KAISAR IBLIS TAK TERKALAHKAN

Berpindah menyorot alun-alun utama kerajaan Havana satu hari setelah kelahiran tiga putra mahkota, tempat itu dipadati oleh lautan manusia. Festival pawai besar digelar untuk merayakan dua momen bersejarah, turunnya tujuh skill kekaisaran yang hanya terjadi setiap 1000 tahun sekali, dan kelahiran tiga putra mahkota kerajaan Havana secara bersamaan.

Seluruh masyarakat dari berbagai penjuru kota, bahkan dari desa-desa terpencil, berkumpul menjadi satu. Jumlah peserta yang hadir diperkirakan mencapai 15 juta jiwa, belum termasuk para pendatang dari kerajaan tetangga yang juga ikut memeriahkan acara tersebut. Suasana yang meriah dan penuh antusiasme menyelimuti seluruh alun-alun kerajaan.

Sorak-sorai kegembiraan terdengar membahana, menggema hingga puluhan kilometer jauhnya. Ini adalah hari yang tak terlupakan bagi semua orang, terlebih bagi Raja dan Permaisuri Havana yang kini memiliki tiga penerus tahta.

Dari sudut pandang politik dan ekonomi, festival ini membawa banyak keuntungan bagi kerajaan. Para pendatang dari luar kerajaan memberikan dampak positif, terutama dalam hal perdagangan dan hubungan diplomatik. Kegiatan jual-beli dan pertukaran budaya membuat roda ekonomi Havana berputar lebih cepat dari biasanya.

Bagi sang raja, perayaan ini bukan hanya sekadar pawai biasa, tetapi juga momen untuk menunjukkan kekuatan dan kestabilan kerajaan Havana di mata dunia luar. Bagi rakyatnya, ini adalah hari di mana mereka bisa melupakan sejenak segala kesulitan hidup, bersorak dan merayakan kebahagiaan bersama-sama.

Antusiasme masyarakat mencapai puncaknya ketika konvoi pahlawan profesional dari berbagai peringkat kerajaan Havana memasuki alun-alun. Kehadiran mereka menjadi daya tarik utama, terutama bagi para penggemar yang selama ini hanya mendengar kisah mereka dari cerita rakyat atau hanya sekedar rumor.

Pahlawan dari berbagai peringkat mulai dari Bronze, Silver, Gold, hingga Platinum dan Diamond hadir dalam festival tersebut. Para penggemar berteriak histeris, memanggil nama-nama idola mereka dengan penuh semangat antusias.

"Gazel sang binatang buas! Bolehkah aku meminta tanda tanganmu?"

"Shizune sang kecantikan! Aku penggemar beratmu!"

"Leon sang kecepatan cahaya! Anda tampan sekali! Jadikan aku istrimu!"

"Gurame sang kekejaman! Tolong terima hadiah spesial dariku ini!"

"Flour sang elf dingin! Tolong lihat ke sini!"

Setiap pahlawan memiliki daya tarik dan ciri khasnya masing-masing, yang membuat mereka begitu dicintai oleh masyarakat. Gazel dikenal karena kekuatannya yang brutal, Shizune memikat banyak hati dengan kecantikannya, Leon mempesona dengan kecepatannya yang luar biasa, sementara Gurame dan Flour dikenal dengan aura mereka yang mengintimidasi namun elegan. Serta masi sangat banyak lagi.

Di balik gemerlap sorak-sorai masyarakat Havana, para pahlawan profesional yang tampil di pawai besar memiliki cerita perjuangan mereka masing-masing.

Popularitas yang mereka raih bukanlah sesuatu yang datang dengan mudah. Untuk mencapai puncak hingga di kenal banyak orang, mereka harus bersaing di medan pertempuran dan melalui hierarki yang ketat.

Setiap divisi rangking memiliki strukturnya sendiri, dengan urutan peringkat yang menentukan posisi mereka di mata publik. Misalnya, Gazel sang Binatang Buas adalah pahlawan rank Platinum peringkat 3, terkenal karena kekuatan luar biasa yang mampu mengguncang tanah hanya dengan satu serangan.

Di sisi lain, Leon Sang Kecepatan Cahaya, pemegang peringkat 1 di rank Diamond, adalah simbol kecepatan absolut yang bahkan sulit diikuti oleh mata manusia. Popularitas mereka menjulang tinggi, membuat nama-nama mereka dielu-elukan di sepanjang festival.

