LILIANA CALISTA BRIAR EDWARDES,atau biasa di panggil lili.Anak yang tidak mendapatkan perhatian dari daddynya semenjak dia lahir. Daddynya juga telah menikah dengan seorang wanita karena kesalah pahaman.
Hingga tumbuh besar lili dia asuh oleh mbak sinta,lili juga sering berusaha mendapatkan perhatian dari daddynya tapi sayangnya sang daddy mengabaikannya malah memanjakan adik tirinya membuat lili membenci daddnya.
Suata saat lili mencari tentang mommynya dan mencari tau kenapa ayahnya sangat benci dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berlatih
BUGH..
BUGH..
BUGH..
BUGH..
Dor..
Dor..
Dor..
Dor..
Suara gebukan dan suara tembakan saling bergemuruh,anak didik dari kakek bagaskara saling berlatih satu sama lain.
Sementara lili terus di latih fisik oleh kakek bagaskara sendiri.Lili yang mempunyai tubuh yang mungil harus berhadapan dengan kakek bagaskara yang tenaganya tidak habis-habis.
"Fokus li,fokus.Anggap saja saya musuh kamu."ucap tegas kakek bagaskara kepada lili yang hampir menyerah.
Keringat bercucuran di wajah lili,wajah yang putih ini sekarang sudah memerah.Dia berusaha bangun walaupun tubuhnya remuk,tetapi dia masih mempunyai tekad untuk berlatih.Menatap kakek bagaskara dengan tatapan tajam membayangkan dia adalah zavier,seseorang yang telah tidak menganggapnya dan suka menyiksanya.
Tanpa aba-aba lili langsung menyerang kakek bagaskara mengeluarkan kemampuan yang telah di ajarkan oleh kakek bagaskara sebelumnya.
Bugh..bugh..bugh..bugh..
Dengan sangat lincah lili membalas serangan dari kakek bagaskara.tekad lili membalas dendamnya semakin menggebu-gebu.Tanpa memberi ampun kepada kakek bagaskara lili melayangkan pukulan maut yang sudah di ajarkan olehnya.
"STOP."ucap kakek bagaskara menghentikan serangan lili.
Hahh huuhh..suara nafas dari kakek bagaskara terdengar,sementara lili keringat membasahi tubuhnya.
Kakek bagaskara menghampiri lili,menepuk pundak lili dua kali."Kamu sangat hebat nak,kakek baru saja mengajarkan beberapa beberapa taktik kamu telah mengusainya."ucap kakek bagaskara tersenyum bangga kepada lili.
Lili tersenyum kepada kekek bagaskara,lalu menundukan kepala."Ini semua berkat bantuan guru."ucapnya kemudian mengangkat kepalanya kembali menatap wajah kekak bagaskara.
Mendengar semua orang yang ada di sini memanggil kakek bagaskara dengan sebutan guru membuat lili mengikutinya.
Kakek bagaskara tersenyum simpul,lalu berkata."Sekarang sudah sore,bersihkan diri kamu cu.kamu harus pulang nak.Besok kita lanjut lagi,kakek tunggu kedatangan kamu kembali."
"Baik guru,terima kasih untuk hari ini.Saya izin pamit."ucap lili di angguki kakek bagaskara.
Lili menuju fitting room,meninggalkan kakek bagaskara.Hingga beberapa langkah lili telah sampai di ruangan fitting room.Lili harus mengantri,tak hanya dirinya saja yang harus mengganti seragam ada beberapa murid kakek bagaskara yang telah selesai latihan.
"Hay salam kenal,gue bianca."ucap gadis manis yang bernama yang mengulurkan tangannya kepada lili.
Lili menatap bianca beberapa saat,lalu membalas uluran tangannya."Gue lili."ucap lili.
"Lo murid baru di sini?"tanya bianca.
Lili mengangguk,"Iya."jawabnya.
"Pasti lo punya kisah yang bisa dikatakan buruk,sampai kakek bagaskara mengajak lo ke sini."ujar bianca.
Lili terdiam,mengerutkan dahinya.kata-kata bianca membuatnya mempertimbangkan untuk menjawabnya.
"Melihat lo terdiam,ucapan gue emang benar.Li,bukan lo doang yang punya kisah buruk.Hampir sembilan puluh sembilan persen yang ada di sini,mempunyai kisah yang sama dengan lo.Termasuk gue."jelas bianca.Terlihat dari wajah bianca sangat serius."Ruangan sudah kosong,lo ganti baju.Nanti kita ngobrol lagi."lanjut bianca lalu memasuki fitting room.
Lili hanya mencerna ucapan bianca,sebelumnya juga kakek bagaskara cerita dengan tentang para muridnya.Kemudian lili segera masuk ke delam fitting room,matahari hampir tenggelam dari arah barat.Dia harus cepat-cepat pulang takut sinta khawatir dengannya.
