NovelToon NovelToon
Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan

Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Anak Kembar
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: SyaSyi

Setelah malam naas penjebakan yang dilakukan oleh Adik tirinya, Kinanti dinyatakan hamil. Namun dirinya tak mengetahui siapa ayah dari bayi yang dikandungnya.

Kinanti di usir dari rumah, karena dianggap sebagai aib untuk keluarganya. Susah payah dia berusaha untuk mempertahankan anak tersebut. Hingga akhirnya anak itu lahir, tanpa seorang ayah.

Kinanti melahirkan anak kembar, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Kehadiran anak tersebut mampu mengubah hidupnya. Kedua anaknya tumbuh menjadi anak yang genius, melebihi kecerdasan anak usianya.

Mampukah takdir mempertemukan dirinya dengan laki-laki yang menghamilinya? Akankah kedua anak geniusnya mampu menyatukan kedua orang tuanya? Ikuti kisahnya dalam karya "Anak Genius : Benih Yang Kau Tinggalkan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SyaSyi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Bahagia

"Kita pulang sekarang saja ya! Kasihan kembar, pasti mereka sudah menunggu kita," ajak Kinanti dan Gio mengiyakan.

Gio mengiyakan, karena mereka harus mengurus kepindahan Kinanti dan kembar ke apartemen Gio. Untuk sementara waktu mereka akan tinggal di apartemen yang selama ini Gio tempati. Rencananya Gio akan membelikan sebuah rumah untuk istri dan anaknya. Gio rasa, apartemen kurang pas untuk pertumbuhan buah hatinya. Ruang lingkupnya kurang pas.

Baru saja Erland keluar dari hotel, bosnya meminta dia untuk kembali lagi ke hotel. Karena bosnya berubah pikiran, dia memilih untuk pulang sekarang. Hingga akhirnya mau tak mau Erland putar balik kembali, untuk menjemput bosnya itu. Gio dan Kinanti sudah menunggu Erland di lobby.

"Kau ini lama sekali sih datangnya? Kau tahu tidak? Kau membuat kami menunggumu lama di lobby," tegur Gio saat masuk ke dalam mobil.

"Maaf Tuan, tadi posisi saya sudah di luar hotel. Mau tak mau saya harus mencari putaran untuk kembali ke hotel. Tuan bilang katanya tadi saya di suruh pulang, makanya saya langsung pulang," jelas Erland. Gio memilih untuk tidak menjawab ucapan Erland, dan bersikap cuek. Sedangkan Kinanti hanya geleng-geleng kepala dan tersenyum. Hal itu justru membuat Gio semakin kesal.

"Sepertinya kamu senang banget, Erland membuat aku kesal," sindir Gio membuat Kinanti memutar bola matanya karena kesal. Ingin sekali dia mere*mas bibir suaminya yang bawel itu. Kinanti memilih tak melayani suaminya, daripada urusannya bisa panjang.

Kini mereka baru saja sampai di kediaman orang tua Gio. Mereka langsung di sambut dengan Bunga.

"Bunda, adik bayinya mana?" tanya Bunga polos. Membuat Kinanti melongo, berbeda halnya dengan Gio yang justru terkekeh. Melihat ekspresi wajah istrinya.

"Adiknya lagi proses pembuatan. Doakan Ayah dan Bunda ya, semoga usaha kami berhasil memberikan kamu adik bayi," jelas Gio.

"Iya, Ayah. Semoga Allah segera mengabulkan doa aku. Aku sudah tak sabar ingin segera punya adik," sahut Bunga.

"Anak yang pintar," puji Gio sambil mengelus rambut anaknya lembut.

Gio langsung pamit pulang kepada mama dan papanya, karena dia ingin mengajak istri dan anaknya main ke Mall dan ke arena bermain yang berada di Mall. Gio ingin menebus semua waktu yang sudah terlewati.

