brakk
"apa yang kalian lakukan?!"teriak seorang wanita cantik yang baru saja membuka paksa kamar di sebuah rumah mewah.
Kedua mata wanita itu seketika membulat sempurna saat mendapati pemandangan yang sangat memilukan di atas tempat tidur itu.
Tubuhnya seketika merosot jatuh di atas lantai. tepat di sebelah dua insan manusia yang tengah asik dengan dunianya itu.
Dia adalah Asmirandah Sheila Kumalasari. seorang wanita cantik, yang biasa di sapa dengan panggilan "Mira" itu, tidak pernah menyangka bahwa akan mendapatkan kejutan yang luar biasa Seperti ini.
Syok? tentu saja, perasaan itu yang tergambar dari raut wajah Mira saat melihat pemandangan yang ada di hadapannya saat ini.
Padahal besok pagi, wanita cantik itu akan menikah dengan laki-laki yang masih terdiam di atas tempat tidur itu.
Akankah Mira dapat melewati semuanya, apakah rencana yang telah disusun oleh keluarganya untuk menghancurkan harapan wanita itu?
yuk simak ceritanya hanya ada di Noveltoon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhevy Yuliana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Setelah selesai membersihkan diri dan mengobati lukanya, Asmirandah memutuskan untuk segera pergi dari sana. wanita cantik itu harus bertemu dengan sahabatnya. yang mungkin saja, Tiara telah khawatir. karena dirinya tidak memberikan kabar sama sekali sampai hari ini.
"mau ke mana kau?"pertanyaan dari seseorang itu sukses membuat langkah Asmirandah terhenti.
Wanita itu menoleh ke arah belakang dan mendapati sang kakak tengah menatapnya dengan tatapan tajam dan juga tangan yang disilangkan di atas dada.
Tanpa mengindahkan pertanyaan dari wanita itu, Asmirandah segera melanjutkan melangkahkan kakinya untuk keluar dari rumah itu. wanita itu sama sekali tidak memperdulikan teriakan dan makian dari Naomi yang memanggilnya untuk kembali.
Tepat di depan rumahnya, terdapat sebuah taksi yang melintas. karena memang, rumah dari keluarga Orlando, tepat di samping jalan raya. tentu saja hal itu membuat tujuan dari Asmirandah semakin mudah.
"kita ke alamat ini pak."ucap wanita itu Serayu menyerahkan sebuah lembar kertas pada sopir taksi itu.
Tak lama berselang, kendaraan yang ditumpangi oleh wanita itu, telah sampai di depan rumah mewah sahabatnya. Asmirandah segera turun dari kendaraan itu, setelah menyerahkan beberapa lembar uang berwarna merah pada sopir taksi itu.
tok tok tok
Dengan segera, Asmirandah mengetuk pintu rumah sahabatnya itu dengan sedikit tergesa-gesa.
ceklek
Pintu rumah itu perlahan terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah pekerja di rumah Tiara.
"maaf apakah Tiaranya ada?"tanya Asmirandah pada wanita itu.
"ada, silakan masuk mana."ucapnya Seraya menganggukkan kepala.
Tak lama berselang, terdengar suara tapak kaki yang menuruni anak tangga. dan Hal itu, membuat Asmirandah seketika menoleh ke arah sumber suara.
Kedua mata wanita itu, seketika membulat sempurna. saat menyaksikan kondisi dari sang sahabat yang tampak memprihatinkan.
"astaga! Kau ini kenapa?!"tanya wanita yang memiliki rambut panjang itu dengan suara yang sangat keras.
Tentu saja teriakan dari wanita itu membuat semua orang yang ada di sana terlunjak kaget. dan langsung berhambur menghampiri ke arah Tiara dan juga Asmirandah. membuat wanita itu seketika merasa gelagapan.
"Tiara, ada apa?"tanya ibunda dari wanita itu dengan tahu baca khawatir.
Wanita berambut panjang itu ingin mengatakan sesuatu pada orang-orang yang ada di sana, namun seketika urung dilakukan saat melihat tatapan mata dari Asmirandah.
"oh. umm tidak apa-apa Bu. aku hanya terkejut saja. tadi sepertinya ada serangga."ucap Tiara berkilah. sementara Asmirandah, wanita itu menundukkan kepala. agar keluarga dari sahabatnya, tidak merasa curiga dengan keadaannya itu.
"oh Ibu kira ada apa. kalau begitu, kami masuk dulu."ucap wanita paruh baya itu Seraya berlalu dari sana.
Sepertinya, wanita paruh baya itu tidak menyadari kondisi dari sahabat putrinya. karena reaksi dari wanita paruh baya itu, sangat biasa saja. karena jika ibunda dari sahabatnya itu tahu, maka akan heboh satu rumah itu.