••••
Sudah beberpa menit lili berdiri di halte dekat kediaman kakek bagaskara.Tetapi belum ada tanda-tanda kendaraan umum yang lewat sedari tadi,membuatnya gelisah.
Waktu sudah menunjukan 18:00,matahari hampir tenggelam dan di ganti bulan yang akan menggantikannya.
Lili sedari tadi memesan ojek online,tetapi selalu di batalkan entah apa sebebnya.Hingga motor beat berwarna putih berhenti di depan halte.Terlihat dari postur tubuhnya dia seoarang wanita.
"Lili."panggil orang tersebut dari balik helmnya.
Lili yang di panggil namanya langsung menoleh,mengerutkan keningnya tidak mengetahui siapa wanita tersebut.
Lili mendekatinya,lalu berkata."Siapa yah."
Wanita itu melepaskan helmnya,dan ternyata dia adalah putri.salah satu murid kakek bagaskara.
"Naik,saya akan antar kamu."ucap putri.
"Gak usah,saya tunggu ojek saja."ucap lili menolak halus.
"Ini sudah mau malam li,daerah sini jarang ada ojek.lebih baik kamu ikut saya,saya akan antarkan kamu."ucap putri.
Lili terdiam,ingin menolak tetapi dia harus cepat pulang."Apa aku gak merepotkan?"tanya lili.
Putri menggelengkan kepala"Gak kok,ayo cepat naik."ucap putri lalu memberikan helm kepada lili.
Lili mengangguk,setuju ikut dengan putri.tidak ada salahnya juga,lalu lili menerima helm dari putri.
Sepanjang perjalan putri banyak cerita ke lili berbagai hal,awal dia di ajak kakek bagaskara dan cerita tentang kehidupannya yang begitu menyedihkan.
Ibu putri telah meninggal dan ayahnya telah menikah lagi dengan janda dan memiliki anak.Selama putri mempunyai ibu tiri dan adik tiri,ayahnya selalu acuh kepadanya dan hanya mementingkan mereka berdua saja.Putri juga sering kali dapat kekerasan dari ibu tirinya.
Kisah putri hampir sama dengan lili,tetapi lili tidak memberitahukan pada putri.Dia belum bisa cerita ke siapa-siapa termasuk putri.
Lili yang sebelumnya berpikir putri orangnya pendiam dan cuek ternyata dia salah besar.Di luar perguruan putri sangat ceria dan sangat humble.
Hingga bebera menita putri menghentikan motornya di belakang mansion yang sangat besar.
"Li ini rumah lo?"tanya putri yang kagum melihat bangunan yang ada di depan matanya.
Lili menggelengkan kepala lalu memberikan helm putri kembali."Bukan,gue cuman pembantu di sini.Gue tinggal di paviliun."jawab lili seadanya.
Putri sedikit terkejut dengar pekerjaan lili."Mansionnya,bagus banget li.pasti dalamnya mewah yah."ucap putri.
"Yah begitulah."ucap lili"Dan itu neraka buat gue."sambungnya dalam hati.
"Ya udah,gue pamit yah.Sampai jumpa besok."pamit putri lalu menjalankan mesin motornya.
"Hati-hati di jalan yah,thanks udah nganterin aku.Gue mau ajak lo masuk,tapi ini bukan mansion gue hehe."ucap lili dan di akhiri tawa.
Putri terkekeh mendengarnya."Kamu bisa aja li,aku pikir kamu gak bisa bercanda."ucap putri.
••••
Bulan perak sebesar semangka itu masih bertengger di langit.Ia diam tak bergerak,seperti terjebak dalam bingkai kamar lili.
Di dalam kamar lili, sinta mengajaknya ngobrol tentang hari ini yang lili lakukan.
"Ibu sangat khawatir kamu pulang telat li."ucap sinta,terlihat dari raut wajahnya sangat khawatir.
"Maaf yah,bu lili membuat ibu khawatir lagi."ucap lili merasa bersalah.
"Tapi kamu gak apa-apakan nak?apa badan kamu sakit?apa kakek itu mengajari kamu sangat keras?"tanya sinta bertubi-tubi membuat lili terkekeh melihatnya.
"Ibu tenang saja,kakek bagaskara mengajari aku gak sekejam daddy cambuk aku bu."jawab lili tersenyum.
Sinta mendengarnya membuatnya sedih,dia salah mengajukan pertanyaan.Tak ingin air matanya keluar di depan lili,sinta langsung mengalihkan pembicaraan.
"Maaf atas pertanyaan ibu yah nak,sekarang ibu ambilkan kamu makan malam yah."tanpa menunggu jawaban lili sinta langsung beranjak keluar dari kamar lili.