Mereka kini sudah dalam perjalanan menuju Mall. Bunga terlihat duduk di pangkuan sang ayah. Inilah momen yang selama ini mereka nantikan, karena pada akhirnya mereka bisa berkumpul menjadi keluarga bahagia.

"Bunga senang banget, akhirnya kita bisa berkumpul bersama. Bunga mempunyai keluarga yang utuh, punya Bunda dan juga Ayah," ungkap Bunga.

Akhirnya, mobil yang membawa mereka kini telah sampai di lobby Mall. Gio tampak turun lebih dulu dan menggendong Bunga. Sedangkan Kinanti turun lewat pintu lain bersama Satria, dan juga baby sister sang anak.

Tujuan pertama mereka yaitu ke arena bermain anak-anak di Mall tersebut. Kini mereka sudah berada di arena bermain. Bunga terlihat sangat bahagia. Dulu, saat mereka hidup tanpa sang ayah, jangankan untuk bisa bermain ke Mall, sudah bisa makan dan punya tabungan untuk sekolah saja, mereka sudah bersyukur.

Kesabaran mereka, sekarang sudah terbayarkan. Mereka sudah menemukan ayah yang dulu meninggalkan mereka, sejak mereka masih dalam kandungan sang bunda. Mereka kini sudah mendapatkan kehidupan yang layak.

"Ayah, Bunda," teriak Bunga. Dia tampak memanggil kedua orang tuanya sambil melambaikan tangannya. Dia terlihat ceria, sedang menaiki komedi putar.

Gio terlihat merangkul Kinanti, menunjukkan kemesraannya. Melihat putra putri mereka mencoba aneka macam wahana permainan yang berada di Mall tersebut. Sesekali Gio juga mengajak sang istri untuk selfi dengan berbagai gaya. Bahkan Gio mencium pipi istrinya secara tiba-tiba, membuat wajah Kinanti memerah menahan rasa malu.

"Dasar, seperti anak ABG saja. Ingat, umur kamu sudah tua. Sudah punya anak dua," sindir Kinanti sambil mencubit perut istrinya.

"Usia boleh tua. Tapi wajah aku masih baby face dong. Masih bisa dapat anak ABG. Kuat juga di ranjang. Makin tua, makin perkasa. Benar 'kan?" goda Gio sambil memainkan alisnya.

"Iya deh, susah bicara sama kamu. Selalu ingin menang," sahut Kinanti kesal.

Berbeda halnya dengan Bunga. Satria lebih menyukai permainan anak laki-laki, seperti tembak-tembakan, bom-bom car, dan juga yang memacu adrenalin. Bunga berlari menghampiri kedua orang tuanya, dia mengajak orang tuanya untuk naik kereta gantung. Hingga akhirnya, kedua orang tuanya menurutinya.

Mereka kini sudah berada di dalam kereta gantung, menikmati pemandangan Mall dari atas sambil mengabadikan momen kebersamaan mereka dalam bentuk foto. Rona bahagia terpancar dari wajah mereka.

"Sudah puas mainnya?" tanya Gio, saat Bunga menghampiri dirinya, dan Bunga mengiyakan.

Mereka pergi meninggalkan arena bermain, untuk mencari tempat makan. Bunga mengajak orang tuanya makan ayam kriuk, dia juga meminta pizza untuk di rumah. Tentu saja Gio menurutinya. Kini mereka sudah berada di restoran ayam kriuk, makan bersama. Mereka terlihat seperti keluarga bahagia.

"Mas, sepertinya aku harus pulang dulu ke Yogya. Mengurus kepindahan sekolah kembar, dan juga rumah di sana. Aku juga memiliki usaha warung baso di Yogya," ujar Kinanti. Tentu saja Gio tak akan membiarkan sang istri pergi sendiri ke Yogya. Terlebih Dimas mencintai istrinya.

