🍒Sekuel Touch Me, Hubby🍒
igeh : Lee_Yuta9
Manika Adisha, seorang gadis yang mempunyai paras cantik. Karena tidak terlalu percaya dengan sebuah pernikahan, dia lebih memilih membayar bibit dari seorang pria asing yang tidak dia kenal saat berada di kota London, daripada harus menikah untuk memiliki seorang keturunan.
Bryan Natakusuma, seorang pewaris dari perusahaan Natakusuma Corp, dibuat kalang kabut oleh wanita yang berani membayar dirinya atas kerja kerasnya semalam.
Apakah mereka akan bertemu? Simak aja langsung ceritanya^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lee_yuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Untung Nggak Telat
Di kediaman Natakusuma, seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usianya, tengah sibuk membangunkan putra pertama mereka yang baru kembali lagi ke rumah ini setelah beberapa tahun tidak tinggal di sini.
"Sayang...! Mau sampai kapan kamu tidur terus? Udah tua, juga! Susah banget di bangunin." geram Shakki pada putranya seraya melangkah masuk ke dalam kamar Bryan.
Shakki membuka semua gorden jendela kamar putranya. Kemudian menggoyangkan tubuh Bryan dengan sangat kencang. Namun yang dibangunkan malah berpindah posisi membelakangi sang mama.
"Bry, ini hari pertama kamu menggantikan Papa di perusahaan, kan?" ucap Shakki seraya menepuk bahu Bryan.
"Emmhh sebentar lagi, My Sweetie," jawab Bryan malas sembari menarik selimutnya lagi yang di buka oleh mamanya tadi.
"Gimana mau dapat istri, kalau kamunya aja masih kayak gini, Sayang." karena kesal dengan Bryan yang tak kunjung membuka matanya, Shakki menepuk keras bahu Bryan. Membuat Bryan mengaduh kesakitan.
Lalu Bryan memeluk sang mama ketika mamanya akan memukulnya dengan dengan bantal. Sehingga Shakki tidak bisa memukulnya lagi.
"Ma, aku ini putra Mama apa bukan sih? Kok main kasar sama putranya yang tampan ini?" protes Bryan. Membuat Shakki semakin ingin memukul putranya.
"Kamu itu sudah dewasa, Sayang. Kalau sikapmu seperti ini terus, bagaimana Mama bisa punya menantu yang cantik?" lagi dan lagi Shakki mengungkit tentang pernikahan. Membuat Bryan melepas pelukannya seketika pada sang mama. Dan itu tidak luput dari perhatian Shakki pada putranya.
Shakki mendengar dari orang kepercayaannya, kalau putranya ini tidak berhasil menemukan perempuan yang telah menarik hati Bryan setelah pengkhianatan yang dilakukan oleh kekasihnya dulu.
Bryan meraih tangan mamanya. Menatap nya penuh kasih sayang. Di usia mamanya yang sudah semakin tua, dan dirinya juga yang terbilang sudah lebih dari matang untuk usia menikah. Bryan memberi penjelasan pada mamanya.
"Ma, menikah itu tidak segampang kita membeli rumah. Bryan sudah berusaha mencari wanita yang pas buat Bryan. Namun masih belum dapat aja." jelas Bryan membuat Shakki mengusap lembut kepala putranya.
Shakki tahu betul, Bryan masih belum siap untuk menjalin hubungan yang serius. Karena dia dulu pernah merencanakan pernikahan yang sempurna dengan kekasihnya, namun kandas di tengah jalan. Saat mereka kurang beberapa minggu lagi menikah. Dan penyebab kandasnya hubungan itu karena kekasihnya hamil dengan laki-laki lain.
"Ya sudah, kalau begitu sekarang kamu bersiap untuk ke kantor. Sebelum Papa-mu marah." ucap Shakki kemudian. Dan Bryan mengangguk lalu pergi ke kamar mandi. Sementara Shakki menata kembali tempat tidur putranya.
Di tempat lain, Manika berjalan begitu tergesa untuk sampai di tempat kerjanya. Dia tidak mau sampai kehilangan pekerjaan yang baru dia dapat dua bulan yang lalu. Untung ada saudara sepupunya yang merekomendasikan dia pada atasannya. Sehingga Manika bisa diterima keterima di perusahaan ini dengan baik.
Hidup di luar negri begitu lama, membuat Manika harus beradaptasi dengan tempat barunya. Apalagi setelah kedua orang tuanya memutuskan untuk bercerai, dan papanya tidak memberikan warisan sedikitpun pada Manika. Membuat Manika memulainya dari bawah lagi.
Apalagi sekarang dia memiliki seorang putri yang begitu menggemaskan. Dan tentu saja, putrinya itu juga membutuhkan biaya untuk masa depannya kelak. Dan Manika berjuang untuk itu.
"Huft! Untung nggak telat," ucap Manika sesaat setelah sampai di meja resepsionis. Manika terlihat sedang mengatur napasnya.
"Lari lagi kamu, Nika?" tanya Gauri, teman seprofesi nya.
"Anak aku rewel banget tadi," jawab Manika. Kemudian Manika menggunakan kalung tanda pengenal nya. Manika tidak pernah menutupi statusnya di perusahaan ini. Karena atasan mereka sangat menghargai sebuah kejujuran.
Ya, Manika bekerja sebagai resepsionis di salah satu perusahaan yang baru berdiri di kota ini. Dia memulai bekerja dari bawah tanpa mengeluh sedikitpun. Karena yang dia butuhkan adalah gaji di perusahaan itu lumayan besar. Bisa mencukupi kebutuhan dirinya dan juga sang putri.
ni otornya kurang riset...
like
komen
sub
iklan
bintang
HPLnya kapan nih..
hijhihiii/Tongue//Facepalm//Grin//Tongue//Facepalm//Grin/
wkwkwkkw
🤔🤔🤔
kau mmgvthe best top bgt