itu muncul nomor asing yang tak di kenal.
Jantung Alina berdegup kencang Ia melirik kearah Raffa lalu memberikan diri untuk mengangkat telepon itu "siapa ini?” tanya Alina, walaupun ia sudah tahu orang yang menelpon dirinya.
“Jangan pura-pura tidak mengenalku dasar kau wanita jalang!” Pekik Danu.
“Apa yang kau inginkan, Danu?"
Danu Terkekeh. "Kau pikir aku akan berhenti hanya karena foto-foto itu tidak berhasil menghancurkan kalian berdua! aku akn terus menghantui hidupmu Alina sampai kamu bertekuk lutut di kakiku?"
Alina mengepalkan tangan. "Berhentilah, sebelum aku melaporkanmu Ke Polisi Danu! Aku tidak akan pernah mau untuk kembali bersamamu.
“Oh, ternyata kamu belum mengerti yah Alina…” Suara Danu berubah dingin. "Aku tidak menginginkan kamu kembali kepadaku,. Aku ingin melihat kau hancur paham!"
Alina menarik napas panjang . "Apa yang akan kau lakukan? dasar kau brengsek!"
"Tunggu saja. Ini baru permulaan, kau akan merasakan apa yang kini aku rasakan yaitu sebuah kehancuran!"
Sambungan telepon lalu terputus.
Alina menatap layar ponselnya dengan wajah pucat. Raffa langsung meraih bahunya, suaranya penuh kekhawatiran. "Apa yang dia katakan Alina ?"
Alina menelan ludah kasar. "Dia bilang… ini baru permulaan."
Raffa menegang dan Matanya menyala dengan kemarahan yang coba ia redam. "Kalau begitu, kita harus bersiap-sia Aku tidak akan pernah membiarkan dia menyentuhmu lagi, Alina."
Alina menggenggam tangan Raffa lebih erat. "Kita akan menghadapinya bersama."
Malam itu, mereka tahu satu hal Danu belum selesai. Dan perang baru saja dimulai.
Guys... jangan lupa di like yah... Terima kasih yang sudah membaca.... 🥰
atau ajak raffa seklian
tp aku beda sih dah bilang terakhir yo wes mau SMS mau tlp gk ku anggap kl perlu ganti nmer 😅