"Lusa kita berangkat! Aku akan menemani kamu ke Yogya. Besok aku akan menyelesaikan pekerjaan aku dulu, agar aku tenang meninggalkan perusahaan. Bagaimana kalau kita sekalian berbulan madu?" tanya Gio sambil memainkan alisnya, menggoda istrinya.

Selalu saja. Gio selalu memanfaatkan kesempatan untuk bisa berdua istrinya. Mencari kesempatan untuk membuat adiknya kembar.

"Bunga dan Satria, sama nenek dan kakek dulu ya. Ayah dan Bunda harus menyelesaikan urusan orang dewasa dulu. Kalau sudah selesai, kami akan segera pulang. Sebagai gantinya, Ayah akan membelikan Bunga mainan yang banyak. Bunga bebas memilihnya," rayu Gio.

"Benar Ayah? Asyik ... Bunga senang. Makasih Ayah," ungkap Bunga dan Gio menganggukkan kepalanya. Dia senang, karena anaknya mendukung dirinya.

Gio menepati janjinya kepada sang anak. Kini mereka sudah berada di toko mainan. Bunga terlihat senang. Karena bisa membeli mainan yang dia suka.

"Son, mengapa kamu tak beli? Pilihlah Son! Ayah akan membelikan semua yang kamu inginkan," ujar Gio.

Sebenarnya, bukan itu yang dia inginkan. Dia menginginkan sebuah laptop yang canggih. Namun, dia terlihat ragu-ragu untuk mengatakannya.

"Kamu mau apa? Katakan saja! Bunda tahu, pasti ada sesuatu yang kamu inginkan," ujar Kinanti yang akhirnya ikut bicara.

"Sebenarnya, Satria ingin laptop keluaran terbaru. Karena laptop yang lama lemot. Kalau Ayah tak mau membelikannya, tak apa," ungkap Satria.

"Tentu saja Son. Ayo kita beli sekarang! Sayang, aku antar Satria beli laptop dulu ya. Kamu temani Bunga ya! Ini kartu untuk kamu dan anak-anak, kalian bebas membeli apapun yang kamu mau," ujar Gio sambil memberikan black card kepada Kinanti. Setelah itu Gio pergi bersama Satria, mencari toko yang menjual aneka macam laptop.

1
Christina Hartini
semangat Thor, lanjut💪
Christina Hartini
wah Gio seorang CEO kok bisa jadi pengecut ya
kristi hartati
Luar biasa
Supra Yono
belum memaafkan, tapi sudah mau disentuh, itu namanya wanita munafik
Supra Yono
masa gio lupa wajah Kinanti, bukannya pas bangun Kinanti masih tidur disampingnya,dan melihat wajahnya pasti kan sudah sadar pas bangun
Supra Yono
usia 33 tapi ga dewasa
Alanna Th
aq suka karyamu yg ga berat dg pelakor n pengkhianatan. sangat mnghibur. tq othor ,/Heart//Heart//Heart//Good//Pray/
SyaSyi: Terima kasih kak
total 1 replies
Alanna Th
tq author, smoga sehat sejahtera n sukses selalu /Good//Heart//Pray/
Alanna Th
ok, aq mampir stlh tamat aza ya
Alanna Th
lain kali aq mampir, tapi stlh tamat ya/Proud//Facepalm/
Alanna Th
waduh ada jengkol. aq suka jengkol tapi ga suka pete
Alanna Th
aq kdg zuka ngarang crita, tapi endingnya sering ngaco /Facepalm//Facepalm//Cry//Brokenheart/
Alanna Th
aq juga pingin kulineran d Bdg, sama kangen sama adikq n sohibq yg sdh lama lost kontak
Alanna Th
aq stuju pndpt gio; anak msh sklh jngn jadi selebritis
Alanna Th
tanggung amat
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😘😘😘
SyaSyi: Makasih kak
total 1 replies
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 👏👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒚𝒂
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒏𝒆𝒙𝒕
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒓𝒖
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!