Namun, di antara kemegahan itu, ada juga suara-suara kecil yang luput dari perhatian.

"Enak ya jadi mereka. Bisa dapat banyak pujian dan disukai gadis-gadis cantik," keluh seorang pahlawan profesional rank Silver peringkat 5012, duduk ngopi di pinggir jalan sambil memandangi konvoi para pahlawan elite yang melintas. Suaranya penuh kegetiran.

"Sudahlah, jangan terlalu banyak mengeluh. Hidup itu sederhana kalau kau tidak mempersulitnya sendiri," sahut rekannya, pahlawan rank Silver peringkat 5011, mencoba menyemangati.

Namun, tanggapan itu malah memicu kemarahan kecil. "Mentang-mentang kau unggul satu peringkat di atasku sudah merasa berhak menceramahiku, ya? Huh, kau sama saja, lebih baik diam!"

Sebelum suasana memanas, suara ketiga terdengar. Seorang pahlawan dengan senyum bijaksana, mungkin sedikit lebih dewasa, menengahi mereka. "Sudah, sudah. Lagi pula, peringkat bukanlah segalanya. Tidak baik kita bertengkar di depan orang banyak. Kita ini pahlawan, ingat? Profesionalisme adalah yang utama."

Kata-katanya membuat keduanya terdiam sejenak. Ada kebenaran yang sulit mereka bantah, apa yang dia ucapkan itu benar. Dan mereka harus berusaha lebih giat lagi agar menjadi hebat seperti mereka.

Meskipun demikian, realitasnya memang tak bisa disangkal. Bagi mayoritas pahlawan, peringkat bukan sekadar angka, melainkan simbol kebanggaan dan pengakuan. Semakin tinggi peringkat, semakin besar peluang untuk menarik perhatian, baik dari masyarakat umum maupun pihak-pihak yang mencari kekuatan mereka.

Banyak pahlawan yang menjadikan peringkat sebagai alat untuk menaikkan popularitas, demi menggaet penggemar, status dan pengikut setia serta menghasilkan banyak uang yang begitu melimpah ruah.

Namun, ada juga segelintir pahlawan yang memilih jalan berbeda. Mereka yang kuat namun tidak tertarik mengejar peringkat. Baginya, ketenaran bukanlah tujuan, melainkan hanya gangguan.

Di tengah hiruk-pikuk festival, dua pahlawan peringkat rendah itu akhirnya tersenyum kecil. Meskipun mereka tak memiliki penggemar sebanyak Leon atau Gazel, mereka tetap berpegang teguh pada alasan mereka menjadi pahlawan: melindungi yang lemah dan memberikan harapan.

Dan di hari yang penuh kemeriahan ini, bahkan mereka, pahlawan-pahlawan kecil tanpa nama besar, tahu bahwa peran mereka tetap berarti. Festival ini tidak hanya menjadi panggung bagi para pahlawan, tetapi juga menjadi simbol persatuan dan kebahagiaan bagi seluruh rakyat Havana. Setiap orang dari berbagai lapisan masyarakat menikmati momen ini tanpa memandang status sosial.

Dalam dunia para pahlawan, kompetisi tidak hanya terjadi secara individu. Mereka juga diizinkan membentuk tim, dengan jumlah anggota yang tidak terbatas. Semakin besar dan solid sebuah tim, semakin besar pula popularitas dan pengaruhnya.

Tidak jarang, perselisihan antar tim memanas, masing-masing berusaha membuktikan siapa yang terkuat dan paling berpengaruh. Sehingga menimbulkan masalah internal namun itu hanya sebatas persaingan sudut pandang semata. Pada akhirnya mereka akan kembali damai untuk memerangi kejahatan bersama-sama.

Namun, ada tingkatan pahlawan yang berdiri di atas semua itu, yakni Pahlawan Superstar Star. Mereka adalah legenda hidup, simbol kekuatan tertinggi di dunia ini. Sayangnya, pada pawai akbar kali ini, para Superstar Star tidak hadir. Alasannya sederhana namun penuh ketegangan: mereka tengah sibuk memantau pergerakan ancaman besar yang dapat mengguncang tatanan dunia.

Dunia ini tidak hanya dihuni oleh manusia dan makhluk lainnya, tetapi juga oleh entitas mengerikan yang dikenal sebagai 12 Raja Iblis. Keberadaan mereka adalah bencana yang terus mengintai, tak peduli apakah itu kerajaan besar atau kecil. Mereka masuk dalam kategori Iblis Kutukan Tingkat Mystic, kekuatan yang tidak bisa dipandang remeh.