Namun hal itu membuat Asmirandah seketika menghela nafas lega. karena setidaknya, tidak ada yang mengetahui dan merasa curiga dengan kondisinya saat ini.
Sementara Tiara, wanita itu masih terdiam mencoba untuk mencerna apa yang terjadi pada sahabatnya. dan setelah beberapa saat, wanita yang memiliki rambut berwarna coklat terang itu, segera menarik tangan dari sahabatnya itu untuk mengikutinya.
****
"kenapa bisa seperti ini?"tanya Tiara Seraya menatap sahabatnya itu dengan tatapan penuh dengan rasa bersalah dan juga air mata yang menggenang.
Asmirandah yang mendengar pertanyaan dari sahabatnya itu, seketika menundukkan kepala. Kemudian beberapa saat, wanita itu mulai menghirup udara sebanyak mungkin. dan setelah itu, menghembuskannya secara perlahan.
"Kak Naomi mengamuk saat mendapati suaminya tengah memelukku di kamar."ucap wanita itu Seraya terisak.
Tiara yang mendengar itu, seketika membulatkan kedua matanya."astaga! kenapa bisa seperti itu?!"pekiknya keras.
Beruntungnya, saat ini mereka tengah berada di dalam kamar milik Tiara. sehingga suaranya tidak akan pernah sampai keluar kamar. Karena Wanita itu menggunakan alat peredam suara. karena jika sampai suaranya kembali terdengar, maka orang rumah akan langsung heboh.
Asmirandah mulai menceritakan semuanya pada sahabatnya itu. membagi keluh kesahnya dengan wanita yang memiliki mata sipit itu. tentu saja hal itu membuat Tiara yang mendengarnya, merasa sangat iba. wanita yang memiliki keturunan campuran itu, dengan segera langsung memeluk tubuh sahabatnya dengan sangat erat.
Kemudian, mereka berdua sama-sama menangis dalam posisi berpelukan. Seakan-akan, Tiara juga merasakan penderitaan yang dialami oleh sahabatnya itu.
"lalu sekarang apa yang akan kamu lakukan selanjutnya?"tanya Tiara saat mereka telah melepaskan diri dari pelukan itu.
Asmirandah menggeleng lemah."aku juga belum tahu apa yang harus aku lakukan. karena, keluar dari rumah itu pun juga percuma."ucapnya menghela nafas panjang.
Tiba-tiba saja, Tiara bangkit dari tempat duduknya dan langsung mengambil kotak obat yang ada di laci miliknya itu.
"sebaiknya, kita bersihkan dulu lukanya. agar tidak menjadi infeksi."Asmirandah menganggukkan kepala. saat tangan sahabatnya itu, mulai menempelkan kaca yang telah dicemplungkan dengan air alkohol itu.
"awww sakit Tiara pelan-pelan."ucap wanita itu Seraya mengeringis pelan. saat tangan dari sahabatnya itu, mengenai luka yang ada di area mata dan juga hidungnya.
Setelah selesai mengobati sahabatnya itu, Tiara menyuruh Asmirandah untuk beristirahat di kamarnya. sementara dia, ingin keluar sebentar mengambil sesuatu. Asmirandah tanpa merasa curiga, hanya dapat menganggukkan kepala.
****
"halo Kak Zidane, Kaka ada di mana?"tanya Tiara dengan suara yang sangat pelan.
"aku ada di rumah. emangnya ada apa?"tanya laki-laki manis itu dari seberang sana.
"apa Kakak bisa datang kemari?"tanya Tiara.
"memangnya ada apa?"tanya sidang dari seberang sana dengan nada suara yang sangat bingung.
"sudahlah lebih baik datang saja kemari. aku tunggu kedatangannya."setelah mengatakan hal itu, Tiara menutup panggilannya dan mulai membalikkan tubuh untuk kembali masuk ke dalam kamarnya.
Namun betapa terkejutnya wanita itu, saat mendapati sang sahabat, sudah berdiri di ambang pintu. menatap Tiara dengan tatapan bingung.
"astaga kau membuatku kaget saja!"ucap wanita itu Seraya mengusap dadanya yang terasa berdenyut akibat rasa terkejut itu.
"kau menelpon siapa kenapa seperti itu?"tanpa mengindahkan penuturan dari sahabatnya, Asmirandah kembali melayangkan pertanyaan pada sahabatnya itu.
Tentu saja hal itu membuat Tiara yang mendengarnya, seketika gelagapan."emm. aku hanya menelpon temanku saja."ucapnya berkilah. dan tanpa diduga oleh Tiara, sahabatnya itu hanya menganggukkan kepala. kemudian kembali masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. dan tak berselang lama, kedua mata Asmirandah terpejam disusul dengan dengkuran halus. pertanda bahwa wanita itu, telah terlelap
Asmirandah tunggu jd korban kls berat deh kayanya