Sebagai contoh, sosok malapetaka sebelumnya, Raja Iblis Zhask Agung, adalah legenda yang pernah mengguncang kestabilan tiga dunia dengan kekuatan yang hampir tak tertandingi. Namun kini, ancaman yang datang bukan hanya satu, melainkan dua belas.

"Mengapa ada 12 Raja Iblis? Bukankah gelar Raja Iblis seharusnya hanya satu?"

Pertanyaan ini sering kali muncul di benak banyak orang. Jawabannya sederhana namun mencengangkan: kekuatan mereka setara. Tidak ada yang cukup dominan untuk menjadi penguasa tunggal.

Namun, perebutan tahta raja iblis tidak pernah tenang. Ketika dua Raja Iblis berperang satu sama lain, pihak ketiga biasanya akan memanfaatkan situasi untuk merebut sumber daya kedua belah pihak.

Konflik tanpa akhir inilah yang menjaga keseimbangan gelap di antara mereka. Tetapi hukum alam dunia ini tidak pernah memihak. Jika salah satu Raja Iblis terlalu lemah atau ceroboh, ia akan dihapus oleh tatanan alami, baik oleh musuh dari luar maupun dari kalangan mereka sendiri.

Licik, kejam, dan tanpa belas kasihan. Itulah ciri khas bangsa iblis. Tidak peduli sesama mereka, tujuan akhir selalu sama: kekuasaan dan dominasi mutlak.

Ancaman tidak hanya datang dari para Raja Iblis. Dunia ini juga menghadapi kekuatan besar lain yang tak jauh lebih mengerikan ketimbang para iblis-iblis itu, seperti:

Empat tetua Naga superior, makhluk purba superior dengan kebijaksanaan dan kekuatan yang melebihi imajinasi serta lima mahluk penyeimbang alam dunia lainnya . Mereka sudah menjadi sosok yang ada sejak ratusan ribu tahun lalu di alam dunia, bergerak dengan cara mereka sendiri untuk mengamankan wilayah kekuasaannya.

Ada juga empat kaisar dunia bawah, entitas bayangan yang memiliki skill mengerikan untuk menguasai dunia kriminal dan perang rahasia, hampir setiap permasalahan besar pasti ada sosok mereka di balik layar. Mereka sangat mengerikan tak jauh dari enam penyeimbang alam dunia dan dua belas raja iblis.

Di tengah semua huru-hara itu, para pahlawan Superstar Star berdiri sebagai garis pertahanan terakhir, menjaga keseimbangan dunia dari kehancuran total. Tanggung jawab yang mereka emban adalah kunci bagi keberlangsungan hidup semua orang.

Kekacauan yang melanda dunia tidak hanya menjadi ladang bagi para penjahat untuk mengambil keuntungan. Bahkan, 5 Negara Besar yang dianggap sebagai pilar stabilitas dunia pun terlibat dalam permainan licik ini. Mereka, bersama entitas lainnya, memanfaatkan setiap celah untuk memperkuat posisi mereka masing-masing.

Ketika dua kubu bertikai—entah itu para Raja Iblis, Kaisar Dunia Bawah, atau kekuatan lain—negara-negara besar ini diam-diam memainkan strategi mereka. Dengan wajah tenang dan pernyataan damai, mereka sebenarnya adalah pemain utama dalam skenario perebutan kekuasaan. Mereka mengeruk keuntungan dari perang pihak lain, mengambil sumber daya, informasi, dan wilayah tanpa harus mengorbankan kekuatan mereka secara langsung.

"Itulah kejamnya politik kekuasaan!"

Semua pihak mengambil perannya masing-masing. Tidak ada yang benar-benar netral. Dalam dunia yang tampaknya damai di permukaan, konflik tersembunyi telah menjalar seperti akar yang merusak fondasi. Siapa yang akan keluar sebagai pemenang? Tidak ada yang tahu. Alam dunia ini hanyalah panggung besar, dan semua orang hanyalah bidak di papan catur kekuasaan.

Namun, satu hal pasti: jangan tertipu oleh narasi damai Narator yang dikisahkan pada awal bab ini. Dunia ini jauh dari harmonis. Kedamaian hanyalah ilusi yang dirangkai oleh mereka yang berada di atas segalanya.